JURUSAN BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang selama
ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,
oleh karenanya saya dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul hewa invertebrate di Pantai
Leato. Ada pula maksud atau tujuan dari penyusunan laporan ini ialah untuk menunjang nilai
mata kuliah Biologi Laut Dan Pesisir.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan kami semoga laporan ini memberikan ilmu dan manfaat, khususnya
bagi saya dan para pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Invertebrata mempunyai tiga aspek Fungsi dalam lingkungan yaitu sebagai Bioindikator,
ekonomi penting konsumsi, dan Komoditas koleksi. Invertebrata bioindikator Merupakan biota
yang mempunyai pengaruh Langsung ke lingkungan. Invertebrata Bioindikator yang termasuk
pada pemantauan Ini adalah Banded Coral Shrimp (Stenopus Hispidus), Diadema urchin
(Diadema Antillarum), Crown of Thorns/ COTs (Acanthaster planci) (Gambar 5.h), Kima
(Tridacna sp.), dan Teripang (Thelenota Ananas). Invertebrata digunakan Sebagai bioindikator
karena mempunyai sifat Hidup yang relatif menetap dalam jangka Waktu yang lama, sifat
infertebrata tersebut Yang memungkinkan untuk merekam kualitas Suatu perairan. Invertebrata
terbagi kedalam Beberapa filum yaitu: Arthropoda; Mollusca; Echinodermata; Annelida;
Polifera; Coelenterata; Nemathelminthes; dan Platyhelminthes(Lutfi,2018).
Bioekologi invertebrata air laut pada umumnya berada di pesisir, hal ini dikarenakan
pada Wilayah ini tersusun oleh mangrove, terumbu karang dan lamun. Ketiga ekosistem tersebut
menjadikan Wilayah pesisir atau pantai adalah ekosistem yang relatif produktif dan subur,
sehingga sangat cocok untuk habitat invertebrata air laut (Tangke, 2010).
Wilayah pantai merupakan Zona pasang surut atau dikenal dengan istilah Zona intertidal,
yaitu Wilayah pantai yang terletak diantara pasang tinggi dan surut terendah (Zulfa et al., 2015).
Zona ini sangat cocok untuk kehidupan biota laut, terutama classis Gastropoda. Sedimen dasar
perairan disominasi oleh pasir dan terumbu karang, ekosistem ini menjadi habitat yang sangat
cocok untuk invertebrata laut, terutama Gastropoda (Oktavia, 2018).
Bintang mengular atau Ophiuroidea merupakan kelompok biota Laut yang termasuk
kedalam filum echinodermata. Hewan ini merupakan Salah satu biota bentik (hidup di dasar) dan
mempunyai kebiasaan Bersembunyi (dwelling habit). Bintang mengular mempunyai kemiripan
Dengan bintang laut, karena mempunyai bentuk tubuh yang bersimetri Pentaradial. Dari tubuh
yang berbentuk cakram ini secara radial tumbuh 5 Atau lebih tangan-tangan yang memanjang
berbentuk silindris dan sangat Fleksibel(Muyassaroh,2020).
Bintang mengular dapat menempati ekosistem terumbu karang, Atau hidup bebas di dasar
perairan lepas pantai. Di daerah Ekosistem terumbu karang biota ini menempati berbagai habitat
Seperti karang hidup, karang mati, pecahan karang, dan daerah Lamun. Biota ini mempunyai
sifat fototaksis negatif dan cenderung Hidup bersembunyi di daerah penyebarannya
(Muyassaroh,2021).
Ophiocoma denata termasuk pada suku Ophiuridae., suku Ini temasuk bintang mengular
yang cara makan dan makananya Adalah karnivora, biasanya mempunyai tangan-tangan berduri
Pendek, kaki tabung yang bertugas memindahkan mangsa yang Tertangkap ke arah mulut,
hewan ini tidak memiliki anus, sisa-sisa Makan akan keluar dari mulut (Muyassaroh,2021).
Bintang mengular mempunyai kelamin terpisah. Secara Seksual hewan jantan dan hewan
betina masing-masing Melepaskan telur dan sperma ke massa air di sekitarnya pada Musim
memijah. Fertilisasi terjadi di air laut. Telur yang telah Dibuahi akan tumbuh jadi zygote,
kemudian tumbuh menjadi larva Yang disebut ophiopluteus. Larva ophiopluteus ini hidup bebas
Sebagai plankton, dan kelak akan mengalami metamorfose dan Akan menjelma menjadi
“juvenile” (biota muda) yang bersifat bentonik. Berbagai hasil penelitian pakar Ophiuroidea
yaitu fase blastula untuk berbagai jenis bintang mengular, berkisar antara 6 jam sampai 36 jam,
fase gastrula berkisar antara 1 hari sampai 2 hari, fase larva berkisar antara 5 hari sampai 42 hari,
dan fase metamorfose berkisar antara 8 hari sampai 40 hari. Selain reproduksi seksual, bintang
mengular juga mengenal reproduksi aseksual, yaitu individu yang terpotong dua pada bagian
cakramnya akan tumbuh menjadi 2 individu baru (Muyassaroh,2021).
Adaptasi yang dilakukan oleh organisme intertidal digunakan untuk menghadapi tekanan
yang timbul akibat keadaan yang terbuka setiap hari pada lingkungan daratan. Kelas Ophiuroidea
memiliki beberapa bentuk adaptasi untuk bertahan hidup terhadap lingkungan.Apabila merasa
terganggu atau terancam, hewan ini cenderung Melepaskan atau memutuskan lengannya. Ada
juga yang bersembunyi di Pasir, rumput laut dan celah-celah batu. Selain itu, banyak yang
bergerak Mengikuti gerakan air pasang naik atau pasang surut sehingga dapat berada Di
kedalaman yang tidak terganggu oleh hempasan ombak (Muyassaroh,2021).
2.4 Bulu Babi (Echonodea)
Kelas Echinodea (bulu babi) umumnya memiliki tubuh berbentuk bola, padat dan tertutup
test endoskeletal atau cangkang yang terbuat dari lempeng sempurna tertutup. Memiliki
cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi dengan duri-duri. Tetapi ada pula yang berbentuk
pipih. Duri-durinya terletak berderet dalam garis-garis(Suryanti,2019).Bulu babi umumnya
hewan nocturnal atau aktif di malam hari, sepanjang siang mereka bersembunyi di celah-celah
karang dan keluar pada malam hari untuk mencari makanan (Lubis et Al).
Salah satu biota Yang berasosiasi di ekosistem terumbu karang adalah bulu babi. Bulu
Babi adalah salah satu biota yang termasuk ke dalam PhylumEchinodermata yang tersebar dari
daerah intertidal dangkal hingga Ke laut dalam.Bulu babi merupakan salah satu spesies kunci
(keystone species) bagi Komunitas terumbu karang. Hal ini disebabkan bulu babi adalah Salah
satu pengendali populasi mikroalga. Mikroalga adalah pesaing Bagi hewan karang dalam
memperebutkan sumberdaya ruang (sinar Matahari). Salah satu jenis bulu babi yang biasanya
terdapat di Ekosistem terumbu karang adalah dari genus Diadema. Bulu babi di Padang lamun
bisa hidup soliter atau hidup mengelompok, Tergantung kepada jenis dan habitatnya. Misalnya,
jenis Diadema Setosum, D. Antillarum, Tripneustes gratilla, T. Ventricosus, Lytechinus
variegatus, Temnopleurus toreumaticus, dan Strongylocentrotus spp. Cenderung hidup
mengelompok, sedangkan Jenis Mespilia globulus, Toxopneustes pileolus, Pseudoboletia
Maculata, dan Echinothric diadema cenderung hidup soliter (Suryanti,2019).
Echinoidea memiliki peranan cukup besar pada ekosistem Terumbu karang dan lamun,
terutama peranannya dalam jaringan Makanan yang memiliki berbagai kedudukan, meliputi
herbivora, Karnivora, ataupun sebagai pemakan detritus (Suryanti dan Ruswahyuni, 2014).
Keberadaan bulu babi terutama jenis Diadema Setosum pada ekositem terumbu karang
memberikan pengaruh Terhadap keseimbangan ekologi dan kelimpahannya dipengaruhi Oleh
faktor-faktor oseanografi fisika, kimia, walaupun tidak Berpengaruh secara langsung
(Suryanti,2019)
Padang lamun sebagai salah satu habitat bagi bulu babi memiliki Peran ekologis yang
penting tidakhanya bagi bulu babi semata tetapi Juga bagi berbagai organisme lain yang ada di
dalamnya serta bagi Lingkungan di sekitarnya. Echinodermata merupakan salah satu biota Yang
berasosiasi kuat dengan ekosistem padang lamun dan berperan Dalam siklus rantai makanan di
ekosistem tersebut. Tingginya Tutupan vegetasi lamun di perairan memungkinkan kehadiran
Berbagai biota yang berasosiasi dengan ekosistem padang lamun Termasuk bulu babi untuk
mencari makan, tempat hidup, memijah Dan tempat berlindung untuk menghindari predator
(Suryanti,2019).
2.5 Gastropoda
Gastropoda berasal dari bahasa Yunani ( Gaster = perut, podos = kaki ) , jadi Gastropoda
merupakan hewan yang berjalan Menggunakan perutnya. Gastropoda Umumnya di masyarakat
luas lebih dikenal Dengan sebutan siput atau bekicot (Rusyana, 2011, h. 90). Menurut Nontji
(1987, h. 161) Gastropoda lebih umum dikenal dengan Keong, cangkangnya berbentuk tabung
yang Melingkar -lingkar seperti spiral, Gastropoda Merupakan moluska yang paling kaya akan
Jenis, di Indonesia diperkirakan terdapat Sekitar 1.500 jenis gastropoda(Yulitasari,2020).
Anggota dari kelas ini dikenal dengan istilah bekicot. Satwa yang sebenarnya Berbadan
lunak. Mereka tertutup oleh eksoskeleton yang dikenal dengan istilah Cangkang (shell). Satwa
yang masih hidup, pada saat berjalan menjulur bagian Tubuhnya, dan yang tampak adalah
cangkang, kaki dan kepala. Cangkang Adalah bagian penting dalam identifikasi, determinasi dan
koleksi. Bagian-Bagian dari cangkang tersebut adalah sebagai berikut:
Putaran cangkang Gastropoda ini ke arah kanan (dexter) atau ke arah ke kiri (sinister).
Perputaran ini berasal dari apex melalui whorl sampai aperture. Bagian tengah merupakan sumbu
putaran yang disebut kulumela, dan tidak Kelihatan dari luar. Kepala Gastropoda dilengkapi
mulut yang terletak di ujung Ventral tubuhnya. Tentakel terdiri dari dua pasang yaitu tentakel
pendek yang berfungsi sebagai khemoreseptor dan tentakel panjang yang berfungsi sebagai
fotoreseptor. Pada leher bagian kanan terdapat lubang genital. Kaki pada Gastropoda terdiri dari
otot-otot yang kuat, hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk merayap(Hikamah,2021).
Pada bagian dalam cangkang, terdapat visera yang berbentuk spiral menyerupai bentuk
cangkangnya. Pada visera terdapat sistem pencernan, respirasi, sirkulasi, ekskresi, dan genitalia.
Organ-organ viseral dilapisi oleh mantel yang menempel pada cangkang. Pada bagian tepi
cangkang dekat kaki, terdapat mantel yang menebal disebut gelangan (collar). Bagian bawah
collar terdapat lubang pernafasan. Rongga mantel berfungsi sebagai organ pernafasan. Anus
terdapat di belakang lubang pernafasan. Contoh spesies Nerita sp., Conus sp.,Strombus sp.
(Hikamah, 2021).
2.6 Bivalvia
Kelas Bivalvia disebut juga dengan Pelecypoda atau Lamellibrankhiata. Kata Bivalvia
berarti memiliki dua cangkang dengan engsel terletak di bagian dorsal. Kata Pelecypoda
memiliki arti “kaki berbentuk kapak”, sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan
insangnya berbentuk lembaran-lembaran. Kepala tidak berkembang namun sepasang palpus
labial mengapit mulutnya. Tubuh bilateral simetris dan memiliki kebiasaan menggali liang pada
pasir dan lumpur yang merupakan substrat hidupnya dengan menggunakan kakinya. Tubuhnya
memipih secara lateral sangat membantu dalam menunjang kebiasaan tersebut.2 Bivalvia
memiliki cangkang yang terdiri atas dua bagian yang sama besar dan di bagian dorsal menyatu
oleh adanya ligamen sendi. Ligamen sendi terletak diantara kedua cangkang tersebut. Selain itu
di bagian dorsal terdapat gigi engsel yang bekerja sebagai sendi. Pada bagian dorsal tubuh
dijumpai bagian yang menonjol yaitu umbo dan merupakan bagian tertua. Bagian sekitar umbo
terdapat garis-garis kosentris yang merupakan garis pertumbuhan. Umbo biasanya dikikis oleh
asam karbonat yang larut di dalam air. Cangkang berfungsi menutupi atau melindungi tubuh.
Pada dasarnya lapisan cangkang tersusun atas tiga lapisan luar ke dalam yaitu
Lobatus gigas
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Bufonaria rana
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda 1 spesies
Subkelas : Neritimorpha
Ordo : Cycloneritida
Superfamili : Neritoidea
Famili : Neritidae
Subfamil : Neritinae
Genus : Nerita
Nerita lineata
Spesies : Nerita lineata
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca 2 Spesies
Kelas : Pelecypoda/Bivalvia
Sub Kelas :
Lamelladibranchia
Ordo : Taxodonta
Family : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara granosa
(Anggraini, 2016).
Anadara granosa
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Kingdom : Animalia 1 Spesies
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Order : Pterioidea
Famili : Pectinidae
Sub Famili : Pectininae
Genus : Amusium
Spesies : Amusium
pleuronectes
Amusium pleuronectes
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Kerajaan: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Bivalvia
Ordo: Pterioida
Famili: Pteriidae
Genus: Pinctada
Spesies: P. maxima
P. maxima
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Kingdom : Animalia 7 Spesies
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiactidae
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata 2 Spesies
Kelas : Echinoidea
Ordo : Diadematoida
Famili : Diadematidae
Genus : Diadema
Spesies : Diadema setosum
(Clark, dan Rowe, 1971).
Diadema sitosum
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
4.2 Pembahasan
Invertebrata air laut berhabitat di pantai, utamanya pada zona intertidal. Zona ini
tergenang air pada waktu pasang, sehingga pada waktu pasang Nampak seperti lautan
lepas yang sangat luas, sedangkan pada waktu surut Wilayah ini nampak seperti daratan
(Supratman et al., 2018). Penelitian satwa invertebrata laut, didapatkan data atau
spesimen yang maksimal apabila penelitian dilakukan pada saat surut optimal. Pada saat
surut optimal, air laut di Wilayah pantai surut sampai beberapa kilometer. Kondisi ini
akan memudahkan peneliti menjumpai invertebrata air laut seperti:
a. Strombus lambis
Karendan atau Lambis lambis dari famili Strombidae merupakan salah satu spesies
siput yang sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi dan selalu diambil dalam
semua ukuran yang ditemui. Di wilayah Biak, spesies ini hanya ditemukan di pesisir
Biak Timur dan Kepulauan Padaido yang mempunyai tipe substrat karang, rataan
terumbu, dan padang lamun. Pengambilan dalam semua ukuran dan dalam jangka
waktu yang panjang, sangat mengancam keberadaan L. lambis di alam. Hasil
tangkapan pada saat ini menunjukkan panjang cangkang rata-rata 10 cm, sedangkan
menurut Carpenter dan Niem (1998), panjang cangkang maksimal Karendan dewasa
bisa mencapai 29 cm, dengan panjang rata-rata 18 cm.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Famili : Strombidae
Genus : Lambis
Spesies : Strombus lambis
b. Trochus niloticus Linnaeus
Siput Lola (Trochus niloticus, Linn.) pertama kali di diskripsikan oleh Linnaeus
pada tahun 1767. Hasil diskripsi tersebut bahwa siput lola merupakan iput yang
berukuran besar, cangkangnya berbentuk kerucut dengan 10 sampai 12 Buah ulir
(suture). Perputaran seluk (Whorl) berbentuk spiral yang jelas dan Beberapa seluk
permulaan memiliki tonjolan-tonjolan kecil, seluk akhir (body Whorl) berbentuk
lingkaran yang cembung dan membesar. Cangkang berwarna. Dasar krem keputihan
dengan corak bergaris merah lembayung, sementara dasar Cangkang berbintik merah
muda. Berdasarkan diskripsi Trochus niloticus tersebut,Maka klasifikasi menurut
Springsteen and Leobrera (1986) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Fillum: Mollusca
Klas : Gastropoda
Subklas : Prosobranchia
Order : Archeogastropoda
Famili : Trochidae
Genus : Trochus
Spesies : Trochus niloticus Linnaeus
Sumber: Springsteen and Leobrera (1986)
c. Nerita lineate
Spesies ini memiliki cangkang berwarna hitam bulat dengan garis-garis horizontal
dan bibir luar yang tajam. Cangkangnya disokong dengan tulang rusuk spiral tipis
yang berwarna coklat hingga keunguan dan putih sebagai latar belakangnya. Nerita
lineata memiliki nama lain Nerita balteata, mereka memiliki operkulum melekat pada
kaki yang berguna untuk mempertahankan tubuhnya tetap dalam cangkang. Panjang
cangkangnya dapat mencapai ± 3 cm. Spesies ini tersebar di Indo-Pasifik Barat:
Australia Tropis hingga semenanjung Malaysia. Habitat hidupnya pada hutan bakau,
batuan pemecah gelombang dan celah-celah batu pada saat air surut, serta karang-
karang di zona intertidal. Spesies ini bersifat herbivora, memakan alga yang terdapat
di batu karang atau akar mangrove.
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Subkelas : Neritimorpha
Subfamil : Neritinae
Genus : Nerita
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Ordo : Ostreoida
Famili : Ostreidae
Genus : Crassostrea
f. Amusium pleuronectes
Kerang kipas-kipas atau nama latinnya Amusium pleuronectes memiliki bentuk
cangkang yang seperti kipas. Klasifikasi Kerang Kipas-Kipas Menurut Linneus
(1758) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Order : Pterioidea
Famili : Pectinidae
Genus : Amusium
Kingdom : Animalia
Filum : Molluska
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Famili : Veneridae
Genus : Meretrix
h. Anadara granosa
Kelas Bivalvia meliputi kerang, tiram, remis dan sebangsanya. Kerang darah
termasuk dalam filum molluska dan kelas pelecypoda/ bivalvia. Famili Arcidae
memiliki bentuk cangkang segitiga, persegi panjang atau oval, memiliki rib-rib
(penebalan pada permukaan cangkang) dari pusat umbo sampai ke bagian tepi
cangkang. A. granosa mempunyai ciri-ciri diantaranya tubuh kerang tebal dan
menggembung, alur berjumlah antara 18-20 buah dengan rusuk yang kokoh, kedua
cangkang equilateral dengan umbo berada ditengah antara bagian posterior dan
anterior. Panjang cangkang kerang darah berkisar 4-9 cm (Ekawati, 2010).
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Ordo : Taxodonta
Family : Arcidae
Genus : Anadara
i. Lobatus gigas
Lobatus gigas ditemukan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758. Ia menamai siput
laut tersebut Strombus gigas . Ia juga menyebutkan keterangan mengenai siput laut
tersebut, yakni S. Testa labro rotundata maximo, coronata ventre spiraque spinis
conicis patentibus yang artinya “Kerang dengan mahkota berbentuk bulat dan
berbentuk kerucut”. Warna Lobatus gigas yang dideskripsikan Carl Linnaeus Testae
color internus vividissimus yang artinya berwarna “cerah terpanggang”. Carl
Linnaeus menganggap habitat Lobatus gigas berada di Amerika Selatan, tetapi
Lobatus gigas juga ditemukan dipelbagai belahan dunia. Lobatus gigas termasuk
dalam famili Strombidae dan termasuk dalam genus Lobatus sejak ditemukannya
oleh Swainson pada tahun 1837.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Famili : Stromboidea
Subfamili : Stromboidea
Genus : Lobatus
a. Bintang Mengular
Ophiactis savignyi termasuk dalam famili Ophiactidae dengan
karakteristik memiliki gigi yang luas berbentuk persegi. Bintang mengular tidak
memiliki anus sehingga pada bagian aboral hanya terdapat kulit bergranul yang
membungkus cakram. Pada bagian oral terdapat mulut yang bertindak sebagai
organ pencernaan dan organ ekskresi. Bintang mengular ini memiliki enam buah
lengan dan warna tubuh hijau keputihan. Klasifikasi dari biota laut ini, yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiactidae
Genus : Ophiactis
Spesies : O.savignyi (Clark dan Rowe 1971).
b. Landak Laut
Diadema setosum merupakan salah satu Echinoidae yang termasuk dalam
famili Diadematidae. Bulu babi ini memiliki dua sisi, yaitu aboral dan oral. Pada
bagian aboral terdapat anal ring berwarna jingga dan terdapat warna biru atau
hijau pada bagian genital, sedangkan pada bagian oral terdapat mulut. Diadema
setosum ini memiliki warna hitam di seluruh tubuhnya dengan duri-duri primer
yang panjang dan meruncing.
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Diadematoida
Famili : Diadematidae
Genus : Diadema
Spesies : Diadema setosum (Clark dan Rowe 1971).
Spesies-spesies tersebut dapat dijumpai di padang lamun Pantai Leato
Selatan. Padang Lamun merupakan ekosistem pantai selain mangrove, dan
terumbu karang (Muhammad et al., 2021). Padang Lamun ini berada pada Zona
intertidal. Wilayah ini merupakan ekosistem laut yang sangat subur dan tinggi
produksi organiknya, sehingga merupakan habitat yang sangat cocok untuk
invertebrate herbivora (Lalombombuida et al., 2019). Komunitas Lamun sangat
berperan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari lingkungan pesisir
(Tangke, 2010), sehingga Wilayah ini memiliki manfaat ekonomi dan ekologi
yang sangat tinggi, namun sering rusak akibat aktivitas manusia terutama
penangkapan ikan, dan penambangan pasir (Muhammad et al., 2021). Rusaknya
padang lamun akan mengganggu ekosistem invertebrata air laut.
j. Bulu-Babi
Bulu babi spesies Paracentrotus livimdus, Arbacia punctulata, Diadema
setosum, Echinothrix calamaris ditemukan di daerah yang terdapat banyak
terumbu karang. Spesies Tripneustes gratilli ditemukan di wilayah yang
ditumbuhi lamun. Berbeda dengan spesies lainnya, Echinometra mathaei
ditemukan di kawasan yang ditumbuhi oleh lamun dan juga wilayah yang
terdapat terumbu karang. Hal ini seperti dijelaskan oleh Beach et al. 2015, habitat
dan sebaran bulu babi berada pada terumbu karang dan wilayah yang ditumbuhi
oleh lamun. Dijelaskan lebih lanjut bahwa spesies Echinometra mathae dapat
beradaptasi dengan baik di wilayah terumbu karang ataupun lamun dan spesies
Tripneustes gratilli menjadikan daerah padang lamun sebagai habitat paling baik
untuk perkembangan dan berlindung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hewan invertebrate yang
didapat di Pantai Leato Selatan terdiri dari hewan Filum Mollusca, Echinodermata, dimana
masing-masing spesies terdiri dari Strombus lambis, Trochus niloticus Linnaeus, Nerita
lineate, Bufonaria rana, Crassostrea cucullata, Amusium pleuronectes, Meretrix meretrix
Linnaeus, Anadara granosa, Lobatus gigas, Ophiactis savignyi, dan Diadema setosum.
DAFTAR PUSTAKA
Arthropoda, F., Di, E., & Papua, P. (2021). Karakteristik genetik invertebrata laut filum
arthropoda, mollusca, dan echinodermata di perairan papua skripsi. 21701061050.
Btotowidjoyo,Mukayat djarubito. (1989). Zoologi dasar untuk sekolah menengah tingkat atas
(SMTA)dan pemulaan pendidikan tersier (fakultas-fakultas
biologi,kedokteran,kedokteran hewan,peternakan,pertanian dan farmasi).FP(Cetakan 1).
Jakarta: ERLAGGA
Lutfi,Muzaki,Oktiyas.,Dewi,U,S,C.,Sasmitha,D,Respati.,Alim,S,D.,Putranto.D.B.D&
Yulianto,Firly. 2018.Kelimpahan Invertebrata dipulau Sempu sebagai indeks
Bioindikator, ekonomis penting konsumsi,dan komoditas koleksi akuarium. Jurnal of
fisheries and marine Research.3(2)
Oktavia,Rita. 2018. Inventarisasi hewan invertebrata di perairan pasir putih LHOK MEE
kabupaten Aceh besar. Jurnal BIOnatural.5(1)
Pratitis, A., Susilowati, R., & Januar, I. (2016). LINGKUNGAN DI KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN PULAU BANDA Cytotoxicity of Marine Invertebrate as an Environmental
Biomarker in the Marine Protected Area of Banda Island. 139–145.
Rahmadina. 2019. Modul Ajar Taksonomi Invertebrata. Medan.
Yulitasari,Nurma. 2020. Modul: Taksonomi invertebrata. UIN Raden intan Lampung. Lampung.
LAMPIRAN