Anda di halaman 1dari 11

Laporan III Praktikum Nutrisi Ternak dasar

ANALISIS KADAR SERAT KASAR


Indigofera
(Indigofera tinctoria)

Oleh:

NAMA : RAMADHAN
STAMBUK : L1A120194
KELAS :E
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : SASTRA WIJAYA

LABORATORIUM UNIT ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Serat adalah bahan dalam makanan yang berasal dari tanaman yang tahan

terhadap pemecahan oleh enzim dalam saluran pencernaan sehingga tidak dapat

diabsorbsi. Serat pangan tidak mengandung zat gizi, akan tetapi memberikan

keuntungkan bagi kesehatan yaitu mengontrol berat badan atau kegemukan

(obesitas), menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal,

kanker kolon (usus besar), serta mengurangi tingkat kolesterol darah dan penyakit

kardiovaskuler.

Analisis serat kasar mempunyai pengertian sebagai fraksi dari karbohidrat

yang tidak larut dalam basa dan asam encer setelah pendidihan masing-masing

30 menit. Termasuk dalam komponen serat kasar ini adalah campuran hemisellulosa,

sellulosa dan lignin yang tidak larut. Dalam analisa ini diperoleh fraksi lignin,

sellulosa dan hemisellulosa yang justru perlu diketahui komposisinya khusus untuk

hijauan makanan ternak atau umumnya pakan berserat. Kandungan serat kasar yang

tinggi dari komoditas limbah pertanian di wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah

daun ubi kayu sebesar 24,1%. Selain serat kasar tinggi, asam amino daun ubi kayu

ternyata hampir sama dengan bungkil kedelai walaupun jumlahnya berbeda. Daun ubi

kayu defisien asam amino esensial yang mengandung sulfur yaitu methionin dan

sistin.

Gamal merupakan pakan ternak sumber protein yang baik dengan kandungan

protein yang lebih tinggi dari pada konsentrat yang memiliki kandungan protein
maksimal hanya 17%. Daun-daun gamal mengandung tinggi protein dan mudah

dicerna sehingga cocok untuk pakan ternak khususnya ruminansia. Daun gamal dapat

dimanfaatkan sebagai sumber protein dari hijauan sehingga dapat mengurangi serat

kasar yang tinggi pada jerami jagung dan mendapatkan sumber pakan hijauan yang

berkualitas serta dapat mengurangi penggunaan sumber protein dari konsentrat di

dalam ransum sehingga dapat menekan biaya ransum. Akan tetapi, daun gamal juga

memiliki faktor pembatas antinutrisi seperti tanin, lignin, silika dan HCN walaupun

kadarnya rendah, penggunaan daun gamal tidak bisa digunakan 100% di dalam

ransum sehingga penggunaan daun gamal juga harus dibatasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakuksn prsktikum mengenai Analisis

serat kasar.

I.2 Tujuan

Untuk menentukan kadar serat kasar dari suatu sampel atau bahan pakan.

I.3 Manfaat

Agar dapat menentukan kadar serat kasar dari suatu sampel atau bahan pakan.
II. METODOLOGI PRKATIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Analisis Kadar Serat Kasar dilakukan pada hari Selasa tanggal 23

November 2021 pukul 13:00, di Laboratorium Unit Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam praktikum Analisa Kadar Serat Kasar dapat di

lihat Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No Alat Kegunaan
Untuk mengukur masa kecil dalam
1. Timbangan Analitik
rentang sub-miligram
2. Gelas Piala Untuk menampung dan membuat larutan
3. Penangas listris Untuk Menciptakan suhu yang konstan
4. Tabung Reasksi Tertutup 50cc Untuk
Untuk mengeluarkan molekul gas dari
5. Pompa Vakun sebuah ruangan tertutup ke area luar guna
mencapai suatu tekanan vakum tertentu
Untuk memfiltrasi atau memisahkan suatu
6. Corong Buchner
cairan
Untuk menyelesaikan tugas atau proses
7. Tanur tertentu seperti pengeringan, pengerasan,
atau perubahan kimiawi.
8. Oven Untuk pemanggang atau pembakaran
Untuk menghilangkan air dan Kristal hasil
9. Desikator
pemurnian
10. Gegep Untuk pemotong kawat dan kabel
Bahan yang di gunakan dalam praktikum Analisa Kadar Serat Kasar dapat di

lihat Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Bahan Kegunaan
1. H2SO4 0,3 N Sebagai objek pengamatan
2. NaOH 1,5 N Sebagai objek pengamatan
3. Alkohol Teknis Untuk membunuh bakteri dan kuman
4. Air Panas Untuk menghindari dan mengeluarkan racun
5. Aquades Untuk membershkan alat-alat laboratorium
Untuk memisahkan partikel suspensi dari
6. Kertas Saring wahtman 41 cairan, untik memisahkan antara zat padat,
untuk mengeringkan padatan desikator.

2.3 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2.Timbang sampel gamal sebanyak 0,7075

3.Masukkan sampel kedalam gelas kimia

4. Kemudian siapkan H2SO4 sebanyak 50 mL

5.Kemudian campur gamal dengan larutan H2SO4

6.Kemudian sampel dipanaskan ke hotplate selama 30 menit

7.Setelah 30 menit, kemudian ditambahkan NaOH, lalu di tunggu 30 menit

2.4 Analisi Data

y−z−a
Kadar Serat Kasar = x 100 %
z

( y - z-a )
%SK = x 100 %
z
35,0753-33,9432-5.7795
%SK = x 100 %
33,9432

−4,6474
%SK = x 100 %
3 3 ,94 3 2

%SK = -13,6916 %
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.I Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan praktikum analisa Kadars Serat kasar dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Praktikum Analisis Serat Kasar


No Sampel Kadar Serat Kasar
1 Indigofera -10,41
2 Gamal -13,69
3 Jerami padi -13,17
4 Odot -12,95
5 Jerami jagung -11,27

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum Gamal merupakan tanaman sejenis perdu dari

kerabat polong-polongan yang mudah ditanam dan mengandung protein tinggi. Selain

itu gamal memiliki beberapa keunggulan, yaitu produksi hijauan tinggi, tahan

terhadap iklim, mudah ditanam dan mempunyai kandungan zat makanan cukup

tinggi. Potensi daun gamal dengan produksi selang waktu pemotongan 3 bulan

mencapai 43.000 ton atau sekitar 8–11 ton bahan kering per hektar per tahun.

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis kadar serat kasar gamal diperoleh

nilai serat kasar yaitu -13,6916%. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat (Suretno dkk,

2021) bahwa kandungan serat kasar gamal adalah 14,4-15,9%. Peningkatan kadar

serat terjadi karena lama waktu pemeraman menyebabkan meningkatnya kesempatan

mikroba (dari starter) untuk melakukan pertumbuhan dan fermentasi, sehingga


semakin lama waktu pemeraman maka jumlah mikroba juga semakin banyak dan

akan menambah jumlah serat kasar.

Indigofera adalah legume yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan

relatif baru dikembangkan di Indonesia, berdasarkan hasil pengamatan praktikum

analisis kadar serat kasar, diperoleh nilai serat kasar yaitu -10,41%. Hal ini tidak

sesuai dengan (Andalas, 2018) Indigofera  mengandung protein kasar 27,9%, serat

kasar 15,25%, kalsium 0,22%, dan fosfor 0,18%.

  jerami padi adalah bagian batang tumbuh yang setelah dipanen bulir-bulir buah

bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi dengan akar dan bagian batang yang

tertinggal setelah disabit, berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis kadar

serat kasar, diperoleh nilai serat kasar 13,17% . Hal ini tidak sesuai dengan

(Mustafidah dkk, 2015) Serat kasar 31,99%, NDF 77,00%, ADF 57,91%, selulosa

23,05%, hemiselulosa 19,09%, dan lignin 22,93%.

Rumput odot merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas

dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi

bagi ternak ruminansia. Tanaman ini merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak

yang berkualitas dan disukai ternak, berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis

kadar serat kasar, diperoleh nilai serat kasar 12,95%. Hal ini tidak sesuai dengan

(Santoso, 2011) Serat Kasar (SK) Rumput odot tertinggi dicapai ketika umur

pemotongan 60 hari yaitu 42,73%.

Jerami jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen

dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak

dalam bentuk segar maupun kering. Pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai pakan


ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, berdasarkan hasil

pengamatan praktikum analisis kadar serat kasar, diperoleh nilai serat kasar 11,27%.

Hal ini tidak sesuai dengan (Nursiam, 2015) serat kasar 30,53%, lemak kasar 1,06%,

abu 8,42% dan BETN 55,82%.


IV. PENUTUP

4.I Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum analisis kadar serat kasar, diperoleh

nilai serat kasar yaitu -13,6916%.

4.2 Saran

1. Laboratorium

Untuk laboratorium sebaiknya alat dan bahan di lengkapi sebelum praktikan

masuk lab

2. Asisten

Untuk asisten dosen saya harapkan tetap mempertahankan kesabarannya dalam

membimbing praktikan dalam penyusunan sistematika laporan ini.

3. Praktikan

Untuk praktikan sebaiknya pada saat melakukan praktikum di ikuti dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Mustafidah, C. dan B. Widjanarko.(2015). Umur Simpan Minuman Serbuk Berserat


dari Tepung Porang (Amorpophallus oncophillus) dan Karagenan Melalui
Pendekatan Kadar Air Kritis. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(2): 650-
660.
Nursiam, I. 2015. Kebutuhan Hijauan dan Konsentrat Bagi Ternak Perah. Fakultas
Peternakan. IPB. Bogor
Suretno, N. D., F. Y. Adriyani., R. Hevrizen., & A. maryanto. 2021. Peningkatan
Kualitas Janggel Jagung Sebagai Pakan Sapi Induk Bunting Melalui Proses
Amoniasi-Fermentasi (Amofer). JRAP(Jurnal Riset Agribisnis dan
Peternakan). 6(1): 21-30.

Santoso, A. 2011. Kadar Serat (Dietary Fiber) & Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Magistra No. 75.

Wirawan (2012:7) evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan


menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek.

Anda mungkin juga menyukai