Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PRODUKSI TANAMAN KAKAO


PENGUJIAN MUTU BIJI KAKAO

Disusun Oleh :

Ferdy Dwi Laksono


Kalista Hayu Margi Siwi
Muhammad Tomy Budiantoro
Muhammad Yusuf Budi Prakoso
Ryan Pramudhita
Wirawan Setiadi

Dosen Pengampu : 1. Ir. Usken Fisdiana


2. Ir. Dian Hartatie, MP
3. Ir. Sugiyarto, MP

Teknisi Lab : 1. Ulfiana Sirtu Fillaili, S.ST


2. Imam Bayhaki

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
BAB l
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang perananya
cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan,
dan devisa negara (Marwati dkk, 2012). Tanaman kakao dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu kakao
Forastero atau kakao lindak atau bulk cacao, kakao Criollo atau kakao mulia atau edel cacao, dan kakao
Trinitario yang merupakan hibrida dari kakao Forastero dan Criollo. Kakao Criollo jarang tumbuh karena
rentan terhadap penyakit dan jumlah produksi sekitar ± 7%. Produk hulu kakao adalah biji kering. Untuk
mendapat biji kakao kering, kakao harus melalui beberapa proses seperti pemetikan, sortasi, pemecahan,
fermentasi, perendaman dan pencucian, pengeringan, tempering atau penguletan, pengemasan, dan
penyimpanan. Pengolahan biji utama agar diperoleh kualitas biji kakao yang baik adalah fermentasi.
Fermentasi dilakukan secara spontan dan dilakukan agar warna dan flavor khas kakao dapat terbentuk.
Selain itu, fermentasi dapat mengurangi rasa sepat maupun rasapahit karena polifenol dan theobromin
teroksidasi.
Perkebunan kakao di Indonesia sebagian besar dikelola oleh rakyat yang masih mengolah biji
kering kakao dengan cara yang sederhana. Biasanya rakyat tidak melakukan fermentasi pada saat
pengolahan biji kakao atau menggunakan fermentasi sederhana dengan menggnakan daun pisang. Selain itu,
kakao rakyat biasanya berbau asap abnormal atau bau asing lainnya karena biasanya diletakkan pada kondisi
dan tempat yang tidak sesuai dengan standar. Bahkan tak jarang biji kakao berjamu. Sehingga banyak biji
kakao rakyat yang kualitasnya masih rendah.Oleh karena itu, praktikum kakao dilakukan untuk mengetahui
syarat mutu kakao berdasarkan SNI yang ditetapkan. Sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas kakao dan
dapat memilih kakao dengan kualitas yang tinggi. Selain itu, dapat digunakan pula sebagai acuan untuk lebih
memperbaiki kualitas biji kakao.
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu pengujian dan pengamatan mutu biji kakao berdasarkan ukuran dilaksanakan pada hasi
Selasa, 23 Mei 2022 yang dilaksanakan di saung kakao Politeknik Negeri Jember.

2.2 Alat dan Bahan


Alat : Satu set Koka tester, timbangan analitik, grander graner, cuter/silet/pemes/pisau tajam,
nampan/nyiru, teleman.
Bahan : Biji kakao hasil pengeringan dari jenis mulia dan lindak, kertas manila putih (gulungan),
kantong plastik ½ kg, spidol permanen

2.3 Prosedur Pelaksanaan


a. Timbang contoh biji kakao seberat 100 gram
b. hamparkan diatas kertas manila dan hitung jumlah biji kakao
c. Ulangi prlakuan a dan b sebanyak dua kali
d. Masukkan hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan pengukuran biji
e. Ambil contoh biji kakao secukupnya dan tumbuk, setelah agak halus masukkan ke al koka tester.
f. Masukkan hasil pengukuran kedalam rumus dan hitung. Masukkan hasil penghitung kedalam tabel
pengamatan kadar air
g. Ulangi perlakuan e dan f sebanyak dua kali
h. Ambil sampel biji kakao seberat 100 gram
i. Cium biji kakao rasakan ada tidaknya bau asing, bau asap atau abnormal
j. Kalau ada masukkan ke tabel pengamatan karakteristik bau asing dan lain lain
k. Pisahkan biji pecah atau pecahan biji lalu hinuing dan masukkan ke tabel pengamakadar biji pecah
l. Pisahkan biji kaksi dari benda asing, kulit buah dan lain lain lalu persentasekan berdasarkan bobot/bobot
dan masukkan ke tabel pengamatan karakteristik persentase benda asing
m. Amati biji yang berbentuk pipih dan persentasekan bobotbobot dan masukkan hasilperhitungan kedalam
tabel pengamatan karakteristik biji pipih
n. Amati biji yang berkecambah dengan ciri terdapat lubang pada tempat keluarnya tunas dan hitung
persentasenya dan masukkan data ke tabel pengamatan
o. Ulangi perlakuan h sampai n sebanyak dua kali
p. Belah semua contoh biji kakao serta amati ada tidaknya miselia dari kapang dan persentasekan,
masukkan nilainya ke tabel pengamatan biji berkapang
q. Amati ada tidaknya serangga di dalam biji baik yang hidup atau yang mati atau bekas serangannya
persentasekan dan masukkan nilainya ke tabel pengamatan
r. Amati wama biji aloty biji yang tidak terfermentasi dengan warna seperti batu tulis dan persentasekan
dan masukkan nilainya ke tabel pengamatan biji yang tidak terfermentasi
s. Ulangi perlakuan h sampai r sebanyak dua kali
t. Berdasarkan semua hasil pengamatan tentukan mutu biji kakao yang telah saudara uji.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


No Biji Berjamur Biji Berserangga Biji Slaty Biji Berkecambah

1. - - - -
2. - - - -
3. - - - -
4. - - - -
5. - - - -
6. - - - -
7. - - - -
8. - - - -
9. - - - -
10. - - - -
11. - - - -
12. - - - -
13. - - - -
14. - - - -
15. - - - -
16. - - - -
17. - - - -
18. - - - -
19. - - - -
20. - - - -
21. - - - -
22. - - - -
23. - - - -
24. - - - -
25. - - - -
26. - - - -
27. - - - -
28. - - - -
29. - - - -
30. - - - -
31. - - - -
32. - - - -
33. - - - -
34. - - - -
35. - - -
36. - - - -
37. - - - -
38. - - - -
39. - - - -
40. - - - -
41. - - - -
42. - - - -
43. - - - -
44. - - - -
45. - - - -
46. - - - -
47. - - - -
48. - - - -
49. - - - -
50. - - - -

3.2 Pembahasan
Yang perlu di bahas dalam pengujian mutu biji kakao ini adalah biji kakao mengalami kerusakan
seperti bijinya retak, ada lubang kecil dan kulitnya mengelupas. Hal ini di sebabkan oleh penyakit atau
hewan yang masuk pada biji kakao. Yang harus kita lakukan yaitu harus memisah biji kakao tersebut seperti.
Biji retak di letakkan pada wadah 1. Biji ada lubang kecil di letakkan pada wadah 2. Hal ini bertujuan supaya
tida menular kepada biji yang sudah bagus
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari Praktikum Kakao “Uji Mutu Benih Kakao” ini, dapat di
simpulkan bahwasanya benih kakao juga harus memperhatikan standar mutu sebagai tolak ukur untuk
kualitas yang baik dalam perbanyakannya. Hal ini dikarenakan penggunaan benih kakao yang bermutu dari
varietas unggul merupakan salah satu faktor penentu potensi hasil yang dapat dicapai dalam budidaya
tanaman kakao ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. “Standar Mutu Benih Kakao”,
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/79225/Standar-Mutu-Benih-Kakao/, diakses pada 30 Mei 2022
pukul 19.23.
Ahmad E. 2013. penentuan mutu biji kakao berdasarkan uji visual dan kadar air,
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/612310005/penentuan-mutu-biji-kakao-berdasarkan-uji-visual-dan-
kadar-air.html, diakses pada 30 Mei 2022 pukul 19.44.
Wahyu. 2022. “Standar Mutu Biji Kakao”, https://multimeter-digital.com/standar-mutu-biji-
kakao-cokelat.html, diakses pada 30 Mei 2022 pukul 20.11.

Anda mungkin juga menyukai