2
RINGKASAN AGENDA II
1. Ringkasan Materi Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai semua jenis pelayanan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis
barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta
penyediaannya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam
konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan
kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen
dunia internasional.
Penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik. Dengan kata lain, ASN juga menjadi salah satu
penyelenggara pelayanan publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang
tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik meliputi asas kepentingan umum, kepastian
hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan, ketepatan waktu, serta kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik
yang baik, yaitu: partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah,
efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, serta berkeadilan. Tiga unsur penting dalam
penyelenggaraan pelayanan publik adalah: penyelenggara (ASN, birokrasi), penerima
layanan (masayarakat, stakeholder, sektor privat), dan kepuasan penerima layanan. Perilaku
ASN diharapkan berorientasi pada pelayanan. Perilaku tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut: memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan; dan melakukan perbaikan tiada henti.
3
3. Ringkasan Materi Kompeten
Sejalan dengan kebijakan pembangunan aparatur menuju Indonesia emas tahun 2045
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bersaya saing didukung oleh nilai
dasar ASN, kode etik dan perilaku ASN yang tertuang dalam pasal 5 UU ASN No 5 Tahun
2014 dan SE Permenpan RB No 20 Tahun 2021 tentang Operasional Nilai-nilai Dasar ASN
BerAkhlak. Dimana ASN BerAkhlak yakni
1. Berorientasi pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif dan
7. Kolaboratif
Demi tujuan menanamkan pemahaman dan perilaku seperti itu, sangat penting bahwa
setiap ASN mencapai tingkat kemahiran. Ada tiga klasifikasi kecakapan yang berbeda yang
harus dimiliki ASN, yaitu Kemahiran Teknis, Kemahiran Manajerial, dan Kemahiran Sosial-
Budaya. Pengembangan kemahiran ASN dapat difasilitasi melalui upaya pendidikan dan
pelatihan. Dasar mendasar untuk manifestasi perilaku kompeten dapat dicapai melalui
perolehan pengetahuan melalui praktik publik, pembelajaran pengalaman dalam lembaga
pendidikan, dan penelitian dalam hubungannya dengan pengembangan kebijakan. Perilaku
yang kompeten dapat dimulai dengan ASN terlibat dalam praktik etis, meningkatkan
kompetensi mereka sendiri (dengan mengubah pola pikir mereka), dan membantu individu
dalam proses memperoleh dan melaksanakan tugas secara efektif.
4
5. Ringkasan Materi Loyal
Dalam rangka menanamkan pemahaman dan perilaku ASN BerAkhlak salah satunya
setiap ASN perlu berperilaku ‘Loyal’. Pengertian kata loyal merupakan berdedikasi dan
mengutaman kepentingan bangsa dan Negara dimulai dengan :
1. Kalimat afirmasi
“kami berdedikasi dan mengutaman kepentingan bangsa dan Negara”
2. Panduan perilaku (kode etik)
a. Memegang teguh ideologi pancasila, UUD RI 45, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah
b. Menjada nama baik ASN, pimpinan instanasi dan Negara serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara
3. Kata kunci atau aktualisasai dari loyal yakni komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian.
5
White,2012). WoG (Whole-of-Government) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
ublic dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan ublic. Oleh karenanya WoG
juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG merupakan pendekatan
yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat ublic l yang selama ini
terbangun dalam model NPM.
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki
collaborative culture indikatornya sebagai berikut: Organisasi menganggap perubahan
sebagai sesuatu yang alami dan erlu terjadi; Organisasi menganggap individu (staf) sebagai
ubli berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka; Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi
kesalahan); Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas)
Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai; Masalah dalam organisasi dibahas transparan
untuk menghindari konflik; Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan Secara
keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa public yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan,
pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada
pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas public.
6
RINGKASAN AGENDA III
1. Ringkasan Materi SMART ASN
Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital
skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulu literasi digital
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat
dalam menguasai teknologi digital Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta
sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK. Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan
tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Padahal literasi digital
adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan
penggunamedia digital dalammelakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,
melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
7
Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN;
dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan
secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah. Untuk menjamin keterpaduan dan
akurasi data dalam Sistem Informasi ASN, setiap Instansi Pemerintah wajib memutakhirkan
data secara berkala dan menyampaikannya kepada BKN. Sistem Informasi ASN berbasiskan
teknologi informasi yang mudah diaplikasikan mudah diakses, dan memiliki sistem
keamanan yang dipercaya.