Anda di halaman 1dari 21

Formulasi Sediaan Gel Etosom Ekstrak Lamun (Enhalus acoroides) sebagai

Pencerah dan Pelembab pada Kulit


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmasi Bahari

Dosen Pengampu: Rizki Tri Septiyan, M.Si

Kelompok 4

1. Endar Kurniawan D1A220067


2. Evin Elda Julita D1A220224
3. Fadhilah Zayyin Azkiyah D1A220099
4. Fadila Jeni Salsabila D1A220073
5. Irvansyah Deya Anugrah D1A220165
6. Sofia Loviyana D1A220164
7. Zeby Kurnianti D1A220217

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2023
Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia


yang memiliki jumlah pulau yang sangat banyak dan dilintasi garis
khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang mayoritas adalah daerah perairan juga
memberikan andil yang besar pula terhadap kekayaan alam Indonesia. Selain
itu, laut juga menghiasi alam Indonesia. Aneka biota laut, khususnya ikan dan
berbagai macam jenis maupun ukuran menghiasi kekayaan laut. Secara
astronomis, Indonesia terletak pada garis 60 LU – 110 LS dan 950 – 1410 BT,
sedangkan secara geografis Indonesia terletak diantara samudera Hindia dan
samudera Pasifik (Dahuri dkk, 2013, h. 1). Letak ini menyebabkan Indonesia
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu sumber daya laut yang
cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara
ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir.

Lamun (Seagrass) adalah tanaman laut berbunga yang sering ditemukan di


wilayah pesisir. Lamun merupakan satu dari sekian organisme yang mengalami
evolusi konvergen dan berevolusi secara mandiri di waktu-waktu tertentu.
Lamun (E. acoroides) termasuk jenis terbanyak yang ditemukan di Indonesia
dengan ukuran morfologi yang besar. Lamun merupakan tumbuhan berbunga
(Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang hidup
terendam di dalam laut dan beradaptasi secara penuh di perairan yang
salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air.

Lamun jenis ini tumbuh subur di substrat lumpur. Menurut Kannan,


kadar antioksidan total dari Lamun tersebut setara dengan 1 gram asam
askorbat. Di negara maju, Lamun jenis ini sering digunakan dalam pencegahan
berbagai penyakit degeneratif dan juga sebagai antioksidan. Lamun ini daunnya
dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
degeneratif.
Padang lamun telah diketahui sebagai salahsatu ekosistem paling produktif
di perairan pesisir laut dangkal (Thayer 1975).Penelitian di Eropa, Amerika
Utara, Australian dan Jepang menunjukkan bahwapadang lamun merupakan
tempat berlindung, mencari makanan untuk sejumlah besar hewan atau biota
yang berasosiasi dengannya (Thorhaug & Austin 1986;Fonseca 1987).Di
perairan Indonesia, umumnya lamun tumbuh di daerah pasang surut,pantai
pesisir dan pulau-pulau karang (Nienhus 1989). Dari 58 jenis lamun di dunia,12
jenis diantaranya ditemukan di perairan Indonesia (Kuo & Comb 1989;
denHartog 1970; Azkab 2009).

Potensi ekstrak tanaman lamun sebagai pencerah dan pelembab kulit


dapat diformulasi menjadi sediaan kosmetik. Stabilitas dan kemampuan
berpenetrasi ke dalam lapisan kulit merupakan masalah yang sering dihadapi
dalam sediaan kosmetik. Karena kulit merupakan lapisan penghalang yang
efektif dalam penetrasi obat. Lapisan kulit paling luar, stratum korneum
menjadi penghalang absorpsi zat aktif terutama bagi senyawa polar seperti
polifenol. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
penetrasi senyawa melalui stratum korneum adalah dengan menggunakan
sistem pembawa (carrier) yang berukuran nano. Arif M et al (2021).

Etosom dapat digunakan sebagai metode nano partikel yang mampu


meningkatkan penetrasi senyawa ke dalam kulit. Etosom tersusun atas
fosfolipid, alkohol konsentrasi tinggi dan air merupakan pembawa jenis vesikel
halus dan lunak . Pada konsentrasi yang tepat dapat mengantarkan zat aktif
secara transport pasif ke dalam lapisan kulit. Etosom memiliki manfaat mampu
meningkatkan konsentrasi zat aktif di kulit, memungkinkan untuk molekul
berukuran besar, secara luas diaplikasikan dalam kosmetik dan teknologi obat-
obat herbal, dan dapat menyerap semua jenis molekul zat aktif seperti
hidrofilik, lipofilik atau amfifilik. Selain itu biaya penyiapan etosom relatif
lebih murah serta dapat dilakukan tanpa pemanasan (metode dingin) sehingga
stabilitas bahan aktif lebih terjaga.
Kosmetik pencerah dan pelembab kulit umumnya dibuat dalam bentuk
gel. Gel merupakan sediaan yang banyak memiliki kelebihan bila dibandingkan
dengan sediaan topikal lainnya. Gel bila diaplikasikan pada kulit akan terasa
ringan sehingga meningkatkan kenyamanan dalam penggunaannya. Sifat gel
yang lunak, lembut, mudah dioleskan dan tidak menyisakan lapisan berminyak
pada permukaan kulit menjadi alasan dalam pemilihan formulasi sediaan gel.
Beberapa keuntungan sediaan gel yaitu penyebarannya merata pada kulit,
mudah dibersihkan, tidak menyebabkan lengket di kulit dan zat aktifnya
terlepas dengan optimal. Formulasi sediaan gel menggunakan etosom ekstrak
lamun dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Identifikasi Masalah

Mengetahui pemanfaatan ekstrak lamun dan prospeknya dalam dunia industri


farmasi dalam bentuk sediaan gel etosom

Prosedur Pengolahan

 Bahan dan Alat

Alat-alat yang digunakan yaitu :

1. rotary vacum evaporator


2. pengaduk magnetik
3. Particle Size Analyzer PSA
4. Timbangan Analitik dengan kepekaan 0,1 mg
5. pH meter (OHAUS),
6. dan alat gelas lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan adalah :


1. Lamun
2. etanol 96%
3. propilen glikol
4. aqua demineralisata

Cara Pembuatan :

Pengambilan, Preparasi, dan Identifikasi Lamun

Pengambilan Tanaman lamun. lamun yang telah dikumpulkan, terlebih


dahulu dibersihkan dengan menggunakan air laut, bertujuan untuk
menghilangkan kotoran lumpur yang menempel pada tanaman, selanjutnya
dibersihkan kembali menggunakan air bersih untuk menghilangkan garam
yang masih menempel. Sampel segar ini dimasukkan dalam wadah dan
disimpan pada suhu 18°C. Kemudian dilakukan determinasi tanaman lamun.

Pembuatan ekstrak Tanaman

1. Lamun dikeringkan di bawah sinar matahari selama 7 jam, mulai


dari jam 08.00-15.00, selama 4 hari sehingga diperoleh kadar air
berkisar antara 16,20%-18,76%.
2. Dihaluskan dan diperoleh bubuk sampel kering, dan ditimbang.
Lamun yang telah dihaluskan ditimbang dan dilakukan proses
ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol
96%, diaduk dan didiamkan selama 1 kali 24 jam, selanjutnya
disaring.
3. Filtrat dilakukan penguapan dengan menggunakan alat vacum rotary
evaporator.
4. Ekstrak cair yang dihasilkan, selanjutnya dipanaskan di atas
waterbath suhu 50°C sambil terus diaduk dan menghasilkan ekstrak
kental Lamun.
Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak

 Uji Organoleptis

Pengujian organoleptis ini dilakukan untuk mengetahui bentuk fisik dari


ekstrak (padat, serbuk, kental, cair), warna (hijau, kuning, coklat) dan
bau (aromatik, tidak berbau).

 Perhitungan Nilai Rendemen

Nilai rendemen ekstrak didapatkan dengan cara membagi bobot ekstrak


kental dengan bobot awal simplisia. Dari perhitungan rendemen ini dapat
diketahui nilai kesetaraan tiap gram ekstrak kental simplisia. Nilai
rendemen dihitung dengan menggunakan persamaan

𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (%) = x 100%

 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia disebut juga dengan penapisan fitokimia. Penapisan


fitokimia bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya kandungan
alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, gula pereduksi, triterpenoid dan steroid.

 Parameter Susut Pengeringan

Dilakukan penimbangan ekstrak lamun sebanyak 1-2 gram dan


dimasukkan ke dalam botol timbang yang sebelumnya telah dipanaskan pada
suhu 105 selama 30 menit. Sebelum ditimbang, terlebih dahulu ekstrak
diratakan dalam botol timbang, hingga merupakan lapisan setebal 5-10
mm. Selanjutnya ekstrak lamun dimasukkan ke dalam Oven pada suhu 105
hingga bobot tetap.

 Penetapan Kadar Abu Total


Ekstrak sebanyak 2 g digerus, kemudian dimasukkan ke dalam krus
silikat yang telah dipijarkan pada suhu 550 dan ditara, diratakan. Pijarkan
secara perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, dan ditimbang. Jika
cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui
kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa kertas dan kertas saring dalam krus
yang sama. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan, pijarkan hingga
bobot tetap, dan ditimbang. Batasan selisih penimbangan berikutnya hanya
selisih sebanyak 5%. Selanjutnya dihitung kadar abu terhadap bahan
yang telah dikering anginkan.

 Penetapan Kadar Sari Larut Air

Ekstrak lamun yang telah dikering anginkan ditimbang sebanyak 5 g, maserasi


selama 24 jam dengan 100 mL air-kloroform dibiarkan hingga 18 jam,
disaring, 20 mL filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan penguap yang
telah ditara, residu dipanaskan pada suhu 105 hingga bobot tetap.

 Penetapan Kandungan Total Fenol

Ekstrak lamun sebanyak 100 mg dilarutkan sampai 10 mL dengan


aquades sehingga diperoleh konsentrasi 10 mg/mL. Pada larutan
konsentrasi 10 mg/mL dipipet 1 mL dan diencerkan dengan aquades
hingga 10 mL dan diperoleh konsentrasi ekstrak 1 mg/mL. Ekstrak sebanyak
0,2 mL dipipet, ditambahkan 15,8 mL aquades dan 1 mL reagen Folin-
Ciocalteu lalu dikocok dan didiamkan selama 8 menit kemudian
ditambahkan 3 mL Na2CO3 10% ke dalam campuran. Selama 2 jam
larutan didiamkan pada suhu kamar. Diukur serapannya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 765 nm.
Dilakukan 3 (tiga) kali pengulangan sehingga diperoleh kadar fenol di
mana satuan hasilnya didapat sebagai mg ekuivalen dalam sampel segar.
 Flavonoid Total

Pengukuran flavonoid total menggunakan metode kolorimetrik dengan


aluminium klorida (AlCl3). Metode ini menggunakan kuersetin
kemurnian 98% sebagai pembanding pada kurva kalibrasi. 10 mg kuersetin
dilarutkan dalam etanol 80% dan diencerkan sampai 25,50 dan 100
mikrogram/mL. Larutan standar pengenceran (0,5 ml) dipisahkan dan
dicampur dengan 1,5 ml dari etanol 95%, 0,1 mL AlCl3, 0,10 mL dari
Potasium asetat 1 M dan 2,80 mL. aquades. Kemudian diinkubasi selama 30
menit, serapan campuran diukur pada Panjang gelombang 415 nm.

Pembuatan Etosom Ekstrak Lamun

1. Pembuatan etosom menggunakan metode dingin. Dalam metode


ini fosfatidilkolin dilarutkan dengan etanol sebagai campuran 1,
ekstrak dilarutkan dengan etanol sebagai campuran
2. Campuran fosfatidilkolin dan campuran ekstrak digabungkan
menjadi satu kemudian di tambah dengan etanol sampai tanda batas
dalam wadah tertutup pada suhu kamar, dilakukan pengadukan
secara terus-menerus menggunakan stirrer selama 10 menit.
3. Selanjutnya, campuran ini dipanaskan pada suhu 30oC menggunakan
tangas air.
4. Kemudian memanaskan air hingga suhu 30oC dalam wadah terpisah,
ditambahkan ke dalam campuran sebanyak 10 mL. Dilakukan
pengadukan selama 5 menit dalam bejana tertutup. Ukuran partikel
dan gelembung dari pembuatan etosom dapat diperkecil sesuai
keinginan dengan penggunaan sonikasi bath.

Pembuatan Gel Pelembab

 Pembuatan Basis Gel


1. Kembangkan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dalam aquadest
yang telah dipanaskan sebanyak 20 kalinya didalam beaker
glass.
2. Tambahkan phenoxyetanol dalam mortir dan ditambahkan
gliserin, diaduk sampai homogen.
3. Hasil pengembangan CMC ditambahkan dalam campuran,
kemudian dilakukan pengadukan secara terus-menerus sehingga
diperoleh massa gel yang berbentuk transparan. Sisa aquadest
ditambahkan ke dalam campuran, dan diaduk sampai didapatkan
sediaan gel yang homogen.
 Pengujian Stabilitas Fisik Sediaan Pelembab Gel
a. Uji Organoleptis.

Uji organoleptis gel meliputi uji warna, bau dan konsistensi gel untuk
mengetahui secara fisik keadaan gel. Pemeriksaan organoleptis dilakukan
untuk mendeskripsikan warna, bau dan konsistensi dari sediaan gel yang
sudah bercampur dengan basis, sediaan yang dihasilkan sebaiknya
memiliki warna yang menarik, bau yang menyenangkan dan kekentalan
yang cukup agar nyaman dalam penggunaan. Pengujian dilakukan setelah
sediaan gel dibuat dalam satu hari .

b. Uji Homogenitas Gel.

Pengujian homogenitas sediaan gel dengan cara dioleskan pada kaca


arloji, setelah itu dilakukan pengamatan.

c. Uji Viskositas Gel.

Pengukuran nilai viskositas sediaan gel dilakukan dengan menggunakan


alat viscometer. Langkah awal rotor dipasang pada viskoseter dengan cara
menguncinya berlawanan arah dengan jarum jam. Wadah (cup) diisi sampel
gel yang akan diuji, setelah itu tempatkan rotor tepat berada ditengah-tengah
wadah yang berisi gel, kemudian hidupkan alat. Rotor akan berputar dan
amati jarum penunjuk viskositas yang bergerak menuju kekanan, kemudian
setelah stabil viskositas dibaca dan diamati pada skala dari rotor yang
digunakan

d. Uji Daya Sebar Gel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan sepasang cawan petri, anak


timbang gram dan stopwatch kemudian dilakukan dengan cara menimbang
0,5 g gel, diletakkan dengan kaca yang lainnya, diletakkan kaca tersebut di
atas massa gel dan dibiarkan 1 menit. Diameter gel yang menyebar
(dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi) diukur,
kemudian ditambahkan 200 g, sebagai bahan tambahan, diamkan
selama 1 menit, kemudian amati dan dicatat diameter gelyang menyebar
seperti sebelumnya. Pengujian dilakukan setelah sediaan gel dibuat dalam
satu hari

e. Uji pH Gel.

Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Timbang 1 gram


sediaan kemudian encerkan dengan aquadest hingga 10 mL. Sediaan uji
diambil dan ditempatkan pada tempat sampel pH meter, amati hasil pH
yang ditunjukkan dengan indikator pH meter stabil dan menunjukkan
nilai pH yang konstan

f. Uji Iritasi.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian iritasi primer. Pengujian iritasi


dilakukan terhadap hewan uji kelinci jantan untuk mengetahui tingkat
keamanan apakah gel etosom ekstrak lamun menyebabkan iritasi atau tidak.

Pembahasan
Pengertian lamun

Lamun adalah sejenis tumbuhan air yang hidup di perairan laut dangkal,
terutama di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Mereka termasuk
dalam keluarga rumput-rumputan (Poaceae) dan memiliki kemiripan morfologi
dengan rumput darat. Lamun biasanya tumbuh di dasar laut yang memiliki
substrat pasir atau lumpur yang kaya nutrisi.

Lamun memiliki akar yang kuat untuk menjaga mereka tetap tertanam di
substrat dasar laut yang lembut. Daun lamun panjang dan sempit, dengan ujung
yang meruncing, yang mengapung di atas permukaan air. Daun ini berperan
dalam menangkap cahaya matahari untuk fotosintesis. Lamun juga memiliki
batang yang fleksibel, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan arus air.

Lamun memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Mereka menyediakan


habitat dan tempat berlindung bagi berbagai organisme laut, termasuk ikan,
moluska, udang, dan kehidupan laut lainnya. Lamun juga berperan dalam
menjaga kualitas perairan dengan menyaring partikel dan nutrisi berlebih dari
air, serta memperbaiki kejernihan air. Selain itu, lamun membantu mencegah
erosi pantai dengan menstabilkan substrat dasar laut.

Lamun sangat penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan


keseimbangan ekosistem laut. Namun, populasi lamun menghadapi berbagai
ancaman, termasuk perubahan iklim, polusi, limbah, kerusakan fisik oleh
aktivitas manusia, dan perubahan aliran air. Upaya konservasi dan perlindungan
habitat lamun menjadi penting untuk menjaga kelangsungan hidupnya dan
memastikan keberlanjutan ekosistem laut yang sehat

Formulasi sediaan gel etosom dengan ekstrak lamun sebagai pencerah dan
pelembab pada kulit dapat menjadi pilihan yang menarik untuk perawatan kulit.
Etosom merupakan nanovesikel yang terbuat dari kombinasi fosfolipid dan
etanol. Mereka memiliki struktur yang mirip dengan struktur membran sel,
sehingga dapat meningkatkan penetrasi bahan aktif ke dalam kulit.

Ekstrak lamun telah diketahui memiliki sifat pencerah dan pelembab pada kulit.
Kandungan aktif dalam ekstrak lamun, seperti senyawa polifenol, antioksidan,
dan asam amino, dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi dan
memberikan efek pencerah pada kulit. Selain itu, ekstrak lamun juga
mengandung zat antiinflamasi alami yang dapat membantu meredakan
peradangan dan menjaga kelembaban kulit.

Dalam formulasi sediaan gel etosom, ekstrak lamun dapat dikombinasikan


dengan bahan-bahan lain yang memiliki sifat pencerah dan pelembab.
Misalnya, asam kojat yang merupakan agen pencerah kulit alami, asam
hialuronat yang dapat menjaga kelembaban kulit, atau ekstrak tumbuhan lain
yang memiliki sifat serupa.

Pada penggunaan sediaan gel etosom dengan ekstrak lamun sebagai pencerah
dan pelembab pada kulit, disarankan untuk mengikuti petunjuk penggunaan
yang tertera pada kemasan produk. Selalu lakukan tes patch sebelum
penggunaan secara luas untuk memastikan tidak ada reaksi alergi atau iritasi
pada kulit. Penting juga untuk mengkombinasikan penggunaan sediaan gel
dengan rutinitas perawatan kulit yang sehat, termasuk pembersihan,
perlindungan dari sinar matahari, dan hidrasi yang cukup untuk hasil yang
optimal.

Struktur lamun

Struktur kimia lamun melibatkan komponen-komponen berikut:

1. Karbohidrat: Lamun mengandung karbohidrat dalam bentuk pati, glukosa,


dan fruktosa. Karbohidrat berperan dalam penyimpanan energi dan
metabolisme dalam tumbuhan.
2. Protein: Lamun mengandung protein, yang terdiri dari rantai asam amino.
Protein penting untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun, serta berperan
dalam berbagai fungsi biologis.

3. Asam Lemak: Lamun mengandung asam lemak, termasuk asam lemak jenuh
dan tak jenuh. Asam lemak merupakan komponen penting dalam pembentukan
membran sel, serta berperan dalam regulasi proses biologis lainnya.

4. Pigmen: Lamun mengandung pigmen yang memberikan warna pada daun


dan struktur tumbuhan lainnya. Pigmen seperti klorofil memberikan warna
hijau pada lamun.

5. Fenolat: Lamun mengandung senyawa fenolat, termasuk polifenol. Senyawa


ini memiliki sifat antioksidan dan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan
kulit dan perlindungan dari kerusakan oksidatif.

6. Sterol: Lamun juga mengandung sterol, seperti beta-sitosterol. Sterol


berperan dalam membran sel dan memiliki potensi efek antiinflamasi dan
antimikroba.

Struktur kimia lamun dapat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi
lingkungan tempat tumbuhnya. Komponen-komponen tersebut memberikan
lamun sifat-sifat biologis dan khas yang penting dalam menjalankan fungsi
ekologisnya dalam ekosistem laut

Sifat-sifat lamun

Berikut adalah beberapa sifat-sifat lamun yang dapat ditemukan:

1. Sifat Akar yang Kuat: Lamun memiliki akar yang kuat dan panjang yang
membantu mereka menancap pada substrat dasar laut yang lembut. Akar-
akar ini memungkinkan lamun untuk tetap stabil di bawah tekanan arus air
dan gelombang laut.
2. Sifat Fotosintesis: Lamun menggunakan daunnya untuk menangkap energi
matahari melalui proses fotosintesis. Daun lamun mengandung klorofil yang
memungkinkan mereka untuk mengubah energi matahari menjadi makanan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
3. Sifat Pencemar Air: Lamun memiliki kemampuan menyaring air dan
menghilangkan nutrisi berlebih dan partikel-partikel kecil dari lingkungan
mereka. Dalam proses ini, lamun dapat membantu memperbaiki kejernihan
air dan mempertahankan kualitas perairan.
4. Sifat Habitat Penting: Lamun menyediakan habitat yang penting bagi banyak
organisme laut. Daun lamun yang rapat memberikan tempat persembunyian
dan perlindungan bagi ikan, moluska, udang, dan berbagai kehidupan laut
lainnya. Lamun juga menjadi tempat berkembang biak bagi beberapa
spesies.
5. Sifat Stabilisasi Pantai: Akar lamun membantu dalam mengikat dan
menstabilkan substrat dasar laut di sepanjang garis pantai. Hal ini membantu
mengurangi erosi pantai dan menjaga keberlanjutan struktur pesisir.
6. Sifat Penyimpanan Karbon: Lamun memiliki kemampuan untuk menyerap
dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer. Hal ini penting dalam
mengurangi dampak perubahan iklim dan sebagai sumur karbon alami.
2. Sifat Responsif terhadap Perubahan Lingkungan: Lamun rentan terhadap
perubahan lingkungan, termasuk suhu air, salinitas, dan kualitas perairan.
Mereka dapat memberikan indikasi awal perubahan ekosistem dan
lingkungan yang lebih luas.

Sifat-sifat ini memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan


ekosistem laut dan memberikan manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial bagi
manusia. Namun, sifat-sifat ini juga membuat lamun rentan terhadap ancaman
seperti polusi, perusakan habitat, dan perubahan iklim, yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup mereka
Jenis-jenis lamun

Ada beberapa jenis lamun yang memiliki potensi penggunaan dalam dunia
kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh jenis lamun yang dapat digunakan:

1. Lamun Rumput Laut (Zostera spp.): Lamun jenis ini memiliki daun yang
panjang dan sempit. Ekstrak dari lamun rumput laut dapat digunakan dalam
produk-produk perawatan kulit dan rambut karena kandungan senyawa
aktifnya yang dapat membantu melembabkan kulit dan rambut.
2. Lamun Rambut (Enhalus spp.): Lamun ini memiliki daun yang lebar dan
meruncing. Ekstrak lamun rambut dapat digunakan dalam produk-produk
perawatan kulit karena kandungan senyawa aktifnya yang memiliki sifat
antioksidan dan antiinflamasi.
3. Lamun Pasir (Halophila spp.): Lamun pasir memiliki daun yang kecil dan
berbentuk oval. Ekstrak lamun pasir dapat digunakan dalam produk-produk
perawatan kulit dan rambut karena kandungan senyawa aktifnya yang
membantu mempertahankan kelembaban kulit dan rambut.
4. Lamun Cymodocea (Cymodocea spp.): Lamun cymodocea memiliki daun
yang lebar dan berlekuk. Ekstrak lamun ini dapat digunakan dalam produk-
produk perawatan kulit karena kandungan senyawa aktifnya yang memiliki
sifat antiinflamasi dan penyembuhan kulit.
5. Lamun Posidonia (Posidonia spp.): Lamun posidonia memiliki daun yang
panjang dan melengkung. Ekstrak lamun posidonia dapat digunakan dalam
produk-produk perawatan kulit karena kandungan senyawa aktifnya yang
dapat membantu menghidrasi dan melembutkan kulit.

Pemanfaatan lamun dalam dunia kesehatan masih dalam tahap penelitian dan
pengembangan lebih lanjut. Namun, beberapa studi telah menunjukkan potensi
sifat-sifat lamun dalam mendukung kesehatan kulit, melindungi dari kerusakan
oksidatif, dan memiliki sifat antiinflamasi.
Pemanfaatan lamun dalam bidang kesehatan melibatkan penggunaan berbagai
komponen aktif yang terkandung di dalamnya untuk berbagai tujuan. Berikut
adalah beberapa contoh pemanfaatan lamun dalam bidang kesehatan:

1. Produk Perawatan Kulit: Ekstrak lamun telah digunakan dalam produk-


produk perawatan kulit, seperti krim, lotion, atau masker wajah. Lamun
mengandung senyawa-senyawa yang dapat membantu melembabkan kulit,
mengurangi peradangan, meningkatkan kecerahan kulit, dan melindungi
kulit dari kerusakan oksidatif.
2. Perawatan Rambut: Ekstrak lamun juga digunakan dalam produk perawatan
rambut, seperti sampo, kondisioner, atau serum. Lamun dapat membantu
memperbaiki tekstur rambut, memberikan kelembutan, mengurangi
ketombe, dan meningkatkan pertumbuhan rambut.
3. Suplemen Kesehatan: Lamun dikonsumsi dalam bentuk suplemen sebagai
sumber nutrisi yang kaya akan mineral, vitamin, dan senyawa bioaktif.
Suplemen lamun dapat membantu meningkatkan kesehatan umum,
memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mendukung fungsi organ tubuh.
4. Antioksidan dan Antiinflamasi: Beberapa senyawa aktif dalam lamun
memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang dapat membantu
melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif dan peradangan. Hal ini dapat
bermanfaat dalam pencegahan penyakit kronis dan kondisi inflamasi.
5. Pengobatan Tradisional: Beberapa budaya tradisional menggunakan lamun
sebagai bahan dalam pengobatan herbal untuk berbagai kondisi kesehatan,
seperti luka, peradangan, infeksi, atau masalah pencernaan. Namun, perlu
penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi efek dan keamanan penggunaan
lamun dalam konteks ini.

Pemanfaatan lamun dalam bidang kesehatan masih menjadi area penelitian


yang aktif, dan banyak studi sedang dilakukan untuk lebih memahami potensi
dan keuntungan kesehatan yang dapat diperoleh dari lamun. Penting untuk
mencatat bahwa penggunaan lamun dalam konteks medis harus didukung oleh
bukti ilmiah yang kuat dan dikonsultasikan dengan profesional kesehatan yang
kompeten sebelum digunakan.Lamun memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah gambaran umum tentang
kelebihan dan kekurangan lamun:

Kelebihan Lamun:

1. Keanekaragaman Hayati: Lamun merupakan habitat yang penting bagi


berbagai spesies laut. Mereka menyediakan tempat berlindung, reproduksi,
dan sumber makanan bagi banyak organisme laut, termasuk ikan, moluska,
udang, dan kerang.
2. Stabilisasi Pesisir: Lamun memiliki akar yang kuat yang membantu
mengikat substrat dasar laut dan mengurangi erosi pantai. Mereka
membantu menjaga kestabilan pantai dan melindungi garis pantai dari
kerusakan akibat gelombang dan arus air.
3. Penyaringan Air: Lamun memiliki kemampuan untuk menyaring air dan
menghilangkan nutrisi berlebih dan partikel-partikel kecil dari lingkungan
mereka. Hal ini membantu memperbaiki kejernihan air dan
mempertahankan kualitas perairan.
4. Penyimpanan Karbon: Lamun dapat menyerap dan menyimpan karbon
dioksida dari atmosfer. Dalam proses ini, lamun dapat membantu
mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dan berkontribusi
dalam mengurangi perubahan iklim.

Kekurangan Lamun:

1. Rentan terhadap Gangguan Lingkungan: Lamun rentan terhadap perubahan


lingkungan seperti perubahan suhu air, salinitas, dan kualitas perairan.
Perubahan ini dapat mengganggu pertumbuhan dan kelangsungan hidup
lamun.
2. Polusi dan Kerusakan Habitat: Pencemaran dan kerusakan habitat oleh
aktivitas manusia seperti polusi, limbah industri, pembangunan pantai, dan
penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab dapat mengancam
populasi lamun.
3. Kerentanan Terhadap Perubahan Iklim: Lamun rentan terhadap perubahan
iklim, termasuk peningkatan suhu air dan peningkatan tingkat keasaman air
laut. Perubahan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan
hidup lamun.
4. Pertumbuhan yang Lambat: Lamun memiliki pertumbuhan yang relatif
lambat dibandingkan dengan tumbuhan lainnya. Ini berarti pemulihan
populasi lamun yang terganggu membutuhkan waktu yang lama.

Penting untuk menjaga dan melindungi populasi lamun serta habitatnya untuk
mempertahankan manfaat ekologis yang penting yang diberikan oleh lamun.
Upaya konservasi dan tindakan yang bertanggung jawab dalam penggunaan dan
pengelolaan sumber daya laut menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan
lamun dan ekosistem laut secara keseluruhan.

Lamun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan.


Berikut adalah gambaran umum tentang kelebihan dan kekurangan lamun:

Pemanfaatan lamun dalam industri farmasi menawarkan prospek yang menarik


karena banyaknya senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya. Beberapa
prospek pemanfaatan lamun dalam industri farmasi meliputi:

1. Penemuan Obat Baru: Lamun dapat menjadi sumber potensial untuk


penemuan obat baru. Lamun mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti
polifenol, alkaloid, terpenoid, dan peptida antimikroba yang memiliki
potensi untuk pengembangan obat-obatan baru. Senyawa-senyawa ini dapat
dieksplorasi lebih lanjut untuk pengobatan penyakit seperti kanker, infeksi,
penyakit jantung, dan gangguan inflamasi.
2. Antioksidan dan Antiinflamasi: Lamun mengandung senyawa dengan sifat
antioksidan dan antiinflamasi yang kuat. Senyawa-senyawa ini dapat
digunakan dalam formulasi obat atau suplemen untuk melawan stres
oksidatif dan peradangan dalam tubuh.
3. Sistem Penghantaran Obat: Ekstrak atau komponen aktif dari lamun dapat
digunakan dalam pengembangan sistem penghantaran obat, seperti
nanosistem atau mikrosistem, untuk meningkatkan efisiensi dan target
pengiriman obat ke jaringan atau organ tertentu dalam tubuh.
4. Perawatan Luka: Beberapa jenis lamun telah diteliti untuk potensinya dalam
penyembuhan luka. Lamun mengandung senyawa yang dapat mempercepat
proses penyembuhan luka, meningkatkan regenerasi jaringan, dan
melindungi luka dari infeksi.
5. Antioksidan dan Anti-Aging dalam Kosmetik: Senyawa antioksidan yang
terdapat dalam lamun dapat digunakan dalam produk-produk kosmetik untuk
melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan memperlambat
proses penuaan kulit.
2. Namun, penting untuk dicatat bahwa pemanfaatan lamun dalam industri
farmasi masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Diperlukan studi
lanjutan, uji klinis, dan penelitian lebih mendalam untuk memahami potensi
penuh lamun dan mengevaluasi efek samping serta keamanan
penggunaannya.
KESIMPULAN

Lamun (Seagrass) adalah tanaman laut berbunga yang sering ditemukan


di wilayah pesisir. Lamun merupakan satu dari sekian organisme yang
mengalami evolusi konvergen dan berevolusi secara mandiri di waktu-waktu
tertentu. Lamun (E. acoroides) termasuk jenis terbanyak yang ditemukan di
Indonesia dengan ukuran morfologi yang besar.. Tanaman Lamun (Enhalus
acoroides) mengandung senyawa fenol dan flavonoid yang dapat digunakan
sebagai agen depigmentasi melalui penghambatan enzim tirosinase. Ekstrak
etanol tanaman lamun diformulasikan ke dalam bentuk etosom untuk
meningkatkan kemampuan penetrasi senyawa melalui stratum korneum.
Etosom ekstrak tanaman lamun (E. acoroides) pada kulit memiliki aktivitas
menghambat enzim tirosinase yang dapat mencerahkan kulit, sehingga ekstrak
tanaman lamun memiliki potensi untuk dibuat formulasi menjadi sediaan
kosmetik berbentuk sediaan gel pelembab. Dengan prosedur pengolahan yang
terdiri dari : pengambilan, preparasi, dan identifikasi lamun, pembuatan ekstrak
tanaman, pemeriksaan karakteristik ekstrak, pembuatan etosom ekstrak lamun,
dan pembuatan gel pelembab. Untuk pengujian stabilitas fisik sediaan
pelembab gel terdiri dari uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar, uji
ph, dan uji iritasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arif.M (dkk), Formulasi Sediaan Gel Etosom Ekstrak Lamun (Enhalus


acoroides) Sebagai Pencerah dan Pelembab Pada Kulit, Jurnal Kartika Kimia,
Jakarta ; 2021 : 1-2.

Berth-Jones J, Topical Therapy [Internet], Rook’s Textbook of Dermatology, Wiley-


Blackwell; 2010, p, 1–52

R V, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, Yogyakarta, Univ Gadjah Mada Press, 1994

Thassu D, Pathak Y, Deleers M, Nanoparticulate Drug-Delivery Systems: An


Overview [Internet], Nanoparticulate Drug Delivery Systems, CRC Press; 2007, p, 1–
31, Available from: http://dx,doi,org/10,1201/9781420008449- 1

Anda mungkin juga menyukai