4.1 Alat
1. Gelas piala khusus 600 ml. Berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk
melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi.
2. Cawan porselen 30 ml. Berfungsi sebagai wadah atau tempat kertas
saring yang berisi bahan untuk dipanaskan dalam oven.
3. Corong Buchner (4.5 cm). Berfungsi sebagai tempat ekstraksi lemak
yang telah dipasang kertas saring.
4. Satu set alat pompa vakum. Berfungsi penyaring akan bahan residu
dengan bantuan alat vakum ini.
5. Eksikator. Berfungsi untuk menterap uap air.
6. Kertas saring bebas abu (merek whatman no 41). Berfungsi penyaring
residu atau sisa ekstraksi lemak.
7. Tanur listrik. Berfungsi sebagai pembakar hingga sampel (abunya)
berwarna putih.
8. Hot plate. Berfungsi untuk memanaskan sampel hingga tidak
mengekuarkan uap, dan membakar senyawa organik.
9. Tang penjepit. Berfungsi menjepit kertas saring yang dipindahkan dari
pemanasan ke cawan porselen.
10. Timbangan analitik. Berfungsi untuk menimbang alat dan bahan yang
dipakai.
4.2 Bahan
1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, catat
sebagai A gram.
2. Menyiapkan cawan porselen kering oven.
3. Residu/sisa ekstraksi lemak masukan ke dalam gelas piala khusus
sebanyak 1 gram ,catat sebagai B gram.
4. Meanmbahkan asam sulfat 1,25% sebanyak 100 mL kemudian pasang
pada alat pemanas khusus tepat dibawah kondensor (reflux)
5. Mengalirkan air dan menyalakan listrik
6. Mendidihhkan bahan selama 5 menit dihitung saat mulai mendidih
7. Setelah cukup pemanasan, ambil dan saring dengan menggunakan
corong Buchner yang telah dipasang kertas saring (tidak perlu diketahui
beratnya)
8. Penyaringan menggunakan pompa vakum (pompa hisap) dan cuci bilas
menggunakan aquades panas sebanyak 100 mL
9. Residu yang terdapat dalam corong Buchner di kembalikan pada beaker
glass semula
10. Tambah NaOH 1.25% sebanyak 100 ml kemudian pasang kembali pada
alat pemanas khusus seperti semula
11. Lakukan seperti pada 6 - 7, tetapi menggunakan kertas saring yang telah
diketahui beratnya (lihat no 1)
12. Cuci/bilas berturut-turut dengan:
- Air panas 100 mL
- Asam sulfat panas 0,3N (1,25%) 50 mL
- Air panas 100 mL
- Aseton 50 mL
13. Kertas saring dan sisanya (residu) dimasukan pada cawan porselen
menggunakan pinset
14. Keringkan dalam oven 100 - 105derajat selama 1 jam
15. Dinginkan dalam eksikator selama 15 menit lalu timbang, catat sebagi
C gram
16. Panaskan dalam hotplate sampai tidak berasap lagi, kemudian masukan
dalam tanur listrik 600 - 700 derajat celcius selama 3 jam sampai
abunya berwarna putih. Disini serat kasar dibakar sampai habis
17. Dinginkan dalam eksikator selama 5 menit lalu timbang dan catat
sebagai D gram.
SK = 21%
5.2 Pembahasan
Daftar Pustaka
4.2 Bahan
1.
2.
3.
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum analisis proksimat perhitungan kadar bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN) maka diperoleh hasil sebesar 32,36 % dari
perhitungan 100% dikurangi dengan kadar abu, serat kasar, lemak kasar dan
protein kasar. Hasil tersebut jauh lebih besar dari pendapat yang dikemukakan
oleh Hartadi, (1993) bahwa kadar BETN sebesar 34,70 %. Perbedaan ini terjadi
kemungkinan karena faktor yang menentukan kadar BETN seperti kadar abu,
protein kasar dan serat kasar dalam hasilnya juga mengalami perbedaan sehingga
jika 100 % dikurangi dari jumlah kadar sabu, serat kasar, lemak kasar dan protein
kasar maka hasil dari kadar BETN juga akan berbeda pula. Menurut Kamal (1998)
bahwa bahan ekstrak tanpa nitrogen dipengaruhi oleh kandungan nutrien lainnya
yaitu protein kasar, air, abu, lemak kasar dan serat kasar.Sutardi (2009)
menambahkan bahwa kandungan BETN suatu bahan pakan sangat tergantung
pada komponen lainnya, seperti abu, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar.
Jika jumlah abu, protein kasar, esktrak eter dan serat kasar dikurangi dari 100,
perbedaan itu disebut bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Daftar Pustaka
Sutardi, Toha. 2009. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1. Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor, Bogor.