Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

PENDAHULUAN

Disusun Oleh :

Muhammad Yusuf Budi Prakoso


(225040200111233)

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Ika Rochdjatun Sastrahidayat

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pentingnya Mempelajari Penyakit Tumbuhan

Dalam usaha pertanian modern saat ini, sangat diperkenankan untuk mempelajari
ilmu penyakit tumbuhan. Pentingnya mempelajari ilmu penyakit tumbuhan ini tidak lepas dari
hasil produksi. Dengan mempelajari ilmu penyakit tumbuhan, bisa didapatkan hasil yang optimal
untuk hasil produksi pertanian usaha, bahkan nasional. Selain itu, pentingnya mempelajari ilmu
penyakit tumbuhan yaitu agar permasalahan penyakit tanaman didunia yang terjadi di masa
lampau, tidak lagi terjadi pada tahun mendatang dan tidak terjadi lagi adanya outbreak yang lebih
parah lagi sehingga akan mengancam stok pangan nasional dan tentu saja hal itu dapat
berimplikasi pada aspek ekonomi dan sosial di dunia. Kehilangan hasil pertanian di negara
berkembang ketika negara tersebut banyak membutuhkan pangan justru menunjukkan persentase
yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju. Menurut data, didapatkan bahwa rata-rata
kehilangan hasil pertanian mencapai 36,5% dimana 14,1% disebabkan oleh penyakit tanaman,
10,2% disebabkan oleh hama, dan 12,2% disebabkan oleh gulma. Kehilangan hasil tersebut perlu
ditambah bahwa pada negara tropis bisa mencapai 6-12% pasca panen yang diakibatkan oleh
kurangnya teknologi dan kondisi cuaca.

1.2. Sejarah Penyakit Tumbuhan

Penyakit pada tumbuhan sendiri tidak hanya terjadi pada saat ini saja, pada jaman
dahulu (kira-kira 50 juta tahun silam) pernah terjadi serangan tumbuhan yang disebabkan oleh
jamur. Hal ini dibuktikan kuat dengan ditemukannya fosil. Selain itu, ditemukannya bukti tertulis
mengenai adanya penyakit tumbuhan yang pernah terjadi pada masa lampau dari sebuah Kitab
Perjanjian Lama (mengenai sejarah orang Yahudi kuno) berupa penyakit Blight dan Drew pada
tanaman Serealia dan Anggur, serta ditemukan juga pada peninggalan kebudayaan Mesir (4500
tahun silam) yang menunjukkan gambar dari sebuah relief tentang bagaimana tumbuhan diserang
oleh penyakit pada waktu itu. Gambar tersebut mempunyai arti bahwa penyakit tumbuhan
disebabkan oleh keingkaran manusia atas Tuhan dan Dewa mereka. Pada zaman Romawi (700
tahun sebelum masehi), ditemukan pula penyakit karat pada tanaman Serealia yang menandakan
penyakit tumbuhan telah ada pada masa lampau. Hal itu juga dibuktikan kuat dengan munculnya
sebuah buku karya filosof Yunani, Theophrastus dengan judul Historia Plantarum yang
menjelaskan pula tentang penyebab penyakit tersebut dapat muncul.

1.3. Batasan-Batasan dan Istilah


Suatu tumbuhan dapat dikatakan normal ketika dapat menjalankan fungsi
fisiologisnya dengan baik. Fungsi ini sendiri terdiri dari: a) pembelahan sel; b) diferensiasi dan
pertumbuhan; c) Absorbsi Air dan mineral dari tanah beserta translokasinya; d) Fotosintesis dan
translokasi hasil fotosintesisnya; e) Metabolisme; f) dan Reproduksinya. Tumbuhan dapat
dikatakan sakit apabila tumbuhan tersebut tidak dapat menjalankan fungsi fisiologisnya dengan
baik seperti dikarenakan oleh patogen maupun faktor lainnya. Secara sederhana, penyakit
tumbuhan dapat diberi batasan: Sebagai kerusakan proses fisiologi yang disebabkan oleh
rangsangan yang terus menerus dari penyebab utama melalui terhambatnya aktivitas seluler, dan
diekspresikan dalam bentuk karakter patologi yang khas disebut dengan symptom atau gejala.

1.4. Ilmu Gejala

Gejala sendiri merupakan keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan pada
tumbuhan tertentu terdapat gejala yang mempunyai ciri yang khas. Gejala dapat terlihat/diketahui
karena adanya perubahan, bau, rasa, atau rabaan. Gejala ini penting untuk sebuah penelitian
anatomi patologi, sedangkan gejala luar bersifat morfologis. Jika dilihat dari sifatnya, gejala
terbagi menjadi dua, yaitu lokal dan sistemis. Gejala lokal sendiri merupakan suatu gejala yang
mempunyai sifat terbatas, sedangkan sistemis merupakan gejala yang meliputi seluruh tubuh
tumbuhan. Secara morfologis dan anatomi, gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi menjadi
delapan golongan, yaitu :

1.4.1. Gejala Hiperplasia

Gejala ini merupakan pertumbuhan luar biasa oleh pembesaran dan


pemanjangan sel-sel tumbuhan. Gejala ini juga biasa disebut dengan Hipertropi. Gejala ini
menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dari suatu organ dan ukuran, seperti :

a. Keriting, merupakan gejala pembengkakan tunas atau penggulungan daun sebagai


akibat pertumbuhan setempat dari suatu bagian anggota tubuh.
b. Kudis, terdiri dari bercak-bercak yang tersembul ke atas, bertekstur kasar, dan
mempunyai letak terasing sebagai akibat dari pertumbuhan yang luar biasa dari
sel-sel epidermis dan jaringan dibawahnya dari daun, buah, batang, atau umbi.
Dinding sel dari gejala ini biasanya berupa gabus.
c. Intumesensi, yaitu gejala dari kekurangan zat makanan, disebabkan karena
penggembungan setempat dari sel-sel epidermis atau sub-epidermis sebagai akibat
dari penumpukkan air yang berlebihan.
d. Tumefaksi, merupakan penumpukan dari bahan makanan yang berlebihan di atas
bagian batang. sehingga menimbulkan pembengkakan. Bentuk dari Tumefaksi antara
lain seperti puru-puru (galls), bintil-bintil (knots), kutil (warts), dan lain-lain.
e. Fassikulasi, merupakan pertumbuhan secara kebetulan dari suatu organ, seperti
penyakit akar rambut (hairy root) dan penyakit sapu (whitches broom).
f. Proliferasi, merupakan suatu pertumbuhan yang melebihi ukuran normal, artinya
tumbuhan terus tumbuh hingga melebihi ukuran yang semestinya.

1.4.2. Gejala Hipoplasia

Gejala ini merupakan pertumbuhan regresif dengan kekurangan


sel-sel kerdil (dwarfing). Gejala ini menyebabkan tanaman tidak dapat mencapai
ukuran normal.

1.4.3. Perubahan Warna

a. Daun Menguning (yellowing), Perubahan warna menjadi kuning pada daun


disebabkan oleh unsur hara yang terdapat di dalamnya. Daun seperti itu
mempunyai kadar Ca yang tinggi dan K yang rendah. Daun tersebut menjadi
kuning juga dapat disebabkan karena kekurangan air, serangan jamur, virus,
bakteri, atau Fe dan P.
b. Bercak Kuning, Bercak kuning dapat disebabkan oleh sifat genetik dan juga
infeksi virus (mosaik)
c. Merah dan Merah keunguan, Disebabkan oleh pembentukan antosian pada
tanaman yang kekurangan fosfor, seperti pada jagung.
d. Jaringan berwarna coklat, Menunjukkan adanya serangan die-back (mati
ujung), Leher akar berubah warna menjadi coklat saat leher akar mulai
menebal.
e. Daun keperakan, Disebabkan oleh Thysanoptera (thrips) dan Acarina (mites).
Organisme tersebut menusuk sel epidermis, sehingga sel kering, dan kemudian
sel tersebut akan terisi dengan udara.
f. Bercak air, merupakan bercak yang terjadi karena dinding sel telah mati
menjadi permeable. Bercak tersebut akhirnya akan menjadi warna coklat dan
bentuk bulat disekitar bekas tusukan serangga
g. Bercak berlemak (fatty spot), Disebabkan oleh penyakit dan bakteri.
1.4.4. Kekeringan/Layu

Ciri dari penyakit layu adalah gugurnya daun-daun, yang diikuti


keringnya batang dan tunas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti jamur,
nematoda, bermacam larva Coleoptera dan Isoptera.

Penyakit pembuluh menyebabkan pembuluh xylem tertutup yang


menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh bakteri
(Pseudomonas solanacearum).

Terminal necroses terjadi pada tanaman yang mempunyai permukaan


air tanah menurun. Hal ini juga dapat menyebabkan die back. Jamur yang terdapat pada
saluran pembuluh xylem primer dan sekunder akan menyebabkan tracheo mycosis,
yaitu pembuluhnya mengeluarkan suatu lendir menyerupai getah dan membentuk
tylosis sehingga menyumbat pembuluh tersebut. Jamur Ceratocystis ulmi (Graphium
ulmi) adalah penyebab die back terminal pada tanaman kopi dan pada pohon elm di
daerah beriklim sedang.

1.4.5. Nekrose

Jaringan mati yang disebabkan penyebab yang lain dari penyebab yang
normal disebut dengan Nekrose. Bercak ini berwarna kuning, kemudian berwarna coklat
atau hitam (antracnose). Pada daun, bercak ini disebabkan oleh jamur, virus, bakteri,
penyakit defisiensi, dan juga serangga.

Bercak-bercak hangus (scorches) merupakan kekeringan pada jaringan


tampak daun, disebabkan karena suhu yang terlalu tinggi, konsentrasi debu yang tinggi,
penyemprotan, dan juga air garam. Bercak ini bentuknya sangat tidak teratur, termasuk
bercak yang disebabkan oleh virus dan defisiensi, terdapat diantara tulang daun, tetapi
juga terdapat di seluruh tepi daun.

Bercak daun (leaf spot), merupakan bercak necrose yang mempunyai


batas-batas tegas yang disebabkan oleh jamur. Leaf spot ini merupakan hasil infeksi
lokal. dimana pertumbuhan jamur terhalang oleh jaringan pemisah, misalnya infeksi
oleh Cercospora sp.

Gejala Holonekrosa terbatas yang lain, merupakan garis dan jalur.


Keduanya adalah necrose yang panjang.
Blight merupakan suatu kematian yang ceoat dari seluruh anggota
tumbuhan atau bagian luas dari daun termasuk tulang daun sebagai akibat dari aktivitas
patogen.

Terbakar (Burn) biasa digunakan pada daun yang menunjukkan


kematian yang cepat dan meliputi bagian yang luas dan tak beratur terutama pada
bagian tepi.

Busuk kering, disebabkan oleh jamur. Sedangkan busuk basah,


merupakan nekrose yang berlendir dan basah.

Anda mungkin juga menyukai