Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MIKOLOGI HEWAN

‘’Identifikasi Virulesi Jamur Phytophthora capsici terhadap


Tanaman Adam Hawa (Tradescantia spathacea) ’’
Dosen Pembimbing : Dra. TRI SAPTARI HARYANI, M.Si.

Disusun Oleh :
Vicky Anggara 061118043

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan utama pada tanaman hias bernilai ekonomi
adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen. Jamur ini
menginfeksi tanaman inangnya, sehingga menyebabkan penyakit selama
masa pertumbuhan. Pada beberapa tanaman buah dan sayuran dapat
menimbulkan kerusakan seperti: gangguan akumulasi nutrisi, perubahan
karakteristik organoleptik, dan penurunan usia tanaman yang terinfeksi.
Daun Adam Hawa (Rhoe discolorL.Her.) merupakan salah satu
tumbuhan yang tergolong kedalam tanaman hias varigata. Tanaman varigata
adalah segala tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih pada
daunnya, yang berbeda dengan induknya. Pengertian varigata pada tanaman
sangat variatif. Yang dinamakan varigata adalah daerah dalam daun atau
batang yang memiliki warna yang berbeda dengan bagian lainnya. Umumnya,
varigata merujuk ke kelainan warna krem, putih, atau kuning pada daun.
Namun, seiring dengan banyaknya tanaman yang berdaun tidak hijau, istilah
varigata juga bisa mencakup warna yang lain.
Serangan jamur menjadi masalah serius bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman Adam Hawa adalah Phytophthora capsici L. adalah
salah satu jamur patogen yang dominan menyerang tanaman ini. Jamur
Phytophthora capsici L. menyerang cabai pada setiap fase dan bagian
tanaman. Serangan jamur pada fase bibit dapat menyebabkan kematian
tanaman. Pada tanaman dewasa serangan jamur dapat menyebabkan gejala
busuk akar, kanker batang, hawar daun dan busuk buah. Tanaman yang
terserang akan mendadak layu dan mengalami kematian.
Jamur ini merupakan patogen tular tanah yang bersifat polisiklik (infeksi
multisiklus) dan dapat terbawa benih (Ristaino dan Johnston, 1999 dalam
Yunianti et al., 2007), memiliki kisaran inang yang luas sehingga menjadi
sulit dikendalikan (Demirci dan Dolar, 2006), dan pada areal yang telah
terinfestasi, jamur tetap viabel hingga 8 tahun. Penyebaran penyakit dapat
terjadi melalui angin, hujan, atau melalui air pada saluran irigasi (Chaudry et
al., 1995 dalam Yunianti et al., 2007). Oospora Phytophthora capsici L.
mampu bertahan pada kondisi lingkungan ekstrim. Oospora dapat terbawa
kembali ke lahan yang lain untuk kemudian menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungan dan berkembang biak. Bahkan aktivitas manusia juga
dapat menjadi salah satu penyebab penyebaran jamur ini. Sepatu atau
peralatan pertanian yang digunakan pada lahan yang terinfeksi dapat
membawa oospora hingga dapat juga menginfeksi lahan lain yang tidak
terinfeksi. Ditambah dengan Pathosystem (kemampuan patogen organisme)
Phytophthora capsici L. diketahui lebih kompleks tingkat infeksi dan
penyebarannya dibandingkan dengan Genus Phytophthora lainnya.
Hal ini disebabkan karena Phytophthora capsici L. dapat menginfeksi
bagian tanaman lainnya. Akibatnya, pengendalian infeksi menjadi semakin
sulit dilakukan. Infeksi pada inang semakin parah jika kondisi tanah dan
cuaca serta suhu sangat mendukung pertumbuhan Phytophthora capsici L.
(Biles et al., 1995; Ristaino et al., 1997 dalam Mojica-Marin et al., 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Identifikasi jamur Phytophthora capsici L.dari tanaman Adam
Hawa?
2. Apa penyebab dan faktor yang menyebabkan jamur Phytophthora capsici
L. dapat menyerang tanaman ini?
3. Bagaimana cara pencegahannya dan penangulangan?
4. Bagaimana cara analisis dan isolasi?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Tanaman Adam Hawa
Daun Adam Hawa (Rhoe discolorL.Her.) merupakan salah satu
tumbuhan yang tergolong kedalam tanaman hias varigata. Tanaman varigata
adalah segala tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih pada
daunnya, yang berbeda dengan induknya.1 Pengertian varigata pada tanaman
sangat variatif. Pada wikipedia, yang dinamakan varigata adalah daerah
dalam daun atau batang yang memiliki warna yang berbeda dengan bagian
lainnya. Umumnya, varigata merujuk ke kelainan warna krem, putih, atau
kuning pada daun. Namun, seiring dengan banyaknya tanaman yang berdaun
tidak hijau, istilah varigata juga bisa mencakup warna yang lain.
Adapun klasifikasi dari tanaman daun adam hawa (Rhoe discolor) yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : RhoeoSpesies : Rhoeo discolor

Gambar 1. Daun Adam Hawa


Penyebab varigata pada daun, khususnya yang bewarna krem, putih, atau
kuning, disebabkan oleh kekurangan klorofil (zat hijau daun). Menurut
Ombrello, warna putih terjadi akibat daun yang tidak mampu menghasilkan
pigmen (zat warna) pada daerah tersebut. Warna orange, kuning, dan hijau
muda diakibatkan pigmen hijau (chlorophyll) yang dihasilkan daun kurang,
tercadar oleh pigmen orange (caretoined) dan pigmen kuning (xantophyll).
Adapun serambut merah, merah muda, dan juga ungu, disebabkan oleh
pigmen anthocyanin.

B. Jamur Phytophthora capsici L.


Phytophthora capsici merupakan cendawan penyebab penyakit busuk
pangkal batang yang paling banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman
lada di Indonesia. Phytophthora capsici Leon. merupakan patogen penting
dalam budi daya lada (Piper nigrum L.) di Indonesia. Cendawan ini dapat
menginfeksi seluruh bagian tanaman, meskipun habitat utamanya ada di
dalam tanah. Penularan pada pangkal batang dapat menyebabkan tanaman
mati secara cepat. Tanaman yang terinfeksi harus diisolasi dan segera
dimusnahkan. Tanaman yang terdapat di sekitar tanaman yang terinfeksi
harus segera diberi perlakuan fungisida untuk mencegah penyebaran
cendawan, mengingat gejala layu pada tanaman lada biasanya merupakan
gejala lanjut dari penularan yang telah terjadi di dalam tanah yang biasanya
tidak terdeteksi pada saat awal penularan (Wahyuno et al., 2007).
Berdasarkan ciri morfologi yang disampaikan oleh Erwin dan Ribeiro
(1996), P. capsici mempunyai panjang sporangiofor lebih dari 10 m, tipe
kawinnya heterothalik dan tidak ada yang homothalik, membentuk
klamidospora, panjang sporangiumnya berkisar antara 30-100 m, dengan
lebar sporangium 25-90 m, rasio panjang lebar berkisar antara 1,3-2,1,
mempunyai papilla yang jelas, dan tipe percabangan sporangium sederhana
sampai berbentuk payung (umbel). P. capsici mempunyai spora yang dapat
bergerak dan berenang secara aktif pada lapisan air yang terdapat pada tanah.
Hal tersebut membuat Phytophthora mudah tersebar melalui tanah yang
terkontaminasi, bagian tanaman yang terserang atau terbawa oleh aliran air
yang ada dipermukaan tanah (Wahyuno, 2009).
Phytophthora capsici mempunyai karakteristik yang membuat ia efektif
sebagai parasit tanaman, yaitu: a) mempunyai beberapa bentuk dalam siklus
hidupnya (zoospora, chlamidospora dan oospora), b) membentuk struktur
reproduksi (zoospora) dalam waktu 3-5 hari, sehingga mendorong terjadinya
multisiklus, c) zoospora bergerak aktif menuju perkaran tanaman, e) mudah
terbawa percikan air hujan, irigasi dan udara, yang memungkinkan tersebar
jauh, d) mampu bertahan di luar jaringan sebagai chlamidospora atau
oospora, f) mempunyai siklus biokimia yang berbeda dengan cendawan
lainnya, menyebabkan tidak banyak jenis fungisida sesuai untuk
mengendalikan P. Capsici dan g) tumbuh subur selama musim hujan, yang
membuat fungisida kontak tidak efektif (Drenth dan Guest, 2004).

C. Virulensi pada Tumbuhan Adam Hawa


Jamur ini dapat menyerang semua bagian tanaman, terutama daun.
Serangan paling berbahaya dan mematikan tanaman apabila jamur
menginfeksi pangkal batang atau akar tanaman. Tanaman yang terserang
menunjukkan gejala sebagai berikut : Infeksi pada daun menyebabkan gejala
bercak coklat pada bagian tengah, atau tepi ujung daun. Pangkal batang
membusuk, terjadi perubahan warna pada pangkal batang, semula berwarna
coklat kekuningan, kemudian coklat kemerahan, coklat kehitaman dan
akhirnya berwarna hitam. Kulit batang terkelupas dan jaringan kayu akan
terlihat coklat kehitaman. Serangan pada pangkal batang menyebabkan daun
pucuk layu diikuti daun-daun di bawahnya, kemudian gugur atau tetap
menggantung.
Spora jamur penyebab penyakit dapat menyebar melalui air drainase,
percikan air hujan di permukaan tanah, manusia, hewan, alat-alat pertanian,
stek tanaman atau bagian tanaman sakit, bibit tanaman terinfeksi dan melalui
udara/angin. Selain itu, penyakit Busuk Pangkal Batang juga dapat menyebar
melalui kontak akar tanaman sakit dan sehat.
D. Pengendalian Penyakit
1. PEMBIBITAN
a. Kultur Teknis
 Menggunakan stek sehat yang bebas patogen (pengambila stek
sebaiknya dilakukan dari tanaman sehat).
 Tidak menggunakan tanah dari kebun yang pernah terserang
penyakit Busuk Pangkal Batang (steril).
 Mengatur naungan supaya tidak terlalu lembab.
 Membuat saluran drainase untuk menghindari terjadinya
genangan air.
 Pada saat pembibitan, kedalam polybag ditambahkan agens hayati
bakteri Pseudomonas fluorescens, Mycoriza dan jamur
Trichoderma harzianum.
b. Secara Mekanis
 Bibit yang menunjukkan bercak berwarna hitam pada permukaan
daun atau batang, segera dicabut dan dimusnahkan dengan cara
dibakar.
2. PERTANAMAN
a. Kultur Teknis
 Dianjurkan menggunakan tiang panjat/tajar hihup (seperti dadap
duri jarang/dadap cangkring atau gliricidae).
 Membuat parit isolasi di sekeliling tanaman terserang (lebar 30
cm, kedalaman 40 cm).
 Pembuatan drainase atau parit di sekeliling kebun untuk
mencegah tanaman tergenang air dan mencegah infeksi penyakit
Busuk Pangkal Batang.
 Hindari penanaman pada tanah yang sering tergenang air.
Melakukan sanitasi kebun dan tidak melakukan penyiangan
secara bersih.
 Melakukan pemupukan berimbang sesuai jenis dan dosis yang
dianjurkan.
 Areal kebun bekas serangan penyakit Busuk Pangkal Batang
diberakan selama kurang lebih 2 tahun.
 Menanam tanaman penutup tanah seperti Arachis pintoi.
Penyebaran penyakit Busuk Pangkal Batang akan terhambat
dengan adanya tanaman penutup tanah.
 Untuk penanaman di lapangan agar digunakan tiang panjat hidup.
b. Mekanis
 Menghindari penyebaran spora oleh percikan air hujan dengan
memangkas sulur tanaman dekat permukaan tanah sampai
ketinggian kurang lebih 30 cm diatas permukaan tanah.
 Mencabut tanaman yang terserang berat/mati, kemudian
dimusnahkan dengan membakar tanaman yang sakit ditempat,
tanaman sekeliling diberi fungisida/bubur bordo kurang lebih 2
mg.
 Memangkas tajar hidup secara teratur pada awal dan menjelang
akhir musim hujan.
 Alat-alat pertanian yang telah dipergunakan di areal yang
terserang harus dibersihkan (dicuci dengan sabun) terlebih dahulu
sebelum digunakan.
c. Biologis
 Mencegah terjadinya infeksi Phytophthora capsici karena akarnya
mengandung agans hayati seperti Trichoderma sp. Pemberian
agens hayati (Trichoderma sp.) dengan dosis 500 kg/ha.
d. Kimiawi
 Penyemprotan atau penaburan fungisida sistemik yang berbahan
aktif aluminium fosetil 80% dan pemberian fungisida dilakukan
pada awal musim hujan dan selama musim hujan.
E. Isolasi Cendawan dan Identifikasi Mandiri
1. Analisis
Asal Sampel: Cicadas Gunungptri Bogor
Tanggal Pengambilan gambar : 30 April 2020

Gambar 2. Daun yang terinfeksi Jamur Phytophthora capsici


Dari hasil gambar, bisa di suspect bahwa daun tersebut terinfeksi jamur
Phytophthora capsici karena hanya mengalami pembusukan di pangkal
daun sesuai dengan kriteria lainnya juga.
2. Cara isolasi Cendawan
Sumber :
https://youtu.be/8qxgy3V0PTU
Alat : Cawan petri, Gelas Baker, Erlenmeyer, Pinset, Loop inokulasi,
Bunsen, Laminar ar flow cabinet
Bahan : Potato Dextrose Agar Kloroks 1%, Aquadest steril, Tissue steril,
alkohol, Daun yang terjadi pembusukan oleh jamur
Metode:
a. Potong Bagian Daun yang terinfeksi
b. Sterilisasi permukaan dengan kloroks 1% selama 10-15 detik
c. Bilas dengan aquadest steril (lakukan sebanyak dua kali)
d. Tiriskan pada tissue steril
e. Tambahkan PDA, Inkubasi selama 3-4 hari
f. Amati pertumbuhan
g. Apabila terjadi pertumbuhan, Ambil koloni dan pindahkan ke media
baru (untuk pemurnian)
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Daun Adam Hawa (Rhoe discolorL.Her.) merupakan salah satu
tumbuhan yang tergolong kedalam tanaman hias varigata. Tanaman
varigata adalah segala tanaman yang menampilkan dua warna atau lebih
pada daunnya, yang berbeda dengan induknya
Jamur ini dapat menyerang semua bagian tanaman, terutama daun
menunjukkan gejala infeksi pada daun menyebabkan gejala bercak coklat
pada bagian tengah, atau tepi ujung daun. Pangkal batang membusuk,
terjadi perubahan warna pada pangkal batang, semula berwarna coklat
kekuningan, kemudian coklat kemerahan, coklat kehitaman dan akhirnya
berwarna hitam.
Dari gejala infeksi yang didapatkan dari literatur menunjukan hasil
yang sama dengan gejala yang terjadi pada Tumbuhan Adam Hawa ini
mengalami infeksi jamur Phytophthora capsici
Metode isolasi bertujuan agar memastikan jamur yang terdapat
pada sampel dan mendapat isolat jamur yang murni.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan dan menglengkapi data isolasi jamur secara real,
hal ini tidak bisa dilakukan dikarenakan keterbatasan lokasi dan waktu.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuno, Dono . 2010. Virulensi Phytophthora capsici Asal Lada terhadap Piper
spp. Bogor.
Wahyuno, Dono . 2010. Phytophthora capsici Penyebab Busuk Pucuk Vanila di
Indonesia. Bogor.

Ramdan, Evan Purnama. 2017. Potensi Cendawan Endofit sebagai Pengendali


Hayati Penyakit Busuk Pangkal Batang (Phytophthora capsici) pada Bibit Cabai.
Bogor.

https://youtu.be/8qxgy3V0PTU

Anda mungkin juga menyukai