Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biskuit merupakan salah satu makanan ringan atau snack yang banyak
dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. Konsumsi rata-rata biskuit di kota dan
pedesaan di Indonesia sebesar 0,40 kg/kapita/tahun. Biskuit merupakan produk yang
diperoleh dengan memanggang adonan dari tepung terigu dengan penambahan makanan
lain dan dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diijinkan
(Normilawati dkk, 2019). Biskuit cukup digemari untuk dikonsumsi sebagai cemilan oleh
masyarakat (usia anak hingga dewasa) karena memiliki rasa yang lezat dan tekstur yang
renyah. Biskuit dibuat dengan bahan dasar tepung terigu atau tepung jenis lainnya.
Pembuatan biskuit juga ditambahkan lemak/minyak yang berfungsi untuk
melembutkan/membuat renyah dan lebih lezat (Loppies et al., 2021).
Seiring dengan peningkatan kesadaran manusia akan pentingnya hidup sehat
maka terjadi pula peningkatan penelitian dan pemasaran produk-produk makanan yang
berpotensi untuk menjaga kesehatan tubuh seperti biskuit. Biskuit merupakan pangan
praktis karena dapat dimakan kapan saja dan dengan pengemasan yang baik, biskuit
memiliki daya simpan yang relatif panjang. Biskuit dapat dipandang sebagai media yang
baik sebagai salah satu jenis pangan yang dapat memenuhi kebutuhan khusus manusia
(Tahar et al., 2017).
Kandungan lemak dalam makanan dapat memberikan efek shortening pada
makanan yang dipanggang seperti biskuit, kue kering, dan roti. Selama proses
pemanggangan, lemak akan terpecah melapisi pati dan gluten sehingga menghasilkan
biskuit yang renyah. Lemak dapat memperbaiki struktur fisik seperti pengembangan,
kelembutan, tekstur, dan aroma. Tingginya lemak pada biskuit merupakan kontribusi dari
bahan tambahan lainnya seperti telur dan susu. Kadar lemak yang tinggi dalam biskuit
merupakan kontribusi dari bahan-bahan berlemak cukup tinggi yang digunakan dalam
proses pengolahan seperti mentega, telur, dan susu (Loppies et al., 2021).
1.2 Tujuan
Mengukur kadar lemak/minyak wb dan db dari bahan pangan menggunakan metode
Soxhlet
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu mengukur kadar lemak/minyak wb dan db dari bahan pangan
menggunakan meode Soxhlet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C,H dan O. Lemak
atau lipid merupakan salah satu nutrisi diperlukan tubuh karena berfungsi
menyediakan energi sebesar 9 kilokalori/gram, melarutkan vitamin A,D,E,K dan
dapat menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak merupakan unit
penyimpanan yang baik untuk energi. Berdasarkanstruktur kimianya, lemak
dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh biasanya
cair biasanya cair pda suhu kamar, minyak nabati dan lemak yang ditemukan dalam
biji merupakan contoh dari lemak tak jenuh sedangkan lemak jenuh biasanya padat
pada suhu kamar dan ditemukan dalam daging, susu, keju, miyak kelapa, dan
minyak kelapa sawit. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan
penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur,
rasa dan penampilan (Angelia, 2016).
Lemak dan minyak adalah adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipida yaitu senyawa organik yang mempunyai satu sifat yang khas yaitu tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik misalnya seperti ether, benzene, chloroform,
dan lain-lain. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua jenis bahan pangan dan
masing-masing mempunyai jumlah kandungan yang berbeda-beda. Oleh karena itu
analisis kadar lemak suatu bahan pangan sangat penting dilakukan agar kebutuhan kalori
suatu bahan makanan bisa diperhitungkan dengan baik. Salah satu cara analisis lemak
dengan cara kering yaitu menggunakan metode Ekstraksi Soxhlet (Pargiyanti, 2019).
Soxhlet adalah suatu metode suatu metode analisis lemak dengan prinsip kerja
sebagai berikut. Pada soxhletasi pelarut pengekstrak yang ada dalam labu soxhlet
dipanaskan sesuai dengan titik didihnya sehingga menguap. Uap pelarut ini naik melalui
pipa pendingin balik sehingga mengembun dan menetes pada bahan yang diekstraksi.
Pelarut ini merendam bahan dan jika tingginya sudah melampaui tinggi pipa pengalir
pelarut maka ekstrak akan mengalir ke labu soxhlet. Ekstrak yang terkumpul dipanaskan
lagi sehingga pelarutnya akan menguap kembali dan lemak akan tertinggal pada labu.
Dengan demikian maka terjadi daur ulang pelarut sehingga setiap kali bahan dieksraksi
dengan pelarut baru (Melwita et al., 2014).
2.2 Prinsip
Hexana merupakan pelarut organic bersifat non polar, yang dapat digunakan untuk
memisahkan minyak dari bahan pangan. Minyak kemudian dipisahkan dari pelarut
dengan cara penguapan. Banyaknya minyak yang dapat dipisahkan dari bahan pangan
menunjukkan kadar minyak bahan pangan.
BAB III
METODE
3.1 Alat
1. Extractor Kjeldahl
2. Kompor listrik
3. Botol timbang
4. Timbangan analitik
5. Desikator
6. Penjepit
7. Oven
8. Kertas saring
3.2 Bahan
1. Pelarut organik Hexana
2. Biskuit “Roma”
3.3 Cara kerja
1. Menibang bahan kering yang telah dihalukan sebanyak 1-2 gram
2. Memasukkan sampel ke dalam tabung ekstraksi Soxhlet dalam thimble atau kertas
saring
3. Merendam sampel dengan hexana selama 15 menit, kemudian di ekstraksi sebanyak 4
siklus
4. Menimbang botol timbang yang masih kosong (Bb)
5. Menguapkan hexana yang telah mengandung ekstrak lemak dan minyak ke dalam
oven dengan suhu 100 C hingga diperoleh berat constant
6. Mendinginkan sampel dalam desikator selama 15 menit
7. Menimbang sampel yang telah di uapkan (Bb+m)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu penentuan kadar lemak suatu bahan pangan yaitu biskuit
dan percobaan kali ini menggunakan metode Soxhlet. Langkah awal dari percobaan ini
yaitu menimbang sampel sebesar 1-2 gram. Sampel yang digunakan harus halus
dikarenakan agar mudah diekstraksi. Setelah ditimbang selanjutnya biskuit dimasukkan
dalam thimble atau dibungkus dengan kertas saring yang kemudian dimasukkan ke dalam
Soxhlet.
Pelarut dimasukkan setelah sampel berada pada thimble, pelarut yang digunakan
adalah hexana. Pelarut kemudian dipanaskan atau didihkan, uapnya akan naik melewati
Soxhlet menuju pipa pendingin. Air yang dialiskan melewati bagian luar kondensor akan
mengembunkan uap dan akan meneteskan ke dalam thimble. Tetesan uap akan mengenai
sampel dan pelarut akan melarutkan lemak. Larutan sari akan terkumpul dalam thimble
dan jika sudah melampaui batas, sari tersebut akan dialirkan lewat sifon menuju labu.
Proses ekstraksi ini berlangsung selama 4 siklus, hal tersebut dilakukan agar ada
lemak yang terkumpul di dalam labu, setelah terkumpul sampel yang berada didalam labu
dipindahkan ke botol timbang kemudian dipanaskan dalam oven hingga tersisa lemaknya
saja dan didinginkan pada desikator selama 10 menit. Setelah botol timbang dingin, maka
tahap terakhir yaitu menimbang kembali botol timbang dengan lemak.
Sampel yang telah diuji kadar lemaknya dibandingkan Nutrition Fact dari sampel.
Data yang ditunjukkan Nutrition Fact menyebutkan bahwa kandungan lemak yang
terdapat dalam sampel adalah sebesar 7%. Hasil dari praktikum menunjukkan kadar
lemak (db) pada sampel yaitu sebesar 8,93% dan kadar lemak (wb) yaitu 35,24%.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan parktikum penentuan kadar lemak dengan sampel biskuit “Roma” dapat
disimpulkan bahwa:
1. Prinsip uji kadar lemak menggunakan metode Soxhlet yaitu memisahkan
lemak/minyak dengan bantuan pelarut organik yang kemudian diuapkan dengan
tujuan untuk memisahkan lemak/minyak dengan pelarut organic.
2. Kadar lemak yang diperoleh dari sampel biskuit “Roma” yaitu 35,24% sebagai
sampel wb dan 8.93% sebagai sampel db.
3. Kadar lemak yang diperoleh belum sesuai dengan nutrition fact yang ada, kadar
lemak yang diperoleh berada diatas nutrition fact.

DAFTAR PUSTAKA
Angelia, I. O. (2016). Analisis kadar lemak pada tepung ampas kelapa. Jurnal Technopreneur
(JTech), 4(1), 19-23.
Loppies, C. R. M., Soukotta, D., & Gaspersz, F. F. (2021). Komposisi Gizi Biskuit Dengan
Substitusi Konsentrat Protein Ikan (KPI). Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan
Perikanan, 8.
Melwita, E., Fatmawati, & Oktaviani, S. (2014). Ekstraksi Minyak Biji Kapuk dengan Metode
Ekstraksi Soxhlet. Jurnal Teknik Kimia, 20(192), 20–27.
Normilawati., Fadlilaturrahmah., Hadi, S., & Normaidah. (2019). Penetapan Kadar Air Dan
Kadar Protein Pada Biskuit Yang Beredar Di Pasar Banjarbaru. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi.
10(2). 51-55.
Pargiyanti, P. (2019). Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak dengan Metode Soxhlet Menggunakan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal of Laboratory, 1(2), 29-35.
Tahar, N., Fitrah, M., & David, N. A. M. (2017). Penentuan Kadar Protein Daging Ikan Terbang
(Hyrundicthys oxycephalus) sebagai Substitusi Tepung dalam Formulasi Biskuit. Jurnal farmasi
UIN Alauddin Makassar, 5(4), 251-257.

Anda mungkin juga menyukai