AGENDA I
Berorientasi Pelayanan
A. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan bagi warga negara atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif. Unsur penting dalam pelayanan publik, khususnya bagi ASN,
adalahpenyelenggara pelayanan publik (ASN/Birokrasi), penerima layanan (masyarakat,
stakeholders, sektor privat), dan kepuasan penerima layanan. Pelayanan publik yang prima
penting untuk meningkatkan kepercayaan publik dan kepuasan pihak yang dilayani.
Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat
dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik, memberikan pelayanan publik profesional, dan mempererat persatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia, Pemerintah meluncurkan Core Values ASN BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
ASN harus mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan untuk memberikan pelayanan
prima dan kepuasan masyarakat.
B. Berorientasi Pelayanan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah harus mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negara. Selain bentuk dan jenis pelayanan, mekanisme
penyelenggaraan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya juga perlu dipertimbangkan.
Birokrasi sebagai pelayan publik harus mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Citra positif ASN terlihat dari perilaku melayani dengan senyum, sopan, dan rapi;
memberikan pelayanan cepat dan tepat waktu; memberikan kemudahan dalam memilih
layanan; serta memberikan pelayanan prima dengan kemampuan dan tekad. Pemberian
layanan berkualitas harus terus ditingkatkan agar dapat melebihi harapan pengguna
layanan. Dalam era digital yang dinamis, diperlukan inovasi pelayanan publik sebagai
terobosan untuk mencapai reformasi birokrasi. Faktor seperti komitmen pimpinan, budaya
inovasi, dukungan regulasi, dan kolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan
stakeholders lainnya penting untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan inovasi.
Akuntabel
A. Konsep Akuntabilitas
Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban bertanggung jawab.
Aspek-aspek akuntabilitas meliputi hubungan, orientasi pada hasil, laporan, konsekuensi,
dan perbaikan kinerja. Akuntabilitas publik memiliki fungsi kontrol demokratis,
pencegahan korupsi, dan peningkatan efisiensi. Ada dua jenis akuntabilitas publik, yaitu
vertikal dan horizontal. Terdapat lima tingkatan akuntabilitas: personal, individu,
kelompok, organisasi,dan stakeholder.
Kompeten
A. Pengembangan Kompetensi
1. Konsepsi kompetensi melibatkan tiga aspek penting: pengetahuan, keterampilan, dan
sikapdalam pekerjaan.
2. Menurut Peraturan Menteri PANRB No. 38/2017, kompetensi ASN terdiri dari
kompetensiteknis, manajerial, dan sosial kultural.
3. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui pendekatan klasikal dan non-klasikal
untuk aspek teknis, manajerial, dan sosial kultural.
4. Undang-Undang No. 5/2014 memberikan hak pengembangan pegawai dengan alokasi
waktu 20-24 jam pelajaran untuk PNS dan PPPK.
5. Pendekatan pengembangan talenta ASN menggunakan peta pengembangan sembilan
kotakuntuk menentukan kebutuhan pengembangan pegawai berdasarkan hasil pemetaan.
B. Perilaku Kompeten
1. Aparatur Sipil Negara harus mempunyai kinerja yang berakhlak dan tunduk pada etika
profesi sebagai pelayan publik.
2. Peningkatan kompetensi diri ASN melalui pendekatan heutagogi, menggunakan sumber
pembelajaran dari internet dan jejaring informal.
3. Aparatur Sipil Negara pembelajar membantu orang lain belajar melalui sosialisasi, forum
terbuka, dan repositori pengetahuan.
4. Aparatur Sipil Negara harus melakukan kerja terbaik dengan mengembangkan
pengetahuan menjadi karya dan menghadapi perubahan lingkungan dengan komitmen
berkarya terbaik.
Harmonis
Mewujudkan Suasana Harmonis dalam Lingkungan Kerja dan Memberikan Layanan kepada
Masyarakat
Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN adalah pemahaman mengenai
harmoni dan kepentingannya dalam lingkungan kerja ASN. Harmoni diartikan sebagai
memiliki perpaduan yang menyenangkan antara nada-nada. Harmoni dalam konteks ini
merujuk pada keselarasan, keserasian, dan ketertiban dalam menjalankan tugas sebagai
ASN. Pentingnya suasana harmonis dalam lingkungan kerja terletak pada pengaruh
positifnya terhadap produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
Suasana harmonis dapat diciptakan melalui beberapa langkah, seperti menciptakan
tempat kerja yang berenergi, memberikan keleluasaan untuk belajar dan berkontribusi, serta
berbagi kebahagiaan bersama. Kultur tempat kerja yang harmonis juga dapat dibangun
melalui penerapan etika publik. Etika publik merupakan refleksi tentang standar dan norma
yang menentukan perilaku, tindakan, dan keputusan dalam menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Perilaku dan tindakan ASN diatur oleh kode etik. Kode etik ASN mencakup berbagai
aspek, seperti menjalankan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi,
melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan, menjaga kerahasiaan kebijakan
negara, menggunakan kekayaan negara secara bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
Perilaku ASN yang mencerminkan sikap harmonis antara lain adalah toleransi, empati,
dan keterbukaan terhadap perbedaan. Perubahan mindset yang diperlukan dalam reformasi
birokrasi adalah mengubah pandangan bahwa birokrasi hanya sebagai sarana untuk
memuaskan pimpinan, tetapi harus melayani dengan baik dan meningkatkan kinerja
organisasi secara keseluruhan.
Loyal
A. Konsep Loyal
Pemerintah meluncurkan Core Values ASN BerAKHLAK dan Employer Branding
sebagai penguatan budaya kerja ASN menuju pemerintahan berkelas dunia. Loyalitas
menjadi nilai penting yang harus dimiliki oleh setiap ASN. Loyalitas dapat diukur melalui
taat pada peraturan, bekerja dengan integritas, tanggung jawab pada organisasi, kerja sama,
rasa memiliki yang tinggi, hubungan antar pribadi, kesukaan terhadap pekerjaan,
keberanian menyatakan ketidaksetujuan, dan menjadi teladan. ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Kata kunci untuk panduan perilaku loyal
adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian (KoDeKoNasAb).
Membangun rasa memiliki, meningkatkan kesejahteraan, memenuhi kebutuhan rohani,
memberikan kesempatan peningkatan karir, dan evaluasi berkala penting dilakukan. ASN
harus mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan memperkuat
wawasan kebangsaan serta nasionalismenya.
Adaptif
A. Memahami Adaptif
Adaptasi adalah kemampuan penting bagi individu dan organisasi dalam
mempertahankan kelangsungan hidup. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam
beradaptasi. Pemikiran kritis dan kreatif memainkan peran dalam adaptasi individu.
Organisasi perlu memiliki karakter adaptif untuk menjalankan tugas dan fungsi. Penerapan
budaya adaptif melibatkan tujuan organisasi, kepercayaan, tanggung jawab, kepemimpinan,
dan lainnya. Kampanye budaya adaptif ASN bertujuan membangun karakter adaptif pada
individu untuk mencapai tujuan organisasi.
Kolaboratif
A. Konsep Kolaborasi
Kolaborasi adalah aliansi antara perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif melalui
pengembangan rutinitas bersama. Kolaborasi pemerintahan melibatkan norma bersama dan
interaksi saling menguntungkan antara aktor pemerintahan, dengan tujuan membuat atau
mengimplementasikan kebijakan publik. Kriteria penting untuk kolaborasi termasuk
keikutsertaan aktor non-pemerintah, pertemuan formal yang diatur secara kolektif, dan
fokus pada kebijakan publik atau manajemen. Whole of Government (WoG) adalah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif dari
seluruh sektor, dengan tujuan mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini menghilangkan
sekat-sekat sektoral dan melibatkan semua aktor untuk mencapai tujuan bersama. Tahapan
assessment tata kelola kolaborasi meliputi mengidentifikasi masalah, merencanakan aksi,
dan mendiskusikan strategi. Pemilihan kepemimpinan yang tepat dan fasilitatif penting
dalam kolaborasi pemerintahan.
Smart ASN
A. Literasi Digital
Kepala negara menegaskan pentingnya pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital di Indonesia. Literasi digital memainkan peran penting dalam
meningkatkan kemampuan kognitif manusia di era digital. Kerangka kerja literasi digital
terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Ada lima
langkah yang harus dijalankan untuk mendukung percepatan transformasi digital, seperti
perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, roadmap transportasi digital, integrasi
Pusat Data Nasional, persiapan kebutuhan SDM talenta digital, dan persiapan terkait
regulasi dan pembiayaan transformasi digital. Literasi digital melibatkan pemahaman
tentang sumber informasi, perkembangan teknologi, dan implikasinya secara sosial, politik,
dan ekonomi. Menurut UNESCO, literasi digital melibatkan kemampuan mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman melalui teknologi digital. Skor indeks Literasi Digital
masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan. Roadmap Literasi Digital 2021-2024
menjadi panduan untuk mengatasi persoalan transformasi digital, dan kurikulum literasi
digital harus mencakup kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan
digital.
Manajemen ASN