RUMPUT LAUT
1. A. Rusdiyansyah
2. Afifah Baatul Arriqah
3. Arman
4. Irsal Aiman
5. Mersy Yolanda
6. Nurhalizah Audiah
7. Achmad Affandi
8. Alfian Renaldi
9. Ayu Astuti Asri
10. Amanda Ameli Putri
11. Megawati
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu hasil laut yang dapat menghasilkan devisa
negara dan merupakan sumber pendapatan masyarakat pesisir. Sampai saat ini
sebagian besar rumput laut umumnya diekspor dalam bentuk bahan mentah
berupa rumput laut kering, sedangkan hasil olahan rumput laut seperti agar-agar,
karaginan, dan alginat masih di impor dalam jumlah yang cukup besar dengan
harga yang tinggi. Hasil pengolahan pascapanen rumput laut dari Indonesia
kebanyakan belum sesuai dengan permintaan pasar karena mutu yang masih
dinilai rendah.
Rumput laut merupakan salah satu hasil perikanan yang cukup penting di
Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan nelayan/petani maupun sebagai
sumber devisa negara. Selain sebagai bahan baku industri, rumput laut dapat
diolah menjadi berbagai makanan siap saji salah satunya sirup rumput laut.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki
interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika
semua negara baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk
menyediakan suplay pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan
melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat
memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi.
Sirup rumput laut іnі merupakan alternatif tambahan serat dan iodium уаng
berguna untuk mencegah atau mengatasi kretinisme, pembesaran kelanjar tiroid
(gondok) dan penurunan hormon tiroid. Dаrі hasil analisis laboratorium уаng
telah dilakukan BBP2HP terhadap sirup rumput laut ini, didapat hasil kandungan
air уаng terkandung аdаlаh sebanyak 52,50%, lemak 0,31%, fosfor 87,76 mEq/L,
viskositas 1050 cp, dеngаn total padatan terlarut 46,4 mg/L (Elma 2016).
1.1.2 Tujuan
A. Mahasiswa mampu menyiapkan bahanuntuk produksi sirup
yang menjamin mutu bahan dan standar kebersihan
B. Mahasiswa mampu menghasilkan produk sirup rumput laut
PENCUCIAN
RUMPUT LAUT
PEGHALUSAN RUMPUT
LAUT DENGAN BLENDER
PENCUCIAN RUMPUT
LAUT DENGAN AIR
PENCAMPURAN GULA
PENDINGINAN/PENAMBAH
AN ESSENCE PADA SIRUP
(Sumber: laporan lengkap praktikum Teknologi Proses Agro
Pembuatan sirup rumput laut oleh Wahyuddin)
1.3 PEMBAHASAN
Rasa pada sirup rumput laut manis karena adanya penambahan
gula. Pada sirup rumput laut juga ditambahkan essence lemon untuk
memberikan rasa lemon sehingga rasa rumput laut pada sirup tidak
terlalu dominan.
CONTOH KASUS
2.1 PENDAHULUAN
2.1.2 Tujuan
PENGGORENGAN
4.2 PEMBAHASAN
Stik rumput laut adalah makanan ringan yang terbuat dari
adonan tepung tapioka dan tepung terigu yang diramu dengan
tambahan berupa rumput laut spesies Eucheuma cottoni. Makanan ini
biasanya menumbuhkan selera makan dan bisa juga sekedar sebagai
makanan kecil saat santai ataupun saat beraktifitas.
CONTOH KASUS
Di NTB, khususnya pulau Lombok, terdapat berbagai olahan rumput laut
seperti dodol,manisan, dan jelly yang dijadikan ole-ole khas Lombok. Maka dari
itu perlu inovasi terbaru yaitu stik rumput laut, karena olahan ini masih jarang
digunakan.Tetapi, sulit untuk mendapat bahan baku yaitu rumput laut dengan
kualitas baik, selain itu tenaga kerja yang kurang terampil dan pengetahuan
masyarakat terhadap pendistribusian masih minim.
Oleh karena itu diperlukan pelatihan khusus untuk membudidaya dan
mengolah stik rumput laut agar mendapat cita rasa unik dan beragam, bernutrisi
tinggi dengan harga terjangakau sehingga bisa di konsumsi oleh semua kalangan.
Dalam hal pendistribusian, stik rumput laut bisa dijual ke pasar-pasar tradisional,
warung-warung kecil,toko ole-ole,kantin kampus,supermarket, maupun penjualan
secara online.selain itu juga bisa membuka kesempatan orang lain untuk menjadi
agen sehingga produk bisa menyebar luas.
Karakteristik Bahan :
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, dimaksukan agar dapat melihat
pengaruh konsentrasi tepung terigu pada adonan rumput laut yang telah dibuat.
Penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) kali perlakuan dan 5 (lima) kali
pengulangan sehingga diperoleh 20 unit sampel dengan masing-masing
konsentrasi rumput laut dan tepung terigu seperti pada (Table 1).
Komposisi Komposisi
rumput laut
Teknik sampling produk hasil olahan, cemilan stick rumput laut (eucheuma
cottonnii) akan dinilai oleh penelis dengan mencicipi produk dan memberikan
penilaian sesuai prosedur uji organoleptik. Analisis data digunakan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi tepung terigu terhadap stick rumput laut
(eucheuma cottonnii) maka digunakan metode Rancang Acak Lengkap (RAL)
menurut (Gaspersz, 1994).
Dimana:
Yi : Pengaruh perlakuan ke – i
j : 1,2, ..5 (jumlah satuan percobaan atau jumlah ulangan dalam perlakuan
ke - i)
1) Rasa
Berdasarkan analisi sensori terhadap rasa dari stik rumput laut yang dibuat
memiliki rasa pedas dari cabai dan memiliki rasa gurih. Hal itu di karenakan
tepung bumbu yang digunakan pada saat proses pembuatan pas dan sesuai
prosedur.
Penilaian dari tabel diatas :
2) Warna
3) Aroma
Hasil organoleptik terhadap aroma tertinggi terdapat pada perlakuan
RL1 (500gram/300gram), tercium aroma rumput laut yang masih alami
dan amis, memiliki nilai rata-rata relatif terendah dengan perlakuan lain.
Aroma alami yang amis dan pekat masih tercium diduga berasal dari
bahan rumput laut itu sendiri dan terutama pada penambahan gula yang
berfungsi untuk menambah bau yang khas pada rumput laut tersebut
(Luthfi 2011; Yuliani 2015). Aroma stik rumput laut adalah aroma cabai
karena adonanannya dicampurkan cabai. Itu dikarenakan adonan yang
dibuat dicampurkan dengan cabai. Pada hasil penelitian uji organaoleptik
aroma cemilan stick rumput laut dengan penilaian rata-rata panelis
terhadap nilai aroma cemilan stick rumput laut berkisar 6,2 (sangat tidak
suka dan sangat suka). Nilai aroma tertinggi dihasilkan pada cemilan stick
rumput laut pada RAL 4 dan RAL ke5 yang memiliki nilai rata-rata
sebesar 6,2. Sedangkan nilai aroma terendah pada cemilan stick rumput
laut terdapat pada RAL1 yang memiliki nilai rata-rata 6.
Stik rumput laut yang memiliki tekstur yang renyah atau crispy, ini
dikarena saat penggorengan dan proses pembuatannya menggunakan api
yang sedang dan sesuai dengan prosedur yang ada. Subyektivitas panelis
sangat mempengaruhi penilaian terhadap tekstur cemilan stick rumput
laut. Secara umum, dapat diketahui bahwa panelis cenderung menyukai
cemilan stick yang intensitas teksturnya tidak terlalu keras.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat nilai tekstur prodak cemilan
stick rumput laut (Eucheuma cottonnii) pada (Gambar 3), menunjukan
nilai tekstur tertinggi sebesar 6.7 poin, hal ini menunjukan pada RL4
(500gram/600gram) memiliki nilai tertinggi dengan nilai tingkat
kesukaan penelis adalah 6.7 poin. Perlakuan satu (RL1
500gram/300gram) memperoleh nilai tingkat kesukaan penelis sebesar
5,8 poin. Hal ini terjadi karena pada penambahan konsentrasi tepung
terigu dan serat alami rumput laut yang seimbang menjadikan cemilan
stick rumput laut memiliki tekstur yang kenyal dan gurih, ukuranya pipih
memanjang, menyerupai bentuk permen rumput laut dalam kemasan
yang sudah beredar di pasaran. Lebih lanjut (Dangkua 2015)
menjelaskan karakteristik kiamiawi produk stik rumput laut diperoleh
hasil bahwa penambahan rumput laut berpengaruh nyata terhadap kadar
air, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur, lemak, protein dan
karbohidrat. Perubahan nilai tekstur tersebut di-mungkinkan karena
rumput laut mengandung karaginan yang memiliki kemampuan atau daya
ikat air. Peningkatan kekenyalan ini karena perbedaan persentase dari
bahan yang digunakan dalam pembuatan cemilan stick rumput laut dapat
memiliki tekstur yang berbeda. Perbedaan tekstur cemilan stick juga
diduga karena tepung rumput laut sebagai bahan penstabil dan bahan
pengemulsi men- dominasi bahan-bahan lain. Hal ini seragam dengan
penelitian yang dilakukan (Sinurat et al., 2006; Amrullah, 2015)
menjelaskan nilai dari kualitas organoleptik ditentukan oleh rasa, warna,
bau atau aroma, serta tekstur, dimana tekstur cukup memegang peranan
besar dalam produk pangan. Pada produk cemilan stick rumput laut
semakin empuk tekstur yang dihasilkan maka diperlukan sedikit tenaga
untuk mengunyah makanan tersebut. Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa penambahan tepung terigu rumput laut memberikan
pengaruh terhadap penilaian organoleptik tekstur cemilan stick rumput
laut. Perlakuan RL4 menghasilkan tekstur yang hampir sama menurut
panelis. Karakteristik cemilan stick rumput laut tersebut kering dan
dipermukaan memilik tekstur halus dan tetap setengah basah atau
memiliki sifat elastisitas bila digigit dan stick yang dihasilkan tidak
terlalu keras sehingga panelis menyukainya. Secara umum, dapat
diketahui bahwa panelis cenderung menyukai cemilan stick yang
intensitas teksturnya tidak terlalu keras. Pada hasil penelitian uji
organaoleptik tekstur cemilan stick rumput laut dengan penilaian rata-rata
panelis terhadap nilai aroma cemilan stick rumput laut RL4 sebesar 6.7
poin (sangat suka) dan nilai tekstur terendah pada cemilan stick rumput
laut RL1 sebesar 5.8 poin (sangat tidak suka).
Tael 5. Nilai tekstur cemilan stick rumput laut (Eucheuma cottnii)
3.1 PENDAHULUAN
PENGHALUSA
PERENDAMAN PENCUCIAN
N BAHAN
3.3 PEMBAHASAN
Berdasarkkan analisis sensori terhadap rasa dari kerupuk rumput laut, terasa
gurih karena adanya penambahan garam dan penyedap rasa dalam adonan. Warna
yang dihasilkan dari kerupuk rumput laut berwarna kuning keemasan. Warna
berasal dari hasil penggorengan dengan panas yang tepat saat penggorengan. Pada
saat pembuatan tidak digunakan penambah warna makanan.
Aroma ini perpaduan antara bahan-bahan yang ada dalam adonan terigu paling
dominan tetapi tetap sedap karena adanya penambahan bawang putih dan
pennyedap rasa. Tekstur rumput laur renyah dan gurih. Hal itu disebabkan karena
proses pemotongan sangat tipis sehingga pada saat digoreng mengembang.
CONTOH KASUS
1) Rumput laut air tawar. Rumput laut yang digunakan adalah jenis
Euchema tekstur dari rumput laut ini, yaitu kenyal sama dengan
jenis rumput laut biasanya.
2) Tepung terigu yang digunakan adalah tepung yang rendah protein
10,5%-11,5% karena cocok untuk pembuatan krispi.
3) Tepung kanji adalah tepung singkong, keduanya mampu
merekatkan bahan-bahan sehingga banyak digunakan pada
makanan. Bertekstur kesat,ringan, dan mudah melekat. Tepung
kanji mudah ditemui di pasaran.
4) Air yang digunakan sudah layak di konsumsi,seperti air bersih
tidak mengandung kuman penyakit sesuai dengan syarat
kementerian kesehatan. Tujuan penggunaan air yaitu utnuk
mencampur adonan agar mudah terbentuk.
5) Minyak goreng digunakan untuk menggoreng adonan yang sudah
dikeringkan sebelumnya.
6) Bawang putih,garam, dan penyedap digunakan untuk
memberikan rasa sedap pada makanan sehingga bisa
menyelerakan bagi yang mengkonsumsi.
Uji Organoleptik :
Kerenyahan
Perakuan Rerata
Tapioka 60% + Rumput Laut 3,28
15%
Perlakuan Rerata
Tapioka 60% + Rumput 3.08
Laut15% Tapioka 55% + 3,95
Rumput Laut 20%
3,49
Tapioka 50% + Rumput Laut 25%
2,31
Tapioka 45% + Rumput Laut 30%
Tabel 7. Rerata tiap perlakuan uji organoleptik parameter rasa pada kerupuk
sehat dari rumput laut.
rumput laut.
Nilai hasil tertinggi didapatkan dari perlakuan 2 dengan hasil 0,59 dengan
kriteria parameter penelitian :
Kadar serat kasar = 2,63; Kadar air = 9,31; Kerenyahan Warna = 2,96.
(sumber : Iman Setya Dwi Ardani dan Yanuar Rustrianto Buwono, Studi
mutu kerupuk rumput laut (Eucheuma spinosum) kaitan terhadap sifat
Organoleptik, Balai penyuluhan dan pelatihan perikanan Banyuwangi,
2018)
BAB IV
4.1 PENDAHULUAN
Mie merupakan salah satu jenis makanan hasil olahan tepung yang
sudah dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia. Penambahan
rumput laut pada mie basah diharapkan dapat menambah nilai gizi
yang lebih variative bagi masyarakat luas dan pemenuhan gizi
terutama zat gizi mikro, salah satunya adalah iodium. Selain
kandungan iodiumnya, komposisi utama rumput laut adalah
karbohidrat, yang sebagian besar kandungannya terdiri dari polimer
polisakarida yang berbentuk serat. Pada umumnya mie kering yang
beredar di pasaran bahan baku utamanya adalah tepung terigu dimana
koposisi kimianya tidak mengandung vitamin A,tetapi terigu sebagai
bahan baku utama yang terbuat dari biji gandum pun merupakan zat
gisi yang menyediakan energi tubuh dan juga dapat membantu
memperbaiki tekstur serta menambah cita rasa dari bahan pangan. Jadi,
penambahan rumput pada mie basah, diharapakan dapat meningkatkan
kandungan iodium dan serat dalam mie basah.
4.1.2 TUJUAN
B. Langkah Kerja/SOP
1) Rumput laut direndam dalam air kapur selama semalam,
setelah sehari airnya diganti
2) Rumput laut dicuci dengan air bersih kemudian potong
rumput laut menjadi kecil-kecil
3) Setelah dipotong kecil-kecil, rumput laut diblender dengan
ditambahkan sedikit air kemudian rumput laut yang telah
halus disaring dan diambil airnya atau pastanya
4) Siapkan tepung terigu, tepung terigu kemudian ditaruh
dibaskom plastik, lalu campurkan dengan pasta rumput laut
5) Sebelum adonan tercampur dengan rata, tambahkan adonan
dengan 1 butir telur kemudian aduk hingga rata.
6) Setelah adonan tercampur rata, adonan dikatalis atau
dihaluskan
7) Setelah kalis cetak adonan pada mesin pembuat mie.
8) Setelah selesai dicetak mie yang sudah jadi diletakkan
diloyang dengan dibubuhkan dengan sisa tepung terigu
supaya mie tidak lengket
9) Setelah semua adonan menjadi mie, mie siap dikemas atau
dimasak
PERENDAMAN
PENCUCIAN BAHAN
PENGHALUSAN BAHAN
PENCAMPURAN
ADONAN
PENCETAKAN MIE
PEMASAKAN MIE
ANALISA SENSORI
(Sumber: laporan lengkap praktikum Teknologi Proses Agro
Pembuatan
4.2 PEMBAHASAN
Rasa pada mie rumput laut terasa hambar karena pada proses pembuatan
tidak menambahkan sedikitpun penyedap rasa atau MSG. Warna yang dihasilan
berwarna kuning pucat. Bahkan sudah mewakili warna putih, karena satu-satunya
bahan pewarna yang digunakan adalah kuning telur. Hanya satu telur dan tidak
berpengaruh terhadap perubahan warna mie. Aroma hanya berasal pada salah satu
bahan yang digunakan yaitu terigu. Tekstur dari mie rumput laut kenyal dan
lembek. Dikarenakan terlalu banyak penambahan air pada saat rumput laut
diblender.
CONTOH KASUS
Karakteristik bahan :
A. Rumput laut
Rumput laut mempunyai nutrisi cukup lengkap. Secara kimia
rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat
(33,3%), lemak (8,65%), serat kasar (3%) dan abu (22,5%). Selain itu
juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin
(A,B,C,D,E, dan K) dan makro mineral seperti nitrogen,oksigen,
kalsium, dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi,
magnesium, dan natrium.
B. Tepung terigu
Sebagai bahan utama pembuatan mie yang berfungsi sebagai
pembentuk struktur dan karakteristik mie.
C. Air
Berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan tambahan dalam pembuatan
mie, sehingga dapat terdispensi secara merata. Selain itu sangat
berperan dalam menentukan rheologi dari adonan,
D. Telur
Secara umum penambahan telur dimaksudkan untuk meningkatkan
mutu protein mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga
tidak mudah terputus-putus. Kuning telur digunakan sebagai
pengemulsi karena dalam kuning telur terdapat lechitin, yang berfungsi
mempercepat hidrasi air pada tepung dan untuk mengembangkan
adonan. Penambahan telur juga akan memberikan warna yang
seragam.
Hasil dan pembahasan
Nilai Rupa
Rupa merupakan salah satu parameter yang penting karena merupakan faktor
yang pertama kali dilihat dari konsumen dari suatu produk. Hasil uji mutu
terhadap rupa mie basah dengan menggunakan bahan baku rumput laut pada
table 9.
ULANGAN M0 M1 M2 M3
1 7,16 7,48 7,32
7
2 7,32 7,56 7,16
6,84
3 7,24 7,4 7,08
6,76
Rata-rata 7,24b 7,48b 7,18c
6,86a
Tabel 9. Uji organoleptik terhadap rupa mie basah rumput laut
Hasil analisis organoleptik untuk parameter rupa menunjukkan jumlah rata-rata
yang tertinggi pada mie basah rumput laut adalah pada perlakuan M2 dengan
penambahan tepung rumput laut sebanyak 10% yaitu 7,48. Hal ini dikarenakan
dengan penambahan rumput laut sebanyak 10% tekstur mie basah yang dihasilkan
netral seperti mie pada umumnya.
Nilai Tekstur
Penilaian tekstur dapat berupa kekerasan, elastisitas, atau kekenyalan. Hasil
uji terhadap tekstur mie basah dengan menggunakan bahan baku rumput laut.
Dilihat pada table 10.
ULANGAN M0 M1 M2 M3
1 6,6 7,16 6,44
6,68
2 6,68 6,68 7,24 6,36
Nilai Aroma
Dalam industri pangan, uji terhadap aroma dianggap penting karena dapat
dengan cepat memberikan penilaian terhadap suatu produk. Hasil uji terhadap
aroma mie basah dengan penambahan rumput laut. Dapat dilihat pada Tabel 11.
ULANGAN M0 M1 M2 M3
1 6,68 6,6 6,76
5,4
2 6,36 6,8 6,68
5,48
3 6,68 6,9 6,6
5,56
Rata-rata 6,57b 6,84c 6,68d
5,48a
Tabel 11. Uji organoleptik terhadap aroma mie basah rumput laut
ULANGAN M0 M1 M2 M3
kadar air tertinggi pada mie rumput laut yakni pada perlakauan M3 dengan
penambahan tepung rumput laut sebanyak 15% (47) dan terendah pada
perlakuan M0 tanpa penambahan tepung rumput laut (42,9), hal ini diduga karena
tingginya kandungan air yang terkandung pada rumput laut yang digunakan,
sehingga semakin banyak konsentrasi rumput laut yang digunakan maka
semakin tinggi pula kandungan kadar air yang diperoleh.
Kadar serat kasar
Berdasarkan penelitianterhadap kadar serat pada mie basah dengan
penambahan rumput laut dapat dilihat pada tabel 14.
ULANGAN M0 M1 M2 M3
1 6,5 11 12
1,5
2 8,5 11,5 12,5
2
3 8 9,5 13,5
2,5
Rata-rata 7,6a 10,6b 12,6c
2a
Tabel 14. Nilai rata-rata serat(%) pada mie basah dengan penambahan
rumput laut
5.1 PENDAHULUAN
5.1.1 latar Belakang
Pada umumnya penanganan pasca panen rumput laut perlu diusahakan
secara optimal. Rumput laut kering masih merupakan bahan baku yang perlu
diolah lagi menjadi bentuk dan jenis makanan lain begitupun rumput laut
basah bisa juga dibentuk menjadi jenis makanan lain, contohnya brownies.
Brownies merupakan salah satu jenis roti namun memiliki bentuk bantet
dan terbuat dari coklat sehingga dinamakan brownish (kecoklatan). Bahan-
bahan pembuatan borwnies memang didominasi coklat, seperti bubuk
kakao,coklat cair,coklat pasta, serta saos cokelat.
Kandungan serta pada rumput laut adalah sebesar 3% serat pangan.
Selain melancarkan pencernaan, serat juga dapar membuat perut kenyang
lebih lama, sehingga bisa terhindar dari pola makan yang berlebihan yang bisa
menambah berat badan. Brownies rumput laut dapat menjadi alternative tepat
bagi orang-orang yang menghindari cemilan yang dapat menaikkan berat
badan.
5.1.2 Tujuan
A. Mahasiswa mampu menyiapkan bahan untuk produksi brownies
rumput laut yang menjamin mutu bahan dan standar kebersihan
B. Mahasiswa mampu menghasilkan produk dodol rumput laut
5.1.3 Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan :
1) Pisau
2) Sendok
3) Wadah/baskom
4) Panci pengukus
5) Mixer
6) Loyang
B. Bahan yang digunakan :
1) Tepung terigu segitiga 50 gr
2) Minyak goreng 60 ml
3) Telur ayam 4 butir
4) Margarin 100 gr
5) Gula pasir 150 gr
6) Susu kental manis cokelat 150 ml
7) Cokelat bubuk 30 gr
8) Baking powder 1 sendok teh
9) Rumput laut 100 gr
10) Air secukupnya
10.1.4 Prosedur Praktikum
A. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1) Gunakan baju workshop selama praktikum
2) Mematuhi tata tertib di laboratorium
3) Gunakan penutup kepala, appron, masker mulut, dan sarung
tangan saat praktikum berlangsung
4) Menggunakan peralatan sesuai prosedur
B. Langkah Kerja/Sop
1) Siapkan peralatan dan bahan terlebih dulu
2) Rumput laut yang bersih dipotong-potong sampai kecil
(pengganti sukade)
3) Panci dipanaskan kemudian margarin di cairkan
4) Kocok gula dan telur sampai mengembang
5) Aduk sampai tercampur rata tepung terigu bersama cokelat
dan baking powder
6) Masukkan ke dalam adonan telur dan gula yang telah
mengembang tadi sedikit demi sedikit tepung yang telah
tercampur rata agar tidak terjadi gumpalan-gumpalan kecil
sampai merata
7) Masukkan margarin yang telah dicairkan tadi dalam keadaan
dingin sambil ditambah susu cair cokelat, aduk sampai merata
lalu tambahkan garam
8) Tuang ke dalam loyang yang telah diolesi mentega terlebih
dahulu
9) Kukus selama 10 menit lalu taburi rumput laut, tuang lagi sisa
adonan yang setengahnya, kukus kembali adonan hingga
matang sambil ditutup dengan serbet agar airnyatidak menetes
ke dalam kue yang dikukus sealam 15 menit
10) Angkat, setelah dingin dipotong sesuai selera baru dikemas
dan siap untuk disajikan.
PENCAMPURAN
ADONAN
ADONAN
KUKUS/PANG
PENGEMASAN DITUANG KE
GANG
LOYANG
ADONAN
BROWNIS
5.3 PEMBAHASAN
Warna yang dihasilkan pada pembuatan brownies yaitu coklat dengan rasa
coklat yang juga dominan yang berasal dari bubuk coklat. Tekstur pada rownies
rumput laut lembut karena melalu tahapan yang benar dan adonan sangat res
sebelum memasukkan bahan lainnya seperti minyak dan margarin. Penambahan
coklat ditingkatkan agar aroma rumput laut tidak tercium.
CONTOH KASUS
Uji Organoleptik
Dari hasil uji sensori nilai kenampakan brownies dengan penambahan daging
ikan gabus dan rumput Sargassum sp. berpengaruh tidak nyata. Hal ini
dikarenakan daging ikan gabus dan rumput laut dihaluskan sampai benar-benar
halus sehingga tidak mempengaruhi kenampakan brownies. Kenampakan
merupakan faktor penting dalam suatu produk dan kenampakan mempengaruhi
penerimaan konsumen
Aroma
Dari hasil uji sensori aroma brownies dengan penambahandaging ikan gabus
dan rumput laut Sargassum sp. berpengaruh nyata. Hal ini karena konsentrasi
daging ikan yang diberikan lebih tinggi. Aroma yang dikeluarkan dari makanan
merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indra penciuman
sehingga membangkitkan selera.
Rasa
Dari hasil uji sensori rasa brownies dengan penambahandaging ikan gabus
dan rumput laut Sargassum sp. berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga karena
penggunaan bahan-bahan seperti terigu, gula, susu bubuk, susu cair, dan mentega
yang tidak sebanding dengan konsentrasi daging ikan dan rumput laut yang
digunakan sehingga dapat menguragi rasa ikan dan rumput laut. Selain
dipengaruhi oleh bahan utama rasa suatu produk juga dipengaruhi oleh beberapa
factor seperti senyawa kimia, suhu, konsentrasi, dan interaksi dengan komponen
rasa lain.
Warna
Dari hasil uji sensori rasa brownies dengan penambahandaging ikan gabus
dan rumput laut Sargassum sp. berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga karena
daging ikan gabus dan rumput laut ditutupi oleh penggunaan coklat bubuk dan
coklat cair sehingga tidak berpengaruh pada parameter warna.
Tekstur
Dari hasil uji sensori rasa brownies dengan penambahandaging ikan gabus
dan rumput laut Sargassum sp. berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga karena
daging ikan gabus dan rumput laut tidak sebanding dengan bahan-bahan seperti
gula, terigu, susu coklat dan susu bubuk yang konsentrasinya lebih banyak
sehingga tidak mempengaruhi tekstur brownies dalam penelitian ini dihasilkan
seperti brownies umumnya. Banyak hal yang mempengaruhi tekstur pada bahan
pangan, antara lain rasio kandungan protein, lemak, suhu, pengolahan, kandungan
air, dan aktivitas air.
6.1 PENDAHULUAN
Loyang sampai padat atau mengeras. Potong dodol rumput laut kemudian
keringkan 3-4 hari, lalu kemas dan dalam plastic.
PENCUCIAN PENGHALUSA
RUMPUT LAUT
RUMPUT N RUMPUT
LAUT LAUT
SANTAN PENCAMPURA
PEMASAKAN
DIMASAK N BAHAN
BENTUK PENGERINGAN/PENG
ADONAN EMASAN
6.3 PEMBAHASAN
CONTOH KASUS
Dodol rumput laut adalah salah satu jenis produk makanan yang
berbahan dasar rumput laut. Proses pengolahan dodol rumput laut
yang ada saat ini sangat sederhana, sehingga perlu dikembangkan
upaya memodifikasi teknologi pengolahan dodol rumput laut agar
mampu meningkatkan preferensi (kesukaan) konsumen. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah memberikan formula terbaik
dengan penambahan tepung kanji dan tepung ketan pada dodol
rumput laut (Eucheuma cottoni) terhadap tingkat penerimaan
konsumen. Penelitian ini menggunakan dua perlakuan yaitu
Perlakuan A (konsentrasi tepung kanji masing-masing 20%, 30%,
40% dan 50%) dan Perlakuan B (konsentrasi
tepung ketan (20%, 30%, 40% dan 50%) dengan tiga ulangan.
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini berupa uji
organoleptik/uji hedonik (rasa, warna, dan aroma. Hasil penelitian
menunjukkan perlakuan B1 dengan penambahan tepung kanji 20%
menghasilkan penilaian organoleptik terbaik untuk rasa dan aroma
dodol rumput laut dengan skor rata-rata masing-masing 5,9 dan 5,6,
sedangkan penilaian organoleptik terbaik untuk warna terdapat pada
perlakuan B2 dengan penambahan tepung kanji 30% dengan skor
rata-rata 5,4.
Karakteristik bahan :
A. Rumput laut air tawar adalah jenis euchea dengan tekstue kenyal.
B. Tepung terigu yang rendah protein.
C. Essence vanilla untuk menambah aroma.
D. Garam digunakan untuk membentuk ion hidroksida ketika
dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa.
E. Santan kelapa diperoleh dari pemerasan daging kelapa segar
dengan atau tanpa penambahan air.
F. Gula pasir mengandung karbohidrat sederhana yang mudah diubah
menjadi energi.
G. Tepung ketan biasanya bertekstur kenyal dan agak lengket karena
tingginya zat pati pada ketan itu sendiri.
Uji Organoleptik
Rasa
Table 16. Histogram nilai rata-rata penerimaan panelis terhadap rasa dodol
rumput laut
Keterangan :
Konsentrasi tepung ketan 20% (Perlakuan A1)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rumput laut (Euchema Sp.) merupakan salah satu sumber daya alam
hayati Indonesia, yang mempunyai nilai ekonomis penting dalam industri
kosmetik, pangan dan kesehatan. Rumput laut banyak diolah dalam bentuk
kering setelah melalui proses penjemuran atau menjadi makanan siap
konsumsi, seperti sirup, stik, kerupuk, mie, brownies, dan dodol rumput laut
yang sudah dikenal masyarakat Indonesia. Rumput laut bermanfaat sebagai
antioksidan, anti peradangan, anti diabetes dan anti kanker.
Ardani Iman SD., Buwono Yanuar R. 2018. Studi Mutu Kerupuk Rumput
Laut kaittannya Terhadap Sifat Kimiawi dan Arganopleptik.
Jurnal Ilmu Perikanan vol.9 no.1. Balai Pelatihan dan
Penyuluhan Perikanan. Bayuwangi
Iman Setya Dwi Ardani dan Yanuar Rustrianto Buwono, Studi mutu
kerupuk rumput laut (Eucheuma spinosum) kaitan terhadap
sifat Organoleptik, Balai penyuluhan dan pelatihan perikanan
Banyuwangi, 2018
Ira Maya Abdiani, Evaluasi sensori konsumen pada dodol rumput laut
(Eucheuma cottoni) dengan penambahan tepung kanji dan
tepung ketan, Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan FPIK
Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kampus Pantai Amal
Gedung E,2015
Kartika Gemma Pravitri, Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa, Ilmu
dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri Universitas Mataram,2015