Anda di halaman 1dari 9

Tanggal Praktikum : 13 Maret 2019

Tanggal Pengumpulan : 27 Maret 2019


Nama Asisten : Karina Ayuningtias

PRAKTIKUM ANALISIS KADAR LEMAK


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Indah Aprilliani Sandra (2402101700063)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: indahaprillianisandra@gmail.com
ABSTRAK
Lemak adalah salah satu komponen nutrisi yang memiliki peran penting bagi
tubuh. Lemak merupakan senyawa makromolekul yang dalam jumlah yang cukup
dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme. Lemak adalah salah satu sumber energi bagi
tubuh. Kadar lemak dihitung dengan menggunakan metode Soxhlet namun untuk sampel
lemak basah harus mengalami hidrolisis terlebih dahulu. Hasil penghitungan yang
diperoleh dibandingkan dengan SNI. Kadar lemak pada sampel seharusnya tidak melebihi
atau kurang dari yang ditetapkan oleh SNI Hasil dari praktikum ini didapatkan kadar
lemak untuk bubur ayam adalah 0,02%, kacang adalah 66,30%, keripik adalah 24,82% ,
mayonaise adalah 2,69%, mie adalah 16,64%, minuman sereal adalah 2,55%, roti adalah
3,07%, sosis adalah 3,62%, SKM adalah 9,69%, dan yoghurt adalah 0,86% . Tujuan dari
praktikum ini adalah mengetahui kadar lemak pada sampel.
Kata Kunci : hidrolisis, kadar, lemak, metode Soxhlet, SNI.

ABSTRACT
Fat is one of nutrition components in a food that have an important purpose to
our body. Fat concentration is being calculated with Soxhlet method but first, samples
are being hydrolyzed. Fat concentration is being compared with SNI. The result of this
practicum is the concentration of poridge is 0,02%, peanut is 66,30%, crackers is
24,82% , mayonaise is 2,69%, noodle is 16,64%, cerellia drink is 2,55%, bread is
3,07%, sausages 3,62%, sweetened condesed milk is 9,69%, and yoghurt is 0,86% . The
purpose of this practicum is to know the fat concentration and compare it with standard.
Keywords : contentration, fat, hydrolisis, Soxhlet method, SNI

PENDAHULUAN menahan goncangan untuk melindungi


Lemak adalah organ vital dan melindungi tubuh dari
kelompok makro molekul yang suhu luar yang kurang bersahabat
termasuk pada golongan lipid, yaitu Metode yang digunakan dalam
senyawa organik yang terdapat di alam penentuan kadar lemak adalah metode
serta tidak larut dalam air, tetapi larut Soxhletasi. Lemak diekstrak dengan
dalam pelarut organik non-polar seperti pelarut non polar secara kontinu dengan
dietil eter, heksana, kloroform, benzena, jumlah pelarut konstan dan adanya
dan hidrokarbon lainnya. Lemak pendingin balik. Soxhlet terdiri dari
memenuhi fungsi dasar bagi manusia, pengaduk atau granul anti-bumping,
yaitu menjadi cadangan energi dalam wadah penyuling, thimble selulosa,
bentuk sel lemak (9 kkal/gram), bypass sidearm, cairan pengekstrak,
mempunyai fungsi selular dan syphorm arm inlet, expansion adapter,
komponen struktural pada membran sel, kondensor, cooling water in, dan
menopang fungsi senyawa organik cooling water out. Metode Soxhlet
sebagai penghantar sinyal, menjadi merupakan metode analisis lemak secara
suspensi bagi vitamin larut lemak yang kasar, selain lemak, fosfolipida, asam
berguna untuk proses biologis, dan lemak bebas, karotenoin, dan pigmen
lain juga akan ikut teranalisis. Setelah menetes. Kemudian, didiamkan dalam
pelarut diuapkan, lemak dapat ditimbang soxlet selama 3-4jam, labu lemak
dan dihitung presentasenya. Keuntungan diangkat dan diuapkan pada suhu 105℃
metode ini adalah tidak membutuhkan selama 1-2 jam dan ditaruh pada
pelarut dalam jumlah banyak dan pelarut desikator selama 30 menit, lalu
tidak memiliki perubahan yang spesifik. ditimbang dengan neraca analitik hingga
Tujuan dari praktikum kali ini konstan.
adalah untuk menentukan kadar lemak Jika belum konstan dapat
dari suatu bahan pangan dan diulangi dari diangkat dan diuapkan
dibandingkan dengan standar apakah pada labu lemak di suhu suhu 105℃
makanan tersebut telah terpenuhi kadar selama 1-2 jam lalu ditaruh pada
lemak dan serat kasar atau tidak. desikator selama 30 menit dan timbang
kembali dengan neraca analitik hingga
METODOLOGI konstan. Lalu, dihitung kadar lemak
Alat dan Bahan dengan menggunakan rumus
Alat yang digunakan dalam w labu+lemak −wlemak
praktikum analisis kadar lemak adalah Kadar lemak (%)= ×100 %
w sampel
alat destilasi, alat pemanas, beaker gelas,
bulb pipet, desikator, corong,
erlenmeyer asah, gelas kimia, hull, Penentuan Kadar Lemak (Sampel
kertas saring, kaca arloji, kertas saring, Kering)
klem dan statif, kondensor, labu lemak, Hal yang pertama-tama
mortar, neraca analitik, oven, pipet dilakukan adalah ditimbang sampel
volume 50 ml, pipet ukur, refluks, sebanyak 2-3 gram dengan
spatula, dan unit Soxhlet. menggunakan neraca analitik. Lalu,
Bahan yang digunakan dalam Sampel dimasukan ke dalam Hull dan
praktikum analisi kadar lemak dan serat ditandai dengan pensil. Setelah itu,
kasar ini adalah akuades, alkohol 95%, sampel dimasukan ke dalam unit Soxhlet
batu didih, heksana, HCl 25%, bubur dan ditambahkan heksana sampai
ayam, kacang, keripik, mayonaise, mie, menetes. Lalu, sampel diSoxhlet selama
minuman sereal, roti, sosis, SKM, dan 3- 4 jam. Kemudian, setelah sampel
yoghurt. diangkat dan diuapkan dengan suhu 105
℃ selama 1 – 2 jam. Lalu, sampel
Prosedur didinginkan dalam desikator selama 15
Penentuan Kadar Lemak (Sampel menit dan ditimbang kembali dengan
Basah) menggunakan neraca analitik. Jika
Hal yang pertama-tama belum konstan dapat diulangi dari
dilakukan adalah ditimbang sampel diangkat dan diuapkan pada labu lemak
sebanyak 2 gram dengan menggunakan di suhu suhu 105℃ selama 1-2 jam lalu
neraca analitik. Kemudian, sampel ditaruh pada desikator selama 30 menit
ditambahkan 30 ml HCl 25%, 20 ml dan timbang kembali dengan neraca
akuades, dan ditutup dengan kaca arloji. analitik hingga konstan. Lalu, dihitung
Sampel kemudian dididihkan selama 15 kadar lemak. Kemudian dihitung kadar
menit dan setelah itu disaring dalam lemak dengan menggunakan rumus
keadaan panas menggunakan kertas w labu+lemak −wlemak
Kadar lemak (%)= ×100 %
saring yang telah konstan. Lalu, kertas w sampel
saring dicuci dengan menggunakan air
panas sampai netral dan dikeringkan HASIL DAN PEMBAHASAN
didalam oven dengan suhu 105℃ Penetapan kadar lemak
selama 24 jam. Sampel kemudian dilakukan melalui metode Soxhlet
dimasukan ke dalam Hull dan ditandai dengan sampel bubur ayam, kacang,
dengan pensil, sampel dimasukkan ke keripik, mayonaise, mie, minuman
dalam Soxlet, ditambah hexana sampai
sereal, roti, sosis, SKM, dan yoghurt. mudah pada pelarut organik, dan
Lemak kering adalah sampel bubur membantu melepaskan lemak dari
ayam, kacang, keripik, mie, minuman jaringan-jaringan makanan. Apabila
sereal, dan roti. Lemak basah adalah bahan masih mengandung air yang
mayonaise, sosis, SKM, dan yoghurt. tinggi maka bahan pelarut akan sulit
Sampel pengujian kadar lemak metode masuk ke dalam jaringan dan pelarut
Soxhlet harus dalam bentuk kering menjadi jenuh dengan air sehinga
dengan kadar di bawah 10% sehingga ekstraksi lemak kurang efisien. Menurut
sampel cair dan semi padat harus Sudarmadji dkk (1989) adanya air akan
dihidrolisis terlebih dahulu agar menyebabkan zat-zat yang larut dalam
kandungan air dalam bahan dapat air akan ikut pula terekstraksi bersama
berkurang. Sampel yang harus lemak sehingga hasil analisa kurang
dihidrolisis terlebih dahulu adalah mencerminkan yang sebenarnya.
mayonaise, sosis, SKM, dan yoghurt. Sebanyak 2 gram sampel yang
Sebanyak 2 gram sampel telah dihidrolisis atau 2-3 gram sampel
ditambah 30 ml HCl 25% dan 20 ml tepung-tepungan ditimbang. Sampel
aquades. Ion H+ pada HCl akan tepung digunakkan sampel lebih banyak
menghidrolisis sampel sehingga air karena kadar lemak pada tepung-
terpisah dari sampel. Sampel tepungan lebih sedikit sehingga untuk
ditempatkan pada beaker glass dan analisis kadar dibutuhkan sampel lebih
ditutup dengan kaca arloji supaya ketika banyak agar hasil analisis akurat.
dipanaskan tidak ada senyawa volatil Sampel yang sudah ditimbang kemudian
yang menguap. Sampel dididihkan dimasukkan ke dalam labu lemak. Labu
selama 15 menit lalu disaring dalam lemak berfungsi sebagai wadah untuk
keadaan panas. Pemanasan akan sampel yang ingin dianalisis kadar
mempercepat reaksi hidrolisis sampel. lemaknya. Labu lemak sebelumnya telah
Penyaringan bertujuan untuk dikonstankan. Pengkonstanan dilakukan
memisahkan pelarut dengan padatan, agar labu terbebas dari kontaminan dan
senyawa yang larut dalam aquades akan air pada labu teruapkan. Hull dipasang
lolos dari penyaringan. di leher Soxhlet. Hull merupakan lipatan
Lemak merupakan senyawa yang dibentuk dari kertas saring yang
yang tidak larut pada aquades (senyawa dipotong membentuk persegi panjang,
polar) sehingga tertahan pada saringan. dilipat, serta dihekter. Hull berfungsi
Sampel disaring dalam keadaan panas untuk menampung sampel dan menjaga
karena senyawa larut air akan larut agar sampel tidak kontak langsung
dengan sempurna dalam keadaan panas dengan pelarut organik agar bahan-
sehingga pemisahan dapat optimal. bahan lain seperti fosfolipid, sterol,
Selanjutnya, sampel dicuci dengan air asam lemak bebas, pigmen karotenoid,
panas hingga netral, suasana netral dan klorofil tidak ikut terekstrak sebagai
dalam larutan dapat diuji dengan kertas lemak. Alat Soxhlet ditambah heksana
lakmus. Pembilasan sampel dilakukan hingga menetes kemudian diekstraksi
supaya sampel yang diuji memiliki selama 3-4 jam. Heksana diisi berlebih
suasana netral. Kemudian kertas saring agar selama pemanasan heksana yang
dikeringkan dengan oven dengan suhu digunakan tidak habis menguap
100-105⁰C selama 2-3 jam, didinginkan sehingga dapat terus mengekstrak lemak
dengan desikator, dan ditimbang yang ada pada sampel. Parameter
sehingga massa sampel kering dapat metode Soxhlet telah selesai yakni
diketahui. heksana dalam labu lemak telah
Menurut Nielsen (2010) menguap sempurna sehingga yang
perlakukan pengeringan awal tersisa hanya lemak sampel. Metode
(predrying) dilakukan untuk ekstraksi Soxhlet untuk mendapatkan kadar lemak
yang lebih baik, memecah emulsi yang tepat sebaiknya dilakukan 10 kali
lemak-air agar lemak dapat larut dengan sirkulasi, tetapi pada praktikum ini
karena keterbatasan waktu hanya beberapa keuntungan yaitu mudah
dilakukan sampai heksan dalam labu mengekstrasi senyawa trigliserida, harga
lemak telah menguap sempurna. ekonomis, pelarut yang digunakan
Heksana adalah pelarut organik sedikit sehingga lebih efisien, mudah
non polar dengan titik didih rendah didapat, serta dapat dipakai berulang
yakni 69⁰C. Senyawa lemak akan larut kali (Sudarmadji, 1989).
dalam pelarut non polar. Heksana dapat
melarutkan lemak yang ada pada Penentuan Kadar Lemak
sampel, menguap karena pemanasan, Penentuan kadar lemak pada
dan dikondensasi sehingga kembali ke bahan pangan digunakan untuk
labu bersama lemak yang dibawanya mengetahui jumlah total lemak yang
(Wrolstad, 2005). Heksana merupakan terkandung dalam suatu bahan yang
pelarut anhydrous atau pelarut bebas air, akan dibandingkan dengan standar
pelarut anhydrous digunakan agar kualitasnya. Berdasarkan pengamatan,
komponen sampel yang larut air tidak diperoleh hasil kadar lemak bagi kelas
terekstrak dan terhitung sebagai lemak. A dan kelas B sebagai berikut
Heksana dipilih karena memiliki

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar Lemak Kelas A


Kelomp W W labu W l+s % Kadar
Sampel
ok sampel lemak konstan Lemak
1A Mie Instan 2,0035 106,8506 107,1869 16,79
2A Mayonaise 2,0005 105,1033 105,1835 4,01
3A Roti 2,0074 104,5003 104,5510 2,53
4A Skm 2,0426 104,4257 104,6283 9,92
5A Kacang 2,0006 105,0935 106,0484 47,73
6A Yoghurt 2,0005 103,8130 103,8234 0,52
Bubur Ayam
7A 2,0039 100,2310 100,2334 0,12
Instan
8A Sosis 1,9997 104,7179 104,8132 4,77
Keripik
9A 2,0026 104,5022 104,9883 24,27
Singkong
Minuman
10A 2,0042 104,9537 105,002 2,41
Sereal
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kadar Lemak Kelas B

Kelomp W W labu W l+s % Kadar


Sampel
ok sampel lemak konstan Lemak
1B Mie 2,0053 103,5000 103,8337 16,64
2B mayonaise 2,0006 106,3921 106,4459 2,69
3B roti 2,0062 104,4691 104,5306 3,07
4B SKM 2,0002 103,8079 104,0017 9,69
5B kacang 2,0026 104,7207 106,0484 66,30
6B yogurt 2,0003 106,8500 106,8673 0,86
bubur ayam
7B 2,0019 105,3459 105,3464 0,02
instan
8B sosis 2,0005 104,2483 104,3207 3,62
9B keripik 2.0026 106,3990 106,8961 24,82
Kelomp W W labu W l+s % Kadar
Sampel
ok sampel lemak konstan Lemak
singkong
10B Minuman Sreal 2,0010 107,1240 107,1751 2,55
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan, kadar lemak 9.69%. Berdasarkan SNI


dapat dilihat bahwa sampel mie instan 01-2971-1998, kadar lemak susu kental
kelas A memiliki kadar lemak 16.79% manis yaitu minimal 8% sehingga kadar
dan sampel mie instan kelas B memiliki lemak susu kental manis sampel kelas A
kadar lemak 16.64%. Berdasarkan SNI dan kelas B telah memenuhi SNI.
01-3551-2000 kadar lemak mie Berdasarkan hasil pengamatan, ,
instan yaitu maksimal 21.92%. Hal kadar lemak sampel kacang kelas A
ini menunjukkan sampel mie instan adalah 47.73% dan kadar lemak sampel
kelas A dan kelas B yang telah sesuai kacang kelas B adalah 66.30%. Menurut
dengan literatur. SNI Nomor 01-3921-1995 kadar lemak
Berdasarkan hasil pengamatan, pada kacang yaitu sebesar 42 – 55%.
sampel mayonaise kelas A memiliki Sampel kacang kelas B melebihi SNI,
kadar lemak 4.01% dan sampel hal ini dapat terjadi akibat metode
mayonaise kelas B memiliki kadar Soxhlet yang dilakukan kurang teliti dan
lemak 2.69%. Berdasarkan SNI 01- kurang tepat, pemasangan hull di leher
4473-1998 kadar lemak mayonaise Soxhlet juga kurang tepat yang dapat
menyebkan kebocoran heksana sehingga
yaitu minimal 65%. Hal ini
heksana tidak sepenuhnya menguap atau
menunjukkan sampel mayonaise yang
pada saat pengeringan di dalam oven
dianalisis tidak sesuai dengan SNI yang
masih ada senyawa yang terbawa
dapat disebabkan akibat minyak yang
bersama dengan sampel. .
digunakan dalam pembuatan mayonaise
Berdasarkan hasil pengamatan,
bukan minyak nabati sehingga
sampel yoghurt kelas A memiliki kadar
konsentrasi minyak yang diperoleh kecil
lemak 0.52% dan sampel yoghurt kelas
dan menurunkan kadar lemak. (Ketaren,
B memiliki kadar lemak 0.86%.
1986)
Berdasarkan hasil pengamatan, Berdasarkan SNI 2981:2009, kadar
sampel roti kelas A memiliki kadar lemak yoghurt yaitu minimal 3%. Hal
lemak 2.53% dan sampel roti kelas B ini menunjukkan sampel yoghurt yang
memiliki kadar lemak 3.07%. dianalisis tidak memenuhi SNI yang
Berdasarkan SNI 01-2973-1992 kadar dapat terjadi karena penggunaan
lemak roti yaitu minimal 9,5%. Hal ini maltodekstrin merupakan salah satu
menunjukkan sampel roti yang dianalisis jenis bahan pengganti lemak berbasis
tidak memenuhi SNI yang dapat karbohidrat yang dapat diaplikasikan
disebabkan karena tepung yang pada produk yoghurt (Gibson, 2005)
digunakan sebagai bahan baku dari roti Berdasarkan hasil pengamatan,
merupakan tepung yang rendah lemak sampel bubur ayam instan kelas A
sehingga mempengaruhi kadar lemak memiliki kadar lemak 0.12% dan sampel
dari roti atau banyaknya ikatan emulsi bubur ayam instan kelas B memiliki
lemak dengan air pada bahan yang kadar air 0.02%. Berdasarkan SNI 01-
menyebabkan hasil kurang akurat 7111.1-2005-1996 kadar lemak bubur
dimana lemak tidak terhitung secara ayam instan ada di antara 1.5%-3.75%.
keseluruhan. Jika dibandingkan kadar lemak sampel
Berdasarkan hasil pengamata, bubur ayam instan hasil analisis dan
sampel susu kental manis kelas A standar memiliki perbedaan sangat
memiliki kadar lemak 9.92% dan sampel signifikan. Hal ini dapat dikarenakan
susu kental manis kelas B memiliki tepung yang digunakan sebagai bahan
baku bubur instan merupakan tepung perbedaan pengerjaan dari tiap praktikan
yang memiliki kadar lemak rendah sehingga perlakuan yang diberikan pasti
sehingga mempengaruhi kadar lemak berbeda juga hasilnya.
dari bubur. (Mirdhayati, 2004) Menurut Wrolstad, et. al. (2005),
Berdasarkan hasil pengamatan, pada ekstraksi Soxhlet, jumlah pelarut
sampel sosis kelas A memiliki kadar yang digunakan harus mencukupi dan
lemak 4.77% dan sampel sosis kelas B setelah ekstraksi selesai, sangat penting
memiliki kadar lemak 3.62%. Menurut untuk membiarkan sistem menjadi
SNI 01-3820-1995, kadar lemak sosis dingin terlebih dahulu sehingga seluruh
yaitu maksimal 25%, sehingga hasil pelarut masuk ke dalam labu.
pengamatan sesuai dengan SNI. Penimbangan akurat juga penting
Berdasarkan hasil pengamatan, dilakukan sehingga harus menggunakan
sampel keripik kelas A memiliki hasil sarung tangan untuk menghindari
kadar lemak 24.27% dan sampel keripik adanya penambahan berat pada labu.
singkong kelas B memiliki kadar lemak Masalah lain yang dapat terjadi
sebesar 24.82%. Berdasarkan SNI 01- berhubungan dengan pemisahan fase
4305-1996 kadar lemak keripik karena pembentukan emulsi. Hal ini
maksimal 0,7%. Hal ini tidak sesuai dapat diatasi dengan menambahkan
dengan SNI karena pengaruh dari garam (KCl atau NaCl) atau
minyak yang digunakan untuk penambahan waktu pendinginan.
menggoreng keripik sehingga Penghilangan pelarut juga penting
meningkatkan kadar lemak dari keripik sehingga pengeringan ekstrak pada oven
singkong. selama 1 sampai 2 jam harus dilakukan.
Berdasarkan hasil pengamatan, Faktor-faktor lain yang dapat
sampel minuman sereal kelas A mempengaruhi hasil analisis kadar
memiliki kadar lemak 2.41% dan lemak antara lain karenai akibat sampel
sampel minuman sereal kelas B yang digunakan belum memenuhi syarat
memiliki kadar lemak 2.55%. khusus sampel metode Soxhlet yaitu 40
Berdasarkan SNI 01-4270-1996 kadar mesh.
lemak minuman sereal yaitu minimal Penentuan kadar lemak pada
7%. Hal ini menunjukkan sampel makanan dapat digunakan untuk
minuman sereal yang dianalisis tidak pelabelan nutrisi (nutritional labeling),
memenuhi SNI yang dapat terjadi karena sertifikasi atau evaluasi standar untuk
tepung yang digunakan sebagai bahan identitas dan keseragaman serta untuk
baku pembuatan minuman sereal memeriksa efeknya pada karakteristik
merupakan tepung yang rendah lemak fungsional dan nutrisi pada makanan
sehingga mempengaruhi kadar lemak (Wrolstad, et. al., 2005).
dari minuman sereal.
Berdasarkan pengamatan, sampel KESIMPULAN
yang melebihi SNI adalah mayonaise, Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
roti, kacang, bubur instan, youghurt, praktikum “Analisis Kadar Lemak”,
keripik singkong, dan minuman sereal. yaitu :
Pengujian sampel dengan bentuk serbuk  Adanya perbedaan perhitungan
dapat meningkatkan keakuratan analisis kadar lemak dengan literatur
karena tepung-tepungan memiliki dapat disebabkan karena kurang
ukuran yang lebih kecil sehingga luas optimalnya metode yang
permukaan sentuh pelarut terhadap digunakan atau pengaruh bahan
sampel lebih besar. Pelarut lebih mudah baku yang terdapat pada sampel
melarutkan kandungan lemak yang tersebut
terdapat pada sampel.  Sampel yang melebihi SNI
Hasil duplo yang didapatkan pada pengamatan adalah
berbeda karena adanya faktor eksternal mayonaise, roti, kacang, bubur
seperti kondisi udara, waktu, dan
instan, youghurt, keripik RI. 1996. Tabel Komposisi
singkong, dan minuman sereal Pangan Indonesia. Bhratara
 Kadar lemak suatu bahan dapat Karya Aksara:Jakarta
mempengaruhi kualitas dari
Gibson, R. S. 2005. Principles of
bahan pangan
Nutritional Assessment. Second
DAFTAR PUSTAKA Edition. Oxford University
Press Inc, New York.
Badan Standardisasi Nasional. 1992.
Syarat Mutu Roti. SNI 01-2973- Gruber, Adrian et, al. 2011. Nutritional
1992. Jakarta Evaluation of Raw Materials
Entering the Structure to Mixed
Badan Standardisasi Nasional. 1995. Fodder for The Specie Poecilia
Standar Mutu Kacang Tanah. SNI Reticulata (Guppy). Scientific
01-3921-1995. Jakarta. Papers: Animal Science and
Biotechnologies. 44(1).
Badan Standardisasi Nasional. 1995.
Judoamidjojo, R.M., E.G. Sa’id, dan
Standar Mutu Keripik. SNI 01-
L.Hartoto. 1989. Biokonversi.
4305-1996. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Dirjen Dikti,
Badan Standardisasi Nasional. 1995.
Pusat Antar Universitas Bioteknologi
Syarat Mutu sosis. SNI 01-3820-
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
1995. Jakarta.
Ketaren,S. 1987. Minyak dan Lemak
Badan Standardisasi Nasional. 1998. Pangan. Universitas Indonesia.
Syarat Mutu Susu Kental Manis. Jakarta
SNI 01-2971-1998. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2000. Kuti, J.O. and E.S. Torres. 1996.
Syarat Mutu Mie Instan SNI 01- Potential Nutritional and Health
3551-2000. Jakarta. Benefits of Tree Spinach.
ASHS Press. Arlington, VA.
Badan Standardisasi Nasional. 2009.
Syarat Mutu Yoghurt. SNI Mirdhayati, I. 2004. Formulasi dan
2981:2009. Jakarta. Karakteristik Sifat-sifat
Fungsional Bubur Garut Instan
Badan Standardisasi Nasional. 1998. Sebagai Makanan Pendamping
Syarat Mutu Mayones SNI 01- Air Susu Ibu (MP-ASI). Tesis
4473-1998 Jakarta. Sekolah Pasacasarjana. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Badan Standardisasi Nasional. 2005.
Syarat Mutu Makanan Pendamping Nielsen. S. S. 2010. Food Analysis 4 th
Edition. Springer: United
Susu Air Ibu SNI 01-7111.1-2005
States.
Jakarta.
Sudarmadji, S., H. Bambang, dan
Badan Standardisasi Nasional. 1996. Suhardi.1989. Analisa Bahan
Syarat Mutu Minuman Sereal SNI Makanan dan Pertanian. Liberty
01-4270-1996 Jakarta. Yogyakarta.

Budiyanto, M.A.K.. 2002, Dasar-dasar Saran. P. L. dan Ravish Choudhary.


Ilmu Gizi. UMM Press 2013. Drug Bioavailability and
:Malang. Traditional Medicaments of
Commercially Available
Direktorat Gizi Departemen kesehatan Papaya. African Journal of
Agricultural Research. 8(25): Food Analytical Chemistry.
3216-3223. : United States.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. Jakarta : Gramedia.
Wrolstad, R. E., T. E. Acree, dan E.
A.Decker. 2005. Handbook of

LAMPIRAN

1. Penghitungan sampel kelompok 2B (Mayonaise ) :

w labu+lemak −wlemak
Kadar lemak (%)= ×100 %
w sampel
106,4459−106,3921
Kadar lemak (%)= × 100 %
2,0006
K adar lemak ( % )=2,89 %
Jadi, kadar lemak kelompok 2B yaitu mayonaise adalah 2, 89%

Gambar 1. Alat Soxhlet

(Sumber : Dokumentasi Pribadi,


2019)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi,
2019) Gambar 3. Penimbangan
Sampel di Neraca Analitik
Gambar 2. Desikator
(Sumber : Dokumentasi
Pribadi, 2019)

Anda mungkin juga menyukai