PANGAN
• Analisis proksimat merupakan pengujian kimiawi
untuk mengetahui kandungan nutrien suatu bahan
baku pangan atau pakan.
• Metode analisa proksimat pertama kali
dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada
tahun 1860 di sebuah laboratorium penelitian di
Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997).
• Analisa proksimat dibagi menjadi lima fraksi nutrien
yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, total
karbohidrat.
• Kelebihan analisis proksimat yaitu cepat,
murah, mudah dan datanya cukup memadai
untuk digunakan dalam penelitian dan
keperluan praktis.
• Kekurangan analisis proksimat yaitu tidak
menunjukan angka sesungguhnya, tetapi
mempunyai nilai mendekati. Hal ini
disebabkan dari komponen-komponen yang
dianalisisnya masih mengandung komponen
lain yang jumlahnya sangat sedikit yang
seharusnya tidak masuk ke dalam data hasil
analisis.
Analisis Proksimat
• Analisa kadar air
• Analisa kadar abu
• Analisa kadar lemak
• Analisa kadar protein
• Analisa kadar karbohidrat
Kadar Air dan Bahan Kering (BK)
Prinsip
Keterangan:
wb: wet basis/ basis basah
db: dry basis/ basis kering
Kelemahan:
Merupakan KH total yg tercerna maupun tidak tidak menggambarkan nilai gizi
sebenarnya
Analisa karbohidrat
2. Analisis Kadar Gula:
• Refraktometri
• Polarimetri
• Kalorimetri
• Volumetrik
• Metode enzim
• HPLC
Rata-rata
2
Rata-rata
3
Rata-rata
5
Rata-rata
LAPORAN AKHIR
“KIMIA DAN ANALISIS PANGAN”
1) Urutan judul praktikum:
2) Analisis Kadar Air dengan Metode Oven
3) Analisis Kadar Abu dengan Metode Pengabuan Kering
(Tanur)
4) Analisis Kadar Lemak dengan Metode Ekstraksi Soxhlet
5) Analisis Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl dan
Analisis Kadar Karbohidrat dengan Metode By Difference
LAPORAN AKHIR
“KIMIA DAN ANALISIS PANGAN”
Bab 2 METODELOGI
2.1 Analisis Kadar Air dengan Metode Oven
2.1.1 Bahan dan Alat
2.1.2 Diagram Alir
2.2 Analisis Kadar Abu dengan Metode Pengabuan Kering (Tanur)
2.2.1 Bahan dan Alat
2.2.2 Diagram Alir
2.3 Analisis Kadar Lemak dengan Metode Ekstraksi Soxhlet
2.3.1 Bahan dan Alat
2.3.2 Diagram Alir
2.4 Analisis Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl dan Analisis Kadar
Karbohidrat dengan Metode By Difference
2.4.1 Bahan dan Alat (Hanya Metode Kjeldahl)
2.4.2 Diagram Alir (Hanya Metode Kjeldahl)
LAPORAN AKHIR
“KIMIA DAN ANALISIS PANGAN”
Bab 3 DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 DATA
3.1.1 Data Praktikum Analisis Kadar Air dengan Metode Oven
3.1.2 Data Praktikum Analisis Kadar Abu dengan Metode Pengabuan Kering
(Tanur)
3.1.3 Data Praktikum Analisis Kadar Lemak dengan Metode Ekstraksi Soxhlet
3.1.4 Data Responsi Analisis Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl dan
Analisis Kadar Karbohidrat dengan Metode By Difference (Sajikan tabel
data hasil analisis proksimat)
LAPORAN AKHIR
“KIMIA DAN ANALISIS PANGAN”
Bab 3 DATA DAN PEMBAHASAN
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Pembahasan Praktikum Analisis Kadar Air dengan Metode Oven
3.2.2 Pembahasan Praktikum Analisis Kadar Abu dengan Metode Pengabuan
Kering (Tanur)
3.2.3 Pembahasan Praktikum Analisis Kadar Lemak dengan Metode Ekstraksi
Soxhlet
3.2.4 Pembahasan Responsi Analisis Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl
dan Analisis Kadar Karbohidrat dengan Metode By Difference
Bahas hasil perhitungan dan bandingkan dengan SNI Nugget Ikan
Bahas prinsip dan prosedur analisis kadar protein dengan metode
Kjeldahl
Jelaskan satu metode analisis kadar gula dan satu metode analisis
penetuan kadar serat kasar/seratmakanan
PRINSIP Metode Kjeldahl
Langkah dan Prinsip
1. Langkah ke-1 : Destruksi
Jika suatu bahan (sampel) dipanaskan dalam
larutan asam sulfat pekat maka semua N akan
lepas dan diikat oleh asam sulfat membentuk
amonium sulfat dan sisa sampel (berwarna
hijau)
PRINSIP Metode Kjeldahl
Langkah dan Prinsip
2. Langkah ke-2 : Destilasi
Dengan destilasi menggunakan larutan NaOH
40%, maka N akan dipisahkan/dilepaskan,
ditampung dan ditangkap atau diikat oleh
asam borat berindikator membentuk warna
hijau-ungu muda
PRINSIP Metode Kjeldahl
Langkah dan Prinsip
3. Langkah ke-3 : Titrasi
Jika larutan amonium sulfat hasil destilasi dititrasi
dengan NaOH (0,1 N) maka setelah mencapai
keseimbangan larutan hasil destilasi akan
berubah warna menjadi hijau kembali.
Volume NaOH untuk titrasi diketahui.
Titrasi juga dilakukan terhadap blanko, sehingga
volume NaOH untuk titrasi blanko diketahui.
PRINSIP Metode Kjeldahl
Langkah dan Prinsip
3. Langkah ke-3 : Titrasi
Selisih volume NaOH dari sampel dan blanko
digunakan untuk menghitung kadar N dalam
sampel.