Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN


JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335 - 420517
PROBOLINGGO 67271

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI


Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

Oleh : Ika Ratmawati, SP


POPT Perkebunan

Pendahuluan

Tembakau Paiton Probolinggo yang dikenal dengan tembakau Paiton


VO (Voor Oogst), merupakan komoditas perkebunan andalan Kabupaten
Probolinggo karena dapat memberikan kesempatan kerja, sumber pendapatan
yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan kegiatan di sektor lain.
Salah satu kendala dalam budidaya tanaman tembakau adalah penyakit
layu bakteri Ralstonia solanacearum bagi sebagian orang merupakan nama
baru, tapi kalau menyebutkan Pseudomonas solanacearum sudah tidak asing
lagi. Ya ..... itulah nama penyakit layu bakteri yang mengganggu tanaman
perkebunan yaitu tembakau dan merupakan salah satu Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) utama.
R. solanacearum merupakan bakteri patogen tular tanah yang menjadi
faktor pembatas utama dalam produksi berbagai jenis tanaman di dunia. Bakteri
ini tersebar luas di daerah tropis, sub tropis, dan beberapa daerah hangat
lainnya. Spesies ini juga memiliki kisaran inang luas dan dapat menginfeksi
ratusan spesies pada banyak famili tanaman yang mempunyai arti penting
ekonomi.

Gb.1 Kebun tembakau terserang layu bakteri (Ratmawati, 2013)


Klasifikasi Ralstonia solanacearum
Menurut Agrios (2005), R. solanacearum diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Prokaryotae
Divisi : Gracilicutes
Subdivisi : Proteobacteria
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Ralstonia
Spesies : R. solanacearum

Gejala Serangan Ralstonia solanacearum


Gejala awal yang ditimbulkan pada tanaman yang terserang bakteri ini
adalah tanaman mulai layu. Kemudian menjalar ke daun bagian bawah. Gejala
yang lebih lanjut seluruh tanaman layu, daun menguning sampai coklat
kehitam-hitaman dan akhirnya tanaman mati. Serangan pada umbi
menimbulkan gejala dari luar tampak bercak-bercak kehitam-hitaman, terdapat
lelehan putih keruh (massa bakteri) yang keluar dari mata tunas atau ujung
stolon. Adanya daun muda pada pucuk dan daun tua tanaman akan menjadi
layu, daun bagian bawah menguning merupakan ciri khas gejala penyakit layu
bakteri.

Gb.2. Gejala serangan Ralstonia solanacearum (Ratmawati, 2013)


Karakteristik Ralstonia solanacearum
R. solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri
atau penyakit lender pada tanaman. Karakteristik bakteri ini adalah:
1. Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel
2. Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang
biak pada keadaan tanah yang lembab,
3. Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka.
4. Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air sehingga
mengganggu transportasi air tanaman inang, akibatnya kelihatan
tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil, dan biasanya dalam
beberapa hari tanaman akan mati.
5. Gejala penyakit layu bakteri pada tembakau ditandai dengan perubahan
warna pada bagian berkas pembuluhnya biasanya menjadi berwarna
coklat dan perubahan warna ini dapat meluas sampai ke tulang daun
bahkan sampai ke empulur dan akar tanaman yang sakit berwarna
coklat. Umumnya pertama kali gejala terlihat pada tanaman yang
berumur kurang lebih 6 minggu.
6. Bila batang tanaman yang sakit dipotong dan potongan tersebut
dimasukkan ke dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian
dibiarkan beberapa lama, akan keluar eksudat (cairan berwarna putih
kotor) yang berisi jutaan bakteri.

A B

Gb. 3. A. Ciri akar batang tembakau terserang bakteri (busuk basah), dan
B. Keluarnya massa bakteri seperti asap putih (Ratmawati, 2013)
R. solanacearum adalah spesies yang sangat kompleks. Hal ini
disebabkan oleh variabilitas genetiknya yang luas dan kemampuannya untuk
beradaptasi dengan lingkungan setempat, sehingga di alam dijumpai berbagai
strain R. solanacearum dengan ciri yang sangat beragam. Ditinjau dari segi
morfologi dan fisiologinya, R. solanacearum merupakan bakteri gram negatif,
berbentuk batang dengan ukuran 0,5-0,7 x 1,5-2,5 m, berflagela, bersifat
aerobik, tidak berkapsula, serta membentuk koloni berlendir berwarna putih.

Siklus Hidup Ralstonia solanacearum


Memahami siklus hidup R. solanacearum merupakan bagian penting
untuk menyusun strategi pengendalian. Secara ringkas, siklus hidup R.
solanacearum dapat dimulai dari terjadinya infeksi patogen ke dalam akar, baik
secara sendiri maupun melalui luka yang dibuat oleh nematoda peluka akar,
atau akibat serangga dan alat-alat pertanian. Setelah berhasil masuk ke dalam
jaringan akar, R. solanacearum akan berkembang biak di dalam pembuluh
kayu (xylem) dalam akar dan pangkal batang, kemudian menyebar ke seluruh
bagian tanaman. Akibat tersumbatnya pembuluh kayu oleh jutaan sel R.
solanacearum, transportasi air dan mineral dari tanah terhambat sehingga
tanaman menjadi layu dan mati.
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan udara dan air, serta faktor
kebugaran tanaman sangat memengaruhi perkembangan patogen. R.
solanacearum berkembang pesat pada kondisi suhu udara 24-35C, tetapi
perkembangannya menurun pada suhu di atas 35C atau di bawah 16.

Penyebaran Ralstonia solanacearum


Bakteri ini menginfeksi akar tanaman melalui luka yang terjadi secara
tidak langsung pada waktu proses pemindahan tanaman maupun luka akibat
tusukan nematoda akar, dan secara langsung masuk ke dalam bulu akar/akar
yang sangat muda dengan melarut dinding sel. Infeksi secara langsung lebih
banyak terjadi jika populasi bakteri di tanah terdapat dalam jumlah yang tinggi.
R. solanacearum merupakan patogen tular tanah dan dapat menyebar dengan
mudah melalui bahan tanaman, alat pertanian, dan tanaman inang.
Kemampuan bakteri tanah bertahan hidup diduga sangat bergantung pada
keberadaan tanaman inang.
Metode penyebaran R.solanacearum mengindikasikan bahwa patogen
ini sangat mudah menyebar, baik melalui benih, air, tanah, maupun serangga,
sehingga sulit dikendalikan jika telah menjadi wabah (outbreak).
Dampak Ralstonia solanacearum
R. solanacearum mampu menyebar lintas benua dan negara,
menginfeksi berbagai jenis tanaman inang. Hal ini menimbulkan kerugian yang
besar sehingga patogen ini menjadi hambatan utama dalam perdagangan
internasional dan domestik. R. solanacearum telah tersebar di seluruh dunia,
termasuk di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Eropa, Asia,
Afrika, maupun Australia dan Pasifik. R. solanacearum adalah salah satu
patogen utama yang mengancam ketersediaan pasokan komoditas pertanian,
baik untuk keperluan ekspor maupun domestik.

Cara Pengendalian Ralstonia solanacearum


Mengingat kompleksitas ragam R. solanacearum, maka menangani penyakit
layu karena bakteri ini secara terpadu antara lain : 1). Penggunaan bibit yang
sehat, 2). Desinfeksi air siraman, 3). Pergiliran tanaman, 4). Penggarapan
tanah, 5). Pemupukan. 6). Sterilisasi tanah pembibitan, 7) Pencegahan
masuknya patogen pada lahan yang sehat, 8). Pengendalian dengan agens
hayati (Pseudomonas fluorencens) dan pestisida nabati.

Referensi
Aisyah I, 2012. Mengenal Gejala Penyakit Layu pada Tanaman dan Cara
Menanganinya. http://vedca.siap.web.id/2012/03/21/mengenal-
gejala-penyakit-layu-pada-tanaman-dan-cara-menanganinya-oleh-
imas-aisyah-sp-m-si-widyaiswara-pppptk-pertanian-cianjur/ Diakses
3 April 2014.

Hardiyanti S, 2013. Pengendalian Ralstonia solanacearum.


http://hardiyanti1992.blogspot.com/2013/01/pengendalian-ralstonia-
solanacearum.html Diakses 3 April 2014.

Supriyadi, 2011. Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) : Dampak,


Bioekologi dan Peranan Teknologi Pengendaliannya. Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Pengembangan Inovasi
Pertanian 4 (4), 2011: 279-293. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai