ANALISIS PANGAN
ACARA III
LEMAK
Disusun Oleh :
Katarina Vania Ayu
H0920050
Kelompok 3
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Analisis Pangan Acara III “Lemak” adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip dan prosedur pengujian kadar lemak dengan metode
ekstraksi Soxhlet
2. Mengetahui kadar lemak produk tepung dengan metode ekstraksi Soxhlet
B. Tinjauan Pustaka
Lemak didefinisikan sebagai salah satu sumber energi yang dibutuhkan
oleh manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Manusia membutuhkan
kadar lemak yang seimbang supaya cadangan energi di dalam tubuh tercukupi
dan tetap terjaga (Santika, 2016). Lemak atau lipid dapat didefinisikan sebagai
senyawa heterogen yang memiliki keterikatan dengan asam lemak. Lipid
memiliki sifat yang tidak larut di dalam air, tetapi mudah larut di dalam pelarut
organik. Lemak merupakan salah satu unsur makanan yang vitaminnya larut
dalam bentuk lemak esensial yang terdapat dalam lemak makanan alam. Di
dalam tubuh, lemak berperan sebagai sumber energi
(Siregar dan Makmur, 2020). Selain itu, lemak berperan sebagai bantalan,
penjaga suhu tubuh, cadangan energi, pelindung organ-organ penting, dan
pembantu penyerapan vitamin A, D, E, K. Pada bahan pangan, lemak berperan
sebagai penghasil kalori, pengikat vitamin, dan penghasil aroma tertentu
(Hanum, 2016).
Bahan-bahan yang digunakan untuk menguji kadar lemak pada
praktikum adalah benzene, tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, tepung
ubi ungu, tepung tapioka. Pada ekstraksi lemak menggunakan metode soxhlet,
pelarut yang digunakan adalah petroleum benzena. Pelarut ini digunakan sebagai
pengekstrak yang didasarkan pada derajat polaritas. Derajat polaritas bergantung
pada tetapan dielektriknya. Semakin besar tetapan dielektrik dari suatu pelarut,
maka kepolarannya akan semakin besar. Nilai tetapan dielektrik untuk petroleum
benzena cukup rendah, yaitu 2,28. Hal tersebut mampu menyebabkan ekstraksi
lemak pada petroleum benzena (Ayuni dan Nyoman, 2013). Benzena merupakan
pelarut yang berfungsi untuk mengekstraksi atau melarutkan lemak pada bahan.
Hal tersebut disebabkan karena lemak hanya mampu larut dalam pelarut organik
non-polar (Pargiyanti, 2019).
Tepung terigu merupakan jenis tepung yang terbuat dari gandum.
Gandum adalah serealia utama yang banyak digunakan untuk membuat roti.
Protein yang disebut gluten membuat adonan roti saling menempel dan menahan
gas. Tepung terigu adalah bahan utama dalam sebagian besar roti, roti gulung,
kerupuk, kue kering, biskuit, kue, donat, makaroni, spageti, puding, pizza, dan
lain sebagainya. Tepung terigu mampu menyajikan sumber nutrisi utama bagi
manusia (David et al., 2015). Tepung beras merupakan jenis tepung yang
dihasilkan dari beras dengan cara digiling atau ditumbuk
(Tuankotta et al., 2015). Tepung ubi ungu merupakan jenis tepung yang terbuat
dari ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu dapat diolah menjadi tepung untuk
memudahkan proses pencampurannya dengan bahan-bahan lain selama
pengolahan (Anggarawati dkk., 2019). Tepung maizena merupakan salah satu
produk hasil pengolahan jagung pasca panen. Maizena turut berkontribusi dalam
perbaikan tekstur, daya ikat air, citarasa, dan elastisitas pada produk akhir
(Apriliani dkk., 2019). Tepung tapioka adalah salah satu jenis tepung yang
terbuat dari ubikayu. Tepung ini merupakan pati yang diekstrak menggunakan
air dari umbi singkong dan disaring. Kemudian, cairan hasil saringan
diendapkan. Bagian yang sudah mengendap dikeringkan dan digiling supaya
menghasilkan butiran-butiran halus berwarna putih yang disebut sebagai tepung
tapioka (Luthana, 2004).
C. Metodologi
1. Alat
a. Desikator
b. Hot plate
c. Kertas saring
d. Kondensator
e. Labu didih
f. Loyang
g. Oven
h. Penjepit
i. Pipa Soxhlet
j. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Benzene
b. Tepung beras
c. Tepung maizena
d. Tepung tapioka
e. Tepung terigu
f. Tepung ubi ungu
3. Cara Kerja
a. Preparasi
Pengovenan kertas saring selama 1 jam
Sampel
Penyalaan hotplate
Tepung Terigu
Diketahui:
Berat kertas saring + sampel = 2,2836 gram
Berat panas sampel + kertas saring = 2,2556 gram
Berat awal sampel = 2,0015 gram
Tanya:
Kadar lemak (%)?
Jawab:
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
Kadar lemak = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
2,2836−2,2556
= × 100%
2,0015
= 1,39%
Tepung Beras
Diketahui:
Berat kertas saring + sampel = 2,2852 gram
Berat panas sampel + kertas saring = 2,2658 gram
Berat awal sampel = 2,0049 gram
Tanya:
Kadar lemak (%)?
Jawab:
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
Kadar lemak = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
2,2852−2,2658
= × 100%
2,0049
= 0,97%
Tepung Maizena
Diketahui:
Berat kertas saring + sampel = 2,2349 gram
Berat panas sampel + kertas saring = 2,1953 gram
Berat awal sampel = 2,0001 gram
Tanya:
Kadar lemak (%)?
Jawab:
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
Kadar lemak = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
2,2349−2,1953
= × 100%
2,0001
= 1,98%
Tepung Tapioka
Diketahui:
Berat kertas saring + sampel = 2,2642 gram
Berat panas sampel + kertas saring = 2,2123 gram
Berat awal sampel = 2,0010 gram
Tanya:
Kadar lemak (%)?
Jawab:
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
Kadar lemak = ×
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
100%
2,2642−2,2123
= × 100%
2,0010
= 2,59%
100%
2,3466−2,2991
= × 100%
2,0030
= 2,37%
LAMPIRAN DOKUMENTASI