Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KADAR PROTEIN

PRODUK SUSU CAIR


 Afika Nurkasih
 Anggella Prices

 Beatriks Margareta
 Beta Rapita Maria Hutasoit
 Fazli Efendi
 Ikke Elmalia Putri
 Indah Duwi Pratiwi
 Nisa Ondang Heliana Waruhu
 Siskanta Br Ginting
 Syukurin Juliani gulo
 Vitra Misi Agata
PENDAHULUAN

 Susu merupakan media cair yang mempunyai komposisi
sangat lengkap, sehingga tidak dapat bertahan lama bila
disimpan pada suhu kamar. Susu yang disimpan pada
suhu kamar akan mudah rusak jika tidak mendapat
perlakuan seperti pasteurisasi, pendinginan/ pembekuan,
dan pemanasan. Kerusakan susu yang tidak layak
dikonsumsi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
mikroorganisme. Mikroorganisme meliputi bakteri, fungi,
protozoa dan virus.
Metodologi Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2018.Tempat penelitian
dilakukan di Laboratorium Kimia Analis, Kampus Universitas
Malahayati, Jalan Pramuka No.27 Kemiling Bandar Lampung.

Alat dan Bahan


• Alat
Buret (pyrex) 50 ml, Labu destilasi dan kondensor (pyrex),
Erlenmeyer (pyrex) 250 ml, Pipet ukur (pyrex) (5 ml, 10 ml, dan 15
ml), Lampu spritus, Labu takar (pyrex) (250 ml dan 500 ml),
Timbangan dan Beaker glass (100 ml, 250 ml, dan 500 ml),Klem dan
statif
• Bahan
CuSO4 encer, NaOH encer, H2SO4 pekat, Kristal CuSO4, Kristal
K2SO4, HCl 0,1 N, NaOH 0,1N, NaOH 50%, Indikator fenolftalein
1%, Sampel susu cair UHT full cream, Aquadest.
Prosedur Penelitian
1. Uji Kualitatif
Uji Biuret Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH encer
kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukan
adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam yang
berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif
yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.

2. Uji Kuantitatif (Depkes RI, 1995)


A. Prosedur Standarisasi Larutan NaOH 0,1N
Ditimbang 100 mg kalium biftalat P yang sebelumnnya telah
dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120˚C selama 2 jam. Dilarutkan
dalam 10 ml aquadest bebas CO2. Ditambah 2 tetes indikator fenolftalein
1% Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N hingga berwarrna
merah muda
B. Prosedur Penetapan
Kadar Protein Timbang seksama 2,0 g sampel dimasuukkan kedalam labu Kjeldahl,
diberi batu didih. Kemudian Tambahkan 5 g K2SO4, 200 mg CuSO4 dan 30 ml H2SO4
pekat, digojog sampai rata. dan dipanaskan dengan api langsung dalam lemari asam, mula-
mula dengan api kecil, dan setelah asap hilang api dibesarkan. pemanasan diakhiri sampai
cairan berwarna hijau jernih. kemudian Dinginkan, kemudian ditambahkan 150 ml aquadest
dan ditambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50% sampai cairan bersifat basa. Pasang
labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan dengan cepat sampai amoniak
menguap sempurnah. Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan
baku asam klorida 0,1N sebanyak 50 ml dan 3 tetes indikator fenolftaleiin 1%. ujung pipa
kaca destilator dipastikan masuk kedalam larutan asam klorida 0,1N. Destilat diakhiri
setelah tetesan destilat tidak bereaksi basa. Kemudian lakukan penetapan blanko yang
perlakuan nya sama dengan sampel.

Cara Analisis Data Perhitungan standarisasi NaOH 0,1N menggunakan rumus sebagai
berikut:

Penetapan kadar protein dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu
faktor konversi (6,38).(6) % Protein = % N x 6,38 Keterangan: Faktor Konversi (Fk) susu:
6,38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
• Dari hasil pengujian yang dilakukan di Laboratorium
pada uji identifikasi (uji biuret) larutan sampel
menunjukkan adanya protein dengan menunjukkan
adanya warna biru violet. Terjadinya penurunan kadar
protein pada susu cair UHT full cream terhadap lama
penyimpanan baik yang disimpan pada suhu kamar
maupun suhu lemari pendingin. Penurunan kadar
protein dapat terjadi karena suhu. Hal tersebut
dikarenakan pada kemasan kecil susu cair UHT full
cream disarankan untuk dikonsumsi sekali minum,
dan apabila kemasan yang telah dibuka sebaiknya
disimpan pada suhu lemari pendingin dan baik
dikonsumsi tidak lebih dari 4 hari (terdapat pada saran
kemasan).
• Penentuan kadar protein secara kuantitatif
dengan metode Kjeldahl dimana pada
penelitian ini dilakukan penentuan
kandungan nitrogen yang terkandung dalam
bahan. Analisis protein dengan metode
Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap destruksi,
tahap destilasi dan tahap titrasi.
• Hasil penetapan kadar protein susu cair UHTfull
cream yang disimpan pada suhu kamar pada sampel
A dari hari ke-0 (2,43%), hari ke-2 (2,39%), hari ke-4
(2,34%), hari ke-6 (2,34%), hai ke-8 (2,34%), hari ke-10
(2,32%) dan hari ke-12 (2,31%). Sedangkan pada
sampel B dari hari ke-0 (2,41%), hari ke-2 (2,39%), hari
ke-4 (2,34%), hari ke-6 (2,33%), hari ke-8 (2,33%), hari
ke-10 (2,32%) dan hari ke-12 (2,32%). Dan pada hasil
penetapan kadar protein susu cair full cream yan
disimpan pada suhu lemari pendingin pada sampel A
dari hari ke-2 (2,38%), hari ke-4 (2,38%), hari ke-6
(2,38%), hari ke-8 (2,37%), hari ke-10 (2,36%) dan hari
ke-12 (2,34%). Sedangkan pada sampel B dari hari ke-
2 (2,38%), hari ke-4 (2,37%), hari ke-6 (2,36%), hari ke-
8 (2,36%), hari ke-10 (2,35%) dan hari ke-12 (2,33%).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai