Anda di halaman 1dari 9

DIAGNOSIS BAKTERI (Ralstonia Solanacearum) PENYEBAB

PENYAKIT TANAMAN

Tugas Diagnosis Penyakit Tanaman

Oleh :
Jihad Chandra H W 20170210151
Moh Ridlwan 20170210158

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018

I. PENDAHULUAN
Ralstonia solanacearum sebelumnya dikenal dengan Pseudomonas

solanacearum merupakan bakteri tular tanah nonflouresen dari family Pseudomonas

dan mampu hidup dalam tanah untuk periode yang lama. Bakteri ini merupakan salah

satu bakteri penyebab penyakit layu yang penting di wilayah tropis, subtropis, dan

daerah beriklim hangat. R. solanacearum menyerang ratusan spesies tanaman dan lebih

dari 50, termasuk famili Solanaceae dan tanaman pertanian lainnya yang bernilai

ekonomi, seperti tomat, kentang, lada, tembakau, terung, pisang, jahe. Patogen ini

bahkan tidak jarang dapat menyebabkan kematian pada inangnya

(Denny & Hayward 2001).

R. solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau

penyakit lender pada tanaman. Karakteristik bakteri ini adalah selnya berbentuk batang

dan bergerak dengan satu flagel, bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat

cepat berkembang biak pada keadaan tanah yang lembab, bakteri ini dapat menginfeksi

akar tanaman melalui luka-luka. (Bangun, 2016).

R. solanacearum adalah spesies yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan oleh

variabilitas genetiknya yang luas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan

lingkungan setempat, sehingga di alam dijumpai berbagai strain R. solanacearum

dengan ciri yang sangat beragam. Ditinjau dari segi morfologi dan fisiologinya, R.

solanacearum merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang dengan ukuran 0,5-

0,7 x 1,5 - 2,5 μm, berflagela, bersifat aerobik, tidak berkapsula, serta membentuk

koloni berlendir berwarna putih (Bangun, 2016).


II. CIRI FISIK
Penyakit layu bakteri menyebar secara merata pada satu areal pertanaman

dengan gejala daun layu dan diakhiri kematian dalam waktu singkat. Gejala awal

terlihat daun layu pada salah satu daun pucuk dan diikuti dengan daun bagian bawah.

Setelah terlihat gejala lanjut dengan intensitas penyakit di atas 50%, tanaman akan

mengalami kematian dalam waktu 7-25 hari. Pada gejala serangan lanjut terjadi

pembusukkan akar dan pangkal batang dengan terlihat adanya massa bakteri berwarna

kuning keputihan seperti susu dan ini merupakan ciri khas dari serangan patogen

penyebab penyakit layu bakteri. (Nasrun, et. al, 2007).

Di lapangan, penyakit layu bakteri menyebar secara merata pada satu areal

pertanaman dengan gejala daun layu dan diakhiri dengan kematian tanaman dalam

waktu singkat .Gejala awal serangan penyakit berupa salah satu daun pucuk layu dan

diikuti dengan daun bagian bawah. Setelah terlihat gejala lanjut dengan intensitas

serangan di atas 50%, tanaman akan mati dalam waktu 7−25 hari. Pada serangan lanjut,

akar dan pangkal batang membusuk dan terlihat adanya massa bakteri berwarna kuning

keputihan seperti susu. Bentuk gejala ini merupakan ciri khas dari serangan patogen

penyebab penyakit layu bakteri (Nawangsih, 2006).

Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air sehingga mengganggu

transportasi air tanaman inang, akibatnya kelihatan tanaman menjadi layu, menguning

dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan mati. Gejala penyakit layu

bakteri pada tembakau ditandai dengan perubahan warna pada bagian berkas

pembuluhnya biasanya menjadi berwarna coklat dan perubahan warna ini dapat meluas

sampai ke tulang daun bahkan sampai ke empulur dan akar tanaman yang sakit

berwarna coklat. Umumnya pertama kali gejala terlihat pada tanaman yang berumur

kurang lebih 6 minggu (Djafaruddin, 2008)


Respon fisiologi dari perubahan inang tergantung tingkat serangannya. Tanaman

tomat yang terinfeksi patogen ini menyebabkan daun menjadi terkulai ke bawah (layu) dan

sistem pembuluh menjadi coklat, batang tanaman akan terus tumbuh tinggi dan kurus,

terbentuk lebih banyak akar adventif di permukaan batang sampai pada ruas tempat

terbentuknya bunga pertama. (Bangun, 2016).


III. GENUS
Secara ringkas, siklus hidup R. solanacearum dapat dimulai dari terjadinya

infeksi patogen ke dalam akar, baik secara sendiri maupun melalui luka yang dibuat

oleh nematoda peluka akar, atau akibat serangga dan alat-alat pertanian. Setelah berhasil

masuk ke dalam jaringan akar, R. solanacearum akan berkembang biak di dalam

pembuluh kayu (xylem) dalam akar dan pangkal batang, kemudian menyebar ke seluruh

bagian tanaman. Akibat tersumbatnya pembuluh kayu oleh jutaan sel R. solanacearum,

transportasi air dan mineral dari tanah terhambat sehingga tanaman menjadi layu dan

mati (Bangun, 2012).

Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan udara dan air, serta faktor

kebugaran tanaman sangat memengaruhi perkembangan patogen. R. solanacearum

berkembang pesat pada kondisi suhu udara 24-35°C, tetapi perkembangannya menurun

pada suhu di atas 35°C atau di bawah 16°C (Bangun, 2016).


IV. SPESIES
Hasil identifikasi terhadap keseluruhan isolat yang diperoleh (104 isolat)
disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil uji biokimia yang telah dilakukan dan
kemudian dibandingkan dengan sumber pustaka (Schaad et al. , 2001 dan Fahy &
Hayward, 1983), dapat dikatakan bahwa 59 isolat tergolong dalam kelompok
pseudomonad fluorescent, sedangkan 45 isolat lainnya belum dapat ditentukan
kelompoknya. Isolat yang termasuk dalam kelompok pseudomonad fluorescent
menunjukkan ciri-ciri bersifat gram negatif, koloni berwarna putih pada medium
YDC, bersifat positif pada uji OksidatifFermentatif, dan berpendar apabila dilihat di
bawah sinar ultra violet (mengeluarkan pigmen fluorescen) (Schaad et al., 2001;
Fahy & Hayward, 1983).

Beberapa isolat yang masih belum teridentifikasi disebabkan karena setelah


dicocokkan dengan guidelines yang ada, hasil uji biokimia yang didapatkan tidak
menunjukkan ciri-ciri ke salah satu genus bakteri. Beberapa isolat menunjukkan
hasil yang tidak konsisten ke salah satu kelompok bakteri. Kenyataan tersebut
memunculkan dugaan bahwa isolat yang didapatkan masih terkontaminasi dengan
jenis bakteri lain. Jumlah isolat dari kelompok pseudomonad fluorescent ternyata
lebih banyak, diduga karena kelompok bakteri ini mempunyai kemampuan
berkompetisi dan menekan pertumbuhan patogen lain lebih kuat dibandingkan
dengan kelompok antagonis yang lain. Isolat-isolat yang belum teridentifikasi
merupakan isolat dengan ciri-ciri yang tidak semua ciri-cirinya memenuhi kriteria
golongan tertentu, sehingga diperlukan uji lebih lanjut.
V. KESIMPULAN
R. solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau
penyakit lender pada tanaman. Penyakit layu bakteri menyebar secara merata pada satu
areal pertanaman dengan gejala daun layu dan diakhiri kematian dalam waktu singkat.
Gejala awal terlihat daun layu pada salah satu daun pucuk dan diikuti dengan daun
bagian bawah. Pada gejala serangan lanjut terjadi pembusukkan akar dan pangkal
batang dengan terlihat adanya massa bakteri berwarna kuning keputihan seperti susu
dan ini merupakan ciri khas dari serangan patogen penyebab penyakit layu bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

Bahar, B. Haryanto, B. 2002. Pembuatan Kompos Berbahan Baku Limbah Ternak.


Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Gowa-Makasar,
Sulawesi Selotan.

Bangun, Z, A, S. 2016. Ralstonia Solanacearum. Universitas Sumatera Utara.

Bintang, Guchi, H. Simanjuntak, G. 2012. Perubahan Sifat Tanah Ultisol Untuk


Mendukung Pertumbuhan Tanaman Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Oleh
Perlakuan Kompos Dan Jenis Air Penyiram.Universitas Sumatera utara.
Medan.

Damayanti, I. 2006. Seleksi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit Untuk Menekan


Kejadian Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia Solanacearum) Pada Tanaman
Tomat. IPB. Bogor.

Diarta, H. Mohammed.R dan Sunarsih. 2016. Antagonistik Bakteri Pseudomonas


Spp. Dan Bacillus Spp. Terhadap Jamur Fusarium Oxysporum Penyebab
Penyakit Layu Tanaman Tomat. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri
Denpasar.

Nawangsih, A, A. 2006. Seleksi Dan Karakterisasi Bakteri Biokontrol Untuk


Mengendalikan Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia Solanacearum) Pada
Tomat. IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai