Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Tugas Kelompok

JAMUR

DI SUSUN OLEH :
Kelompok : 3

1. Mariam Umar G111 16 549

2. Syahrida Ahmad G111 16 539

3. Aisyah Amini Iqbal G111 16 541

4. Andi Faradilla G111 16 523

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini banyak industri rumahan yang memproduksi jamur, misalnya
jamur tiram putih. Jamur tiram putih merupakanjamur yang banyak dikonsumsi
oleh konsumen. Usaha jamur tiram ini tidak begitu sulit dalam melakukan
pemeliharaan bibitnya. Hanya saja harus dengan ketelitian dan keuletan dalam
mengerjakannya. Usaha ini juga dapat dikerjakan secara individu ataupun
kelompok. Untuk itu, karya tulis ini ditulis untuk mengetahui cara-cara tentang
budi daya jamur.
Jamur (Fungi) adalah tumbuhan yang memiliki banyak jenis mulai dari yang
bisa dimakan atau yang tidak bisa dimakan. Jamur memiliki ciri-ciri yaitu tidak
berklorofil, bersifat saprofit, ada yang bersimbiosis, menghasilkan spora. Jamur
hitam biasanya ditemukan dibawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak
memerlukan cahaya matahari. Ditempat yang lembab jamur akan cepat tumbuh.
Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan salah
satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P.ostreatus),
jamur tiram merah muda (P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P. sajor caju), dan
jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua jenis jamur ini
memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi, tetapi
secara kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu dengan
dengan yang lain terutama dalam keadaan segar.
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini
sebagai salah satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk
ditemukan di alam saat ini dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu
di perlukanlah suatu budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar.
Dan tidak sedikit jamur yang berasal dari indonesia di impor ke luar negeri.Selain
sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha
menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini karena
pengangguran setiap tahun semakin meningkat. Jamur tiram juga dikenal sebagai
jamur yang memiliki khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini dibuat untuk mengetahui teknik
budidaya dari jamur tiram serta perbanyakan dan manfaat yang dapat dperoleh
dari jamur ini dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui salah satu jenis jamur yang
memiliki manfaat sebagai alternatif untuk pengobatan berbagai macam jenis
penyakit selain digunakan sebagai bahan masakan.
Adapun manfaat dari makalah ini adalah yaitu sebagai acuan atau referensi
yang dapat digunakan untuk membuat kembali makalah ataupun artikel ilmiah di
masa yang akan datang.
BAB II
ISI
2.1 Jamur
Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang
berarti tumbuh dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang
memiliki tubuh buah serta tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan
(Tjitrosoepomo, 1991). Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding
sel spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat
fagotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak
(multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien
dengan cara absorpsi (Gandjar, et al., 2006).
Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang
mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan
benangbenang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan
miselium. Miselium merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dari
hifa yang saling membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan
melihat warna miseliumnya (Volk and Wheeler, 1993).
Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan yaitu
dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora. Dinding
sel jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang dominan. Kitin
adalah polimer dari gugus amino yang lebih memiliki karakteristik seperti tubuh
serangga daripada tubuh tumbuhan. Spora jamur terutama spora yang diproduksi
secara seksual berbeda dari spora tumbuhan tinggi secara penampakan (bentuk)
dan metode produksinya (Alexopoulus dan Mimms, 1979).
Banyak jamur yang sudah dikenal peranannya, yaitu jamur yang tumbuh di
roti, buah, keju, ragi dalam pembuatan bir, dan yang merusak tekstil yang lembab,
serta beberapa jenis cendawan yang dibudidayakan. Beberapa jenis memproduksi
antibiotik yang digunakan dalam terapi melawan berbagai infeksi bakteri (Tortora,
et al., 2001). Diantara semua organisme, jamur adalah organisme yang paling
banyak menghasilkan enzim yang bersifat degradatif yang menyerang secara
langsung seluruh material oganik (Mc-Kane, 1996).
2.2 Jamur Kuping
Jamur kancing adalah salah satu jenis jamur pangan atau konsumsi yang di
kenali banyak masyarakat yang memiliki bentuk hampir menyerupai kancing.
Jamur kancing ini banyak dikenal dengan sebutan dengan jamur kompos (
champignon ), table mushroom, common mushroom atau cultivates mushroom,
dan juga di kenal di negara Perancis dengan sebutan champignon de paris.
Secara umumnya, jamur kancing ini memiliki warna yang sangat beragam
dan juga bervariasi mulai dari warna putih, krem, atau coklat muda. Jamur
kancing ini di perkirakan berasal dari perancis abad ke – 17 yang menyebar luas
keberbagai daerah dan wilayah hingga sampai saat ini.
a. Klasifikasi jamur kancing
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Sub kelas : Homobasidiomycetidae
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Agaricus
Spesies : Agaricus bisporus, wikipedia ( J. E. Lange ) Imbach
b. Morfologi jamur kancing
 Jamur kancing ini memiliki bentuk bulat yang hampir menyerupai kancing.
 Berwarna putih bersih, krem atau coklat muda.
 Tidak memiliki klorofil
 Memiliki tangkai yang relatif pendek.
 Memiliki tudung yang hampir menyerupai kancing.
 Memiliki perakaran yang serabut dan juga melekat pada substrat.
c. Manfaat Jamur Kancing
Jamur kancing ini memiliki kandungan bebas lemak, bebas sodium, serta
memiliki vitamin dan mineral yang sangat tinggi seperti vitamin B dan potasium.
Jamur kancing juga rendah kalori, jika mengkonsumsi 5 buah jamur kancing ini
yang berukuran sedang atau setara dengan 20 kalori.Mencengah penyakit kanker
payudara dan prostat, Mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah koroner
pada penderita penyakit hipertensi dan jantung akibat kolesterol,Meningkatkan
imunitas, Memotong kalori yang berlebih, Meningkatkan aktivitas sel pembunuh
dalam sistem kekebalan tubuhnya, Menekan aromatase,Untuk campuran makan
seperti toping pizza, campuran saus steak dan pasta, untuk sup, Untuk formula
kosmetik dan bahan baku penghalus kulit
d. Budidaya Tanaman Jamur Kancing
Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu peluang bisnis yang bisa anda
lakukan mengingat harganya yang agak mahal dengan peminat yang banyak di
pasaran. Untuk itu anda bisa melakukan cara budidaya jamur kancing dengan
mudah dan praktis.
 Persiapan bibit
Bagi pembudidaya skala rumahan, biasanya lebih condong menggunakan bibit
F3 yang dapat langsung ditebar pada media tanam. Akan tetapi, jika Anda hendak
membeli bibit sebaiknya pilih bibit yang telah teruji dan mempunyai nilai BER
(Bioligical Effeciency Ratio) jamur kancing 25—40%.
 Tahap budidaya
Pada budidaya jamur kancing, tahapannya hampir sama dengan budidaya
jamur merang, yakni dilakukan dengan cara menebar bibit F3 pada media tanam
yang telah disiapkan pada rak-rak yang ada di dalam kumbung.
Media tanam yang bisa digunakan untuk menanam jamur kancing dapat dibuat
dari jerami padi, kapur pertanian, dan bekatul. Setelah itu, perlu dilakukan proses
pengomposan pada media tanam untuk mematikan jamur liar dalam tingkat
rendah. Selanjutnya, lakukan proses sterilisasi untuk menyempurnakan proses
pengomposan.
Anda juga perlu melakukan casing, yakni proses pelapisan tanah setebal 3—5
cm di atas media tanam yang telah ditumbuhi miselium. Tujuannya, untuk
menstimulir pembentukan tubuh buah, mengurangi kerusakan kompos, membantu
pertumbuhan jamur, dan membantu mencegah penguapan air.
 Pemeliharaan
Pengamatan dan kontrol setiap hari sangat perlu untuk dilakukan. Cek kondisi
lingkungan atau udara, kelembapan, dan suhu di dalam kumbung. Seperti halnya
memelihara jamur merang, pada budidaya jamur kancing, penyemprotan air
dlakukan bila suhu udara meningkat dan kelembapan rendah.
 Panen dan pascapanen
Jamur kancing dapat dipanen setelah tubuh buahnya tumbuh atau pada stadia
kancing, yaitu jamur dengan selubung yang masih tertutup. Kondisi ini biasanya
terbentuk setelah 12—17 hari proses casing. Masa panen jamur kancing anatara
30—50 hari dengan pemetikan dua kali sehari selama tiga kali periode
pemanenan.Setelah jamur dipetik, lakukanlah sortasi untuk menyeragamkan
ukuran. Pada stadia kancing, jamur bertahan selama 4 hari bila ditempatkan pada
suhu kurang dari 16°C. Sementara, pada suhu kamar, jamur ini hanya bisa
bertahan 1—2 hari.
e. Syarat Tumbuh
 Memiliki pH netral (pH ±7)
 Bersih dari hama dan penyakit (disterilisasi dengan menggunakan uap panas
dengan suhu 70°C selama ±4 jam)
 Memiliki pori sehingga dapat menyimpan air.
2.1.2 Jamur Merang
Jamur merang ( Volvariella volvacea ) merupakan jamur yang sangat
dikenal, terutamanya dikalangan masyaraat Asia tenggara, dan sudah lama di
budidayakan sebagai bahan pangan yang kaya sumber vitamin dan protein. Jamur
ini juga merupakan tumbuhan yang memiliki inti sel, berspora, tidak memiliki
klorofil dan juga berkembang biak secara seksual dan aseksual.
a. Klasifikasi Jamur Merang
Kingdom : Myceteae
Subkingdom : Eukaryota
Divisi : Amastigomycota
Sub Divisi : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Volvariella
Spesies : Volvariella volvacea
b. Morfologi Jamur Merang
 Secara umumnya jamur memiliki tudung yanga berbeda-beda tergantung
dengan jenis dan varietesnya. Tetapi jamur merang memiliki tudung dengan
diameter 5-14 cm dengan berbentuk bulat telur kemudian terlihat cembung
dan memiliki permukaan kering, serta memiliki warna yang sangat bervariasi
mulai dari warna coklat, putih, keabu-abuan dan kehitaman.
 Jamur juga memiliki tangkai berbeda – beda tergantung dengan pertumbuhan
jamur tersebut, tangkai jamur merang memiliki panjang 3-8 cm, berdiameter
5-9 cm, biasanya di bagian dasar berwarna puti, kuat dan juga licin.
 Selain itu, jamur merang juga memiliki spora berwarna merah jambu dengan
ukuran spora 7-9 x 5-6 mikro, menjorong dan sangat licin. Sproa jamur ini
memiliki garis-garis yang berbentuk seperti kipas dan juga terdapay cincin
membulat di bagian spora tersebut.
 Jamur juga memiliki cawan yang menutupi bagian tangkai dasar mendekati
tanah dengan bentuk yang unik yaitu membulat dan mencorong di bagian
atas. Cawan ini memiliki ukuran yang berbeda – beda juga tergantung dengan
pertumbuhan tanamannya. Cawan ini juga memiliki warna yang sangat
beragam mulai dari warna coklat, putih kekuningan dan juga memiliki warana
yang buram.
 Jamur merang ini memiliki akar semu atau akar rhozoid yang memiliki
panjang 2-5 cm dengan menembus permukaan tanah. Akar pada jamur ini
memiliki peran penting untuk menyerap unsur air yang ada didalam media
tanah.
c. Cara Budidaya
 Tahap Isolasi
Tahap isolasi jamur dilakukan sampai diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Tahap ini diperlukan teknologi khusus yang hanya dapat dikerjakan
oleh ahli mikrologi, ahli mikrobiologi, atau teknisi di bawah pengawasannya.
Cara penyimpanan dan pemeliharaan biakan murni atau kultur sediaan
merupakan tanggung jawab bank miselium atau pengumpul biakan. Petani
jamur atau pembuat bibit sebaiknya mendapatkan biakan murni dari bank
miselium dan penangkar biakan murni.
Suatu bank miselium mampu menyediakan biakan yang terjamin kemur-
niannya dan teruji kemampuan produksinya, baik kualitas maupun kuantitas.
Pengusaha jamur atau bibit jamur yang besar biasanya memiliki bank miselium
mini sendiri. Biakan awal tetap harus berasal dari bank miselium yang diakui agar
terhindar dari kontaminasi dan kemunduran sifat genetiknya.
 Tahap Pembuatan Bibit
Biakan murni dari bank miselium atau pengoleksi biakan, tahap selanjutnya
adalah pembuatan bibit (spawn). Bibit jamur yang dimaksud adalah miselium
jamur (berupa benang-benang halus) yang tumbuh pada media yang cocok. Media
yang digunakan biasanya berasal dari limbah pertanian, limbah industri, atau hasil
industri.
Petani atau pengusaha jamur dalam skala kecil disarankan agar membeli bibit
dari pengusaha bibit karena akan lebih menguntungkan, sementara petani atau
pengusaha dalam skala besar akan lebih menguntungkan bila dapat me-
nyediakan bibit sendiri, bahkan biakan murni sendiri. Guna keperluan tersebut
tentunya harus dibutuhkan tenaga ahli mikrologi atau mikrobiologi.
Pembuat bibit jamur merang di negara lain biasanya mendepositokan biakan
murni (biakan awal) pada bank miselium yang telah diakui. Biakan murni harus
disimpan dengan cara yang tepat sehingga sifat aslinya tidak berubah dan dapat
diambil bila sewaktu-waktu diperlukan.
 Tahap Penanaman dan Pemanenan
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penanaman dan pemanenan jamur,
bibit jamur ditanam pada media tumbuh untuk pertumbuhan jamur. Media tumbuh
untuk jamur sangat beragam. Jamur kuping dan jamur shiitake biasanya
menggunakan batang kayu sebagai media tumbuh, sementara untuk jamur
merang media tumbuh yang baik adalah jerami padi, daun pisang, eceng gondok,
dan sebagainya, baik yang telah dikomposkan maupun belum. Biasanya untuk
mengurangi resiko kontaminasi, petani atau pengusaha kecil dalam budidaya
jamur merang akan mulai dari tahap penanaman dan pemanenan.
 Tahap Pengolahan
Tahap terakhir dari rangkaian budidaya jamur merang adalah pengolahan dan
pengawetan hasil panen. Jamur merang biasanya dipasarkan dalam keadaan segar
atau dalam kaleng. Pengetahuan yang khusus diperlukan untuk aspek
penyimpanan, karena jamur terutama merang dalam keadaan segar hanya dapat
bertahan 1-2 hari saja, kemudian jamur akan mudah rusak dan busuk
d. Syarat Tumbuh
 Lokasi penanaman jamur harus terlindung dari angin yang kencang, (angin
laut yang terlalu kencang akan menghasilkan jamur yang rusak).
 Jamur merang sangat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan. Bila curah
hujan tinggi atau intensitas cahaya matahari terlalu tinggi, maka produksi
jamur akan rendah, namun apabila cuaca berawan (kelembaban dan suhu
udara tinggi) produksi jamur merang akan tinggi.
 Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung.
Karena itu bila lokasi terlalu panas sirkulasi udara di sekitarnya harus baik.
 Jamur merang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan
suhu udara yang cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum
udara yang dibutuhkan antara 20-28 derajat C, bila suhu udara turun hingga
di bawah 20 derajat C maka jamur merang tidak akan berproduksi, walupun
tumbuh hanya sampai stadia kancing, jamur akan mati atau busuk.
 Kelembaban udara merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam
pertumbuhan jamur. Umumnya kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar
80-90%.
e. Manfaat
Jamur mempunyai nilai gizi tinggi terutama kandungan proteinnya (15-20
persen berat keringnya). Daya cernanya pun tinggi (34-89 persen). Sifat nutrisi
(kelengkapan asam amino)yang dimiliki oleh jamur lebih menentukan mutu
gizinya. Jamur segar umumnya mengandung 85-89 persen air. Kandungan lemak
cukup rendah antara 1,08-9,4 persen (berat kering) terdiri dari asam lemak bebas
mono ditriglieserida, sterol, dan phoshpolipida
Jamur merang juga merupakan sumber dari beberapa macam enzim terutama
tripsin yang berperan penting untuk membantu proses pencernaan. Jamur merang
dapat juga dijadikan sebagai makanan pelindung karena kandungan vitamin B-
kompleks yang lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial
yang cukup lengkap
Manfaat jamur bagi kesehatan tubuh adalah sebagai berikut: 1.Menurunkan
kolesterol darah. 2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 3. Mengatasi
gangguan pencernaan dan hati. 4. Kaya vitamin dan mineral serta protein. 5.
Melancarkan peredaran darah. 6. Menghambat virus HIV-AIDS
2.3 Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok
Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah
lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.Jamur tiram
masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan
King Oyster Mushroom
a. Klasifikasi dan Morfolofi Jamur Tiram
Adapun klasifikasi dari jamur tiram adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Thalaphyta
Subdivisi : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok
Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah
lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram
masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan
King Oyster Mushroom.
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa
Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram
mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut
berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang
hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain
itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm
serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
2.3.1 Syarat Tumbuh Jamur Tiram
Syarat lingkungan yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan
jamur tiram antara lain ;
1. Air
a) Kandungan air dalam substrak berkisar 60-65%
b) Apabila kondisi kering maka pertumbuhan akan terganggu atau berhenti
begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan
membusuk dan mati
c) Penyemprotan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan
kelembaban.
2. Suhu
a) Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan
antara 60-70%
b) Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16 – 22 º C
3. Kelembaban
a) Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium dipertahankan antara
60- 70%
b) Kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah dipertahankan antara 80-
90%
4. Cahaya
a) Pertumbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya matahari secara langsung
b) Cahaya tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat
dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah.
c) Pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya
d) Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Namur sekitar 200
lux (10%) .
5. Aerasi
Dua komponen penting dala udara yang berpengaruh pada pertumbuhan
jamur yaitu oksigen (O2 ) dan karbondioksida (CO2 ). Oksigen merupakan unsur
penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksida menjadi
karbondioksida. Konsentrasi karbondioksida (CO2) yang terelalu banyak dalam
kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Di dalam kumbung
jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.
6. Tingkat Keasaman (pH)
Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh
jamur lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri, pH
optimum pada media tanam berkisar 6-7.
2.3.2 Teknik Budidaya Jamur Tiram
Adapun teknik budidaya Jamur Tiram adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Kubung
Kubung adalah bangunan tempat menyimpan bag log sebagai media
tumbuhnya jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen.
Didalamnya tersusun rak-rak tempat media tumbuh/log jamur tiram. Ukuran
kubung bervariasi tergantung dari luas lahan yang dimiliki. Tujuannya untuk
menyimpan bag log sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dikehendaki
jamur tersebut. Bag log adalah kantong plastik transparan berisi campuran
mediajamur. Rak dalam kubung disusun sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pemeliharan dan sirkulasi udara terjaga. Umumnya jark
antara rak ± 75 cm. Jarak didalam rak 60 cm (4 – 5 bag log), lebar rak 50 cm,
tingi rak maksimal 3 m, panjang disesuaikan dengan kondisi ruangan. Bag
log dapat disusun secara vertikal cocok untuk daerah lebih kering. Sedangkan
penyusunan secara horizontal untuk daerah dengan kelembaban tinggi. Antara
rak pertama berjarak 20 cm.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kubung berupa tiang
kaso/bambu, rak-rak, bilik untuk dinding dan atap berupa genteng, asbes atau
rumbia. Juamlah dan tinggi rak tergantung pada tinggi ruang pemeliharaan dan
jumlah baglog yang akan dipelihara.
2. Peralatan Dalam Pembuatan Baglog
a. Alat Sterilisasi, bisa berupa drum, autoclave maupun boiler (steril bak) lengkap
dengan kompor.
b. Alat Pengadukan, ayakan, cangkul, sekop, ember, selang.
c. Alat inokulasi, lampu bunsen, masker, jas lab, spatula/pinset, alkohol/spritus,
hand Sprayer
d. Alat angkot, keranjang
e. Alat penyiraman
f. Alat Panen
3 Pembuatan Media Tanam
1) Pengayakan
Pengayakan adalah kegiatan memisahkan atau menyaring serbuk kayu
gergajiyang bersar dan kecil/halus sehingga didapatkan serbuk kayu gergaji yang
halus dan seragam. Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki
kepadatantertentu tanpa merusak kantong plastik ( bag log) dan mendapatkan
tingkat pertumbuhan miselia yang merata.
2) Pencampuran
Pencampuran serbuk kayu gergaji dengan dedak, kapur dan gips
sesuaitakaran untuk mendapatkan komposisi media yang merata. Tujuannya
menyediakansumber hara/nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkemangan
jamur tiramsampai siap dipanen. Media untuk pertumbuhan jamur tiram
sebaiknya dibuatmenyerupai kondisi tempat tumbuhn jamur tiram di alam.
Prosedur pelaksanaanyaanatar lain ;
1. Serbuk gergaji 100 kg sebagai media tanam
2. Dedak 15 kg sebagai sumber makanan tambahan bagi pertumbuhan jamur
3. Kapur 2kg dan gips 1 kg untuk mendapatkan pH 6-7 media tanam
sehinggamemperlancar proses pertumbuhan jamur
4. Serbuk gergaji yg sudah diayak dicampur dengan bekatul, kapur dan gips.
5. Campuran bahan diaduk merata dan ditambahkan air bersih hingga
mencapaikadar air 60-65%, dapat ditandai bila dikepal hanya mengeluarkan
satu tetes airdan bila dibuka gumpalan serbuk kayu tidak serta merta pecah.
Bahan yang telahdicampur bisa dikomposkan 1 hari, 3 hari, 7 hari atau
langsung dikantongi.
3) Pemeraman
Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudia menutupnya secararapat
dengan menggunakan plastik selama 1 malam. Tujuannya menguraikansenyawa-
senayawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-
senyawakompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa
yanglebih sederhana, sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan
memungkinkanpertumbuhan jamur yang lebih baik.
4) Pengisian Media ke Bag Log
Kegiatan memasukan campuran media ke dalam plastik polipropile (PP)
dengan kepadatan tertentu agar miselia jamur dapat tumbuh maksimal dan
menghasilkan panen yang optimal. Tujuannya menyediakan media tanam bagi
bibit jamur.
Prosedur pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (bag log) antara lain ;
1. Campuran serbuk gergaji yang sudah dikompos dimasukan kedalam kantong
plastikukuran 18x30, 20x30, 23 x 35 tergantung selera.
2. Padatkan campuran dengan menggunakan botol atau alat lain
3. Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan paralon/bambu
pada bagianleher plastik sehingga bungkusan akan menyerupai botol
5) Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan
mikroba,baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat menganggu pertumbuhan
jamuryang ditanam. Tujuannya mendapatkan serbuk kayu yang steril bebas dari
mikrobadan jamur lain yang tidak dikendaki. Sterilisasi dilakukan pada suhu 70° C
selama 5 –8 jam, sedangkan sterilisasi autoclave membutuhkan waktu selama 4 jam,
padasuhu121°C, dengan tekanan 1 atm.
6) Pendinginan
Proses pendinginan merupakan suatu upaya menurunan suhu media tanamsetelah
disterilkan agar bibit yang akan dimasukkan ke dalam bag log tidak
mati.Pendinginan dilakukan 8 – 12 jam sebelum dinokulasi. Temperatur
yangdiinginkanadalah 30 - 35°C. Prosedur pelaksanaannya antara lain :
1. Keluarkan bag log dari drum yang sudah disterilisasikan
2. Diamkan dialam ruangan sebelum dilakukan inokulasi (pemberian bibit)
3. Pendinginan dilakukan hingga temperatur mencapai 30 -35°C.
7) Inokulasi Bibit
Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari
biakaninduk kedalam media tanaman yang telah disediakan. Tujuannya
adalahmenumbuhkan miselia jamur pada media tanam hingga menghasilkan
jamur yang siappanen. Prosedur pelaksanaan inokulasi bibit antara lain ;
1. Petugas yang akan menginokulasi bibit harus bersih, mencuci tangan
denganalkohol, dan menggunakan pakaian bersih.
2. Sterilkan saptula menggunakan alkohol 70% dan dibakar.
3. Buka sumbatan kapas bag log, buat sedikit lubang pada media tanam
denganmenggunakan kayu yang steril yang diruncingkan.
4. Ambil sedikit bibit jamur tiram (miselia) ± 1 (satu) sendok teh dan letakkan
kedalam bag log setelah itu sedikit ditekan.
5. Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kapas kembali.
6. Media baglog yang telah dinokulasi dibuat hingga 22 - 28º C untk
mempercepatpertumbuhan miselium.
8) Inkubasi
Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkaqn media tanam yang
telahdiinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh. Tujuanya
adalahuntuk mendapatkan pertumbuhan miselia.
Suhu ruang pertumbuhan miselia jamur antara 28–30 ºC utk mempercepat
pertumbuhan miselium
1. Media baglog yg telah dinokulasi dipindahkan dalam ruang inkubasi
2. Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh dalam
baglogberwarna putih merata setelah 20-30 hari.
3. Tutup kubung serapat mungkin sehingga cahaya matahari minimal,
kendalikansuhu ruang kubung mencapai 25 – 33oC.
9) Pemindahan ke Tempat Budidaya
1. Baglog yang telah putih ditumbuhi miselium dipindahkan ke kumbung
budidaya
2. Baglog yang miseliumnya sudah putih dan ada penebalan dibuka cincin
bambunya agar jamur bisa tumbuh.
10) Perawatan
1. Baglog yang telah dibuka cincin dirawat dengan melakukan penyiraman
secarakabut untuk mempercepat pertumbuhan pinhead jamur
2. Hal yang terpenting harus diperhatikan dalam kumbung adalah menjaga suhu
dankelembaban yang dibutuhkan jamur
3. Apabila kelembaban kurang, pinhead mati dan jika terlkalu lembab
jamurmenjadi basah
11) Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara penyemprotan atau pengkabutan dengan
menggunakan air bersih yang ditujukan pada ruang kubung dan media tumbuh jamur,
tujuan untuk menjaga kelembaban kubung.
12) Pengendalian Hama dan Penyakit
Umumnya hama dan penyakit utama pada jamur tiram adalah tikus,
dapatdikendalikan dengan menggunakan seng sebagai pembatas bangunan
kubung agar tidak naik keatas atau lem tikus. Pada malam hari sering dilakukan
pengecekan kubung untuk mengusir tikus.
13) Pengaturan Suhu Ruangan
Membuka dan menutup pintu dan jendela (ventilasi) kubung dan
untukmengatur suhu dan kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan.Tujuanya untuk mendapatkan pertumbuhan jamaur yang optimal. Agar
pertumbuhanjamur optimal diperlukan suhu ruangan dalam kubung 28 - 30°C dan
kelembabansebesar 50 -60% pada saat inkubasi. Sedangkan suhu pada
pembentukan tubuh buahsampai panen berkisar antara 22 -28 °C dengan
kelembaban 90 – 95%. Apabilakelembaban kurang, maka substrat tanaman akan
mengering.
14) Panen
Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah :
1. Tudung belum keriting
2. Warna belum pudar
3. Spora belum dilepaskan
4. Tekstur masih kokoh dan lentur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:
1. Panen dilakukan dengan mencabut
2. Tanpa menyisakan bagian jamur
3. Bersih dan tidak berceceran
4. Jamur dipanen setelah 3 hari muncul pinhead, ukuran jamur cukup dan
jamurtidak terlalu basah, hal ini akan mempengaruhi harga dipasar
5. Baglog yang telah dipanen dibersihkan dari sisa-sisa jamur yang masih
menempelpada baglog supaya tidak mengundang hama dan penyakit
6. Jamur yang telah dipanen dibersihkan kemudian diwadahi dalam kantong
plastikukuran 3 kg, 5 kg, 10 kg dan siap dipasarkan.
15) Penanganan Pasca Panen
1. Jamur tiram kebanyakan dijual secara curah dalam bentuk segar
sehinggamempunyai kelemahan tidak tahan lama disimpan
2. Dijual dengan cara dipak ke supermarket, hotel dan restauran
3. Diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah lebih seperti dalam
bentukpepes jamur, sate jamur, sop jamur, tumis jamur, dendeng jamur,
jamur lapistepung, kripik jamur, abon jamur, pangsit jamur, dll.
2.3.3 Kandungan Kimia Jamur Tiram
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura
Departemen Pertanian adalah : protein rata-rata 3,5 – 4 % dari berat basah, berarti
dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat
kering, kandungan proteinnya 19-35%, sedangkan beras hanya 7,3% gandum
13,2%; kedelai 39,1%; susu sapi 25,2% (Tabel 1). Jamur tiram juga mengandung
9 macam asam amino yaitu (1) lisin, (2) metionin, (3) triptofan, (4) threonin, (5)
valin, (6) leusin, (7) isoleusin, (8) histidin, dan (9) fenil alanin (Tabel 2)
(Sumarmi, 2006). Lemak sebanyak 72% dalam jamur tiram adalah asam lemak
tidak jenuh, sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol
(hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya, 28% asam lemak
jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga
menimbulkan rasa enak (Sumarmi, 2006).
Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D.
Vitamin B1 (tiamin) 0,20 mg; B2 (riboflavin) 4,7-4,9 mg; niasin 77,2 mg dan
provitamin D2 (ergosterol) dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama
tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium dan Magnesium. Mineral
utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan
Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral
mikroelemen yang bersifat logam dalam jamur tiram kandungannya rendah,
sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari. Adanya serat yaitu lignoselulosa
baik untuk pencernaan (Sumarmi, 2006).
2.3.4 Manfaat Jamur Tiram Bagi Kesehatan
Selain dapat menyembuhkan kanker, Jamur Tiram dipercaya bisa
memberikan banyak manfaat lain, seperti:
1. Menangkal Radikal Bebas
Manfaat jamur tiram mengandung antioksidan bisa membantu
menangkal radikal bebas. Radikal bebas sangat berbahaya bagi tubuh karena
bisa memicu gangguan jantung dan kanker. Selain itu, antioksidan juga
berperan dalam meningkatkan sistem imunitas dan melindungi kulit dari
penuaan.
2. Menjaga Kesehatan Jantung
Kandungan beta glucan yang terdapat di dalam jamur tiram bisa berperan
besar dalam mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah sekaligus
menjaga kesehatan jantung. Selain itu, jamur tiram juga mengandung kalium
yang berfungsi menjaga fungsi jantung, otot, dan saraf.
3. Mencegah Penyakit Diabetes
Selain menjaga kesehatan jantung, beta glucan juga membantu
mengendalikan gula darah untuk mengurangi risiko penyakit diabetes tipe 2.
Jamur tiram juga mengandung vitamin B yang berfungsi mendukung kinerja
sel darah merah, sistem pencernaan, dan menjaga kesehatan kulit.
4. Menjaga Kesehatan Tulang dan Saraf
Manfaat jamur tiram juga diyakini bisa membantu menjaga kesehatan tulang
dan saraf karena mengandung tembaga. Jamur tiram juga mengandung asam
pantotenat yang baik untuk mendukung kinerja sistem saraf dan membantu
menghasilkan hormon yang dibutuhkan.
5. Mengatasi Infeksi Saluran Pernapasan
Menurut penelitian pada anak-anak, manfaat jamur tiram juga bisa membantu
meredakan infeksi saluran pernapasan atas karena memiliki efek anti alergi.
Namun, efek ini masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut untuk
memastikan kebenarannya.
6. Mencegah Pertumbuhan Kanker
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak jamur tiram memiliki sifat melawan
kanker. Zat ini bekerja dengan cara meningkatkan sel imunitas tertentu,
sehingga menekan pertumbuhan dan penyebaran tumor atau kanker di
beberapa bagian tubuh seperti payudara dan usus besar.
Meskipun ada beragam manfaat jamur tiram bagi, namun Anda harus berhati-
hati dalam mengonsumsinya, terutama jika Anda alergi terhadap jamur ini.
Usahakan untuk selalu membeli jamur tiram di pasar atau supermarket agar
terjamin keamanannya. Jangan pernah mengonsumsi jamur tiram yang didapat
langsung dari alam bebas karena berisiko menyebabkan keracunan.
2.1.4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa Jamur Tiram,jamur merang dan jamur kancing merupakan
jenis jamur yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain untuk
mencegah kanker, jamur ini dapat digunakan sebagai penangkal radikal bebeas,
menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit diabetes, menjaga tulang dan
saraf, serta menjaga saluran pernafasan.
3.2 Saran
Dibutuhkan banyak referensi mengenai budidaya jamur tiramJamur
Tiram,jamur merang dan jamur kancing agar dapat menunjang proses pembuatan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus, C.J and C.W Mims. 1979. Introductory Mycology. John Wiley and
Sons. New York.
Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Mikologi, Edisi Kedua. Penerbit Alumni.
Bandung.
Gandjar, I, dkk. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
MC-Kane, L. (1996). Microbiology Applied and Practice. New York:
McGrawHill Book Companies.
Rahayu, G. 1994. Biology Cendawan : Fisiologi Cendawan. FMIPA IPB Bogor.
Tjitrosoepomo, C., 1991. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada Universy Press,
Yogyakarta.
Tortora, G.J. dkk., 2001, Microbiology an Introduction, Addison Wesley
Longman Inc., San Fransisco, USA
Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jasad V. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai