Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sandio Dwi Paska Silaen, S.H.

Angkatan/Kelompok : VI/4

Instansi : Kementerian ATR/BPN

Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kutai Barat

RINGKASAN MODUL 1

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI BELA NEGARA

Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk
penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia
yang waktu itu masih bersifat lokal ternyata tidak membawa hasil, karena belum adanya persatuan dan
kesatuan, sedangkan di sisi lain kaum kolonial terus menggunakan politik “devide et impera”. Kendati
demikian, catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan kepada kita tentang semangat
perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam dalam usaha mengusir penjajah dari Nusantara.
Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa perjuangan yang bersifat nasional, yakni
perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia akan mempunyai
kekuatan yang nyata. Kesadaran tersebut kemudian mendapatkan bentuk dengan lahirnya pergerakan Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal sejarah perjuangan bangsa yang bersifat
nasional.

Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya yang
sarwa nusantara. Artinya, antara aspek fisik yang terdiri dari Letak dan kondisi geografis, jumlah dan
kemampuan penduduk serta jumalh sumber kekayaan alam dengan kondisi kehidupan sosial yang terdiri
dari penerapan Ideologi Pancasila, kehidupan politik, kehidupan ekonomi, kehidupan sosial budaya dan
kemampuan pertahanan dan keamanan adalah sebagai SATU KESATUAN YANG BULAT DAN UTUH
DAN TIDAK TERPISAHKAN SATU SAMA LAIN. Wawasan Nusantara meliputi letak dan kondisi
geofrafis Indonesia dan perkembangan kondisi kehidupan masyarakat bangsa dan NKRI berdasarkan
Bhineka tunggal Ika dan Pancasila. Wawasan kebangsaan tercantum dalam pembukaan UUD 1945
Mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur , Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah, Memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, Ikut melaksanakan ketertiban dunia. Wawasan
kebangsaan Indonesia adalah Wawasan nusantara.Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa

1
Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang serba Nusantara meliputi aspek gatra dan kesatuannya yang
bulat utuh dan berlanjut.Dimensi fisik Trigatra 1) letak dan kondisi geografis 2)Jumlah dan kualitas produk
3) Sumber kekayaan alam dan sumber daya alam Dimensi sosial panca gatra yaitu: Satu ideologi yaitu
Pancasila, perkembangan kehidupan politik, tingkat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, tingkat
ketahanan sosial dan budaya, kemampuan pertahanan dan tingkat stabilitas.

Nilai Bela Negara

Bela negara adalah sikap, perilaku dan Tindakan Warga negara yang dijiwai kecintaanya kepada
NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 Negara harus dibela karena Tempat tumpah darahku,
bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara, negara melalui proses tumbuh dan berkembang
dalam pergaulan masyarakat. Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu
negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Unsur Dasar Bela Negara.

Tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara.

Topik yang ingin diperdalam

Topik yang ingin diperdalam ialah topik Nasionalisme pemaparan mengenai topik ini sangatlah
perlu diperdalam dan dipaparkan dengan detail sehingga ASN mampu untuk mengimplementasikan nilai-
nilai dari nasionalisme tersebut.

2
RINGKASAN MODUL 2

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Analisis Isu Kontemporer dalam pembahasan secara umum, dan bentuk

Pegawai Negeri Sipil yang professional dapat mengambil tanggung jawab, menunjukkan sikap
mental positif, mengutamakan keprimaan, menunjukkan kompetensi, dan memegang teguh kode etik.
Lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan dari PNS pada saat melaksanakan tugas dan
tanggung jawab terdiri dari 5 bagian yaitu: individual, kultur dan komunitas, social, dan global.

Modal insan atau human capital merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam
pengetahuan, gagasan, kreativitas, keterampilan, serta produktif. Manusian juga terdiri dari beberapa
komponen yaitu: modal inteektualitas, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, serta kesehatan.

Bangsa Indonesia menghadapi isu-isu kontemporer yaitu: korupsi, terorisme, narkoba, radikalisme,
money laundering, proxy war, kejahatan mass communication (cyber crime, hate speech, hoax). Tindak
pidanan korupsi diatur dalam Undang-undang Nomor 311 Tahun 1999 junto Yndang-undang nomor 20
tahun 2001. Tindak pidana narkoba diatur dalam Undang-undang nomor 35 tahun 2009. Tindak pidana
terorisme diatur dalam Undang-undang nomor 15 tahun 2003. Tindak pidana pencucian uang diatur dalam
Undang-undang nomor 8 tahun 2010. Peraturan Perundang-undangan yang menjadi acuan dalam konteks
kejahatan komunikasi massa diantaranya: Undang-undang Nomor 40 tahun 1999, Undang-undang Nomor
36 Tahun 1999, Undang-undang Nomor 32 tahun 202, Undang-undang nomor 14 tahun 2008, dan Undang-
undang nomor 19 tahun 2016.

Isu adalah adanya atau disadarinya suatu fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau dapat
menarik perhatian orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. Isu yang tidak
muncul di ruang public dan tidak ada dalam kesadaran kolektif public tidak dapat dikategorikan sebagai isu
strategis. Berdasarkan tingkat urgensinya, isu kritikal dapat diikelompokkan menjadi isu saat ini, isu yang
berkembang, serta potensial.

Kemampuan yang diperlukan dalam mengidentifikasi serta menetapkan isu yaiut: kemampuan
environmental scanning, problem solving, dan berfikir analisis. Teknin mengenali isu melalui proses scan
issue scan) diantaranya: media scanning, existing data, knowledgeable other, public and private
organizations, public at large.

Pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis isu-isu kritikal adalah model pentahelix. Elemen-
elemen dalam model Pentahelix yaitu: government (G), academics (A), Business (B), Community (C), dan
Media (M) atau dikenal dengan GABCM. Alat bantu penerapan kriteria isu yang berkualitas diantaranya:

3
Teknik tapisan APKL (Aktual Problematik Kekhalayakan Layak) dan Teknik tapisan USG (Urgency
Seriousness growth). Teknik analisis untuk isu yang telah memenuhi APKL dan USG di antaranya: mind
mapping, fishbone diagram, analisis SWOT, table frekuensi, dan analisis kesenjangan.

Fishbone Diagram Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya
memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian fishbone
diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali
juga disebut sebagai Cause-and Effect Diagram atau Ishikawa Diagram. Fishbone diagram digunakan
ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team
cenderung jatuh berpikir pada rutinitas. Analisis Swot Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang
digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah
disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami isu
kritikal dengan cara menggali aspekaspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang direncanakan
maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan
wilayah tersebut.

Topik yang ingin di perdalam

Topik yang ingin diperdalam yaitu topik pembahasan mengenai Teknik analisis isu, topik ini
sangatlah menjadi urgensi untuk dibahas sehigga ASN nantinya mampu, mengerti, serta bisa menerapkan
Teknik cara untuk menganalisis isu-isu secara lebih mendalam yang terjadi terutama isu-isu kritikal
sehingga hasil dari analisis tersebut dapat digunakan untuk menentukan dan mengkaji lebih dalam suatu
isu-isu kritikal.

4
RINGKASAN MODUL 3

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Perilaku Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi dari nilai-nilai bela negara oleh seorang warga
negara berdasarkan profesi yang dimiliki. Seorang ASN harus mampu menyusun rencana aksi bela negara
dan melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara.

Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan CPNS untuk memiliki kemampuan
dalam menyikapi setiap perubahan dengan baik. kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik
akan memberikan manfaat yang besar bagi ASN, diantaranya membentuk sikap disiplin, meningkatkan
kerjasama, membentuk mental dan fisik yang tangguh, dan lain-lainnya.

Beberapa hal yang butuhkan seorang dalam melakukan kesiapsiagaan bela negara yaitu
kesiapsiagaan jasmani, kesiapsiagaan mental, etika etiket dan moral serta kearifan lokal. Setiap orang yang
sudah memiliki hal diatas maka akan siap melaksanakan kesiapsiagaan bela negara dengan baik.

Pelaksanaan kesiapsiagaan bela negara dapat dijalan dengan membuat rencana aksi, dimana
rencana aksi ini terdiri dari indicator-indikator yang harus dicapai dalam melaksankan kesiapsiagaan bela
negara. Rencana aksi dapat disusun dengan cara membuat susunan rencana aksi yang, setelah susunan
rencana sudah dibuat maka melakukan aktualisasi dikehidupan berbangsa dan bernegara .

Implementasi dari kesiapsiagaan bela negara dapat dilihat dari kedisiplinan baris berbaris, adanya
pelatihan keprotokolan, kewaspadaan diri dari segala hal yang sifatnya dapat mengancam, membangun tim
yang solid dan kompak serta dengan diadakannya ceraka malam dan Api Semangat Bela Negara yang
bertujuan memeberika stimulus rasa cinta tanah air yang membara, rasa ingin membela bangsa dan negara
serta menumbuhkan sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Sehingga kesiapsiagaan bela
negara bukan hanya dilakukan dalam hal megangkat senjata ditengah peperangan, melainkan memberikan
kemampuan terbaik sesuai dengan profesi yang dimiliki merupak sikap aksi bela negara yang
sesungguhnya.

Kemampuan Awal Bela Negara

Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara
fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan)
diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara
menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri

5
bangsa yang luhur dan terhormat. sebagai wujud bahwa kita memiliki kemampuan awal bela negara, maka
melingkupi tentang Kesehatan Jasmani dan Mental; Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental; Etika, Etiket dan
Moral; serta Kearifan Lokal.

Kesehatan jasmani menjadi bagian dari definisi sehat dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36
tahun 2009. Artinya Anda dikatakan sehat salah satunya adalah dengan melihat bahwa jasmani atau fisik
sehat. Kesehatan jasmani mempunyai fungsi yang penting dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Sebagai Aparatur Sipi Negara, anda tidak hanya membutuhkan jasmani yang sehat, tetapi juga
memerlukan jasmani yang bugar. Kebugaran jasmani ini diperlukan agar dapat menjalankan setiap tugas
jabatan Anda dengan baik tanpa keluhan. Kebugaran jasmani setiap orang berbeda-beda sesuai dengan
tugas/profesi masing-masing, tergantung dari tantangan fisik yang dihadapinya. Contohnya Anda sebagai
pegawai kantor tentu membutuhkan kebugaran jasmani yang berbeda dengan seorang kuli panggul dimana
mereka harus memiliki kekuatan otot maupun daya tahan otot yang lebih baik.

Kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi juga oleh pola hidup sehat. Walaupun aktifitas fisik
sudah dilakukan dengan optimal, tapi jika tidak dibarengi dengan pola hidup sehat maka tidaklah akan
menghasilkan jasmani yang sehat dan bugar. Pola hidup sehat yaitu segala upaya guna menerapkan
kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang
dapat mengganggu kesehatan. Pola hidup sehat diwujudkan melalui perilaku, makanan, maupun gaya hidup
menuju hidup sehat baik itu sehat jasmani ataupun mental.

Topik yang ingin diperdalam

Topik pembahasan yang ingin diperdalam ialah topik mengenai “kemampuan awal bela negara”,
topik ini perlu untuk dijabarkan lebih dalam terutama mengenai Kesehatan jasmani dan mental sehingga
ASN nantinya mampu untuk bekerja lebih baik kedepannya dengan jasmani yang terjaga serta mentalitas
yang baik demi terwujudnya pelayanan yang prima.

Anda mungkin juga menyukai