Anda di halaman 1dari 10

PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN

METODE KJELDAHL
Jasmin Nur Anggia, Salsabilah Putri Abdillah, Maghfiroh Ila Nur Rosyadi, Cita Indriani

Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

e-mail: maghfiroh.in.rosyadi@gmail.com

mencapai titik ekivalen. Berdasarkan


Abstrak (Jasmin Nur Anggia – percobaan yang telah dilakukan
5004211056) diperoleh kandungan protein dalam
produk susu adalah sebesar 12,9% yang
Protein merupakan suatu zat
menandakan produk ini telah memenuhi
makanan yang amat penting bagi tubuh
standar SNI 3950-2014 tentang syarat
karena zat ini disamping berfungsi
mutu susu UHT.
sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan Kata Kunci : Destilasi, Destruksi, Metode
pengatur. Protein dalam suatu bahan Kjeldahl, Protein, Titrasi
dapat ditentukan kadarnya secara
kuantitatif menggunakan metode I. PENDAHULUAN (Salsabilah Putri
kjeldahl dengan tahapan destruksi, Abdillah – 5004211057)
destilasi dan titrasi. Pada percobaan ini
menggunakan sampel berupa susu 1.1 Latar Belakang
kemasan plain sebanyak 1,573 g yang
Protein merupakan salah satu
didestruksi menggunakan 10 mL H2SO4
makronutrisi yang memilki peranan penting
pekat dan katalis CuSO4 sebanyak
dalam pembentukan biomolekul. Protein
0,5117 g dan K2SO4 sebanyak 2,5027 g
merupakan makromolekul yang menyusun
kemudian dipanaskan sehingga
lebih dari separuh bagian sel. Protein
mendapatkan hasil destruksi berupa
menentukan ukuran dan struktur sel,
larutan berwarna kehijauan. Lalu
komponen utama dari enzim yaitu
larutan tersebut ditambahkan 50 mL
biokatalisator berbagai reaksi metabolisme
NaOH pekat dan didestilasi sehingga
dalam tubuh[1]. Protein merupakan
membentuk gas NH3 yang akan
senyawa yang sangat penting dalam sistem
ditampung dalam HCl encer berlebih
kehidupan karena protein memainkan peran
yang sudah diberi indikator PP. Setelah
yang sangat vital dalam semua aktivitas sel-
60 menit, larutan mengalami perubahan
sel tubuh makhluk hidup. Fungsi utamanya
warna menjadi merah muda bening dan
adalah sebagai zat pembangun atau
menjadi tidak berwarna setelah
pembentuk struktur sel. Protein juga
dilakukan pengadukan. Terakhir,
memperantarai cakupan sangat luas fungsi-
dilakukan titrasi menggunakan NaOH
fungsi lain seperti transport dan
0,01N hingga larutan berubah menjadi
penyimpanan, pengaturan koordinasi
warna merah muda sebagai tanda telah
gerak, integrasi metabolisme, proteksi Prinsip kerja dari metode Kjeldahl
imun, rangsangan hormon, kontrol adalah protein dan komponen organik
pertumbuhan dan lain sebagainya[2]. dalam sampel didestruksi dengan
Protein merupakan suatu zat makanan yang menggunakan asam sulfat dan katalis. Hasil
amat penting bagi tubuh karena zat ini destruksi dinetralkan dengan menggunakan
disamping berfungsi sebagai bahan bakar larutan alkali dan melalui destilasi. Destilat
dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat ditampung dalam larutan asam borat.
pembangun dan pengatur. Protein adalah Selanjutnya ion-ion borat yang terbentuk
sumber asamasam amino yang dititrasi dengan menggunakan larutan HCl.
mengandung unsurunsur C, H, O dan N Penentuan kadar protein dengan metode
yang tidak memiliki oleh lemak atau Kjeldahl prinsipnya adalah pengukuran
karbohidrat. Molekul protein mengandung kadar protein secara tidak langsung dengan
pila fosfor, belerang, da nada jenis protein mengukur kadar N dalam sampel dengan
yang mengandung unsur logam seperti zat cara destruksi, destilasi, dan titrasi[5].
besi dan tembaga[3]. Perbedaan titik didih yang semakin besar
akan membuat proses destilasi berjalan
Penentuan kadar protein secara dengan baik serta dihasilkan destilat yang
kuantitatif menggunakan metode Kjeldahl semakin murni[6]. Metode Kjeldahl cocok
untuk mengukur kandungan protein untuk menentukan kandungan protein tidak
kasarnya. Protein kasar merupakan larut dan protein yang terkoagulasi melalui
senyawa yang mengandung unsur nitrogen pemanasan dan proses pengolahan lainnya
dapat berupa protein dan bukan protein. yang biasa diterapkan pada makanan.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang Karakteristiknya universal, presisi tinggi,
sederhana untuk penetapan nitrogen total kemampuan reproduksi yang baik. Metode
pada asam amino, protein dan senyawa Kjeldahl memiliki kekurangan karena
yang mengandung nitrogen. Sampel purin, pirimidin, vitamin, asam amino besar
didestruksi dengan asam sulfat dan dan kreatin juga dianalisis dan diukur
dikatalisis dengan katalisator yang sesuai dalam nitrogen. Namun metode ini masih
sehingga akan menghasilkan amonium digunakan dan dianggap cukup akurat
sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali untuk digunakan sebagai penentu kadar
kuat, amonia yang terbentuk disuling uap protein[7].
secara kuantitatif ke dalam larutan
penyerap dan ditetapkan secara titrasi. 1.2 Tujuan
Metode ini telah banyak mengalami
modifikasi. Metode ini cocok digunakan Adapun tujuan dari percobaan penentuan
secara semimikro, sebab hanya kadar protein dengan metode Kjeldahl
memerlukan jumlah sampel dan pereaksi adalah sebagai berikut.
yang sedikit dan waktu analisa yang
a. Untuk mengetahui dan memahami
pendek. Metode ini kurang akurat bila
prosedur percobaan penentuan
diperlukan pada senyawa yang
kadar protein dengan metode
mengandung atom nitrogen yang terikat
Kjeldahl.
secara langsung ke oksigen atau
nitrogen[4].
b. Untuk mendeteksi kadar protein
kasar pada bahan pangan dengan uji
kuantitatif.

METODOLOGI (Jasmin Nur Anggia –


5004211056)

2.1 Alat dan Bahan


Gambar 1. Sampel susu ditimbang
2.1.1 Alat 1,573 g

Alat-alat yang digunakan dalam


menunjang percobaan ini adalah 3 buah
gelas beker 50 mL, 2 buah erlenmeyer 125
mL, 1 buah gelas ukur 50 mL, labu alas
bundar, set destilasi, corong, pengaduk
kaca, hotplate, pipet volume, pipet
tetes,neraca analitik, buret, dan set titrasi.
Gambar 2. Diambil NaOH sebanyak
2.1.2 Bahan 10 mL

Adapun bahan-bahan yang


digunakan dalam menunjang percobaan ini
adalah sampel susu plain Frisian Flag,
NaOH(aq), HCl(aq), indikator fenolftalein(aq),
H2SO4(aq) pekat, K2SO4(s), CuSO4(s), dan
aquades(l).

2.2 Metode
Gambar 3. K2SO4 ditimbang
Percobaan penentuan kadar protein sebanyak 2,5027 g
dengan metode kjeldahl ini dilakukan
dengan 3 tahapan metode, yaitu tahap
destruksi, tahap destilasi, dan tahap titrasi.
Adapun langkah-langkah percobaannya
sebagai berikut. Pertama, dilakukan
penimbangan 1,5 gram sampel susu, 10 mL
H2SO4(aq) pekat, 2,5 gram K2SO4(s), dan 0,5
gram CuSO4(s).
Gambar 4. CuSO4 ditimbang
sebanyak 0,5117 g

Kemudian, dicampurkan menjadi


satu ke dalam erlenmeyer dan diaduk
menggunakan pengaduk kaca, lalu
dipanaskan menggunakan hotplate sekitar
60 menit dengan suhu 250°C hingga larutan
berwarna hitam.

Gambar 8. Larutan dipindahkan ke


labu alas bundar

Gambar 5. Semua bahan


dicampurkan dalam erlenmeyer

Gambar 9. Erlenmeyer dibilas dengan


aquades

Gambar 6. Proses pemanasan selama Ditambahkan aquades hingga


60 menit volume larutan sekitar setengah dari
volume labu, lalu ditambahkan 50 mL
Pemanasan dilanjutkan sambil NaOH (aq) dan batu didih ke dalam larutan.
dinaikkan suhunya setiap 5 menit hingga
larutan menjadi berwarna kehijauan.

Gambar 10. Penambahan aquades

Gambar 7. Proses pemanasan hingga


larutan menjadi kehijauan

Setelah pemanasan selesai, larutan


didinginkan, kemudian dipindahkan ke
dalam labu alas bulat dan dibilas dengan
aquades agar tidak ada larutan yang tersisa.

Gambar 11. Penambahan 50 mL


NaOH
Dilakukan destilasi pada larutan
tersebut dan ditampung destilatnya dalam
gelas beker berisi 50 mL HCl (aq) dan 3
tetes indikator fenolftalein, dimana ujung
alonga harus tercelup ke dalam larutan HCl
tersebut. Proses destilasi dilakukan selama
± 60 menit dengan suhu awal 70°C dan
dinaikkan setiap 15 menit. Gambar 15. NaOH sebagai titran

Gambar 12. Proses destilasi Gambar 16. Hasil titrasi dengan


NaOH

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


(Maghfiroh Ila Nur Rosyadi – 5004211059
dan Cita Indriani - 5004211062)

3. 1 Fungsi Alat, Bahan, dan Perlakuan


Gambar 13. Penampung destilat
berisi HCl dan indikator PP 3.1.1 Tahap Destruksi
Pada tahap destruksi, 1,573mL susu
kemasan “Frisian Flag” berwarna putih
sebagai sampel yang akan di uji kadar
proteinnya ditimbang pada gelas beker.
Susu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 10mL H2SO4(aq), 2,5027gram
K2SO4(aq) dan 0,5117gram CuSO4(aq).
Penambahan H2SO4(aq) sebagai
Gambar 14. Hasil proses destilasi pendestruksi agar senyawa organik C, H, O
teroksidasi menjadi CO2, H2O, O2 tanpa
Kemudian diambil hasil destilasi
mengoksidasi nitrogen menjadi N2.
dan dilakukan proses titrasi dengan larutan
Sedangkan penambahan K2SO4(aq) dan
NaOH 0,1N hingga larutan berwarna pink.
CuSO4(aq) sebagai katalisator, dengan cara
meningkatkan titik didih H2SO4(aq)
sehingga proses destruksi berjalan lebih
cepat. Hasil campuran larutan berubah
warna menjadi coklat tua.
Pada tahap destilasi, hasil campuran
larutan pemanasan dibilas dan dilarutkan
dengan aquadest hingga sekitar setengah
volume labu bulat. Aquadest ditambahkan
sedikit terlebih dahulu dan dimasukkan
dalam labu bulat, kemudian ditambahkan
aquadest kembali pada labu bulat yang
Gambar 17. Penambahan H 2SO4(aq), setelah terangkai pada alat destilat.
K2SO4(aq), CuSO4(aq) pada sampel (susu) Penambahan aquadest untuk melarutkan
Ditambahkan batu didih dalam campuran larutan. Setelah itu, ditambahkan
campuran untuk meratakan panas sehingga 50 mL NaOH 40% untuk memecah
panas menjadi homogen pada seluruh amonium sulfat (NH4)2SO4 menjadi amonia
larutan dan untuk menghindari lewat didih (NH3) dan batu didih agar panas merata
sehingga dapat mempertahankan suhu. dalam larutan dan menghindari kerusakan
Kemudian dilakukan pemanasan selama 60 alat karena pemanasan yang tidak merata.
menit dengan suhu 250°C dan dilakukan Campuran larutan berwarna hijau.
pengadukan. Dilakukan pengadukan agar Dimasukkan 50mL HCl(aq) yang telah
campuran larut secara homogen dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein
pemanasan agar senyawa kompleks sebagai larutan yang menangkap hasil
(NH4)2SO4 cepat terbentuk, sehingga destilasi, sehingga terjadi perubahan warna
dihasilkan senyawa kompleks dari N2 dan menjadi hitam yang memiliki 2 fase atas
H2SO4(aq) yang membentuk NH4OH. Pada dan fase bawah berupa organik. Indikator
tahap ini terjadi perubahan warna yang fenolftalein digunakan untuk mengetahui
awal mulanya berwarna coklat tua menjadi apakah destilasi dapat ditangkap oleh asam
pekat. Setelah itu, dinaikkan suhunya atau tidak serta untuk mengetahui apakah
sebesar 50°C setiap 5 menit sekali hingga sudah mencapai titik akhir pada proses
campuran larutan berubah menjadi hijau titrasi. Dilakukan pemanasan agar NH4OH
gelap. menguap dan dilakukan kondensasi agar
Reaksi yang terjadi saat proses destruksi: campuran dapat kembali menjadi larutan
Asam amino (dari sampel) + H2SO4(aq) yang nantinya akan ditampung. Proses
⟶ (NH4)2SO4(aq) destilasi berlangsung selama 60 menit pada
Protein + H2SO4(aq) ⟶ (NH4)2SO4(aq) suhu awal 70°C dan dinaikkan setiap 15
[1] menit hingga suhu 200°C. Corong destilat
ditempatkan tercelup dalam beker yang
berisi HCl(aq) dengan tujuan kontak yang
terjadi antara amonia dan HCl(aq) berjalan
baik dan amonia tertangkap sempurna oleh
HCl(aq). Setelah 60 menit, larutan
mengalami perubahan warna menjadi
merah muda bening dan menjadi tidak
berwarna setelah dilakukan pengadukan.
Gambar 18. Sampel setelah pemanasan
Reaksi yang terjadi saat proses destilasi:
3.1.2 Tahap Destilasi (NH4)2SO4(aq) + 2NaOH (aq) ⟶
Na2SO4(aq) + 2H2O(aq) + 2NH3(aq)
NH3(aq) + HCl(aq) berlebih ⟶ NH4Cl(aq) + Gambar 21. Hasil Titrasi
HCl(aq) sisa
[2] 3.2 Perhitungan

Berdasarkan percobaan yang telah


dilakukan didapatkan volume NaOH
sebesar 0,23 mL saat dilakukan titrasi
dengan massa susu kemasan “Frisian Flag”
sebanyak 1,573 gram dan volume HCl yang
digunakan sebanyak 23 ml. Sehingga dapat
ditenentukan kadar protein yang
Gambar 19. Larutan Hasil Destilasi terkandung dalam susu kemasan “Frisian
Flag” dengan menggunakan perhitungan
seperti berikut :

3.2.1 Normalitas NaOH

Diketahui : ρ NaOH = 2,13


gram/cm-3
Mr NaOH = 40 g/mol
Gambar 20. Campuran saat Proses % NaOH = 40%
Destilasi Ditanya : Normalitas NaOH?
10 𝑥 𝜌 𝑥 %
3.1.3 Tahap Titrasi Dijawab : N = 𝑀𝑟
Pada tahap titrasi, dilakukan dengan N =
10 𝑥 2,13𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚−3 𝑥 40%
penambahan NaOH(aq) 0,1 M hingga
40𝑔/𝑚𝑜𝑙
larutan berubah menjadi warna merah
muda sebagai tanda telah mencapai titik N = 21,3 N
ekivalen. Perubahan warna terjadi setelah
dilakukan penambahan sebesar 23 mL. 3.2.2 Volume NaOH
Penambahan NaOH untuk menetralkan Diketahui : N1 = 21,3 N
HCl dan sebagai pentiter yang berperan V2 = 50 mL
untuk membasakan sisa HCl yang bereaksi N2 = 0,1 N
dengan ammonia. Ditanya : Volume1 NaOH?
Reaksi yang terjadi saat proses titrasi: Dijawab : V1 x N1 = V2 x N2
HCl(aq) sisa + NaOH (aq) → NaCl (aq) + V1 x 21,3 N = 50 mL x
H2O(aq) 0,1 N
[3] V1 = 0,23 mL

3.2.3 % Kadar Protein


Diketahui : N HCl = 0,1 N
N NaOH = 0,1 N
V1 HCl= 23 mL
V2 NaOH = 0,23 mL
Ar N = 14
m Sampel = 1,573 gram
F = 6,38 “Frisian Flag” telah memenuhi standar
Ditanya : % Kadar protein ? BSN.
Dijawab :
%Protein = III. KESIMPULAN (Maghfiroh Ila Nur
(𝑉 𝑥 𝑁) 𝐻𝐶𝑙 − (𝑉 𝑥 𝑁) 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 14 𝑥 𝑓 Rosyadi – 5004211059 dan Cita Indriani -
𝑥 100%
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 5004211062)

%Protein =
Telah berhasil dilakukan percobaan
(23 𝑚𝐿 𝑥 0,1) 𝐻𝐶𝑙 − (0,23 𝑚𝐿 𝑥 0,1 ) 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 14 𝑥 6,38
1,573 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000
𝑥 100% “Penentuan Kadar Protein dengan Metode
Kjeldahl” yang bertujuan untuk
%Protein = 12,9%
menentukan kadar protein dalam suatu
produk susu olahan. Produk yang diuji pada
Berdasarkan data perhitungan, diperoleh percobaan ini adalah susu kotak “Frisian
kadar protein susu kemasan “Frisian Flag” Flag” Full Cream made from Fresh Milk
sebesar 12,9 %. Menurut SNI 3950-2014 kemasan 225 mL yang dilakukan dengan
tentang syarat mutu susu UHT minimum tiga tahapan, yaitu tahap destruksi, distilasi
adalah 2,7%. Standar yang sudah dibuat dan titrasi. Berdasarkan percobaan yang
oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah dilakukan diperoleh kandungan
berdasarkan SNI 01-3141-1998, syarat susu protein dalam produk susu adalah sebesar
segar yaitu pada suhu 27,5°C protein 12,9% yang menandakan produk ini telah
minimum 2,7%. Pada percobaan ini memenuhi standar SNI 3950-2014 tentang
diperoleh kadar protein sebesar 12,9 % syarat mutu susu UHT, yaitu mengandung
sehingga susu dengan produk kemasan protein minimum sebesar 2,7%.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Mustika, D.C. (2012). Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

[2] Tim Pengajar Biokimia Universitas Negeri Gorontalo, "Buku Biokimia Dasar I," 2017.
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/8423/Buku-Biokimia-Dasar-I.pdf.

[3] Natsir, A,N., Latifa, S. 2018. Analisi Kandungan Protein Total Ikan Kakap Merah Dan Ikan
Kerapu Bebek. Jurnal Biologi Sceince Vol. 7, No. 2. Hal 77- 83.
[4] Addinul Ihsan. 2011. http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-
protein-metode-kjeldahl.html.

[5] Budimawaranti, Komposisi dan Nutrisi pada Susu Kedelai. Yogyakarta: FMIPA UNY,
2011.
[6] Rassem, H. H. A., Nour, A. H., dan Yunus, R. M. 2016. Techniques for Extraction of
Essential Oils from Plants: A Review. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. Vol.
10(16): 117-127
[7] Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka

[8] Rosalinda, Wulandari S. (2022). Analisis Kadar Protein pada Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca L) Sebelum dan Sesudah Perebusan dengan metode Kjeldhal. Jurnal Analisis
Farmasi, 7(1), 81-90.
LAMPIRAN (Salsabilah Putri Abdillah – 5004211057)

Anda mungkin juga menyukai