Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

KEGIATAN MOOC PPPK


TAHUN 2023
Di Susun Oleh:

NAMA : SINAR, S.P


NIP : 19700820 202121 1 002
GOLONGAN : IX
JABATAN : AHLI PERTAMA
INSTANSI : BPP LILIRIAJA

DINAS TANAMAN PANGAN, HOLTIKULTURA,


PERKEBUNAN DAN KETAHANAN PANGAN (TPHPKP)
KABUPATEN SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
RESUME JURNAL MOOC PPPK PENYULUH PERTANIAN
AGENDA I BELA NEGARA

I. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA


Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang
dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman” (Pasal 1 Ayat (11) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara).
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan
melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
1. Cinta tanah air;
2. Sadar berbangsa dan bernegara;
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Kemampuan awal Bela Negara.
II. ANALISIS ISU KONTEMPORER
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan
tugasnya:
A. Melaksanakan : Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
B. Memberikan : Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
C. Mempererat : Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.`
- Mengambil Tanggung Jawab : Tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan
memperbaiki kesalahan yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data,
menindaklanjuti dan menuntaskan komitmen, serta menghargai integritas
pribadi.
- Menunjukkan Sikap Mental Positif : Bersedia menerima tanggung jawab kerja,
suka menolong, menunjukkan respek dan membantu orang lain sepenuh hati,
tidak tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap diskriminatif atau melecehkan
orang lain.
- Mengutamakan Keprimaan : Belajar terus menerus, semangat memberi
kontribusi melebihi harapan, dan selalu berjuang menjadi lebih baik.
- Menunjukkan Kompetisi : Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri,
keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri,
menunjukkan kemampuan bekerja sama, memimpin, dan mengambil keputusan,
serta mampu mendengarkan dan memberi informasi yang diperlukan.
- Memegang Teguh Kode Etik : Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku
buruk terhadap masyarakat yang dilayani maupun rekan kerja, berpakaian sopan
sesuai profesi PNS, dan menjunjung tinggi etika-moral PNS.

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER

KORUPSI
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi beserta revisinya melalui Undang- Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara
substansi Undang- undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus
operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian
pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang
perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat
dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana

Penjara, dan Pidana Tambahan.


NARKOBA
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa
Yunani yaitu ”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.
Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ”Narcissus” yang
berarti jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak
sadarkan diri.
Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh
Kemenkes) yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(Kemenkes, 2010). Kedua istilah tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia
internasional (UNODC) menyebutnya dengan istilah narkotika yang mengandung arti
obat- obatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga dengan
menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika, psikotropika, dan
bahan adiktif lainnya
TERORISME
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
MONEY LAUNDRING
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian
uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata) karena
akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti
uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian
kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money
laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.
PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini
yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor
non negara. Kepentingan nasional negara negara besar dalam rangka struggle for
power dan power of influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war
memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam
mencapai tujuannya.
KEJAHATAN MASS COMMUNICATION (CYBER CRIME, HATE
SPEECH, DAN HOAX)
CYBER CRIME
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma,
pemrograman dan sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem
dan mencari celah agar bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas
kejahatan lainnya.
HATE SPEECH
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, serta kemampuan dan akses pengguna media
yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin
terjadi. Apalagi dengan karakter anonimitas yang menyebabkan para pengguna
merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi tanpa memikirkan efek samping atau
dampak langsung terhadap objek atau sasaran ujaran kebencian.
HOAX
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak
benar. Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku
aktif melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan
sengaja menyebarkan informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik.
Sedangkan pelaku pasif adalah individu atau kelompok yang secara tidak sengaja
menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.

III. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai- nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan peran
dan profesi warga negar, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya
mendasari proses naton and character building.
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal
bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan
dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu menjaga kesehata
jasmani dan rohani. Sedangkan, secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika,
etiket, moral, dan memegang teguh kearifan lokalyang mengandung nilai- nilai
jati diri bangsa yang terhormat.
Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai- nilai
dasar bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan
jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memilki etika, etiket, moral dan
nilai kearifan lokal.
AGENDA II
1. BERORIENTASI PELAYANAN
Berorientasi pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Pelayanan yang semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN
di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif dan diandalkan dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidakmudah
untuk dipahami. Ketika sesorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas
adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tida mengetahuibagaimana cara
mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1.Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2.untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
3.untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
3. KOMPETEN
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai
tuntutan pekerjaan.
Kompetensi ASN Kompetensi Teknis
- yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis
fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis; Kompetensi Manajerial
- yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan; dan Kompetensi Sosial Kultural
- diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
3. HARMONIS
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
Peran ASN Harmonis
- Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau
golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak
boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
- PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok
minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang
mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut.
- PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
- Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS
lainnya yang membutuhkan pertolongan
- PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya
5. LOYAL
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Materi modul ini diharapkan
dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang
semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi
tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.Berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara.
6. ADAPTIF
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi
sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003) .
Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat
mahir (personal mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang
sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau citacita yang
akan dicapai bersama (shared vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan
untuk mewujudkan visinya (team learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking). Terus berinovasi dan antusias dalam
mengerakkan serta menghadapi perubahan
7. KOLABORATIF
Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah:
Collaboration is a complex process, which demands planned, intentional
knowledge sharing that becomes the responsibility of all parties (Lindeke and
Sieckert, 2005).
6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi :
1. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
2. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
3. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan
Hanya'‘Dikonsultasikan’ Oleh Agensi Publik;
4. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
5. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus
(Bahkan Jika Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik);Dan
6. Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen.
AGENDA III
1. SMART ASN
Apapun yang memiliki profil nasionalisme, integritas, wawasan global,
hospitality, networking, teknologi informasi. Bahasa asing dan
entrepreneurship yang berperang sebagai digital leader yang mendukung
transformasi birokrasi di Indonesia.
LITERASI DIGITAL
Merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan
media digital, seperti alat kemunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
PILAR LITERASI DIGITAL
Kecakapan digital, keamanan digital, etika digital budaya digital.
MANFAAT LITERASI DIGITAL
- Menambah wawasan
- Meningkatkan kemanpuan untuk lebihkritis dalam berfikir serta memahami
- Informasi
- Menambah kekuasaan “ kesakata “
- Meningkatkan kemanpuan verbal
- Meningkatkandaya focus serta konsentari
- Menambah kemanpuan dalammembaca, merangkai kalimatserta menulis
informasi.
KEDUDUKAN ASN
- ASN
- PPPK
FUNGSI DAN TUGAS
Pelayan public, perekat dan pemersatu bangsa.
HAK ASN
- Gaji
- Cuti
- Tunjangan
- Pengembangan kompetensi jaminan pensiun dan hari tua
a. Setia dan taat pada pancasila, UUD 1945, NKRI.
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Melaksanakan kebijakan yang di rumuskan pejabat pemerintah yang
berwenagn.
d. Menaati peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan tanggung jawab.
f. Menunjukkan integritas, dalamketeladanandalam sikap, prilaku, ucapan,
dan tindakan kepada setiap orang baik di dalam maupun di luar
kedinasan.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Bersedia di tempatkan di seluruh NKRI.
2. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang profesional, memiliki dasra, etika profesi, bebasa dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan epada pengaturan profesi pegawai sehinggadiharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur aipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Manajemen ASN terdiri dari ASN dan manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola pikir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,pengajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun di hari tua, dan
perlindungan.
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan ompetensi; pemberi
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi,
disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemaha dan juga diberikan
bantuan dari organisasi untukmeningkatkan kinerja
a. Manajemen ASN terdiri dari PNS dan Manajemen PPPK.
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola pikir,
promosi, mutasi, penilaian kinerja,pengajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun di hari tua, dan perlindungan.
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan ompetensi; pemberi
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementrian,
keskretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan instansi
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif.
e. Pejabat pembina Kepegawaian dilarang mengganti pejabat Tinggi selama
2 tahun (dua) tahun terhitung sejak Pelatihan Pejabat Pimpinan, kecuali
Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan
perundang- undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yag
ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua)
tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden, Jabatan
Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (llima) tahun.
g. Dalampengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN
melakukan pengawasan pengisian jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Keegawaian
maupun atas inisiatif sendiri.
h. Pegawai asn dapat menjadi pejabatNegara.pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara. Peagawai ASN daN PNS yang diangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentiakan sementara dari jabatannya dan
tidak kehilangan status PNS.
i. Pegawai berhimpun dalam wadah korps profesi pegawai ASN Republik
Indonesia memilii tujuan menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korpsasn sebagai pemersatu bangsa.
j. Untukmenjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam Manajemen ASN diperlukan sistem Informasi ASN. Sistem
Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-
instansi pemerintah.
k. Sengketa pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administatif. Upaya
administratif dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai