NIP : 197812112022211005
Temp/Tgl : Blitar, 11 Desember 1978
Gol : III/A
Jabatan : AHLI PERTAMA – GURU PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN
Lembaga : SMKN 1 KADEMANGAN BLITAR
RANGKUMAN AGENDA 1
A. Wawasan Kebangsaaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari casila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
Empat Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara di Indonesia meliputi:
1. Pancasila: Merupakan falsafah negara dan ideologi nasional yang mencakup nilai-nilai
kehidupan bangsa Indonesia.
2. Undang-Undang Dasar 1945: Merupakan konstitusi negara yang membatasi kekuasaan
pemerintah dan melindungi hak-hak warga negara.
3. Bhinneka Tunggal Ika: Menekankan persatuan dalam keragaman agama, suku, budaya, dan
bahasa di Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI): Didirikan pada 17 Agustus 1945. PPKI
melengkapinya dengan pemerintah berdaulat dan UUD 1945. Tujuan NKRI adalah melindungi
bangsa, memajukan kesejahteraan, mencerdaskan, dan menjaga ketertiban dunia.
Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Garuda Pancasila, dan Lagu
Indonesia Raya adalah simbol kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia. Bendera Pusaka
disimpan di Monumen Nasional Jakarta. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
mempersatukan suku bangsa. Lambang Garuda melambangkan kekuatan pembangunan. Lagu
Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman.
Berorientasi Pelayanan
B. Berorientasi Pelayanan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah harus mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negara. Selain bentuk dan jenis pelayanan, mekanisme
penyelenggaraan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya juga perlu dipertimbangkan. Birokrasi
sebagai pelayan publik harus mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat. Citra positif
ASN terlihat dari perilaku melayani dengan senyum, sopan, dan rapi; memberikan pelayanan
cepat dan tepat waktu; memberikan kemudahan dalam memilih layanan; serta memberikan
pelayanan prima dengan kemampuan dan tekad. Pemberian layanan berkualitas harus terus
ditingkatkan agar dapat melebihi harapan pengguna layanan. Dalam era digital yang dinamis,
diperlukan inovasi pelayanan publik sebagai terobosan untuk mencapai reformasi birokrasi.
Faktor seperti komitmen pimpinan, budaya inovasi, dukungan regulasi, dan kolaborasi dengan
pemerintah, masyarakat, dan stakeholders lainnya penting untuk mendorong pertumbuhan dan
perkembangan inovasi.
Akuntabel
A. Konsep Akuntabilitas
Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban bertanggung jawab. Aspek-
aspek akuntabilitas meliputi hubungan, orientasi pada hasil, laporan, konsekuensi, dan
perbaikan kinerja. Akuntabilitas publik memiliki fungsi kontrol demokratis, pencegahan
korupsi, dan peningkatan efisiensi. Ada dua jenis akuntabilitas publik, yaitu vertikal dan
horizontal. Terdapat lima tingkatan akuntabilitas: personal, individu, kelompok, organisasi,
dan stakeholder.
Kompeten
A. Pengembangan Kompetensi
1. Konsepsi kompetensi melibatkan tiga aspek penting: pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam pekerjaan.
2. Menurut Peraturan Menteri PANRB No. 38/2017, kompetensi ASN terdiri dari kompetensi
teknis, manajerial, dan sosial kultural.
3. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui pendekatan klasikal dan non-klasikal
untuk aspek teknis, manajerial, dan sosial kultural.
4. Undang-Undang No. 5/2014 memberikan hak pengembangan pegawai dengan alokasi
waktu 20-24 jam pelajaran untuk PNS dan PPPK.
5. Pendekatan pengembangan talenta ASN menggunakan peta pengembangan sembilan kotak
untuk menentukan kebutuhan pengembangan pegawai berdasarkan hasil pemetaan.
B. Perilaku Kompeten
1. ASN harus berkinerja yang berakhlak dan tunduk pada etika profesi sebagai pelayan
publik.
2. Peningkatan kompetensi diri ASN melalui pendekatan heutagogi, menggunakan sumber
pembelajaran dari internet dan jejaring informal.
3. ASN pembelajar membantu orang lain belajar melalui sosialisasi, forum terbuka, dan
repositori pengetahuan.
4. ASN harus melakukan kerja terbaik dengan mengembangkan pengetahuan menjadi karya
dan menghadapi perubahan lingkungan dengan komitmen berkarya terbaik.
Harmonis
Mewujudkan Suasana Harmonis dalam Lingkungan Kerja dan Memberikan Layanan kepada
Masyarakat
Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN adalah pemahaman mengenai
harmoni dan kepentingannya dalam lingkungan kerja ASN. Harmoni diartikan sebagai
memiliki perpaduan yang menyenangkan antara nada-nada. Harmoni dalam konteks ini
merujuk pada keselarasan, keserasian, dan ketertiban dalam menjalankan tugas sebagai ASN.
Pentingnya suasana harmonis dalam lingkungan kerja terletak pada pengaruh positifnya
terhadap produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
Suasana harmonis dapat diciptakan melalui beberapa langkah, seperti menciptakan
tempat kerja yang berenergi, memberikan keleluasaan untuk belajar dan berkontribusi, serta
berbagi kebahagiaan bersama. Kultur tempat kerja yang harmonis juga dapat dibangun
melalui penerapan etika publik. Etika publik merupakan refleksi tentang standar dan norma
yang menentukan perilaku, tindakan, dan keputusan dalam menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
ASN memiliki kode etik yang mengatur perilaku dan tindakan mereka. Kode etik ASN
mencakup berbagai aspek, seperti menjalankan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi, melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan, menjaga
kerahasiaan kebijakan negara, menggunakan kekayaan negara secara bertanggung jawab, dan
lain sebagainya.
Perilaku ASN yang mencerminkan sikap harmonis antara lain adalah toleransi, empati,
dan keterbukaan terhadap perbedaan. Perubahan mindset yang diperlukan dalam reformasi
birokrasi adalah mengubah pandangan bahwa birokrasi hanya sebagai sarana untuk
memuaskan pimpinan, tetapi harus melayani dengan baik dan meningkatkan kinerja organisasi
secara keseluruhan.
Loyal
A. Konsep Loyal
Dalam penguatan budaya kerja ASN menuju pemerintahan berkelas dunia,
pemerintah meluncurkan Core Values ASN BerAKHLAK dan Employer Branding. Loyalitas
menjadi nilai penting yang harus dimiliki oleh setiap ASN. Loyalitas dapat diukur melalui
taat pada peraturan, bekerja dengan integritas, tanggung jawab pada organisasi, kerja sama,
rasa memiliki yang tinggi, hubungan antar pribadi, kesukaan terhadap pekerjaan, keberanian
menyatakan ketidaksetujuan, dan menjadi teladan. ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Kata kunci untuk panduan perilaku loyal
adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian (KoDeKoNasAb).
Membangun rasa memiliki, meningkatkan kesejahteraan, memenuhi kebutuhan rohani,
memberikan kesempatan peningkatan karir, dan evaluasi berkala penting dilakukan. ASN
harus mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan memperkuat
wawasan kebangsaan serta nasionalismenya.
Adaptif
A. Memahami Adaptif
Adaptasi adalah kemampuan penting bagi individu dan organisasi dalam
mempertahankan kelangsungan hidup. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam beradaptasi.
Pemikiran kritis dan kreatif memainkan peran dalam adaptasi individu. Organisasi perlu
memiliki karakter adaptif untuk menjalankan tugas dan fungsi. Penerapan budaya adaptif
melibatkan tujuan organisasi, kepercayaan, tanggung jawab, kepemimpinan, dan lainnya.
Kampanye budaya adaptif ASN bertujuan membangun karakter adaptif pada individu untuk
mencapai tujuan organisasi.
A. Konsep Kolaborasi
Kolaborasi adalah aliansi antara perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif melalui
pengembangan rutinitas bersama. Kolaborasi pemerintahan melibatkan norma bersama dan
interaksi saling menguntungkan antara aktor pemerintahan, dengan tujuan membuat atau
mengimplementasikan kebijakan publik. Kriteria penting untuk kolaborasi termasuk
keikutsertaan aktor non-pemerintah, pertemuan formal yang diatur secara kolektif, dan
fokus pada kebijakan publik atau manajemen. Whole of Government (WoG) adalah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif dari seluruh
sektor, dengan tujuan mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini menghilangkan sekat-sekat
sektoral dan melibatkan semua aktor untuk mencapai tujuan bersama. Tahapan assessment
tata kelola kolaborasi meliputi mengidentifikasi masalah, merencanakan aksi, dan
mendiskusikan strategi. Pemilihan kepemimpinan yang tepat dan fasilitatif penting dalam
kolaborasi pemerintahan.
RANGKUMAN AGENDA 3
Smart ASN
A. Literasi Digital
Presiden telah menegaskan pentingnya pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital di Indonesia. Literasi digital memainkan peran penting dalam
meningkatkan kemampuan kognitif manusia di era digital. Kerangka kerja literasi digital
terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Ada lima
langkah yang harus dijalankan untuk mendukung percepatan transformasi digital, seperti
perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, roadmap transportasi digital, integrasi
Pusat Data Nasional, persiapan kebutuhan SDM talenta digital, dan persiapan terkait regulasi
dan pembiayaan transformasi digital. Literasi digital melibatkan pemahaman tentang sumber
informasi, perkembangan teknologi, dan implikasinya secara sosial, politik, dan ekonomi.
Menurut UNESCO, literasi digital melibatkan kemampuan mengakses, mengelola,
memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara aman melalui teknologi digital. Skor indeks Literasi Digital masyarakat
Indonesia masih perlu ditingkatkan. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 menjadi panduan
untuk mengatasi persoalan transformasi digital, dan kurikulum literasi digital harus mencakup
kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
Manajemen ASN