Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KADAR LEMAK

KACANG KEDELAI DAN KACANG TANAH


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan dengan dosen pengampu ibu Siti
Mudjalipah, S.TP, M.Si

Disusun oleh:

Alya Maharani E. M. 2001262

Kamila Zahra H. 2004175

Mutia Ramadhani W. 2006478

Nadya Rachma P. W. 2008705

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
ABSTRAK
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet
karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak
esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak
jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan
karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan.
Lemak dan minyak juga termasuk golongan lipida. Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida
campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Analisis kadar lemak
menggunakan metode ekstraksi dengan soklet hanya dapat digunakan untuk sampel yang kering, karena
prinsip uji lemak ini adalah metode kering. Sampel yang digunakan adalah kacang tanah dan kacang
kedelai. Adapun kadar lemak pada kacang kedelai sebesar 18-20% dan pada kacang tanah kisaran
44,2-56,0%.

Kata Kunci : Kadar Lemak, Kacang Tanah, Kacang Kedelai

ABSTRACT
Fat is one of the main ingredients in food, and is important in the diet for several
reasons. Fat is one of the main sources of energy and contains essential fats. However, excessive
consumption of fat can be detrimental to health, such as cholesterol and saturated fat. In various
foods, the fat component plays an important role in determining the overall physical
characteristics, such as aroma, texture, taste and appearance.
Fats and oils are also included in the lipid group. Fats and oils consist of mixed
triglycerides, which are esters of glycerol and long chain fatty acids. Analysis of fat content
using the extraction method with soxhlet can only be used for dry samples, because the principle
of this fat test is the dry method. The samples used were peanuts and soybeans. The fat content in
soybeans is 18-20% and in peanuts in the range of 44.2-56.0%.
Keywords: Moisture Content, Peanuts, Soybeans
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut
di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid,
terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi
sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang
terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa. Mengekstraksi lemak secara murni sangat
sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut
dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, klorofil, dan
lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air
tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang.
Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan lain-lain.
Dalam analisis kadar lemak, seringkali disebut sebagai analisis “lemak kasar”, karena
selain asam lemak terdapat pula senyawa-senyawa lain. Penentuan kadar lemak pada bahan
pangan ini dapat menggunakan tiga metode, yaitu metode soxhlet, metode gerber dan metode
babcock. Metode soxhlet menggunakan sampel kering sedangkan metode gerber dan babcock
menggunakan sampel basah. Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode soxhlet.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan kadar lemak bahan pangan dan
mengetahui cara melakukan uji kadar lemak dengan metode soxhlet.
BAB II
METODOLOGI

1. BAHAN DAN ALAT


- Bahan: Kacang kedelai,dan kacang tanah, hexan.
- Alat: kertas saring, kapas, labu soklet, hot plate, kondensor, oven, neraca analitik, pisau,
desikator, penjepit kayu, dan alat gelas lainnya.
2. PROSEDUR KERJA
- Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 oC selama 10
menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang (a) saat suhu labu
mencapai suhu ruang.
- Sampel sebanyak ± 5 gram ditimbang (b) dan dibungkus menggunakan kertas saring
yang dibentuk selongsong. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam alat ekstraksi
(soxhlet) yang telah berisi pelarut heksan.
- Refluks dilakukan selama minimal 30 menit sampai pelarut yang turun kembali ke dalam
labu lemak berwarna jernih.
- Lepaskan labu lemak dari rangkaian soklet saat suhu rangkaian soklet sudah dingin.
- Lepaskan labu lemak dan kemudian didistilasi dengan cara labu lemak yang berisi pelarut
dan minyak terekstrak disambungkan dengan kondensor dan saluran air dingin. Pastikan
air pendingin mengalir dan tetap dingin.
- Panaskan labu lemak di atas kompor listrik/hot plate
- Lakukan proses distilasi hingga pelarut tersuling semuanya yang ditandai dengan tidak
adanya pelarut yang menetes kembali atau selama 20 menit.
- Tampung pelarut di dalam wadah.
- Selanjutnya, labu lemak yang telah tidak mengandung lemak dilepaskan dari rangkain
destilasi setelah suhu labu mencapai suhu ruang dan ditimbang (c).
- Berat lemak sementara dihitung dengan rumus:
𝑐−𝑎
Kadar lemak (%bb) = 𝑏
x 100%

a : berat labu lemak kosong (gram)


b : berat sampel awal (gram)
c : berat cawan dan sampel setelah proses pemanasan (gram)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
Kacang Tanah

Percobaan a b c % Fluktuasi
ke-

1 166,2504 5,0440 166,9978 27,6843% 12

2 166,2670 5,0540 179,8041 267,4535% 4

Kacang Kedelai

Percobaan a b c % Fluktuasi
ke-

1 138,3912 5,1376 139,7876 14,5476% 13

2 138,8651 5,0873 139,4820 12,1262% 10

2. PEMBAHASAN
Kacang Tanah
Sampel yang digunakan pada praktikum kadar lemak ini adalah kacang tanah. Kacang
tanah ini diduga memiliki lemak, oleh karena itu praktikum ini merupakan sebagai pembuktian
ada atau tidaknya kadar lemak dalam kacang tanah. Pada praktikum kali ini, penentuan kadar
lemak menggunakan metode soxhlet. Metode soxhlet adalah metode analisis kadar lemak dengan
menggunakan suhu 105 C selama 30 menit sampai berat konstan. Kadar lemak sampel nanti
akhirnya akan dihitung, dengan rumus perhitungan: (berat lemak/berat sampel) x 100%.
Setelah melakukan praktikum sebanyak dua kali percobaan, kami mendapat hasil yang
berbeda pada setiap percobaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam penentuan kadar
lemak pada praktikum kali ini. Salah satunya adalah waktu pengeringan dalam oven hanya
sebentar, tidak sesuai dengan waktu yang biasanya digunakan dalam praktikum-praktikum lain.
Selain waktu pengeringan, faktor yang mempengaruhi lainnya yaitu, pada percobaan kedua ada
beberapa sampel yang tumpah, sehingga fluktuasi dan berat labu lemak berbeda jauh dengan
praktikum pada percobaan pertama.
Jika dibandingkan dengan kadar lemak kacang tanah pada jurnal lain, kadar lemak
kacang tanah seharusnya berkisar antara 44,2–56,0%. Namun, pada praktikum kali ini,
percobaan pertama, kadar lemak kacang tanah sebesar 27,6843% dengan fluktuasi 12 kali,
dan pada percobaan kedua, kadar lemak kacang tanah sebesar 267,4535% dengan fluktuasi 4
kali. Pada kedua percobaan tersebut, terdapat hasil yang sangat berbeda jauh. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor yaitu waktu pengeringan, berat sampel yang tidak sesuai, dan
peralatan yang kurang memadai. Serta perlu diingat bahwa praktikum pada kali ini belum
menghitung kadar lemak kacang tanah sampai konstan, jadi hasil ini belum sepenuhnya
valid.
Kacang Kedelai
Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk menentukan/ menghitung kadar lemak yang
terdapat dalam 5 gr kacang kedelai. Penentuan kadar lemak pada kali ini menggunakan metode
ekstraksi soxhlet. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padatan maupun cair
dengan bantuan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstraksi substansi
yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Adapun sampel yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah kacang kedelai, dan pelarut yang digunakan adalah hexan. Metode
soxhlet adalah metode analisis kadar lemak dengan menggunakan suhu 105℃ selama 30 menit
sampai berat konstan. Kadar lemak sampel nanti akhirnya akan dihitung, dengan rumus
perhitungan: (berat lemak/berat sampel) x 100%.
Kacang kedelai yang akan ditentukan kadar lemaknya ditumbuk terlebih dahulu, untuk
memudahkan proses penentuan kadar lemak, semakin kecil serbuk kacang kedelai, memudahkan
proses pelarutan lemak. Pada percobaan pertama dan kedua berat sampel yang digunakan tidak
berbeda jauh. Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dulu dalam oven selama minimal 10
menit, lalu didinginkan dalam desikator, baru ditimbang sebagai berat awal. Berat labu lemak
pada awal proses dalam percobaan pertama dan kedua tidak berbeda jauh, kedua labu ukur
berkisar 138 gr (berbeda dalam koma dibelakang angka). Sampel bisa diekstraksi menggunakan
soxhlet dan dihitung jumlah fluktuasinya selama 30 menit. Pada percobaan pertama total fluktuasi
yang terjadi selama 30 menit adalah 13 kali, sedangkan pada percobaan kedua terjadi 10 kali.
Perbedaan ini diduga terjadi karena kurang lamanya proses pengeringan (oven), dan
terkontaminasinya labu oleh air.
Selanjutnya proses distilasi, yaitu proses yang bertujuan untuk memisahkan hexan dari
sari kacang kedelai yang telah diekstrak dengan metode soxhletasi. Pada proses penguapan ini
komponen larutan dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen larutan
yang memiliki titik didih yang lebih rendah (hexan) akan menguap. Uap tersebut akan melewati
kondensor sehingga uap akan berubah menjadi cair. Pada proses destilasi ini titik didih hexan
mulai dari menguap sampai berubah menjadi cair. Hasil dari destilasi ini seharusnya berbentuk
cair dan kental atau pekat. Tetapi, karena destilasi yang kami lakukan hanya sebentar maka
hasilnya tidak terlalu kental atau pekat. Selanjutnya, labu lemak yang sudah didestilasi bisa
ditimbang sampai konstan, lalu dihitung jumlah kadar lemaknya. Pada percobaan pertama, labu
lemak yang telah dilakukan destilasi memiliki berat 139,7876, yang mana tidak jauh berbeda
dengan percobaan kedua yaitu 139,4820. Perhitungan ini hanya dilakukan satu kali timbang, dan
tidak ditimbang lagi setelah pengovenan karena keterbatasannya waktu, yang berarti berat
timbang tersebut belum konstan.
Kadar lemak dari kacang kedelai pada praktikum kali ini adalah 14,5476% (percobaan
pertama), dan 12,1262% (percobaan kedua). Angka ini tidak jauh berbeda dari praktikum yang
dilakukan oleh Nuri Andarwulan dkk. yang memiliki kadar 15.91±1.03% dengan menggunakan
etanol sebagai pelarut.
BAB IV
KESIMPULAN

Sampel yang digunakan pada praktikum kadar lemak ini adalah kacang tanah. Kacang
tanah ini diduga memiliki lemak, oleh karena itu praktikum ini merupakan sebagai pembuktian
ada atau tidaknya kadar lemak dalam kacang tanah. Pada praktikum kali ini, penentuan kadar
lemak menggunakan metode soxhlet. Metode soxhlet adalah metode analisis kadar lemak dengan
menggunakan suhu 105 C selama 30 menit sampai berat konstan.

Namun, pada praktikum kali ini, percobaan pertama, kadar lemak kacang tanah sebesar
27,6843% dengan fluktuasi 12 kali, dan pada percobaan kedua, kadar lemak kacang tanah
sebesar 267,4535% dengan fluktuasi 4 kali. Serta perlu diingat bahwa praktikum pada kali ini
belum menghitung kadar lemak kacang tanah sampai konstan, jadi hasil ini belum sepenuhnya
valid.

Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk menentukan/ menghitung kadar lemak yang
terdapat dalam 5 gr kacang kedelai. Penentuan kadar lemak pada kali ini menggunakan metode
ekstraksi soxhlet. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padatan maupun cair
dengan bantuan pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstraksi substansi
yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Adapun sampel yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah kacang kedelai, dan pelarut yang digunakan adalah hexan. Pada
percobaan pertama dan kedua berat sampel yang digunakan tidak berbeda jauh. Labu lemak yang
akan digunakan dikeringkan dulu dalam oven selama minimal 10 menit, lalu didinginkan dalam
desikator, baru ditimbang sebagai berat awal. Berat labu lemak pada awal proses dalam
percobaan pertama dan kedua tidak berbeda jauh, kedua labu ukur berkisar 138 gr . Sampel bisa
diekstraksi menggunakan soxhlet dan dihitung jumlah fluktuasinya selama 30 menit. Uap
tersebut akan melewati kondensor sehingga uap akan berubah menjadi cair. Pada proses destilasi
ini titik didih hexan mulai dari menguap sampai berubah menjadi cair. Hasil dari destilasi ini
seharusnya berbentuk cair dan kental atau pekat. Tetapi, karena destilasi yang kami lakukan
hanya sebentar maka hasilnya tidak terlalu kental atau pekat. Selanjutnya, labu lemak yang sudah
didestilasi bisa ditimbang sampai konstan, lalu dihitung jumlah kadar lemaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N., Nuraida, L., Adawiyah, D. R., Triana, R. N., Agustin, D., & Gitapratiwi, D.
(2018). Pengaruh perbedaan jenis kedelai terhadap kualitas mutu tahu. Jurnal Mutu Pangan:
Indonesian Journal of Food Quality, 5(2), 66-72. [Daring]. Tersedia di: Pengaruh Perbedaan
Jenis Kedelai terhadap Kualitas Mutu Tahu | Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of
Food Quality [Diakses 06 November 2021].
Fauziyah, N. N. N., Isworo, J. T., & Sya'di, Y. K. (2017). Kadar Lemak, Protein Dan Sifat
Sensoris Kornet dengan Substitusi Jantung Pisang. Jurnal Gizi, 6(2). [Daring]. Tersedia di:
Kadar Lemak, Protein Dan Sifat Sensoris Kornet dengan Substitusi Jantung Pisang | Fauziyah | Jurnal
Gizi [Diakses 06 November 2021].
Karunia, Rizky N., Anjani, Ni Kadek P.J., Wijayanti, Hasty., Simanjuntak, Kartika., Dewi, Ayu Made C.,
Silalahi, Pebriani N.S. (2020). Laporan Praktikum Kimia Organik I Ekstraksi Padat Cair (soxhletasi).
[Daring]. Tersedia di: Laporan Praktikum Kimia Organik I Ekstraksi Padat Cair (Soxhletasi) [Diakses
06 November 2021].
Yulifianti, R., Santosa, B. S., & Widowati, S. (2015). Teknologi Pengolahan dan Produk Olahan
Kacang Tanah. Sumber, 100(43), 100. [Daring]. Tersedia di: TEKNOLOGI PENGOLAHAN
DAN PRODUK OLAHAN KACANG TANAH [Diakses 06 November 2021].

Anda mungkin juga menyukai