DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Ampas Kelapa
Kacang Hijau
Uji Organoleptik
Serat Pangan
Snack Bar
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan dan Alat
Tahapan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1
Gambar 19 Persentase penerimaan panelis terhadap snack bar
Gambar 20 Snack bar formula terpilih
DAFTAR LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
1
menentukan mutu sari buah belimbing. Bahan penstabil diperlukan untuk mempertahankan sifat
ini (Surahman, 2005). Bahan penstabil yang biasa digunakan adalah CMC (Carboxymethyl
Cellulose), karagenan, gelatin, dan gum arab.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik minuman sari buah belimbing
dengan perbedaan kadar CMC dan sukrosa, serta mendapatkan konsentrasi kadar CMC dan
sukrosa terbaik terhadap minuman sari buah belimbing.
1. Membuat dan menentukan karakteristik sari buah belimbing
2. Mendapatkan konsentrasi terbaik dari beberapa variasi kadar sukrosa dan CMC
(Carboxy Methyl Cellulose)
1.3 Keutamaan
1.4 Luaran yang diharapkan
1. Industri pengolahan sari buah belimbing
2. Jurnal ilmiah atau prosiding seminar
3. HAKI
1.5 Manfaat
1. Bagi petani, dapat meningkatkan nilai tambah buah belimbing dan peluang untuk
melakukan ekspor
2. Bagi mahasiswa, dapat melakukan dan mendapatkan formulasi terbaik dari proses
pembuatan sari buah belimbing.
3. Bagi Universitas, menambah data dan khasanah keilmuan tentang pembuatan dan
formulasi sari buah belimbing
4. Bagi masyarakat, memberikan informasi terkait proses dan formulasi pembuatan sari
buah belimbing
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belimbing
Menurut sejarah persebarannya belimbing termasuk satu jenis buah tropis yang sudah
lama dikenal dan ditanam di Indonesia. Berdasarkan penelusuran dari literatur, ditemukan bahwa
tanaman Belimbing berasal dari kawasan Asia, terutama Malaysia. Namun Nikolai Ivanovich
Vavilovanaman, seorang botanis asal Soviet memastikan sentra utama tanaman belimbing adalah
India, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya (Rukmana,
1996).
Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai pengklasifikasian Belimbing manis dalam
dunia tumbuh-tumbuhan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Oxilidales
Family : Oxilidaceae
Genus : Averrhoa
Species : Averrhoa carambola L.
1
2.2 Kandungan gizi dan manfaat
Buah-buahan sangat penting manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Manfaat buah-buahan
yang utama adalah sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral nabati yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan jasmani sekaligus kesehatan. Belimbing memiliki banyak kandungan gizi
yang terkandung di dalamnya. Adapun kandungan gizi yang terdapat pada buah belimbing
ditujukkan oleh Tabel 1.
Protein 0.40 g
Lemak 0.40 g
Karbohidrat 8.80 g
Kalsium 4.00 mg
Fosfor 12.00 mg
Vit A 170.00 SI
Vit B1 0.30 mg
Vit C 35.00 mg
Air 90.00 g
Serat 0.90 g
1
bahwa yang paling banyak adalah kandungan air. Oleh karena itu, diperlukan suatu penanganan
pascapanen dan pengolahan hasil yang tepat untuk buah ini, mengingat sifatnya yang mudah
rusak dan mengandung banyak air.
Buah belimbing manis dapat berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgesik dan diuretik.
Kegunaan dari buah belimbing manis adalah digunakan sebagai obat batuk, demam, kencing
manis, kolesterol tinggi dan sakit tenggorokan (Soedibyo, 1998).
1
zat-zat terlarutnya mudah diserap oleh tubuh. Dengan dibuat jus, dinding sel selulosa dari buah
akan hancur dan larut sehingga lebih mudah untuk dicerna oleh lambung dan saluran pencernaan
(Wirakusumah, 2013).
2.4 Penstabil/Pengental
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, penstabil (stabilizer) adalah
bahan tambahan pangan untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogeni pada pangan.
Menjaga kestabilan sari buah dapat dilakukan dengan penambahan bahan penstabil. Bahan
penstabil (stabilizer) menurut Suryani et al., (1999) berfungsi meningkatkan viskositas atau
kekentalan dari medium pendispersi. Peningkatan kekentalan gerakan dari droplet fasa
terdispersi menjadi lambat sehinga mencegah untuk bergabung satu dengan yang lain. Berikut
beberapa contoh bahan penstabil adalah Carboxy Methyl Celulose (CMC), Karagenan, Gum
Arab, dan Calsium Laktat.
CMC (Carboxy Methyl Cellulose) adalah turunan dari selulosa gum, dibuat dengan
mereaksikan selulosa basa dengan Na-monokloroasetat. Terdapat sebagai bubuk atau granula
berwarna putih sampai krem. Bubuknya bersifat higroskopis. Viskositas CMC dipengaruhi oleh
suhu dan pH. Pada pH<5. Viskositas CMC menurun dan pada pH 5-11 viskositasnya stabil,
Mudah terdispersi di dalam air sampai terbentuk larutan koloid. Tidak larut banyak pelarut.
Berfungsi sebagai pengental, mengurangi rasa asam sitrat, rasa pahit kafein ataupun rasa manis
sukrosa. Sebailknya akan meningkatkan rasa asin NaCl dan rasa manis sakarin (Winarno, 1997).
Gugus polar dari CMC didalam larutan akan mengikat molekul- molekul air lainnya dengan
ikatan hydrogen pula. Molekul - molekul air yang terikat pada CMC ini terimobilisasi dalam
struktur geometri dari molekul CMC. Penyebab terikatnya molekul -molekul air pada CMC
diakibatkan oleh pembentukkan gel atau ikatan silang dan tenanga elektrostatik antar rantai.
Tekstur atau struktur larutan dipengaruhi dengan jalan membatasi gerakan molekul air. Kenaikan
kekentalan larutan CMC tidak berdanding langsung dengan kenaikan konsentrasinya, sebab
pada konsentrasi yang rendah, molekul CMC dapat dengan sempurna mengikat air
disekelilingnya. Kekentalan CMC mencapai cps pada konsentrasi larutan 2% (Ganz, 1977).
1
2.5 Sukrosa
Gula pasir adalah butiran kecil seperti kristal yang terbuat dari proses penggilingan tebu.
Gula termasuk ke dalam golongan senyawa yang disebut karbohidrat yang terdiri atas tiga
golongan yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah contoh gula
sederhana yang merupakan turunan disakarida. Apabila sukrosa dihidrolisis akan dihasilkan dua
molekul gula sederhana yaitu satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Gula dalam
bentuk glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa adalah suatu bahan yang umum
digunakan sebagai ,pemanis (Sugiyono, 2002).
Proses pembuatan sari buah belimbing ditambahkan gula untuk memberikan rasa manis
pada sari buah belimbing, gula yang dipilih untuk pembuatan sari buah belimbing bukan gula
biasa yang terlalu manis dan berwarna coklat tetapi gula pasir yang berwarna putih, halus dan
juga tingkat kemanisanya rendah. Memilih gula dengan ciri-ciri tersebut agar tidak menonjolkan
kemanisan yang tinggi, bahkan apabila rasa dari pada sari buah sudah manis sebelum
penambahan gula, tidak akan dilakukan penambahan gula pada sari buah tersebut di karenakan
tingkat kemanisan buah yang sudah tinggi.
1
METODOLOGI
Prosedur Penelitian
Tahap 1 : Proses ekstraksi buah
Tahap 2 : Proses pencampuran larutan gula dengan CMC
Tahap 3 : Proses pencampuran ekstrak sari buah dengan larutan gula + CMC
Tahap 4 : Proses pengemasan dan pasteurisasi
1
Proses ekstraksi buah
Proses ekstraksi buah belimbing diawali dengan memilih buah yang sesuai dengan
kualitas untuk pembuatan sari buah ( stadia kematangan 5 - 6, dipilih yang utuh, tidak busuk dan
telah matang penuh), mencucinya hingga bersih pada air yang mengalir, selanjutnya dilakukan
blansir supaya menginaktifkan enzim polifenol oksidase dan untuk menjaga kestabilan warna
buah ketika diolah menjadi sari buah, lalu selanjutnya masukkan ke dalam juicer sampai hancur
selama ± 2 menit setelah itu ukur volume ekstrak yang di hasilkan.
Desain Penelitian
1
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor
pertama adalah konsentrasi CMC, yaitu dengan konsentrasi 0,1%, 0,3%,dan 0,5%. Faktor kedua
yaitu, konsentrasi gula pasir (Sukrosa) (5%, 10% dan 15%) serta kontrol (tidak diberikan
tambahan CMC dan sukrosa, sehingga di dapat sepuluh satuan percobaan. Data di olah
menggunakan uji F. Jika hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh pada uji Annova taraf 5%,
akan dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Data secara kualitatif dirubah
menjadi data kuantitatif dengan menggunakan simbol angka. Adapun rancangan percobaan
menurut Steel dan Torrie ( 1989) adalah :
Yijk = Respon pengaruh faktor penambahan jenis penstabil dan kadar sukrosa
(αβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan penambahan bahan penstabil pada jenis ke-
i dan kadar sukrosa pada konsentrasi ke-j
1
minuman sari buah belimbing yang dihasilkan
Pengaruh interaksi faktor jenis bahan penstabil (A) dan konsentrasi kadar sukrosa (B)
terhadap karakteristik minuman sari buah belimbing
1
Prosedur Analisis
1. Analisis Total Asam - Sutedjo et al. (2015)
1
Pengujian total asam dilaksanakan ketika sari buah sudah selesai dibuat dan
dilakukan di laboratorium Teknologi Pangan, Universitas Trilogi.
Menganalisis total asam dilakukan dengan memasukkan 10 ml sampel ke dalam
labu ukur 100 ml, kemudian ditambah akuades sampai tanda batas, selanjutnya
dihomogenkan dan disaring. Diambil filtrat sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. Menambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein. Dititrasi dengan larutan
NaOH 0.1 N sampai warna larutan berubah menjadi merah muda dan warna tersebut
tidak berubah kembali selama 30 detik. Pada akhir titrasi dihitung jumlah NaOH yang
digunakan. Kemudian untuk mengetahui nilai total asam produk menggunakan
perhitungan sebagai berikut :
VNaOH × NNaOH × P × BE asam
Total asam ( % )= ×100 %
Ms × 1000 ❑
1
Pengujian kadar vitamin C dilakukan di laboratorium saraswati, Bogor, Jawa
Barat, ketika belimbing sudah diolah menjadi produk akhir dan telah melalui tahap
pasteurisasi dan pengemasan.
Menganalisis kadar vitamin C dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak 10-
30 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan selanjutnya ditambah
aquades sampai tanda batas. Kemudian filtrat dihomogenkan dan disaring dengan kertas
saring. Filtrat yang diperoleh diambil 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml
kemudian 1 ml amilum 1% ditambahkan ke dalamnya. Filtrat yang telah ditambahkan
dengan amilum dititrasi dengan larutan iodium standar 0.01 N sampai terjadi perubahan
warna. Kadar vitamin C dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Vi×0.01N×fp×88 ×100
Vitamin C (%)=
Ms(mg) ❑
1
Pengujian warna sari buah, diperoleh dengan menempatkan sampel dalam wadah
plastik bening, tempelkan colour reader pada permukaan sampel, tombol pembacaan
diatur pada L*, a*, b* , lalu tekan tombol target, hasil pembacaan dicatat.
6. Uji Organoleptik (Wijaya, 2010)
Uji organoleptik dilakukan di laboratorium teknologi pangan, Universitas Trilogi,
ketika belimbing sudah diolah menjadi sari buah.
Pengujian organoleptik pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi
terbaik yang selanjutnya akan dilanjutkan analisis fisiko-kimia. Kriteria formulasi terbaik
didapat dari hasil pengolahan data uji Anova yang tertinggi. Delapan formulasi (P1S0,
P1S1, P1S2, P1S3, P2S0, P2S1, P2S2, P2S3) dilakukan uji rating hedonic pada atribut
warna, aroma, rasa, tekstur, after taste. Skala yang digunakan adalah 1 hingga 5 (1=
sangat tidak suka hingga 5 = sangat suka). Panelis yang digunakan adalah panelis semi
terlatih sebanyak 20 orang. Data akan diolah dengan uji ANOVA dengan α=0,05 dan uji
lanjut dengan uji Duncan.
7. Analisis kadar protein (960.52 AOAC 2012)
Uji kadar protein dilakukan di laboratorium saraswati, Bogor, Jawa Barat ketika
belimbing sudah diolah menjadi sari buah dan melalui tahap pasteurisasi dan
pengemasan.
Pengukuran kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl. Pengukuran
dilakukan melalui tiga tahap, yakni digesti, destilasi dan titrasi. Pada tahap digesti
sebanyak 0,5 g sampel padat atau 1 g sampel cairditimbang terlebih dahulu kedalam labu
kjeldahl dan ditambambahkan 5 g selenium. Lau ditambahkan 12,5 ml H2SO4 dan
selanjutnya sampel didihkan selama 4-5 jam sampai cairan jernih, lalu dilakukan
pendinginan. Selanjutnya tahap destilasi, air destilata ditambahkan secara perlahan lewat
dinding labu dengan digoyangkan perlahan agar kristal yang terbentuk dapat larut
kembali. selanjutnya isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi dan labu dibilas
sebanyak lima sampai eman kali dengan 1-2 ml air destilata. Air cucian dipindahkan ke
labu destilasi dan ditambahkan 8-10 ml larutan 60% NaOH. Erlenmeyer 250 ml diisi
dengan 20 ml larutan H3BO3 dan ditambahkan 2-3 tetes indikator red-metilen blue
kemudian diletakkan dibawah kondensor, sehingga diperoleh sekitar 15 ml destilat. Pada
tahap titrasi, dilakukan standarisasi larutan HCl 0,1 N terlebih dahulu. Sebanyak 25 ml
1
larutan HCl 0,1 N dipipet kedalam erlenmeyer 250 ml, lalu ditambahkan 2-3 tetes
indikator fenolflatein 1%. Larutan HCl 0,1 N dititrasi dengan NaOH 0,1 N yang telah
distandarisasi sehingga dapat diketahui volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi
hingga menyebabkan perubahan warna larutan menjadi merah muda. Normalitas (N)
larutan HCl dapat dihitung menggunakan rumus :
% N HCl = (mL NaOH x N NaOH)/(mL HCl) x 100%
Tahap selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl 0,1 N terstandar hingga terjadi
perubahan warna dari biru menjadi bening kekuningan sampai diperoleh volume HCl 0,1
N terstandar yang diperlukan untuk titrasi. Selain itu, prosedur yang sama juga dilakukan
penetapan volume HCl standar yang digunakan untuk titrasi blanko.
Kadar protein contoh dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
% N = ((ml HCl-ml blanko)x 0,1N HCl x 14,007 )/(mg sampel ) x 100%
Kadar protein (% bb) = % N x 6,25
Kadar protein (% bk) = (kadar protein (%bb))/(100-kadar air (% bb)) x 100%
W 1−W 2
Kadar lemak (% bb) = x 100 %
W
Keterangan :
1
W = berat sampel (g)
W1 = berat labu + lemak sampel (g)
W2 = berat labu (g)
9. Pengukuran tingkat kemanisan
Pengukuran tingkat kemanisan dilakukan di laboratorium teknologi pangan, Universitas
Trilogi, ketika sebelum diolah dan sesudah diolah menjadi sari buah. Pengukuran tingkat
kemanisan diukur menggunakan alat refraktometer, dengan mengambil sampel sabanyak 2-3
tetes, lalu diletakkan pada prisme med lag dan lihat tingkat kemanisan pada bagian ocular.
10. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di laboratorium teknologi pangan, Universitas Trilogi, ketika
belimbing sudah diolah menjadi sari buah (sebelum dan sesudah pasteurisasi) serta pengemasan.
Produk di simpan pada suhu rendah (lemari es). Pengamatan selesai sampai produk
mengalami kerusakan dan tidak layak di konsumsi.
1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui tiga sampel formulasi yang disukai
oleh panelis. Perlakuan pendahuluan, yaitu penentuan kadar sukrosa dan kadar CMC pada
minuman sari buah belimbing.
Kode Perlakuan
123 231 312 456 564 645 789 897 979 147
Warna 58 74 67 71 57 65 58 66 67 53
Aroma 54 65 67 66 59 67 64 69 70 50
Rasa 47 77 57 52 53 60 50 71 74 46
Tekstur 68 77 74 63 61 64 52 59 57 59
After taste 50 71 65 63 60 59 54 63 68 47
Keseluruhan 53 78 66 61 57 64 54 67 69 49
Total 330 442 396 376 347 379 332 395 405 304
Ket :
1
Uji Organolepti k
warna aroma rasa tekstur
after taste keseluruhan Total
443
435
425
421
417
415
411
407
366
251
77
76
75
75
74
74
74
74
74
73
73
73
72
72
72
72
72
72
72
71
71
71
71
71
71
70
70
70
70
69
69
69
69
69
69
68
68
68
68
68
68
68
67
67
66
66
65
63
63
61
60
59
59
58
53
51
49
34
31
27
123 231 312 456 564 645 789 897 979 147
pH (derajat keasaman)
6
5 5.482 5.548
4 4.441 4.42 4.494 4.409 4.289 4.269
3
2
1
0
S3 S5 S6 SC
pH Ul I pH Ul II
1
Tingkat Kemanisan °brix
18
16
16.1 16.4 16.2 16
14 14.8 15.2
12
10
8
6
4
4.1 4
2
0
S3 S5 S6 SC
Vitamin c
Vitamin C (mg/100 g) Ul I Vitamin C (mg/100 g) Ul II
0
0
0
0
0
0
0
0
S3 S5 S6 SC
1
Protein
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
S3 S5 S6 SC
lemak total
Lemak total (%) Ul I Lemak total (%) Ul II
0
0
0
0
0
0
0
0
S3 S5 S6 SC
4.2.7. Viskositas
Viskositas (kekentalan)
14
12
10
8
6
4
2
0
S3 S5 S6 SC
1
4.2.8. Uji Warna
uji warna
S3 S5 S6 SC
79.67
79.68
77.87
77.97
77.44
75.81
77.3
74.9
62.99
62.23
59.03
58.72
58.43
57.59
57.48
55
43.56
43.35
40.35
40.11
39.04
38.58
33.16
32.91
10.56
9.78
9.74
8.65
8.63
6.02
6.06
9.8
L a b Hue L a b Hue
Ul 1 Ul 2
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, N dan Pasaribu, E. 2005. Pengaruh Temperatur dalam Pembuatan Yoghurt dari
Berbagai Jenis Susu dengan Menggunakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus The Effect of Temperature in Making Yoghurt from Various Kind of Milk
Using Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Journal Agribisnis
Peternakan Vol. 1, No. 2
Priadi Dody, Cahyani Yani. 2011. Keanekaragaman Varietas Belimbing Manis (Averhoa
carambola L.) Di Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Cibinong. LIPI.
Berk_Penel_Hayati Edisi Khusus: 5A (73-77), 2011.
1
Surahman, D.N. 2005. Pengaruh Jenis Penstabil (Gelatin dan Agar Batang) dan Konsentrasi
Penstabil terhadap Produk Soyhurt. LIPI. Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Widyariset. 8(1): 144-158
Standar Nasional Indonesia. 2014. Minuman Sari Buah.
1
Tahun Masuk- 2000-2006 2006-2009 2009-2012
Lulus
C. Peserta Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
. Penghargaan
1. Juara 2 lomba PAJARPARA SMA Angkasa Bandung 2008
(Pasukan Pelajar Pengibar Bendera)
Kota Bandung
2. Peserta Olimpiade Sains Nasional Dinas Pendidikan 2011
bidang Matematika
3. Annual English Competition SMA 1 Cisarua dan 2011
tingkat Jawa Barat dan Banten Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dan Banten
4. Kompetisi Teater Sunda Kiwari Pemerintah Provinsi Jawa 2011
tingkat Jawa Barat dan Banten Barat dan Banten
5. Sertifikat Magang di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman 2014
Kultur Jaringan Hias Kementerian
Pertanian Indonesia
6. Peserta Student Preneur UI “Pemilu Universitas Indonesia 2015
Digital”
7. Peserta LKTI SIPP Institut Pertanian Bogor 2015
8. “Fruit Preneur dengan judul Kripik Institut Pertanian Bogor 2015
Kepo” di Festival Bunga dan Buah
Nusantara 2015
9. Ketua Pelaksana Seminar Nasional FKK HIMAGRI (Forum 2015
1
“Pertanian Menatap MEA 2015” Kerjasama Himpunan
Mahasiswa
Agronomi/Agroekoteknolo
gi Indonesia) dan
Universitas Trilogi
10. Ketua Umum HIMABIOTRI Universitas Trilogi 2015
(Himpunan Mahasiswa Bioindustri)
periode 2015 – 2016 Universitas
Trilogi
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-.T
Jakarta, 10 November 2016
Pengusul
Linda Octaviani
1
Rincian Biaya Bahan-bahan Pembuatan Sari Buah Belimbing
No Bahan Kuantitas Harga satuan Total
1 Belimbing Madu 45 kg Rp. 20.000 Rp. 900.000
2 Sukrosa
5% 5 kg Rp. 18.000 Rp. 90.000
10%
15%
Dll
3 Jenis Penstabil
CMC 3% 3% Rp. 100.000 (1 kg) Rp. 100.000
Karagenan 3% 3% Rp. 150.000 (1 kg) Rp. 150.000
4 Asam sitrat 0.1 % Rp. 40.000 (1 kg) Rp. 40.000
5 Natrium Benzoat 0.02 % Rp. 70. 000 (1 kg) Rp. 70.000
6 Pewarna Sintetik 5 botol Rp. 10.000 Rp. 50.000
1
7 Perasa 5 botol Rp. 30.000 Rp. 150.000
8 Botol plastik kemasan 1 L 15 botol Rp. 4000 Rp. 60.000
9 Botol plastik kemasan 500 ml 25 botol Rp. 2500 Rp. 62.500
10 Botol plastik kemasan 250 ml 120 botol Rp. 1700 Rp. 204.000
11 Alumunium foil 1 dus Rp. 350.000 Rp. 350.000
12 Air Mineral (250 ml) 2 dus Rp. 20.000 Rp. 40.000
13 Hand glove plastic 1 pack Rp. 15.000 Rp. 15.000
14 Cup kecil 50 pcs Rp. 1000 Rp. 50.0000
Total Rp. 2.331.500
1
1