Oleh :
Ririn Pauweni
432419027
Biologi nondik A
Jurusan Biologi
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
KAJIAN TEORI
B.Tinjauan Pustaka
Cargill (2009) dalam Granato dkk. (2010) menyatakan bahwa sari buah dan
produk berbahan dasar sereal yang disuplementasi probiotik dapat menjadi
media lain yang cocok untuk aplikasi probiotik. Sheehan dkk. , 2007 dalam
Granato dkk. (2010) menambahkan bahwa buah dan sayur mengandung nutrisi
yang bermanfaat, seperti mineral, vitamin, serat pangan dan antioksidan, serta
tidak mengandung alergen hewani yang mungkin dihindari oleh segmen tertentu
dari suatu populasi. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas, maka
perlu dilakukan suatu inovasi produk probiotik dengan memanfaatkan buah-
buahan yang ketersediaannya melimpah sepanjang tahun dan harganya
terjangkau, misalnya apel, nanas, pepaya dan tomat. Buah-buahan tersebut
dipergunakan dalam bentuk sari buah yang selanjutnya difermentasi
menggunakan bakteri probiotik.
Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel
digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah
apel mempunyai kandungan air dan vitamin yang tinggi, serta kalori yang cukup
kecil. Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yaitu sekitar 24%.
Kandungan pektin pada buah apel terdapat pada sekitar biji, di bawah kulit dan
hati. Selain senyawa pektin, dalam satu buah apel ukuran 100 gram juga
terkandung banyak zat gizi (Yanuparinda dan Estiasih, 2015).
Buah apel memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti
buah pada umumnya. Menurut Irsyadul dalam Melliawati (2015), apel
mengandung beberapa jenis vitamin, diantaranya yaitu vitamin A, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9, serta vitamin C.
Selain vitamin, beberapa kandungan dalam apel lainnya adalah kalsium,
magnesium, zat besi serta unsur-unsur lainnya seperti fitokimian, serat, tanin,
baron, dan flavonoid (Dewi, 2013). Menurut Untung (1994), buah apel
mengandung vitamin A 900IU/100g, thiamin 7 mg, riboflavin 3 mg, niacin 2 mg,
vitamin C 5 mg, protein 3 g, energi 58 kalori, lemak 4 g, karbohidrat 14,9 g,
kalsium 6 mg, besi 3 mg, fosfor 10 ng, serta kalium 130 mg.
Buah apel juga mempunyai nilai indeks glikemik yang rendah yaitu 38 (Jelita,
2006). Indeks glikemik adalah perhitungan kontribusi glikemik relatif dari
berbagai makanan karbohidrat dibandingkan dengan daerah yang terbentuk
sesudah pemberian makanan acuan dalam jumlah yang sama (Greenspan and
Baxter, 2000). Hal ini berarti bahwa kadar gula yang terdapat secara alami pada
apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula darah. Pemberian buah apel pada
pasien Diabetes Mellitus sebaiknya diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
secara rutin (Khomsan, 2006).
Bakteri yang umum digunakan sebagai strain probiotik dalam pangan adalah
strain bakteri Lactobacillus dan Bifidobacterium. Kedua jenis bakteri tersebut
dikenal memiliki ketahanan yang baik di dalam saluran pencernaan manusia.
Lactobacillus sp. F213 (LbF213) merupakan bakteri asam laktat yang
diisolasi dari feses bayi sehat yang memiliki potensi sebagai probiotik sebab
memiliki ketahanan yang baik pada kondisi pencernaan secara in vitro. Menurut
Sujaya et al. (2015) penelitian secara in vitro dari aspek fungsionalnya
menunjukkan bahwa Lactobacillus sp. F213 memiliki kemampuan melekat pada
epitel saluran pencernaan mencit untuk mencegah diare dan diduga dapat
menstimulasi sistem imun. Selain itu Lactobacillus sp. F213 juga mampu
menghidrolisis garam empedu dan berpotensi menurunkan kolesterol darah.
Berdasarkan hal tersebut, untuk memudahkan konsumsi Lactobacillus sp. F213
dan menghasilkan media pembawa probiotik yang dapat dikonsumsi, maka
Lactobacillus sp. F213 dapat ditambahkan ke dalam fermented rice drink.
BAB III
METEDOLOGI
C. Metode
1. Alat
1. 1 buah Botol
2. Panci
3. Sendok
4. Blender
5. Cerek
2. Bahan
1.2 Buah apel
2. 1 buah lemon
3. 500 ml Air
4. 75 gram Gula pasir
5. Ragi
3. Prosedur Kerja
PEMBAHASAN
D. Hasil Pembahasan