)
PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)
Pengampu:
Dosen : 1. Maria’Azizah, S.P. M.Si
2. Dr. Ir. Suharjono, MP
Teknisi: 1. Rina Sofiana, S. ST
2. Prayitno, SP
Anggota kelompok 5:
Ahmad Farhan Athollah (A41200007)
Ayudia Putri Riswanda (A41200191)
Bethari Dian Kinasih (A41200985)
Mohammah Nur Syafi’ Wahidi (A41201057)
Moch. Rizal Kurniawan (A41200453)
Muhammad Yusa Bi Ashfa (A41200114)
B. GEJALA SERANGAN
Gejala serangan yang ditimbulkan cendawan Pythium spp. pada benih
kedelai adalah benih yang terinfeksi akan lunak dan busuk sebelum berkecambah.
Benih yang busuk akan ditempeli dengan tanah yang ada disekitarnya, sehingga
membuat benih sukar ditemukan dalam tanah yang terinfestasi. Bibit tanaman
yang masih mudah juga dapat mati sebelum atau saat akan muncul ke permukaan
tanah. Gejala yang paling umum yang disebabkan oleh Pythium spp. adalah
tanaman yang terinfeksi akan layu, kolaps dan menggulung dan kemudian
menjadi kering dan mati. Tanaman kedelai yang sudah terinfeksi oleh Pythium
spp. akan mudah dicabut karena perakaran tanaman tidak berkembang dan rusak.
Menurut (Sujadmiko, 2012) gejala serangan yang ditampakkan oleh
Pythium spp. pada bibit kelapa sawit adalah daun bibit tanaman menjadi buram,
sedikit lemas dan layu, serta warna daun yang mulanya hijau berubah menjadi
kecoklatan hingga kuning cerah dengan ditandai bercak jaringan mati (nekrotik)
yang berwarna ungu. Semakin lama dibiarkan, gejala serangan akan semakin
meluas dengan daun menjadi coklat dan rapuh. Gejala ini akan mulai tampak pada
daun tua meskipun terkadang daun pupus dan membusuk. Gejala pada akar yang
ditimbulkan adalah akar yang terinfeksi akan sedikit lunak apabila dipegang dan
apabila dicabut sisa hypodermis akar akan tertinggal di dalam tanah.
C. PENULARAN PATOGEN
Menurut Syahriani, 2021 Penularan Jamur Phytium spp. dapat menginfeksi
pada fase panas yang cukup lama, cuaca yang basah, lembab, dan penyakit akan
lebih buruk di lahan dengan pengolahan drainase tanah yang buruk. Berbeda
dengan jamur patogen busuk batang, Pythium spp. mampu menginfeksi tanaman
kedelai kapan saja. Busuk batang ini biasanya dapat menyerang pada saat
bunga jantan (malai) terbentuk. Penularan Phytium spp. ke tanaman lain ini juga
dapat ditularkan melalui tanah maupun udara. Beberapa penyebab yang dapat
menyebarkan patogen ini antara lain melalui bahan tanaman, air (drainase yang
kurang baik), tanah, alat-alat pertanian yang digunakan, dan hewan seperti
serangga. Hal ini perlu diwaspadai, agar tidak mudah melekat dan terbawa ke
tanaman lain.
D. PENYEBARAN PATOGEN
Badan karantina pertanian menerangkan sejarah telah berulangkali
membuktikan bahwa hama atau penyakit pada makhluk hidup, termasuk hewan
dan tumbuh-tumbuhan, dapat menular dari satu wilayah ke wilayah negara lain
melalui lalu lintas manusia atau benda-benda yang menjadi media pembawa.
organisme pengganggu tumbuhan dapat menyebar melalui tanaman hidup dan
bagian tanaman. Dengan demikian penyebaran atau metode penyebaran ke daerah
lain dapat disebabkan
E. PENGENDALIAN PATOGEN
Salah satu penyebab menurunnya hasil panen adalah penyakit busuk pada
batang kedelai sehingga mengakibatkan tanaman rebah dan mati, sehingga perlu
adanya pengendalian yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya penularan
penyakit tersebut, beberapa metode yang dapat dilakukan baik secara fisik
maupun kimia diantaranya seperti:
1. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan ketika bagian tanaman terindikasi terserang oleh
penyakit.Pemangkasan menggunakan gunting yang bersih agar terhindar oleh
bakteri lain, lalu hasil potongan tsb dibakar agar tidak menyebar ke tanaman lain
Upaya pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan cara memangkas bagian
tanaman yang terinfeksi kemudian membakarnya
2. Menggunakan bahan kimia
Pengguanaan bahan kiam adalah pilihan paling terahir dikarenakan bahan
kimia susah untuk dihilangkan dalam jangka pendek sehingga hasil panen
mengandung residu dari sisa sisa penggunaan pestisida kimia. Untuk
menggunakan bahan kimia dianjurkan untuk membaca aturan pakai dan
menggunakan dosis yang tepat sesuai dengan anjuran pakai. Sedangkan
pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida
(Ethaboxam, Mefenoxam, Oxathiapiprolin, dan Pyraclostrobin), CaCl2,
Ca(NO3)2, dan KNO3
3. Menggunakan metode inokulasi beberapa bakteri.
Metode ini bertujuan agar bakteri baik memberikan imun kepada tanaman
agar tidak mudah terserang penyakit salah satunya ialah bakteri Bacillius sp. Cara
pengaplikasian nya menggunakan kultur invitro untuk mengetahui tingkat
efektifitasnya dalam menahan tumbuhnya penyakit . Isolat Bacillus sp. 1 sebagai
isolat dengan daya hambat terbaik, digunakan dalam pengamatan skala green
house (Udayana dkk., 2022)
F. CARA PENGUJIAN MENURUT ISTA
Blotter test adalah salah satu metode untuk menginkubasi cendawan pada
benih agar dapat tumbuh pada media kertas saring lembab. Prosedur blotter test
menurut ISTA dalam penelitian (Asal dkk., 2019) adalah sebagai berikut.