ABSTRACT
Determination of fat content is important due to it has many effect for food such as
source of energy, raise mouthfeel, and solvent of vitamin. Determination of crude fiber also
important due its good effect in gastrointestinal. We used soxhlet method to determine fat
content, and for crude fber content we used hydrolysis by strong acid and base to its
sampel. The result showed that fat content of nut is 40.17%,, chips 31.65%, ciki 12.23%,
biscuit 7.08%, sausage 26.8%, wheat bread 8.02%, sweetened evaporated milk 9.28%, and
yoghurt is 1.14%. Crude fiber in spinach is 4.104%, carrot 2.778%, waluh 3,56%, and
papaya is 2,92%.
Keywords : crude fiber, extraction, fat, hydrolisis, soxhlet method
adalah bagian dari komponen bahan contoh perhitungan kadar lemak pada
pangan nabati yang tidak dapat dicerna sampel
oleh saluran pencernaan manusia (𝑊𝑙𝑎𝑏𝑢+𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘)−𝑊 𝑙𝑎𝑏𝑢
% 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 = x
(Andarwulan, dkk, 2016). 𝑊 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu 100%
mengukur kadar lemak kasar dan serat
kasar pada sampel yang diuji. Kadar Serat Kasar
Sampel ditimbang sebanyak 1,25
METODOLOGI gram. Kemudian sampel dimasukkan ke
Alat dan Bahan erlemeyer asah dan ditambahkan dengan
Sampel yang digunakan pada 100 ml H2SO4 0,225 M. Labu asah
praktikum kali ini yaitu bayam, biskuit, direfluks selama 30 menit. Larutan
ciki, kacang, keripik, roti, susu kental disaring selama masih panas, serta
manis, sosis, pepaya, waluh, wortel, dan endapannya dicuci dengan akuades 500
yoghurt. Reagen yang digunakan yaitu ml sampai netral. Residu dipindahkan ke
alkohol 95%, H2SO4 0,225 M, NaOH erlemeyer asah lainnya.
0,313 N, K2SO4 10%, dan C6H14 Sampel ditambah kembali dengan
(heksana). 100 ml NaOH 0,313 N. Kemudian, labu
Alat yang digunakan yaitu cawan asah direfluks kembali selama 30 menit.
alumunium, beker gelas, desikator, Larutan tersebut disaring dengan kertas
erlemeyer asah, kaca arloji, kertas saring, saring konstan dan dilanjutkan pencucian
labu lemak, neraca analitik, oven, unit dengan 7,5 ml K2SO4 10 %. Kertas saring
soxhlet ditambahkan kembali dengan 25 ml
akuades panas dan 7,5 ml alkohol 95%.
Kadar Lemak Kasar Kertas saring dioven pada suhu 1055C
Sampel yang mengandung lemak selama 1-2 jam. Kertas disimpan pada
ditimbang sebanyak 2 gram. Sampel desikator selama 15 menit, kemudian
yang mengandung banyak air (sampel ditimbang.
basah) dimasukkan pada beker gelas dan
ditambahkan 30 ml HCl 25% dan 20 ml HASIL DAN PEMBAHASAN
akuades. Beker gelas ditutup dengan kaca Praktikum kali ini dilakukan dengan
arloji dan dididihkan selama 15 menit. menganalisis kadar lemak pada sampel.
Sampel disaring dalam keadaan panas, Sampel berdasarkan kandungan airnya
kemudian dicuci dengan air panas (500 dapat dibedakan menjadi sampel basah
ml) sampai larutan netral. Kertas saring dan sampel kering. Sampel basah pada
dan isinya dikeringkan pada oven suhu praktikum kali ini yaitu roti, susu kental
105oC selama 24 jam. Kertas saring yang manis, sosis, dan yoghurt. Adapun yang
kering dimasukkan ke dalam hull. termasuk sampel kering yaitu biskuit,
Sampel yang mengandung sedikit ciki, kacang, dan keripik.
air langsung dimasukkan ke dalam hull Sampel sebelum dianalisis dengan
setelah dihaluskan sebelumnya tanpa pelarut organik perlu dihaluskan terlebih
perlu penambahan asam kuat. Baik dahulu. Hal ini bertujuan untuk
sampel kering maupun basah meningkatkan luas kontak antara sampel
dimasukkan ke dalam unit soxhlet. dengan pelarut, sehingga proses ekstraksi
Heksana ditambahkan ke dalam wadah dapat berjalan maksimal. Hidrolisis
penyimpan hull. Unit direfluks selama 3 dengan asam kuat pada sampel basah
jam pada suhu titik didih heksana. berperan dalam memutus ikatan kovalen
Setelah refluks selesai, labu lemak maupun ionik pada lipid sehingga lemak
diangkat dan diuapkan pada suhu 105oC lebih mudah diekstraksi keluar dari
selama 1-2 jam. Labu diletakkan pada jaringan (Nielsen, 2010). Tujuan
desikator selama 15 menit, kemudian pemanasan sampel dan HCl selama 15
ditimbang berat akhirnya. Berikut ini menit yaitu untuk mempercepat proses
hidrolisis sampel.
Nama Asisten : Ira R Halim
Tanggal Pratikum : 22 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018
Sosis 26.80 ±
4B 105.1712 104.5148 2.0011 31.6389%
6.80%
5A 104.9556 104.515 2.0055 21.97%
Roti 8.02 ±
5B 107.026 106.879 2.0655 7.12%
1.2%
6A 104.0258 103.8456 2.0205 8.92%
Susu 9.28 ±
6B 107.3547 107.1588 2.0307 9.65%
Kental 0.51%
7A Manis 105.2919 105.118 2.0205 8.91%
Yogurt 1.14 ±
7B 103.8216 103.7991 2.0432 1.1012%
0.05 %
8A 105.3978 105.4219 2.0401 1.18%
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)
kontak antara asam kuat dengan sampel sampel karena etanol dapat melarutkan
sehingga proses hidrolisis dapat berjalan lemak.
maksimal. Sampel yang akan dianalisis Residu pada kertas saring dioven
harus diekstrak terlebih dahulu selama 2 jam untuk menghilangkan kadar
kandungan lemaknya supaya tidak airnya dan ditimbang selisih beratnya
menganggu analisis (Andarwulan, dkk, dengan kertas saring konstan. Residu
2011). Namun, prosedur tersebut tidak yang dikeringkan merupakan serat kasar
digunakan karena sampel yang dari sampel.
digunakan adalah sayur-sayuran yang Selulosa merupakan senyawa utama
relatif rendah kandungan lemak. yang didapat pada residu analisis serat
Penambahan asam kuat dan basa kuat kasar. Selulosa merupakan komponen
bertujuan menghidrolisis komponen utama dinding sel dan dicirikan dengan
selain serat. Pada prinsipnya, komponen kekuatan mekanis yang tinggi, tahan
karbohidrat rantai panjang yang terhadap zat-zat kimia, dan relatif tidak
terhidrolisis semakin mudah larut dalam larut dalam air (Andarwulan, dkk, 2011).
air. Refluks digunakan untuk Hemiselulosa yang merupakan
mempercepat reaksi sekaligus komponen serat makanan tidak terdapat
mengekstraksi sampel dengan pelarut dalam residu serat kasar. Hal ini
pada titik didihnya selama waktu tertentu diakibatkan hemiselulosa lebih mudah
dalam jumlah konstan (Depkes RI, terhidrolisis oleh asam, dan dapat larut
2000). dalam alkali di mana kelarutannya akan
Suspensi yang tersisa disaring meningkat seiring dengan banyaknya
dengan kertas saring dan dicuci dengan rantai cabang (Andarwulan, dkk, 2011).
air mendidih dengan segera karena Sementara itu lignin, komponen yang
perusakan serat dapat terjadi oleh tahan terhadap enzim pencernaan hanya
pereaksi jika dibiarkan lebih lama beberapa bagian yang ada dalam residu
(Sudarmadji et al., 1989). Sampel serat kasar. Oleh karena itu, kadar serat
dihidrolisis kembali dengan Residu yang kasar selalu lebih kecil jika dibandingkan
tersisa disaring menggunakan kertas dengan kadar serat makanan. Berikut ini
saring yang sudah ditimbang konstan. hasil pengamatan kadar serat kasar pada
Sampel kemudian dicuci dengan K2SO4 sampel.
10% untuk menetralkan sampel.
Penambahan etanol pada residu berperan
untuk menghilangkan sisa lemak pada
DAFTAR PUSTAKA