Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS USAHATANI HORTIKULTURA

BUDIDAYA MENTIMUN
(Sungai Lareh, NagariLubukMinturun,kec. Koto Tangah, kab.Kota Padang Timur.)

DOSEN PEMBIMBING : Angelia Leovita S.P,M.Si

Oleh kelompok 5

Nuraini : 1810005313012

PadilaNisa : 1810005313015

KristiannaSaruruk : 1810005313011

AltoriOktavino : 1810005313031

Delfi : 1810005313030

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpah kan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pratkum Budidaya Tanaman Pare ini dengan
baik. Laporan ini disususu nguna melengkapi nilai mata kuliah Ilmu Usahatani.Adanya
laporan ini, penulis mengharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Teknik Budidaya
Tanaman Pare.

Penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang telah membimbing dan
memberikan masukan guna terselesainya buku laporan ini. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang yang telah memberikan izin
terselenggaranya pratikum ini.

2. Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Usahatani yang telah membimbing penulis.

3. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat dan doa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnanya laporan ini.Semoga
laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya da penulis sendiri pada khususnya.

Padang, 2 November 2019

Penulis
DAFTAR TABEL

Judul Tabel Tabel

Nilai Gizi Mentimun 2.4.6

Anggotakeluarga 3.2

Biaya Pupuk 3.4.1

Biaya Pembratasan Hama 3.4.2

Biaya Alat-alat 3.4.3

Biaya Tenaga kerja 3.4.4

Menghitung Pendapatan 3.5


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang 6

1.2. Tujuan pratikum 7

1.3. Kegunaan 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Botani Tanaman Mentimun 8

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun 9

2.2.1 Iklim 9

2.2.2 Tanah 10

2.3 Budidaya Tanaman Mentimun 10

2.3.1 Perbanyakan Tanaman dan Penanaman 10

2.3.2 Persiapan Lahan 11

2.3.3 Pemupukan 11

2.3.4 Hama dan Penyakit 11

2.3.5 Panen 12

2.3.6 Nilai Gizi Mentimun 13

2.4 Teori Analisis Usahatani 14

2.4.1 Landasan Teori 14

2.4.2 Analisis Finansial 14

2.4.3 Analisis Break Even Point (titik impas) 15


III. PEMBAHASAN

3.1. Identitas Petani 16

3.3 Gambaran Usahatani 16

3.4 Analisis Biaya Pengeluaran Untuk Memproduksi 17

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan 20

4.2. Saran 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam mempengaruhi pembangunan suatu


negara, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh
beberapa faktor seperti : (1) sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan baku yang
dibutuhkan oleh negara, (2) kebutuhan yang meningkat akibat pendapatan meningkat, (3)
adanya keharusan menyediakan bahan-bahan yang dapat mendukung sektor lain
terutamaindustri., (4) sektor pertanian merupakan jembatan untuk menghubungkan pasar
yang dapat menciptakan pengaruh yang menyebar (spread-efect) dalam proses pembangunan
dan (5) sektor pertanian merupakan sumber pendapatan masyarakat di negara berkembang
yang hidup dipedesaan( Mardikanto, 2007 : 3).
Salah satu kegiatan dibidang pertanian yang memberikan kontribusi dalam usahatani
hortikulturaadalah salah satu sumber pertumbuhan pertanian yang sangat diharapkan
perannya dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Pada saat ini nama hortikultura
mendapatkan perhatian dari pemerintah, karena tanaman hortikultura telah terbukti sebagai
komoditi yang dapat dipakai untuk sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian
(Soekartawi, 1996 : 3).
Mentimun tua berwrna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun
antara cm (Sumpena 2001).
Pemberian pupuk bertujuan untuk mengembalikan yang hilang akibat pencucian air
tanah, sehingga kebutuhan akan unsur hara tanaman dapat terpenuhi. Dalam pengaplikasian
pupuk meliputi beberapa cara seperti penaburan, penungalan, pembenaman, penyemprotan
dan penyiraman(Sutedjo 1997).

1.2 Tujuan Praktikum


 Untuk menganalisis usahatani pertanian
 Mengetahui besarnya biayadan keuntungan dari suatu usahatani.
 Menganalisis efisiensi dan kemanfaatan dari suatu usahatani denganan alisis “R/C” ratio
dan “B/C” ratio

1.3 Kegunaan Pratikum

Dapat mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik dalam meningkatkan produksi


tanaman mentimun.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Mentimun

Kedudukantanamanmentimundalamtatanantumbuhandiklasifikasikankedalam :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Divisi : Spermatophyta (berbunga)

Sub-divisi : Angiosperma

Kelas : Dicotyledonae (berkepingdua)

Ordo : Cucurbitales

Familia : Cucurbitaceae (sukulabu-labuan)

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumissativus L.

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar
atau merambat dengan perantaraan alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanaman mentimun
berasal dari bagian utara India, yakni lereng Gunung Himalaya, yang kemudian berkembang ke
wilayah Mediteran. Di kawasan Asia khususnya Indonesia, mentimun baru dikenal sekitar dua
abad sebelum masehi.DiJawa dan Sumatera, mentimun banyak ditanam di dataran rendah
(Samadi, 2002).

Buah mentimun dipercaya mengandung zat-zat saponin, protein, lemak, kalsium, fospor,
besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Mentimun mentah bersifat menurunkan panas badan, juga
meningkatkan stamina. Mentimun juga mengandung asam malonat yang berfungsi menekan gula
darah agar tidak berubah menjadi lemak, baik untuk menurunkan berat badan. Kandungan
seratnya yang tinggi berguna untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol, dan
menetralkan racun (Suara merdeka, 2005)
Metimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar. Tanaman tersebut
menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat yang berbentuk sulur berbentuk spiral
yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur ketimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya
peka sentuhan. Bila menyentuh galah misalnya, sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam
sulur itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur mulai
bergelung, atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung- gelung terbentuk
mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam sulur telah
tergulung ketat (Sunarjono, 2012).

Batang tanaman mentimun bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan


pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta berbuku-buku. Panjang
atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250 cm, nercabang dan bersulur yang tumbuh disisi
tangkai daun (Wijoyo, 2012).

Daunnya merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang dan berwarna
hijau. Bentuknya bulat lebar, bersegi mirip jantung dan bagian ujung daunnya meruncing serta
tepi daun bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, daun ini tumbuh berselang-seling keluar
dari buku-buku (ruas) batang (Wijoyo, 2012).

Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, tetapi umumnya bulat panjang atau bulat pendek. Buah mentimun
ada yang permukaannya halus dan ada yang permukaan buahnya berbintil-bintil. Warna kulit
buah antara hijau keputih- putihan, hijau muda, dan hijau gelap (Tafajani, 2011).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

2.2.1 Iklim

Mentimun dapat ditanam mulai dari datarn rendah sampai dataran tinggi ± 1.000 meter
diatas permukaan laut (dpl). Namun untuk pertumbuhan optimum tanaman mentimun
membutuhkan iklim kering, sinar matahari cukup (tempat terbuka), dengan temperatur berkisar
antara 21,1o-26,7oC. Mentimun tumbuh sangat baik di lingkungan dengan kisaran suhu udara
18-30oC dan kelembaban udara relatif 50-85% (Wijoyo, 2012).
Tanaman mentimun kurang tahan terhadap hujan yang terus menerus, karena akan
mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran dan akan gagal membentuk buah,
sehingga perlu perawatan yang intensif, pada temperatur siang dan malam harinya sangat
berbeda sangat menyolok, akan memudahkan serangan penyakit tepung (Powdery Mildew)
maupun busuk daun (Downy Mildew) (Wijoyo, 2012)

2.2.2 Tanah

Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok ditanami
mentimun, untuk mendapatkan produksi tinggi dan kwalitas baik tanaman mentimun
membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tidak tergenang dan PH
berkisar 6-7 pada PH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan zat hara oleh akar
sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu masam
tanaman mentimun akan menderita klorosis (tidak normal). Tanah yang kaya akan bahan organik
sangat baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena memiliki tingkat kesuburan tanah
yang tinggi (Rukmana, 1994).

Tanaman mentimun membutuhkan kelembaban tanah yang memadai untuk


berproduksi dengan baik, pada musim hujan kelembaban tanah sudah cukup memadai untuk
penanaman mentimun. Pada prinsipnya, pertumbuhan tanaman akan lebih baik dan hasil panen
akan meningkat bila diberi air tambahan selama musim tumbuhnya. Di daerah yang beriklim
kering dibutuhkan sekitar 400 mm air, selama musim tanam timun untuk mendapatkan
pertumbuhan dan produksi yang baik (Zulkarnain, 2013).

2.3 Budidaya Tanaman Mentimun

2.3.1 Perbanyakan Tanaman dan Penanaman

Tanaman mentimun diperbanyak secara generatif melalui biji. Biasanya benih ditanam
langsung dilapang karena transplantasi bibit timun agak sulit dilakukan. Jarak tanam yang
digunakan adalah 30 – 45 cm didalam barisan dan 1,2 m antar barisan. Timun sering kali
ditanam pada guludan dengan jarak 90-120 cm, dan masing-masing guludan ditanam sebanyak 2
benih per lubang tanam. Benih akan berkecambah dalam waktu 3-5 hari. Kebutuhan benih timun
untuk areal seluas 1 ha, sekitar 3 kg (Zulkarnain, 2013).
2.3.2 Persiapan Lahan

Sebelum penanaman, tanah diolah dengan cara dibajak atau dicangkul dengan kedalam
30-40 cm, stelah diolah, tanah dibiarkan gembur selama 1-2 minggu. Kemudian dibuat bedengan
dengan lebar 120 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. setelah itu, ditaburkan pupuk kandang
pada permukaan bedengan kemudian dicampurkan dengan tanah menggunakan cangkul. Dosis
pupuk kandang yang digunakan 15-20 ton/ha. Setelah itu, lahan dibiarkan 3-5 hari agar pupuk
kandang terdekomposisi dengan sempurna (Tafajani, 2011).

2.3.3 Pemupukan

Pemupukan awal dilakukan pada umur tanaman 7 hari setelah tanam dengan dosis urea
100 kg/Ha, SP-36 200 kg/Ha, dan 100 kg/Ha KCl. Pupuk kemudian dicampur lalu campuran
pupuk diberikan pada tanaman dengan dosis 20 g/tanaman. Pemupukan kedua dilakukan pada
umur tanaman 15 hari setelah tanam, bersamaan dengan penyiangan dan penggemburan tanah.
Pupuk yang diberikan dengan dosis 50 kg/Ha Urea, 100 kg/Ha SP-36, dan 50 kg/Ha KCl. Cara
aplikasinya pupuk dibenamkan pada tanah atau lubang pupuk dengan jarak 10 cm dari lubang
tanam atau tanaman. Pemupukan dengan menggunakan pupuk pelengkap cair juga dianjurkan
untuk diberikan dengan dosis 10 lt/ha dan takarannya 1 liter pupuk/100 liter air. Penyemprotan
pupuk cair dilakukan dengan interval 10 hari sekali (Tafajani, 2011).

2.3.4 Hama dan Penyakit

Beberapa hama yang sering menyerang tnaman mentimun antaranya : 1). Kutu daun
(Aphis gossypii Clofer, family Aphididae). Kutu ini berukuran kecil 1- 2 mm, bewarna kuning
atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala serangan hama ini ditunjukkan
oleh daun-daun yang menjadi keriput, mengeriting dan menggulung. 2). Trips (Thirps
parvispinus Karny, family Thripidae) hama ini berukuran kecil, yakni lebih kurang 1 mm warna
coklat kehitaman berbentuk kerucut bewarna gelap, serangan hama ini menyebabkan timbulnya
lapisan keperakan dibawah daun sehingga daun menjadi keriting, kerdil, dan tanaman tidak dapat
mberbuah normal. 3). Kutu kebul (Trialeurodes vaporariorum Westwood, family). Hama ini
merusak tanaman mentimun dengan caramerusak cairan daun dan merupakan vector bagi
berbagai virus. 4). Kumbang daun (Aulacophora similis Olover, family Chrysomelidae) hama ini
berukuran lebih kurang 1 cm bewarna kuning polos dan serangan hama ini dicirikan dengan daun
berlubang atau hanya tinggal tulang daun saja (pada serangan berat). Larva kumbang daun dapat
juga menggerek akar dan batang. 5). Ulat daun (Diaphania indica Sauders, family Pyralidae).
Ulat (larva) D. indica berwarna hijau dengan dua garis putih disepanjang tubuhnya. Ulat ini
memakan daun, batang muda, dan menggerek buah. Buah timun yang terserang hama ini terlihat
berlubang dan akan mudah busuk dalam penyimpanan. 6). Lalat penggorok daun (Lyriomyza
spp., family Agromizidae). Di Indonesia diketahui ada 3 spesies lalat penggorok, yaitu L.
huidobrensis, L. sativae, dan L. chinensis. Gejalanya berupa terdapat liang korokan di daun
akibat jaringan mesofil oleh larva dan daun berbintik akibat tusukan ovipositor dan imago yang
menghisap cairan tanaman (Zulkarnain, 2013).

Penyakit utama yang menyerang mentimun adalah penyakit embun (Downey mildew)
yang disebabkan oleh cendawan Pseudoperonospora cubensis, penyakit layu (dimana tanaman
tiba-tiba layu dan mati) yang disebabkan oleh virus mozaik, dan penyakit kresek atau bercak
kering yang disebabkan oleh cendawan Alternaria. Penyakit ini menyerang saat kelembaban
tinggi, serangan akan meningkat pada musim hujan, dan lahan dengan drainase buruk dapat
menyebabkan munculnya penyakit serta dapat merusak perakaran tanaman.pengendaliannya
dilakukan dengan menggunakan fungisida, diantaranya Antracol 0,2% atau Ridomil Gold MZ
4/64 WP (Tafajani, 2011).

2.3.5.Panen

Buah mentimun dapat dipanen pada umur 34-46 HST, ciri-ciri buah yang dapat
dipanen, yaitu buah berukuran cukup besar, keras dan tidak terlalu tua.Interval panen dilakukan
setiap 2 kali sehari. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau
gunting. Tangkai buah yang bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin untuk
mempertahankan laju penguapan dan kelajuan sehingga kesegaran buah mentimun dapat terjaga
relative lama (Sumpena, 2001).
2.3.6. Nilai Gizi Mentimun

Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%


Kalori 15kcal –
Karbohidrat 3,63g –
Air 95,23g –
Protein 0,65g –
Gula 1,67g –
Serat 0,5g –
Lemak 0,11g –
Vitamin C 2,8mg 3%
Vitamin K 16,4µg 16%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,027mg 2%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,033mg 3%
Vitamin B3 (Niacin) 0,098mg 1%
Vitamin B5 (Panthothenic acid) 0,259mg 5%
Vitamin B9 (Folat) 7µg 2%
Kalsium 16mg 2%
Zat Besi 0,28mg 2%
Magnesium 13mg 4%
Fosfor 24mg 3%
Potassium (Kalium) 147mg 3%
Sodium 2mg 0%
Seng (Zinc) 0,2mg 2%
2.4 Teori Analisa Usaha Tani

2.4.1 Landasan Teori

Usahatani bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan budidaya yang


dilakukan dan sebagai bahan evaluasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan
usaha (Sriyanto, 2010).

a. Produksi

Produksi merupakan kegiatan menambah kegunaan suatu benda atau menciptakan


benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.Faktor produksi adalah
semua korbanan yang diberikan pada tanaman sehingga tanaman mampu untuk tumbuh dan
menghasilkan dengan baik.Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi yaitu komoditi, luas
lahan, tenaga kerja, modal, manajemen, iklim dan faktor sosial-ekonomi produsen (Soekartawi,
2005).

b. Penerimaan

Penerimaan dalam usahatani merupakan total produksi dikali harga produk


tersebut.Penerimaan tunai dalam usahatani merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan
produk usahatani tidak mencakup pinjaman uang serta tidak dihitung nilai produk yang
dikonsumsi sendiri (Soekartawi, 2011).

c. Pendapatan

Pendapatan usahatani diperoleh apabila semua biaya yang telah dikeluarkan dapat
ditutupi oleh hasil penjualan dari kegiatan produksi yang telah dilakukan(Soekartawi, 1998).

2.4.2Analisis Finansial

Analisis kelayakan merupakan penilaian sejauh mana manfaat yang di dapat dari suatu
kegiatan usaha dengan tujuan sebagai pertimbangan usaha yang dilaksanakan diterima atau
ditolak (Ibrahim, 2009).

Analisis finansial adalah studi yang bertujuan sebagai penilaian suatu kegiatan yang
dilakukan layak atau tidak layak dilihat dari aspek finansial (Soekartawi, 2006).
Analisis finansial dalam suatu usahatani dapat dilihat dari kriteria perhitungan R/C dan
B/C.Penjelasan dari kriteria yang akan digunakan yaitu sebagai berikut ini :

a. R/C

R/Cadalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya usaha. R/Cyang
semakin besar akan memberikan penerimaan semakin besar juga kepada petani dalam
melaksanakan usahataninya (Soekartawi, 2005).

b. B/C

B/Cadalah perbandingan pendapapatandengan total biaya usaha dalam merealisasikan


perencanaan pendirian dan mengoperasikan suatu usaha untuk melihat manfaat yang di dapat
oleh proyek dengan satu rupiah pengeluaran. Jika nilai B/C lebih besar dari satu usaha
menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan.Jika lebih kecil dari satu usaha tidak
menguntungkan dan sebaiknya tidak dilanjutkan (Ibrahim, 2009).

2.4.3 Analisis Break Even Point(Titik Impas)

Analisis BEP yaitu suatu keadaan perusahaan dalam melakukan kegiatan tidak
memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugiaan atau keuntungan dan kerugiaan sama
dengan nol (Hanafie, 2010).

Kriteria break even point usahatani padi organik :

1. Produksi (Kg) > BEP produksi (Kg)

2. Penerimaan (Rp) > BEP penerimaan (Rp)

3. Harga (Rp/kg) > BEP harga (Rp/kg)

(Suratiyah, 2009).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 IDENTITAS PETANI

Nama Petani : Ijon

Alamat : SungaiLareh,LubukMinturun, kec. Koto Tangah,


kab.Kota Padang Timur, Sumatera barat

Usia/ umur :54 tahun

Jenis kelamin : laki – laki

Pendidikan :SMA

Tabel 3.2 ANGGOTA KELUARGA

NO NAMA HUBUNGAN UMUR JENIS PENDIDIKAN PEKERJAAN


KELUARGA KELAMIN
1 Ijon Kepala 54 L SMA PETANI
keluarga
2 Banidar Ibu 46 P SMP Ibu rumah
tangga
3 Romi Anak 28 L S1 -
4 Rahman Anak 27 L SMA -
5 S Satria Anak 21 P Mahasiswa
6 RRafli Anak 12 L SD

3.3 Gambaran Usaha Tani

Varietas yang di tanama : Mentimun

Nama usaha tani :Budidaya tanaman mentimun

`Luas lahan :0,5 ha

Jarak tanam :40 cm x 30 cm

Ukuran lubang : 10 cm x 10 cm
3.4 ANALISIS BIAYA PENEGELUARAN UNTUK MEMPRODUKSI

Tabel 3.4.1 Biaya pupuk

No Jenis Jumlah Harga/karung Asal perolehan pupuk Jumlah


pupuk karung/ Milik Memebeli bantuan
ha sendiri
1 Pupuk 6 9.000  Rp. 54.000
organik
2 SS 2 30.000  Rp. 60.000
campur
KCL
3 SP 36 2 35000  Rp. 70.000

Jumlah Rp. 184.000

Tabel 3.4.2. Biaya Pemberantasan Hama

No Jenis obat Asal perolehan obat Jumlah


Kios KUD Bantuan Sales obat Lainya
pertanian

1 Raja  RP. 50.000


2 Lanet  Rp. 35.000

Jumlah Rp. 85.000

Tabel 3.4.3.Biaya Alat-Alat

Nilai Waktu Umur


Jumlah Biaya
pembel pembeli ekonom
No Jenis peralatan penyusut
(unit) ian an is
an (Rp)
(Rp) (tahun) (tahun)

1 Sprayer 1 300.000 2019 5 tahun 50.000

2 Cangkul 1 90.000 2014 5 tahun 14.000


3 Golok 1 80.000 2014 5 tahun 13.000

4 Tali 1 50.000 2019 1 bulan 40.000

5 Mulsa 6 50.000 2014 5 tahun 46.000

Jumlah 177.000

Tabel 3.4.4. Biaya Tenaga Kerja

Jenis kegiatan Tenaga keraja Total Masa Total


Keluaraga Luar keluarga jml. kerja pengeluaran
Jml Upah Jml Upah Tenaga
orang orang kerja
Pembibitan 3 80.000 21 7 hari 21x80.000
=Rp.1.680.000
Penanaman 3 80.000 6 2 hari 6 x 80.000
=Rp. 480.000
Pemupukan
 Pemupukan 1 2 60.000 2 1 hari 2 x 60.000
= Rp. 120.000
 Pemupukan 2 2 60.000 2 1 hari 2 x 60.000
= Rp. 120.000

 Pemupukan 3 2 60.000 2 1 hari 2 x 60.000


= Rp. 120.000

Pemanenan 3 80.000 6 2hari 6 x 80.000


= Rp. 480.000
Jumlah RP. 3000.000
Tabel 3.5. MENGHITUNG PENDAPATAN

No Keterangan Nilai
1 Modal investasi
 Uang sendiri Rp. 5000.000

2 Biaya pengeluaran ( TOTAL COST )


 Benih timun 500@250 Rp. 125.000
 Pestisida Rp. 85.000
 Pupuk Rp. 184.000
 Tenaga kerja dalam keluaga (TKDK) Rp. 3.000.000
 Karung 20 @ 5.000 Rp. 500.000
 Penyusutan alat Rp. 177.000

Jumlah
Rp.4.071.000

3. Pendapatan kotor
 Hasil panen mentimun 900 kg @ 6000/kg Rp.5.400.000

4 Keuntungan = TR- TC

= Rp. 5.400.000 – Rp. 4.071.000 Rp. 1.329.000

 R/ C = TR/TC

= Rp. 5.400.000 : Rp. 4.071.000 1,32

 B/C = Pendapatan : Biaya usaha

= Rp. 1.329.000 : Rp. 4.071.000 0,32


BAB IV

4.1 KESIMPULAN

Salah satukegiatandibidangpertanian yang memberikan kontribusi adalah usaha tani


holtikultura. Hortikultura adalah salah satu sumber pertumbuhan pertanian yang sangat
diharapkan peranannya dalam menunjang pembangunan ekonominasional.

Hal penting untuk menghitung tingkat kelayakan usaha dalam usaha pertanian seorang
petani harus bisa menganalisa yang menyangkut biaya produksi dan pendapatan dalam setiap
hektarnya agar hasil budidaya yang dilakukan mendapatkan keuntungan maksimal.

Potensi pasar mentimun dan yang cukup terbuka, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam
negari maupun ekspor. Skala agribisnis mentimun dan terong perlu mempertimbangkan apek
tujuan pasar , kualitas mentimun, maupun jenis produk akhir yang ditawarkan , dengan demikian
, produk yag dihasilkan akan dapat diserap oleh pasar yang di kehendaki, yaitu pasar domestik
dan perusahan lainya.

Dalam kegiatan perktikum yang sudah kami lakukan di daerah Sungai Lareh, Nagari Lubuk
Minturun,kec.Koto Tangah, kab.Kota Padang Timur . Petani yang kamu wawancarai beliau
sudah melakukan yang namanya analisa usaha sebelum beliau melakukan usaha tani , beliau juga
menetukan aspek tujuan pasar serta kualitas mentimun adalah kunci dia dalam menentukan
harganya di pasar .

4.2 saran

Setelah melakukan praktikum di lapangan ada beberapa saran :

 Sebelum melakukan usaha tani seorang petani harus melakukan analisis usahatani agar
keuntunga yang di dapat maksimal .
 Petani juga harus menghitung kelayakan usaha tani terlebih dahulu
DAFTAR PUSTAKA

Rukmana,R.2007.Budidaya mentimun.penerbit kanisius.Yogyakarta.

Zulkarnain,H.2013.Budidaya sayuran tropis.penerbit Bumi aksara.Jakarta

Sumpena ,U.2001.Budidaya mentimun intensif dengan mulsa secara tumpang gilir


.penebarswadaya.Jakarta

Anonim ,2008.produksi terong ungu.www.tanido.com.diunduh tanggal 20 oktober 2011.

Rukmana ,R.1999.Bertanam terong.kanisisus. Yogyakar


LAMPIRAN

Lahan yang di tanami tanaman mentimun


seluas 0,5 ha

Foto bersama pemilik tanaman mentimun

Survei kelompok 5 ke ladang mentimun


pak Ijon

Anda mungkin juga menyukai