Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

VIROLOGI TUMBUHAN

MARLITA
DIF120028

JURUSAN/PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
1) Stunting

Stunting yakni masalah gizi yang menyebabkan gangguan pada pertumbuhan,


sehingga tanaman menjadi lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Ada beberapa penyebab berbeda yang menyebabkan masalah stunting tanaman ini
terjadi. Dilansir dari Gardening Know How, berikut beberapa penyebabnya.

 Kelebihan atau Kekurangan Air

Pertumbuhan yang terhambat bisa jadi disebabkan oleh penyiraman yang tidak tepat.
Kekurangan air adalah penyebab umum tanaman kesulitan tumbuh. Sebab, fungsi air
sama seperti sinar matahari yang berperan dalam pertumbuhan tanaman.

Namun, jangan sampai Anda kelebihan memberikan air. Beberapa tanaman tidak
dapat tumbuh subur di tanah yang tergenang air. Maka, penting bagi Anda untuk
menjadwalkan penyiraman atau mengecek kondisi tanah sebelum menyirami. Anda
perlu memastikannya setiap hari.

 Kekurangan Sinar Matahari

Tak ada satupun tanaman di dunia ini yang tak membutuhkan cahaya. Termasuk
tanaman Anda yang membutuhkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Bila
kekurangan cahaya, tanaman akan mengalami masalah, salah satunya adalah lambat
bertumbuh.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memindahkan tanaman agar terkena sinar
matahari. Namun, Anda perlu memperhatikan jenis tanaman Anda apakah mereka
membutuhkan sinar matahari langsung atau sinar matahari teduh. Sesuaikan
kebutuhan sinar matahari ini sesuai dengan jenis tanaman Anda.  

 Ketidakseimbangan Nutrisi

Tanaman membutuhkan unsur hara yang lengkap agar tumbuh dengan baik dan
menghasilkan hasil yang berkualitas. Nutrisi utama yang dibutuhkan semua tanaman
adalah nitrogen, kalium, dan fosfor. Jika kebutuhan nutrisi ini tidak seimbang, maka
tanaman akan mengalami masalah.
Dilansir dari Home Guides SF Gate,  kekurangan nitrogen menyebabkan daun
menguning dan tanaman kurus. Kekurangan kalium dapat mengakibatkan buah dan
pembungaan buruk, serta daun bermata kuning. Sementara itu, tanaman yang
kekurangan forfor akan memilik daun kuning kusam. Tanaman yang kekurangan
unsur hara mikro seperti magnesium, mangan, atau zat besi juga akan mengalami
masalah. Oleh karena itu, pemberian pupuk perlu disesuaikan dengan kondisi tanah.

2) Cholorosis

Klorosis (dari bahasa Inggris, chlorosis) adalah keadaan jaringan tumbuhan,


khususnya pada daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya
pembentukan klorofil, sehingga tidak berwarna hijau, melainkan kuning atau pucat
hampir putih. Klorosis dapat disebabkan dari buruknya drainase, kerusakan
perakaran, alkali tanah yang tinggi, dan kekurangan unsur Hara pada
tanaman. Kekurangan unsur hara dapat disebabkan jumlah hara tersedia yang tidak
mencukupi karena tingginya pH tanah seperti pada tanah alkali atau dapat disebabkan
tanaman tidak dapat menyerap unsur hara karena kerusakan atau
perkembangan akar yang tidak baik.

Klorosis sering kali merupakan petunjuk terjadinya kekurangan hara atau


serangan penyakit yang dialami oleh tumbuhan. Klorosis juga merupakan gejala
umum dari infeksi virus, klorosis pada tanaman yang terserang virus tampak berupa
daun yang menguning secara seragam dan secara umum dapat berpola mosaik,
bercak, cicin, dan pola garis.

gejala yang ditunjukan dapat bervariasi tergantung pada faktor


penyebabnya. Semakin tinggi pH tanah maka tumbuhan akan semakin klorosis,
semakin lama tanaman mengalami klorosis maka akan semakin parah klorosis yang
terjadi. Klorosis ringan dimulai dengan warna daun yang memucat, warna kuning
menunjukan klorosis yang lebih serius. Bagian yang mengalami klorosis dapat
menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan gagal untuk
membentuk bunga dan buah, selain itu daun yang klorosis akan lebih rentan terhadap
penyakit.

3) Mottling
4) Flecking

Adalah klorosis pada sekitar tulang daun yang tembus cahaya, berbentuk zigzag

5) Mosaic

Penyakit mosaik adalah sekelompok virus yang menyerang berbagai jenis


tanaman, termasuk monstera. Beberapa virus ini, seperti Tobacco Mosaic
Virus (TMV) dan Cucumber Mosaic Virus (CMV) sebagian besar memengaruhi
tanaman dan sayuran silangan.

 Cara Penularan

Penularan virus dapat berlangsung secara kontak langsung, melalui serangga aphid,
tanah, dan benih. Kontaminasi langsung terjadi melalui luka pada tanaman akibat
aktivitas pemeliharaan tanaman, binatang, dan pelaksana di lapangan, ataupun sebab
yang lain. Kontaminasi secara langsung dapat disebabkan oleh alat-alat pertanian
yang digunakan dalam pemangkasan, pengendalian gulma, dan pembajakan.
Kontaminasi pada benih dapat terjadi pada buah yang sakit. Lokasi virus terdapat
pada external mucilage, testa, dan endosperma. Virus juga bersifat stabil dan mudah
ditularkan dari benih ke pembibitan maupun pertanaman.

 Gejala Penyakit

Gejala penyakit mosaik adalah klorotik di sekitar tulang daun, semakin lama daun
menajdi berwarna belang (mosaik), daun yang berwarna hijau akan lebih tua
warnanya, dan pertumbuhan daun terhambat (ukurannya menjadi lebih kecil). Pada
daun terjadi bercak-bercak hijau muda atau kuning yang tidak teratur. Bagian yang
berwarna muda tidak dapat berkembang secepat bagian hijau yang biasa, sehingga
daun menjadi berkerut atau terpuntir. Jika semai terinfeksi segera setelah muncuk,
semai dapat mati. Jika tanaman terinfeksi setelah dewasa pengaruhnya dapat lemah
sekali. Infeksi mosaik pada buah mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun jika
tanaman terinfeksi sejak awal, buah hanya menjadi kecil, bentuknya menyimpang,
dan pada dinding buah mungkin terjadi bercak-bercaknekrotik, Jika mosaik tembakau
dan mosaik mentimun mengdakan infeksi secara bersamaaan, pada batang dan buah
akan terjadi garis-garis hitam yang terdiri atas jaringn mati.
6) Vein Clearing

Virus kliring vena Malva juga dikenal sebagai MVCV [1] adalah spesies Potyvirus
dalam famili Potyviridae yang diisolasi pada tahun 1957 dari Malva sylvestris di
Jerman yang ditularkan oleh kutu daun Aphis payung dan Myzus persicae. Serangga
secara mekanis menginokulasi inang malvaceous

Inang virus yang dikenal termasuk Malva Negro, M. nicaensis, M. parviflora, M.


rotundifolia, M. sylvestris, Lavatera assurgentiflora, L. cretica, L. trimestris.Selain
inang alami, infeksi dapat diinduksi secara eksperimental pada beberapa spesies lain
dari keluarga Malvaceae atau mallow. MVCV menyebabkan pembersihan vena dan
mosaik kuning.

Virus ini telah dilaporkan dari Tasmania, Brasil, bekas Cekoslowakia, Jerman, Israel,
Italia, Portugal, California, Rusia, bekas Yugoslavia.

7) Vein Yellowing

Cucumber Vein Yellowing Virus (Ipomovirus) (CVYV) menyebabkan kerusakan


parah pada mentimun dan cucurbit lainnya. Virus ini ditularkan secara mekanis dan
oleh kutu kebul Bemisia tabaci, secara semipersisten

 Identitas

Nama: Virus menguning vena mentimun (Ipomovirus)

Sinonim (termasuk nama sebelumnya): Bottle gourd mosaic virus (Cohen & Nitzany,
1960; Harpaz & Cohen, 1965)

 Akronim: CVV

Posisi taksonomi: virus: Potyviridae: Ipomovirus.

Kategorisasi Phytosanitary: Daftar EPPO A2 no. 316.

 Deteksi Gejala

Tanaman mentimun yang terinfeksi CVYV menunjukkan pembersihan vena pada


daun termuda (Cohen & Nitzany, 1960) (Gbr. 1). Kadang-kadang, mosaik
kuning/hijau diamati pada buah-buahan (Cuadrado et al., 2001). Gejala pada melon
digambarkan sebagai vena menguning, vena bersih, dan pengerdilan (Yilmaz et al.,
1989) (Gbr. 2). Kematian mendadak diamati pada melon di Spanyol (Janssen &
Cuadrado, 2001). Pada semangka, klorosis daun ringan kadang-kadang diamati (Gbr.
3), tetapi gejala yang paling sering tidak mencolok atau tidak terlihat (Departemen
Pertanian dan Perikanan Andalusia, 2001; Louro et al., 2004). Pembelahan buah
sesekali telah diamati (Janssen & Cuadrado, 2001; Louro et al., 2004). Pada zucchini,
gejala berkisar dari bintik-bintik klorotik (Gbr. 4) hingga vena menguning, atau tidak
ada (Departemen Pertanian dan Perikanan Andalusia, 2001).

8) Vein banding

9) Puckering

10) Ringspot

Papaya ringspot virus (PRSV) merupakan penyebab penyakit bercak cincin dan
dilaporkan mengakibatkan kehilangan hasil pada tanaman pepaya dan beberapa jenis
Cucurbitaceae, sehingga menimbulkan kerugian bagi petani. Berdasarkan Permentan
93/2011, PRSV masih tergolong Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina A1,
yang artinya organisme tersebut belum ditemukan di wilayah Negara Indonesia.
Namun telah ditemukan laporan yang menyatakan bahwa PRSV telah menginfeksi
tanaman pepaya di daerah Aceh dan Medan dengan insidensi penyakit mencapai
100%. Berdasarkan kisaran inangnya, PRSV terdiri atas 2 strain, yaitu PRSV strain P
(PRSV-P) dan PRSV strain W (PRSV-W). PRSV-P menginfeksi tanaman pepaya dan
Cucurbitaceae, sedangkan PRSV-W hanya menginfeksi Cucurbitaceae. Infeksi PRSV
menyebabkan gejala mosaik, pemucatan tulang daun (vein clearing), penebalan
tulang daun (vein banding), mosaik bergaris pada petiol, bercak hijau pada pucuk
batang, daun berbentuk seperti tali (shoestring), penebalan lamina daun (rugose), dan
kerdil. Virus ini dapat ditularkan ke tanaman sehat secara mekanis dan melalui
vektor, namun tidak tular benih. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kisaran inang
beberapa isolat PRSV melalui pengujian penularan secara mekanis pada 10 jenis
tanaman dari 2 famili (Caricaceae dan Cucurbitaceae), efisiensi penularan PRSV
melalui 2 spesies kutudaun yaitu Aphis gossypii dan Myzus persicae (Ordo:
Hemiptera, Famili: Aphididae), dan membuktikan bahwa PRSV tidak dapat
ditularkan melalui biji. 
11) Necrosis

nekrosis merupakan kerusakan atau kematian sel-sel, jaringan atau organ tumbuhan.


Gejala nekrosis yang berkembang pada bagian batang dapat menyebabkan batang
mengering dan tidak mampu menopang bagian atas tanaman, sehing-
ga tanaman terkulai

Kebanyakan penyakit tanaman disebabkan oleh cendawan. Cendawan adalah


mikroorganisme yang mempunyai inti sel (nucleus), berspora, tidak berklorofil dan
umumnya bereproduksi secara seksual.

12) Malformation

13) Dwarfing

14) Leaf rolling

15) Curling

16) Leaf narrowing

17) Rugolity

18) Perbedaan tanaman idikator dengan tanaman inang

tumbuhan inang adalah tumbuhan yang menyediakan sumber makanan dan


substrat bagi insekta tertentu dan fauna lainnya. sedangkan tanaman indicator Suatu
tumbuhan atau komunitas tumbuhan dapat berperan sebagai pengukur kondisi
lingkungan tempat tumbuhnya, disebut indikator biologi atau bioindikator atau
fitoindikator. Etau dengan istilah lain tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
indikator kekhasan habitat tertentu disebut tumbuhan indikator

Anda mungkin juga menyukai