Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Serat Kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian
setelah diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa,
dengan sedikit lignin dan pentosan. Serat kasar juga merupakan kumpulan dari
semua serat yang tidak bisa dicerna oleh tubuh, komponen dari serat kasar ini
yaitu terdiri dari selulosa, pentosa, lignin dan komponen-komponen lainnya..
Komponen dari serat kasar ini tidak mempunyai nilai gizi,akan
tetapi serat ini sangat penting untuk proses memudahkan dalam pencernaan di
dalam tubuh agar proses pencernaan tersebut lancar (Peristaltic). Pati dan serat
tergolong ke dalam karbohidrat, sedangkan karbohidrat terdiri dari karbon,
hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat juga dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida yang paling penting
adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Selain itu serat kasar ini tahan terhadap
reaksi hidrolisis yang merupakan penggabungan 2 buah monosakarida yakni
struktur besar menjadi struktur kecil penggabungan akan dilepas oleh air dan
kemudian dimasukkan air.

1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan serat kasar pada bahan
bayam, kangkung serta mengetahui kadar serat dari bahan tersebut
tersebut.
II. METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum tentang Penentuan serat kasar ini dilakukan di
Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Politeknik Industri Tanah Laut
Pelaihari pada hari Senin tanggal 27 September 2010 pada Pukul 13.00-
15.00 Wita.

2.2. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : timbangan,
erlenmeyer aluminium foil, hotplate, kertas saring dan mikrowave.

2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah : bayam, kangkung, aquades,
alkohol, larutan H2SO4, dan larutan NaOH.

2.3. Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang dilakukan adalah :
1. Menghaluskan sampel
2. Menimbang 2 gr sampel dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 600
ml.
3. Menambahkan 200 ml H2SO4 0,255 N (1, 25 ml H2SO4 ke dalam 200
ml aquades.
4. Menutup dengan aluminium foil & memanaskan diatas hotplate selama
20 menit.
5. Menyaring larutan
6. Mencuci dengan aquades panas sampai netral (menguji dengan kertas
lakmus)
7. Memindahkan residu ke erlenmeyer baru
8. Mencuci dengan larutan NaOH 0, 313 N sebanyak 200 ml.
9. Mendidihkan selama 30 menit.
10. Menyaring melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya.
11. Mencuci dengan alkohol & mengeringkan dalam mikrowave ½ menit.
12. Menimbang berat kertas saring dan residu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Dari hasil praktikum tentang penentuan serat kasar maka hasil
yang didapatkan adalah :
1. Sampel : bayam
Berat kertas saring : 1,03 gr
Berat residu : 1, 26 gr
Kadar serat
Berat residu/berat sampel x100 %
Berat residu -Berat kertas saring = 1,26-1,03
= 0, 23 gr
0, 23/2x 100 % = 11, 5 %

2. Sampel : kangkung
Berar kertas saring : 1,03 gr

Berat residu : 1, 06 gr
Kadar serat
Berat residu/berat sampel x 100 %
Berat residu- berat kertas saring = 1, 06-1, 03 = 0, 03 gr
0, 03 / 2 x 100 % = 1, 5 %

3. Sampel : kangkung
Berat kertas saring : 1, 03 gr
Berat residu : 1, 22 gr
Kadar serat
Berat residu/berat sampel x 100 %
Berat residu- berat kertas saring = 1, 22-1, 03 = 0, 19 gr
0, 19/2 x 100 % = 9, 5 %
3.2. Pembahasan
Serat kasar yang merupakan bahan residu dari bahan makanan dan
pertanian juga merupakan sisa-sisa sel tumbuhan yang tahan terhadap
reaksi hidrolis enzim-enzim saluran pencernaan. Komponen utama dari
serat kasar adalah berupa karbohidrat. Dilihat dari hasil praktikum yang
menggunakan bahan bayam, dan kangkung hasil yang didapat adalah
kadar serat untuk bayam yakni 11, 5 %, kangkung (I) 1, 5 % dan
kangkung (II) kadar serat yang diperoleh adalah 9, 5 %.
Kadar serat yang terdapat pada bayam ternyata sangat tinggi
dibandingkan dengan kangkung hal ini karena bayam relatif tahan
terhadap pencahayaan langsung sehingga walaupun bayam terkena sinar
matahari akn tetapi tidak mengurangi kualitasnya. Pada percobaan
kangkung (I) dan kangkung (II) kadar serat yang dihasilkan ternyata
berbeda hal ini mungkin dipengaruhi faktor penambahan larutan yang
tidak sesuai, pencucian yang kurang netral dan penyaringan yang kurang
pas, oleh karena itu terdapat perbedaan hasil akhir kadar serat dari
kangkung tersebut.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar serat yang terdapat pada bayam lebih besar daripada kadar serat
pada kangkung.
2. Pencucian yang tidak netral akan mempengaruhi kadar serat terakhir
3. Kadar serat untuk kangkung terjadi perbedaan, kadar serat kangkung
(I) yakni 1, 5 % sedangkan kadar serat kangkung (II) yakni 9, 5 %.
4. Serat kasar merupakan bahan makanan pertanian yang merupakan
sisa-sisa sel tumbuhan yang tahan terhadap reaksi hidrolis enzim-
enzim saluran pencernaan.

4.2. Saran
Pada saat proses praktikum berlangsung hendaklah cara kerja
praktikum tersebut dipahami dengan baik agar praktikum tersebut berjalan
dengan baik. Kemudian jagalah alat-alat yang ada dalam praktikum karena
alat-alat tersebut juga sangat menentukan terlaksananya praktikum atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA

AACC. 2001. The Definition of Dietary Fiber.


http://www.rudyct.com/godlief.joseph.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober
2010.

Sudarmadji, dkk. 1976. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan


Pertanian.Liberty, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai