*
Keperluan publikasi karya ilmiah, tlp: 082292963411, e-mail: rahmatiaabas316@gmai.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah: mengekstraksi dan mengkarakterisasi selulosa dari kulit durian
dengan variasi konsentrasi NaOH. Ekstraksi selulosa dari kulit durian terdiri dari tahap
dewaxing, tahap delignifikasi (menggunakan variasi konsentrasi NaOH 5, 10 dan 15%) dan
tahap bleaching. Karakterisasi selulosa terdiri dari analisis kadar selulosa, analisis kadar air,
analsis kadar abu dan analisis gugus fungsi menggunakan instrumen Spektroskopi Fourier
Transform Infrared (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH
memberikan hubungan yang signifikan terhadap hasil ekstraksi selulosa kulit durian. Selulosa
kulit durian pada konsentrasi NaOH 5% memiliki kadar selulosa 53,58%, kadar air 5,09% dan
kadar abu 2,19%, pada konsentrasi 10% memiliki kadar selulosa 56,45%, kadar air 5,75% dan
kadar abu 3,26%, pada konsentrasi 15% memiliki kadar selulosa 63,57%, kadar air 5,92%, dan
kadar abu 3,35%. Berdasarkan analisis gugus fungsi menggunakan FTIR, hasil ekstraksi diduga
merupakan selulosa.
80
60 49.48 50.64 51.04
dari NaOH. Atom O yang memiliki
40
20 elektronegatif lebih besar dari pada atom H
0
5% 10% 15% akan menarik elektron dari atom H sehingga
Variasi Konsentrasi NaOH
atom H akan bermuatan parsial positif dan
Gambar 4.1 Grafik Rendemen Hasil mudah lepas menjadi H+. Keasaman juga
Berdasarkan grafik di atas, dapat alkil pada posisi para, sehingga atom H pada
dilihat bahwa peningkatan konsentrasi gugus fenolik akan bersifat asam. Ion
NaOH berpengaru pada peningkatan hasil hidroksida (OH) dari NaOH juga akan
rendemen yang diperoleh. Hal ini memutus ikatan-ikatan struktur dasar lignin
dipengaruhi oleh penambahan basa alkali sedangkan ion Na+ akan berikatan dengan
berupa NaOH yang semakin mempermudah lignin membentuk garam fenolat. Garam
pemutusan ikatan senyawa lignin. Partikel fenolat ini bersifat polar sehingga akan
NaOH akan masuk ke dalam bahan dan terlarut saat proses pencucian.
menyebabkan lignin lebih mudah larut dan Tahap Bleaching atau tahap pemutihan
lignoselulosa dengan NaOH dapat dilihat terjadinya degradasi serat selulosa. Pada
pada Gambar 4.2. proses ini, senyawa lignin yang tesisa dapat
terlarut dengan cara mendegradasi rantai
lignin yang panjang menjadi lebih pendek,
sehingga lignin dapat larut dalam air pada 2. Karakterisasi Selulosa
proses pencucian (Fengel and Wegener Analasis Kadar Selulosa
1995). Analisis kadar selulosa pada penelitian
Serbuk hasil delignifikasi selanjutnya ini menggunakan metode Chesson (1981).
direaksikan dengan NaCIO2. Ion hipoklorit Hasil kadar selulosa pada kulit durian dapat
yang dimiliki NaCIO2 merupakan oksidator dilihat pada Gambar 4.4.
kuat yang mampu memecahkan ikatan eter 100
80
dalam struktur lignin, akibatnya derajat
Rendemen (%)
63.57
53.58 56.45
60
keputihan serbuk kulit durian naik secara 40
signifikan (Rachmawaty, dkk. 2013). Proses 20
0
ini diulang sampai empat kali hingga terjadi 5% 10% 15%
60
% Rendemen
6
selulosa dapat menyerap air (sangat 4 3.26 3.35
2.19
higroskopis), tanpa mengubah struktur 2
0
kristalnya. Hasil kadar air selulosa kulit 5% 10% 5%
Variasi Konsentrasi NaOH
durian dapat dilihat pada Gambar 4.5.
10
Gambar 4.6 Grafik Rendemen Hasil
8
% Rendemen
5.75 5.92
6 5.09 Analisis Kadar Abu
4
Kadar abu semakin meningkat diduga
2
0 karena disebabkan konsentrasi NaOH yang
5% 10% 15%
semakin meningkat. Hal ini menyebabkan
Variasi Konsentrasi NaOH
banyaknya unsur Na+ yang berinteraksi
Gambar 4.5 Grafik Hasil Analisis Kadar dengan selulosa dan membentuk senyawa
Air anorganik yang tidak hilang selama proses
Peningkatan konsentrasi NaOH pengabuan (Fithriani, dkk. 2007).
mendorong peningkatan kadar air pada 4.2.3.2 Analisis Gugus Fungsi
selulosa yang dihasilkan karena terjadi Menggunakan FTIR
peningkatan molekul air pada proses
tersebut (Muzaifa, 2006).
4.2.3.1 Analisis Kadar Abu
Penetapan kadar abu dilakukan untuk
mengetahui banyaknya mineral yang
terkandung dalam suatu bahan. Kandungan
abu yang terdapat dalam selulosa hasil
ekstraksi dari kulit durian merupakan zat Gambar 4.7 Hasil Analisis Gugus Fungsi
anorganik sisa dari hasil pembakaran. Hasil Menggunakan FTIR
kadar abu selulosa kulit durian dapat dilihat Dari gambar di atas terlihat
pada Gambar 4.6. munculnya bilangan gelombang untuk
gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam
selulosa yaitu gugus –OH, -CH, -CH2, -CO,
dan 1,4-β-glikosidik. Menurut Supratman
(2010) untuk gugus (-OH) berada pada Bilangan gelombang pada yang muncul
kisaran bilangan gelombang 35.00-32.00 sesuai dengan referensi yaitu 1452,40 cm-1
cm-1. Gugus –OH muncul pada bilangan (standar dan sesudah bleaching 15%),
gelombang 3352,28 cm-1 (standar), 3342,94 1458,18 cm-1 (sebelum bleaching 5% dan
cm-1 (sebelum bleaching 5% dan sesudah 15%), 1460,11 cm-1 (sebelum bleaching
bleaching 15%), 3149,79 cm-1 (sebelum 10%), 1454,33 cm-1 (sesudah bleaching 5%)
bleaching 10%, sesudah bleaching 5% dan dan 1456,28 cm-1 (sesudah bleaching 10%).
10%), dan 3446,79 cm-1 (sebelum Terlihat juga beberapa vibrasi yang muncul
bleaching). Hal ini dikarenakan ikatan pada bilangan gelombang sekitar 1300-1400
hidrogen pada selulosa yang mengandung cm−1. Menurut Monariqsa et al. (2013), hal
gugus –OH sehingga mengalami pergeseran ini menandakan adanya gugus –O– yang
intramolekul. Adanya ikatan hidrogen ini merupakan penghubung rantai karbon dalam
menyebabkan bilangan gelombang bergeser selulosa.
ke kanan (bilangan gelombang yang lebih Terlihat adanya pita serapan pada
rendah). Terdapat pula bilangan gelombang bilangan gelombang 1058,92 (selulosa
yang terbaca sekitar 1640 menunjukkan standar dan sesudah bleaching 15%),
adanya penyerapan dari air (ikatan hidrogen) 1055,06 (sebelum bleaching 15% dan
yang terbentuk antara atom hidrogen dari sesudah bleaching 10%) dan 1056,99
kelompok hidrioksil dan atom oksigen dari (sesudah bleaching 5%). Akan tetapi pada
monomer glukosa (Putera, 2012). sampel sebelum bleaching 5% dan 10%,
Menurut Dachriyanus (2004), gugus - tidak terdapat serapan bilangan gelombang
CH akan terbaca pada panjang gelombang yang muncul pada daerah sekitar 1,064-
2853-2962 cm-1. Bilangan gelombang yang 1,056 yang menandakan adanya gugus –CO
muncul yaitu 2900,94 cm-1 (standar, (Hutomo, dkk. 2012). Pada spektrum dengan
sebelum bleaching 15%, dan sesudah puncak serapan 893,04 untuk selulosa
bleaching 10%), 2915,51 cm-1 (sebelum standard an 894,97 untuk selulosa hasil
bleaching 5%, dan 10%), 2889,01 cm-1 ekstraksi baik sebelum bleaching maupun
(sesudah bleaching 5%) dan 2897,08 cm-1 setelah bleaching menunjukkan adanya
(sebelum bleaching 15%). Gugus –CH2 gugus C-O-C yang terindikasikan bahwa
terdapat pada bilangan gelombang sekitar terdapat karakteristik penyerapan dari β-
1450-1465 cm-1 (Sastrohamidjojo, 1991). glycosidik yaitu pada bilangan gelombang
sekitar 965,13-950 cm-1. Ikatan ini adalah konsentrasi 15% memiliki kadar selulosa
yang menghubungkan glukosa satu dengan 63,57%, kadar air 5,92%, dan kadar abu
yang lain (Putera, 2012). 3,35%. Berdasarkan analisis gugus fungsi
Menurut Lismeri, dkk. (2019), FTIR, hasil ekstraksi diduga merupakan
puncak dengan intesitas gelombang 1410- senyawa selulosa yang berasal dari kulit
1462 cm-1 menunjukkan kehadiran gugus durian.
CH2 yang melambangkan ikatan selulosa- 2. Saran
lignin. Terlihat penurunan intensitas yang Berdasarkan hasil penelitian,
menandakan berkurangnya kadar lignin. disarankan agar melakukan penelitian lebih
Serapan paling rendah terdapat pada lanjut mengenai selulosa kulit duran hingga
bilangan gelombang 1452,4 cm-1 pada tahap aplikasi. Mengingat banyaknya
konsentrasi 15% setelah bleaching yang manfaat yang dapat diperoleh dari selulosa
memiliki kesamaan serapan gelombang kulit durian. Pada proses pengeringan,
dengan selulosa standar. sampel harus benar-benar kering agar gugus
Berdasarkan analisis gugus fungsi OH yang terbaca pada pada spektrum
FTIR, hasil ekstraksi diduga merupakan merupakan gugus OH dari selulosa bukan
senyawa selulosa yang berasal dari kulit dari air.
durian. DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Anggorowati, Dwi Ana, Harun Pampang,
1. Kesimpulan and Lois Yunita. 2015. “Potensi
Dari hasil penelitian yang telah Limbah Kulit Durian Sebagai Bahan
dilakukan, ekstraksi dan karakterisasi Baku Pembuatan Energi Alternatif.”
selulosa dari kulit durian, dapat disimpulkan Senatek 843–50.
bahwa konsentrasi NaOH memberikan Arlofa, Nina. 2015. “Uji Kandungan
hubungan yang signifikan terhadap hasil Senyawa Fitokimia Kulit Durian
ekstraksi selulosa kulit durian. Selulosa kulit Sebagai Bahan Aktif Pembuatan
durian pada konsentrasi NaOH 5% memiliki Sabun.” Jurnal Chemtech 1(1):18–22.
kadar selulosa 53,58%, kadar air 5,09% dan Asmoro, Novian Wely, Afriyanti, and
kadar abu 2,19%, pada konsentrasi 10% Ismawati. 2018. “Berdasarkan Analisis
memiliki kadar selulosa 56,45%, kadar air Gugus Fungsi FTIR, Hasil Ekstraksi
5,75% dan kadar abu 3,26%, pada Diduga Merupakan Senyawa Selulosa
Yang Berasal Dari Kulit Durian.” 4(1). Fengel, D. and G. Wegener. 1995. “Kayu:
Br, Melda Permana. 2018. “Sintesis Dan Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi.
Karakterisasi CMC ( Carboxymethyl Diterjemaahkan Oleh Sastrohamidjojo,
Cellulose ) Dari Selulosa Batang H. Terjemahan Dari: Wood: Chemical,
Pisang Raja ( Musa Paradisiaca ) Ultrastructure.” Reactions. Gadjah
Dengan Variasi Natrium Mada University Press, Yogyakarta.
Monokloroasetat.” Fithriani, Diini, Rodiah Nurbyasi, and
Cheng, H. N., Mitsuo Takai, and Ekong A. Berlyanto Sedayu Sedayu. 2007.
Ekong. 1999. “Rheology of “Ekstraksi Selulosa Dari Limbah
Carboxymethylcellulose Made from Pembuatan Karaginan.” 91–97.
Bacterial Cellulose.” Pp. 145–53 in Hutomo, Gatot Siswo, Djagal Wiseso
Macromolecular Symposia. Vol. 140. Marseno, Sri Anggrahini, and
Wiley Online Library. Supriyanto. 2012. “Ekstraksi Selulosa
Dachriyanus, Dr. 2004. “Analisis Struktur Dari Pod Husk Kakao Menggunakan
Senyawa Organik Secara Sodium Hidroksida.” Agritech
Spektroskopi.” Padang: Lembaga 32(3):223–29.
Pengembangan Teknologi Informasi Kurniawan W, Deddy Kurniawan W., Fahmi
Dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Arifan, and M. Dwi Khoirun Adim.
Andalas. 2015. “Pembuatan Pulp Dengan
Elwin, Musthofa Lutfi, and Yusuf Memanfaatkan Limbah Kulit Durian
Hendrawan. 2014. “Analisis Pengaruh (Durio Zibethinus Murr) Dengan
Waktu Pretreatment Dan Konsentrasi Campuran (Resina Colophonium) Guna
NaOH Terhadap Kandungan Selulosa , Mencegah Degradasi Lingkungan.”
Lignin Dan Hemiselulosa Eceng Gema Teknologi 17(3):100–102.
Gondok Pada Proses Pretreatment Lestari, Melinda Dwi, Jurusan Kimia,
Pembuatan Bioetanol Analysis of Fakultas Matematika, Pengetahuan
Pretreatment Time and NaOH Alam, and Universitas Negeri
Concentration Effect on Cellulose , Semarang. 2018. “Ekstraksi Selulosa
Lignin And.” Jurnal Keteknikan Dari Limbah Pengolahan Agar
Pertanian Tropis Dan Biosistem Menggunakan Larutan NaOH Sebagai
2(2):110–16. Prekursor Bioetanol.” Indonesian
Journal of Chemical Science 7(3):236– Dan Matematika Unpam 1(2):177.
41. Muzaifa, Murna. 2006. “Pembuatan CMC
Lismeri, Lia, Yuli Darni, Dimas Mitra Dari Selulosa Bakterial (Nata De
Sanjaya, and Iqbal Muhammad Coco).” Agrista 10(2):100–106.
Immadudin. 2019. “Journal of Nabila, Nadya. 2012. “Skripsi Oleh
Chemical Process Engineering Skripsi.” 30–103.
Pengaruh Suhu Dan Waktu Putera, R. D. .. 2012. “Ekstraksi Serat
Pretreatment Alkali Pada Isolasi Selulosa Dari Tanaman Eceng Gondok
Selulosa.” 4(2655):18–22. (Eichornia Crassipes) Dengan Variasi
McKettaJr, JohnJ. 2017. Encyclopedia of Pelarut.” Universitas Indonesi.
Chemical Processing and Design: Putera, Rizky Dirga Harya. 2012a.
Volume 65--Waste: Nuclear “Ekstraksi Serat Selulosa Dari
Reprocessing and Treatment Tanaman Eceng Gondok (Eichornia
Technologies to Wastewater Crassipes) Dengan Variasi Pelarut.”
Treatment: Multilateral Approach. Indonesia.
Routledge. Rachmawaty, Richa, Metty Meriyani, and Ir
Monariqsa, Dian, Niken Oktora, Andriani Slamet Priyanto. 2013. “Sintesis
Azora, A. N. Dormian Haloho, Lestaro Selulosa Diasetat Dari Eceng Gondok
Simanjuntak, Arison Musri, Adi (Eichhornia Crassipes) Dan Potensinya
Saputra, and Aldes Leshani. 2013. Untuk Pembuatan Membran.” 2(3):8–
“Ekstraksi Selulosa Dari Kayu Gelam 16.
(Melaleuca Leucadendron Linn) Dan Sastrohamidjojo, Hardjono. 1991.
Kayu Serbuk Industri Mebel.” Jurnal “Spektroskopi.” Yogyakarta: Liberty
Penelitian Sains (JPS) 15(3). 34–35.
Mulyadi, Irwan. 2019. “Isolasi Dan Supratman, Unang. 2010. “Elusidasi
Karakterisasi Selulosa : Review.” Struktur Senyawa Organik.” Widya
Jurnal Saintika Unpam : Jurnal Sains Padjadjaran. Bandung.