LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIK
“PENETAPAN KADAR SERAT KASAR“
DI BUAT OLEH :
KELOMPOK :4
KELAS : C2 KONVERSI 2023
A. Latar Belakang
Serat adalah zat non gizi, ada dua jenis serat yaitu serat makanan
(dietry fiber) dan serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam
makanan adalah pada kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin.
Dengan adanya serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui
saluran pencernaan untuk disekresikan keluar.
B. Rumusan Masalah
Berapakah kadar serat kasar yang terdapat dalam biji kacang hijau ?
C. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui cara penetapan dan menentukan kadar serat pada kacang hijau.
D. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada penentuan kadar serat kasar adalah sampel di
hidrolisis dengan asam kuat dan basa kuat.
BAB II
DASAR TEORI
A. Teori Ringkas
Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat yang tidak dapat
dicerna oleh tubuh namun memberikan efek kesehatan untuk saluran
pencernaan. Serat kasar terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Tillman
et al., 1989). Jumlah kandungan serat sebesar 80% untuk hemiselulosa, 50-
90% untuk lignin dan 20-50% untuk selulosa. Penentuan kadar serat dalam
bahan pangan agar dapat diketahui pemilihan proses pengelolaan pangan yang
tepat serta karakteristik bahan pangan (Apri,2017).
C. Uurain Sampel
Kacang hijau (Vigna radiata,L.) (Plantamor, 2008)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Phaseolus
Species : Vigna radiata atau Phaseolus radiate
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B. Perhitungan Bahan
Pengenceran NaOH 1 N
g = BE x V x N
= 40 x 0,05 x 1
=2g
Pengencean H2SO4
V2xN2 50 x 1
V1 ¿ =¿ =1 ,38 ml
N1 36
C. Cara Kerja
1. Konstan cawan penguap.
2. Timbang sampel sebanyak 1-3 gram, lalu masukkan di dalam erlenmeyer
250 mL, tambahkan 30 mL H₂SO₄! N.
3. Panaskan dalam oven pada suhu 50°C selama 30 menit.
4. Tambahkan 30 mL NaOH 1 N lalu panaskan dalam oven 50°C selama 30
menit lalu dinginkan dan saring.
5. Masukkan kertas saring ke dalam cawan dan panaskan kembali dalam
oven pada suhu 105°C selama 30 menit, kemudian dinginkan lalu timbang
sebagai berat akhir.
D.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Bobot sampel Bobot kertas Bobot akhir
Sampel
(gram) saring (gram) (gram)
Kadar serat kasar = berat akhir-berat kertas saring : berat sampel x 100%
B. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan penetapan kasar kasar pada
kacang hijau, percobaan ini dilakukan untuk menentukan berapa banyak kadar
serat kasar pada kacang hijau. Untuk melakukan praktikum ini kita
memerlukan alat dan bahan seperti erlenmeyer 250 ml, beaker gelas 100 ml,
batang pengaduk, mortir, tanur, pipet volume, timbangan analitik, kertas
saring, cawan penguap, gelas piala 100 ml, naoh 1 N dan H ₂SO ₄ dan kacang
hijau.
Hal yang pertama dilakukan pada percobaan ini yaitu sampel kacang
hijau di gerus hingga hancur setelah itu ditimbang ditimbang sebanyak 3 g.
Setelah dilakukan penimbangan sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan H₂SO₄ Yang sudah diencerkan sebanyak 30 ml, Setelah itu
dimasukkan ke dalam Tanur dengan sehu 50°C dan ditunggu selama 30 menit.
Setelah itu sampel dikeluarkan dari tanur dan ditambahkan NaOH 1 N Yang
sudah diencerkan sebanyak 30 ml dan dilakukan pemanasan kembali dengan
suhu yang sama berlangsung selama 30 menit, sampel dikeluarkan dari tanur
dan disaring menggunakan kertas saring yang sudah ditimbang, setelah
penyaringan selesai Kertas saring dan sampel (serat kasar) dimasukkan
kembali dalam tanur dengan suhu 105°C hingga kering. Kemudian kertas
saring beserta sampel ditimbang dan dihitung hasil yang didapatkan.
Dalam percobaan ini di dapatkan hasil dari kadar serat kasar yaitu
98,84% dimana pada teori sudah dijelaskan bahwa Serat kasar merupakan
bagian dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh namun memberikan
efek kesehatan untuk saluran pencernaan. Serat kasar terdiri atas selulosa,
hemiselulosa, dan lignin (Tillman et al., 1989). Jumlah kandungan serat sebesar
80% untuk hemiselulosa, 50-90% untuk lignin dan 20-50% untuk selulosa. Oleh
karena itu serat kasar pada kacang hijau memenuhi standar yang telah ditetapkan
yaitu 50-90% untuk biji-bijian (lignin).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan perhitungan penetapan kadar serat kasar pada
kacang hijau diperoleh hasil 98,84% dimana hasil yang di dapatkan sudah
sesaui dengan standar mutu yang sudah ditetapkan dalam (Tillman et al., 1989)
yaitu 50-90% untuk biji-bijian (lignin).
B. Saran
Untuk praktikan, diharapkan agar mengetahui prosedur kerja sehingga
praktikum dapat berjalan dengan efisien. Untuk laboratorium, laboratorium
diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas yang diperlukan dalam praktikum
terutama bahan yang digunakan.Untuk asisten, asisten diharapkan agar dapat
membimbing praktikan dengan sesungguh-sungguhnya dan lebih maksimal
untuk dapat meminimalisir kesalahan.
LAMPIRAN
Skema Kerja
Dokumentasi
Dokumentasi praktikum penetapan kadar serat kasar
Kemenkes RI, 2020, Farmakope Indonesia Edisi VI, Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Penerbit
Kompas
Saputri, N.E & Purwayantie,S. 2022. Buku Ajar Analisa pangan I : Pengujian Bahan
dengan Metode Sederhana. Penerbit NEM
SNI, 1966. Kadar Air Minuman instan. SNI 01-4320-1996.
Sudarmadji, Slamet dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty Yogyakarta. Yogyakarta
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksodiprodjo, S. Prwawirokusomo & L.
Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Unwidha
Klaten.
Samadi, Sitti Wajizah, Zulfahrizal, Agus Arip Munawar.2023. Aplikasi Teknologi
NIRS untuk Evaluasi Kualitas Bahan Pakan Fermentasi. Syiah Kuala
University Press
Plantamor. 2008. Kacang Hijau. http://www.plantamor.com/plantsearch=klasifikasi
kacang hijau. Diakses pada tanggal 4 April 2009.