TERAPAN
Di susun oleh :
Nama : Eva Umi Latifah
Kelas : 6 A1 Kimia
NPM : 18470210002
Merupakan praktik analisis zat
dilaboratorium, BPOM, DINKES, Dinas
Peternakan, Dinas Pertanian, Ketahanan
Pangan, dan sebagainya
Definisi
Dalam praktiknya, dalam analisis terapan
seperti kimia lingkungan dimana
mahasiswa mampu mencari metode sendiri,
memilih metode yang sesuai, melakukan
sampling sendiri, dan mempraktekkannya.
Kimia Lingkungan :
Sampelnya berupa tanah, air, dan udara.
Tujuannya adalah mempelajari tentang
pencemaran dan baku mutu lingkungan
Perbedaan
Kimia Terapan :
Sampelnya berupa makanan, minuman, obat-
obatan, kosmetik, pupuk, darah, urin, dsb.
Tujuannya adalah untuk mempelajari
kebutuhan gizi dan mineral untuk manusia,
hewan dan tumbuhan.
01
01 02
KADAR
03
04
AIR 05
06
Kadar air merupakan banyak nya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam persen. Beberapa metode dalam analisis kadar air, diantaranya adalah :
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya
untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas. Prinsip dasar pengeringan beku
(freeze drying) adalah proses menghilangkan kandungan air dalam suatubahan atau
produk yang telah beku (es) tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Liofilisasi adalah
solusi farmasi untuk menghasilkan sebuah produk bubuk yang stabil. Metode ini telah
menjadi standar praktek dalam memproduksi produk sediaan suntik di pasaran.
Untuk mendapatkan produk yang baik dengan metode Frezee drying ini
membutuhkan peralatan khusus yang disebut sebagai Freeze Dryer. Freeze dryer
merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk ke dalam Conduction
Dryer/Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu
antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat
dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak
terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas
terjadi secara hantaran (konduksi).
Adapun tahapan-tahapan yang terjadi di dalam mesin freeze dryer, sebagai berikut :
Pembekuan: Produk yang akan dikeringkan, sebelumnya dibekukan terlebih dahulu.
Vacuum : Setelahbeku, produk ini ditempatkan di bawah vakum. Hal ini memungkinkan
pelarut beku dalam produk untuk menguap tanpa melalui fase cair, proses yang dikenal
sebagai sublimasi.
Panas : Panas diterapkan pada produk beku untuk mempercepat sublimasi.
Kondensasi: Kondensor dengan suhu rendah akan menghapus pelarut yang menguap di
ruang vakum dengan mengubahnya kembali ke padat.
02 02
03
KADAR ABU 04
05
06
Sebelum menetapkan kadar mineral, dilakukan tahapan pengabuan, diantaranya :
• Pengabuan Kering (dry ashing)
• Pengabuan Basah (wet digestion)
03 02
03
PROTEIN 04
KASAR 05
06
ANALISIS KUALITATIF 01
Reaksi Xantoprotein
02
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan
protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah
03
1 menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada
inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk
protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. 04
Reaksi Hopkins-Cole 05
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan
pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini 06
dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air.
2 Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan
perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein.
Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua
lapisan tersebut.
ANALISIS KUALITATIF 01
Reaksi Milon
02
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
03
3 menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. 04
Reaksi Natriumnitroprusida 05
06
Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna
4 merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein
yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif .
ANALISIS KUALITATIF 01
Reaksi Sukaguchi
02
Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada
dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. 03
5 Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan
warna merah.. 04
Metode Biuret 05
05
Metode Titrasi Formol
Prinsip dari metode ini adalah larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu 06
ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol
ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara
asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator
yang digunakan adalah pp, akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi
merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.
Metode Lowry ANALISIS KUANTITATIF 01
Prinsip dari metode ini adalah menggabungkan metode biuret (mereaksikan ion Cu
02
dengan ikatan peptida) dengan reagen Folin-Ciacalteu yang kemudian bereaksi dengan
residu tyrosin dan tryptofan yang terkandung dalam protein produk pangan membentuk
warna biru 03
04 02
03
LEMAK 04
KESAR 05
06
UJI KUALITATIF
Prinsip nya adalah pelarut ditambahkan dalam tabung ekstraksi selama 5-10
menit sampai sampel terekstrak sempurna, kemudian dialirkan kembali ke
dalam botol yang dipanaskan. Kandungan lemak diukur berdasarkan
penurunan berat sampel atau berat lemak yang hilang
Metode Mojonnier
Prinsipnya adalah lemak diekstraksi dengan campuran etil ether dan petroleum
ether di dalam botol atau labu Mojonnier. Lemak terekstraksi dikeringkan
hingga bobot konstan dan dianggap sebagai prosentase lemak (wb). Tidak
perlu pengeringan sampel dan dapat diaplikasikan pada sampel berbentuk
larutan maupun padatan
01
05 02
03
SERAT 04
KASAR 05
06
Metode Analisis Serat Kasar (Crude Fiber)
Sampel dihidrolisis dengan asam kuat dan basa kuat encer. Hal ini menyebabkan
karbohidrat, protein dan zat – zat lain terhidrolisis dan larut, kemudian disaring dan
dicuci dengan air panas yang mengandung asam dan alkohol. Selanjutnya dibakar dan
ditimbang hasil yang didapat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa adalah :
1) Defatting, yaitu menghilangkan lemak yang terkandung dalam sampel
menggunakan pelarut lemak.
2) Digestion, terdiri dari 2 tahapan yaitu pelarutan dengan asam dan pelarutan
dengan basa. Kedua macam proses digesti ini dilakukan dalam keadaan tertutup
pada suhu terkontrol (mendidih) dan sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh
luar.
Metode enzimatis dirancang berdasarkan kondisi fisiologi tubuh manusia.
Metode yang dikembangkan adalah fraksinasi enzimatis yaitu menggunakan
enzim amylase, diikuti penggunaan enzim pepsin, kemudian pankreatin. Metode
ini dapat mengukur kadar serat makan total, serat larut dan tak larut secara
terpisah.
Metode Weende
Pada prinsipnya metode Weende adalah metode gravimetri. Secara garis besar
metode ini terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi preparasi sampel (Sample
preparation), pendidihan dan penyaringan (Boiling and Filtering), pencucian
sampel (washing), dan pengeringan dan pengabuan serta perhitungan (drying,
ashing and calculation).
01
02
Thanks!
03
04
05
06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics &
images from Freepik