Dibuat oleh :
1. Yoga Pratama Putra
(05071181520011)
2. Kurniawan Saputra
(05071181520004)
SEJARAH TANAMAN KENTANG
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman pangan terpenting ketiga
dunia setelah beras dan gandum untuk dikonsumsi manusia.. Tanaman ini berasal dari daerah subtropis
di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17
atau 18. Di Indonesia, kentang dibudidayakan oleh petani di daerah dataran tinggi antara 800-1800 m
.Sentra tanaman yang utama adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur),
Bali. Produksi kentang pada tahun 1998 mencapai 1.011.316 ton.
Kentang merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek.
Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan
daunnya berwarna hijau kemerahan atau berwarna ungu. Umbinya berawal dari cabang samping yang
masuk ke dalam tanah, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan karbohidrat sehingga bentuknya
membengkak. Umbi ini dapat mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang yang baru.
PENYAKIT PENYAKIT PENTING
TANAMAN KENTANG
Nama Penyakit Patogen
Penyakit busuk daun Jamur Phytopthora infestans
Penyakit layu bakteri Pseudomonas solanacearum
Penyakit bercak kering Alternaria solani
Penyakit busuk umbi Jamur Colleotrichum coccodes
Daun menggulung Potato Leaf Roll Virus (PLRV)
Penyakit kudis lak Rhizoctonia solani
PENYAKIT BUSUK DAUN
• Penyakit busuk daun atau biasa disebut hawar daun (late blight), yang disebabkan patogen
Phytopthora infestans (Mont).
• Gejala awal penyakit busuk daun kentang berupa bercak basah pada tepi daun atau bisa juga
tampak pada bagian tengah daun. Bercak kemudian melebar sehingga membentuk daerah
berwarna cokelat / abu – abu dengan bagian tengahnya agak gelap dan agak basah.
PENYAKIT BUSUK DAUN
Gejala Penyakit
Busuk Daun pada
Daun Kentang
Gejala Penyakit
Busuk Daun pada
batang Kentang
MORFOLOGI PATOGEN
Miselliumnya yang tidak bersekat – sekat. Warna misellium putih, jika tua mungkin agak coklat
kekuning – kuningan; kebanyakan sporangium berwarna kehitam – hitaman. Hifanya berkembang sempurna.
Phytopthora memiliki sporangium yang berbentuk bulat telur. Phytophthora infestans memproduksi spora aseksual
yang disebut sporangia. Ini adalah sporangia hyalin, berbentuk seperti jeruk nipis, panjang 20-40 m.
BIOLOGI PATOGEN
Pada umumnya, patogen ini berkembangbiak secara aseksual. Cara ini dilakukan tanpa
penggabungan sel kelamin betina dan sel kelamin jantan, tetapi dengan pembentukan spora yaitu
zoospora yang terdiri dari masa protoplasma yang mempunyai bulu – bulu halus yang bisa
bergetar dan disebut cilia, tetapi dapat juga berkembangbiak secara seksual dengan oospora, yaitu
penggabugan dari gamet betina besar dan pasif dengan gamet jantan kecil tapi aktif.
Daur hidup dimulai saat sporangium terbawa oleh angin. Jika jatuh pada setetes air pada
tanaman yang rentan, sporangium akan mengeluarkan spora kembara (zoospora), yang seterusnya
membentuk pembuluh kecambah yang mengadakan infeksi. Ini terjadi ketika berada dalam
kondisi basah dan dingin yang disebut dengan perkecambahan tidak langsung. Spora ini akan
berenang sampai menemukan tempat inangnya. Ketika keadaan lebih panas, P. infestan akan
menginfeksi tanaman dengan perkecambahan langsung, yaitu germ tube yang terbentuk dari
sporangium akan menembus jaringan inang yang akan membiarkan parasit tersebut untuk
memperoleh nutrient dari tubuh inangnya.
EKOLOGI PATOGEN
Tanaman inang dari P. infestans adalah kentang dan tomat.
• Faktor – faktor yang memengaruhi pembentukan dan perkecambahan konidium P. infestans sangat
dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu.
• Penyebaran spora/patogen melalui angin, air atau serangga. Jika spora P. infestans sampai ke daun
kentang yang basah, maka spora patogen akan berkecambah dengan mengeluarkan zoospora atau
langsung membentuk tabung kecambah, kemudian masuk ke bagian tanaman, dan akhirnya
terjadilah infeksi busuk daun pada daun tanaman kentang. Spora yang jatuh ke tanah akan
menginfeksi bagian umbi kentang, dan pembusukannya dapat terjadi di dalam tanah atau pada
tempat penyimpanan kentang. Penyakit busuk daun pada kentang biasanya sering terjadi di daerah
sentra tanaman kentang dataran tinggi yang bersuhu rendah dengan kelembaban yang tinggi.
Penyakit busuk daun kentang yang disebabkan patogen P. infestans berkembang dengan cepat jika
kondisi lingkungan mendukung, diantaranya pada suhu 18-210C dengan kelembaban udara (RH)
yang tinggi ( di atas 80%). Berdasarkan kebiasaan dan pengalaman petani kentang, biasanya
penyakit busuk daun kentang timbul setelah tanaman berumur 5 – 6 minggu setelah tanam.
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit busuk daun pada kentang utamanya dengan melakukan
1. sanitasi pada pertanaman kentang dari bagian – bagian tanaman kentang yang terserang penyakit,
juga sanitasi dari tanaman gulma liar yang berpotensi dapat menularkan beberapa penyakit
tanaman.
2. Penggunaan bibit umbi kentang yang sehat dan tidak terdapat cacat secara kasat mata dimana bibit
kentang didapatkan dari pertanaman yang tidak terserang penyakit (pertanaman yang sehat) juga
mutlak dilakukan.
3. Untuk tindakan pengendalian penyakit secara prefentif dilakukan pencelupan bibit umbi kentang
maksimal selama ± 3 menit dalam larutan agens hayati Pseudomonas fluorescens (Pf) dengan
dosis larutan 1 ml Pf per liter air.
4. Langkah pengendalian penyakit secara kultur teknis dengan mengatur waktu tanam kentang serta
membersihkan sisa tanaman kentang yang terserang dengan cara melakukan pembakaran dengan
tujuan tidak menulari tanaman kentang yang sehat.
5. Adapun kegiatan atau cara akan membantu membatasi perkembangan penyakit, yaitu dengan cara
memperlebar jarak tanam dan cara pengairan yang tepat.
PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA KENTANG
Mula-mula pada daun yang sudah dewasa terjadi bercak kecil-bercak kecil yang agak
bulat,berbatas jelas,tersebar tidak teratur ,berwarna coklat tua.Kelak bercak-bercak
juga terdapat pada daun daun yang agak muda.Bercak yang telah meluas berwarna
coklat tua,kering dan mudah dibedakan dari bercak yang disebabkan oleh penyakit-
penyakit lain karena mepunyai cincin-cincin yang sepusat.
MORFOLOGI PATOGEN
Jamur dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman yang sakit dan pada tumbuhan-tumbuhan yang
lain.Miselium dapat hidup pada daun-daun yang sakit selama satu tahun atau lebih,sedang konidium tetap hidup
selama 17 bulan pada suhu kamar. Pembentukan konidium pada umumnya dimulai bila bercak mempunyai garis
tengah lebih kurang 3 mm.konidium banyak dibentuk pada waktu terdapa banyak embun dan hujan.Konidium yang
terbentuk mudah lepas terutama dipencarkan oleh angin.
EKOLOGI PATOGEN
Dalam biakan murni jamur membentuk konidium dengan suhu optimum 26,1 derajat celcius,suhu
maksimum 34,5 derjat celcius dan suhu minimum 1,5 derajat celcius.Pada daun yang kering jamur dapat
bertahan sampai 12-18 bulan.
Faktor luar yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini yaitu penyakit bercak kering umum
dijumpai pada pertanamn kentang terutama didaerah yang mempunyai iklim kering,penyakit lebih banyak
terdapat pada kentang ditanah yang agak rendah.Pertanaman yang kurang subur cenderung lebih rentan
terhadap penyakit.
PENGENDALIAN
Daun-daun tanaman yang sakit menggulung ke atas,dari tepi kearah ibu tulang,kadang
sampai menyerupai tabung. Jika dipegang daun terasa lebih kaku daripada daun yang sehat.
Pada infeksi primer yaitu infeksi yang terjadi pada masa pertumbuhan tanaman yang
bersangkutan,gjala hanya terlihat pada daun daun atas saja.Tetapi bila umbi dari tanaman
yang sakit tertanam (infeksi sekunder), maka daun daun bawah pun akan ikut menunjukkan
gejala. Daun dan batang tanaman yang sakit lebih pucat,lebih kurus, dan lebih tegak daripada
normalnya.
MORFOLOGI PATOGEN
Dalam biakan murni miselium yang muda tidak berwarna dan yang tua
berwarna coklat.Pada waktu masih muda percabangan hifa membentuk sudut
rucing dan didekat sambungan terdapat lekukan.dalam keadaan tertentu
misellium menjadi bergumpal gumpal terbagi menjadi sel sel pendek,jorong,
dan dapat ,membentuk sklerotium berwarna coklat.
BIOLOGI PATOGEN
Rhizoctonia berkembang
dalam tanah dengan PH 5,8
– 8,1 dan suhu tanah 15-18
derajat celcius.
PENGENDALIAN