Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA DAN ANALISIS PANGAN


ANALISIS LEMAK METODE SOXHLET

NAMA Mutia Hanifa


NIM 215100100111004
KELOMPOK AE1
KELAS AE
ASISTEN Gabriela Kania Mapandin Runtung

DEPARTEMEN ILMU PANGAN DAN BIOTEKNOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB 3
ANALISIS LEMAK METODE SOXHLET
A. PRE LAB

1. Pada metode soxhlet, mengapa metode itu disebut sebagai metode penetapan lemak
kasar?
Penentuan kadar lemak menggunakan metode Soxhlet memanfaatkan kelarutan lemak
dalam pelarut organic yang kemudian dipanaskan dan ditimbang bobotnya secara
gravimetri. Metode Soxhlet disebut sebagai penetapan lemak kasar dikarenakan komponen
lemak yang ikut serta dalam ekstraksi bukan hanya berasal dari lemak yang ingin diketahui
kadarnya, namun dalam segala bentuk lemak total secara umum. Penentuan lemak kasar
merupakan penentuan kadar lemak total yang berada dalam produk pangan yang
menghitung Seluruh fraksi lipida seperti lesitin, sefalin, glikolipida dan sterol yang berada
dalam bahan pangan dan ikut serta terlarut dalam pelarut organik ketika proses ekstraksi
disebut sebagai kadar lemak kasar. Sehingga hasil yang didapatkan merupakan campuran
dan bukan kadar lemak murni. Selain itu, metode Soxhlet yang menggunakan prinsip
gravimetri dengan memanaskan lemak dan menimbang bobotnya secara kasar membuat hasil
yang diperoleh tidak terlalu akurat untuk mengukur jumlah lemak fungsional dalam bahan
pangan (Shin & Park, 2015).

2. Sebut dan jelaskan prinsip metode Soxhlet beserta rumus dan keterangannya!
Metode Soxhlet merupakan metode ekstraksi lemak dari bahan pangan menggunakan
pelarut yang selalu baru secara berulang. Lemak yang terlarut dalam pelarut organic
kemudian akan diuapkan dengan pemanasan dan terpisah dari sampel bahan pangan.
Ekstraksi metode Soxhlet dilakukan menggunakan pelarut heksana untuk melarutkan lemak
yang terikat pada bahan pangan. Ekstraksi dilakukan dengan bantuan pemanasan untuk
menguapkan pelarut organic yang mengikat lemak, sehingga terpisah dari sampel. Setelah
ekstraksi selesai, heksana disulingkan dan sisa lemak yang tertinggal dalam labu didih
dikeringkan dalam oven untuk menguapkan sisa heksana. Kadar lemak kemudian ditentukan
secara gravimetri melalui penimbangan hingga didapatkan bobot tetap. Kadar lemak dapat
dihitung menggunakan rumus:
𝑊2 − 𝑊1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 (%) = × 100%
𝑊
Dimana W2 menunjukkan bobot labu + lemak setelah dioven, W1 menunjukkan bobot
labu lemak, dan W menunjukkan bobot sampel (Zaddana dkk., 2019).
3. Sebutkan kelebihan dan kelemahan ekstraksi lemak menggunakan metode Soxhlet!
Kelebihan ekstraksi lemak menggunakan Soxhlet adalah proses ekstraksi yang baik,
efisien, dan cepat dikarenakan penggunaan pelarut secara berulang sehingga metode ini
membutuhkan jumlah pelarut yang lebih sedikit dan menghemat jumlah pelarut organic yang
digunakan untuk memisahkan lemak dari komponen sampel. Adanya proses pemanasan juga
dapat menyempurnakan proses ekstraksi sehingga didapatkan jumlah total lemak dalam
sampel lebih banyak (ZImila dkk., 2021). Sedangkan, kekurangan metode Soxhlet adalah
prosesnya yang cukup lama untuk menguapkan dan menyulingkan pelarut organic dalam satu
siklus untuk menyisakan kadar lemak. Selain kelebihan, kekurangan metode ini adalah tidak
cocok digunakan dalam proses analisis lanjutan dikarenakan panas yang dapat merusak atau
mendegradasi senyawa lain, dan dapat menguapakan senyawa volatile lain yang tidak
diinginkan. Selain itu, kekurangan metode Soxhlet adalah pelarut organic ikut melarutkan
senyawa pengotor yang tidak diinginkan sehingga mempengaruhi hasil analisis (Santos dkk.,
2022).

4. Berikan gambar dan sebutkan bagian-bagian dari rangkaian alat soxhlet untuk analisis
kadar lemak!

Rangkaian Soxhlet (Agung&Purwanto, 2016).


Bagian-bagian rangkaian Soxhlet terdiri dari hot plate, labu lemak/labu alas bulat,
bagian Soxhlet yang terdiri dari sifon, thimble/hulls, dan disambung ke kondensor yang
terhubung dengan selang air. Hot plate berfungsi sebagai pemanas untuk memanaskan
pelarut pada labu lemak. Diatas hotplate, terdapat labu lemak/labu alas bulat yang
berfungsi untuk menampung pelarut organic dan lemak hasil ekstraksi. Kemudian, pada
Soxhlet terdapat bagian bagian yang memiliki fungsinya masing masing, seperti sifon yang
berfungsi untuk menghitung jumlah siklus ekstraksi lemak, dan thimble/hulls merupakan tempat
meletakkan sampel yang akan diekstraksi. Dibagian atas Soxhlet terdapat kondensor yang
berfungsi sebagai pendingin uap panas pelarut sehingga dapat berubah wujud Kembali
menjadi cair dan digunakan untuk ekstraksi kembali. Kondensor terhubung dengan selang air
pada bagian air masuk dan air keluar yang berfungsi untuk sirkulasi air dan menjaga suhu air
pada kondensor agar tetap dingin (Nasyanka dkk., 2020).
A. DIAGRAM ALIR

Metode Soxhlet
a. Persiapan Alat
Labu lemak 50 ml

Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105℃ selama 2 jam

Didinginkan dalam desikator 15 menit

Ditimbang hingga berat bobot tetap (W1)

Hasil

b. Penentuan kadar lemak

Sampel

Dihancurkan dan ditimbang sebanyak 5 gram

Diletakkan pada kertas saring dan kapas sekaligus


ditimbang lalu diikat dengan benang kasur

Dioven pada suhu 105℃ selama 1 jam

Didinginkan dalam desikator selama 15 menit

Dimasukkan ke dalam rangkaian alat soxhlet


Petroleum eter 40 ml
Dimasukkan dalam labu lemak 50 ml Pelarut organic
untuk melarutkan
Dipasang pada rangkaian soxhlet lemak dalam
sampel (Zaddana
Dilakukan ekstraksi selama 1 jam dkk., 2019).

Labu lemak dilepas dari rangkaian alat soxhlet

Dimasukkan dalam oven 105℃ selama 1 jam


Didinginkan dalam desikator selama 15 menit

Dilakukan penimbangan hingga diperoleh bobot tetap (W2)

Dihitung kadar lemak (%)

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Agung, M. R., & Purwanto, S. (2016). Ekstraksi Minyak Dari Biji Kurma (Phoenix
Dactylifera L.) Dengan Metode Soxhlet Extraction Dengan Menggunakan Etil
Asetat. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 5. No. 2. Hal: 55-60.
Nasyanka, A. L., Na’imah, J., Aulia, R. 2020. Pengantar Fitokimia. CV. Penerbit Qiara
Media: Pasuruan.
Santos, M. B., Sillero, L., Gatto, D. A., & Labidi, J. (2022). Bioactive molecules in wood
extractives: Methods of extraction and separation, a review. Industrial Crops and
Products. Vol. 186. Hal: 115231.
Shin, J. M., & Park, S. K. (2015). Comparison of fat determination methods depending
on fat definition in bakery products. LWT-Food Science and Technology. Vol. 63 No.
2. Hal: 972-977.
Zaddana, C., Iryani, L.D., Wahyuni, Y. Sadiah, H.T., Awaliyah, T., Sari, B.L. 2019. Kacang
Koro Pedang: Pengembangannya Sebagai Pangan Fungsional. Uwais Inspirasi
Indonesia: Ponorogo.
Zimila, H. E., Mandlate, J. S., Artur, E. M., Muiambo, H. F., & Uamusse, A. A. (2021).
Vortex-assisted solid-liquid extraction for rapid screening of oil content in jatropha
seed: an alternative to the modified Soxhlet method. South African Journal of
Chemistry. Vol. 75. Hal: 1-5.
SS LITERATUR

(Zaddana dkk., 2019).

(Nasyanka dkk., 2020).


(Agung&Purwanto, 2016).

Anda mungkin juga menyukai