Anda di halaman 1dari 2

Saluran Tata Niaga Pemasaran Produk Pertanian

“Ayam Urap Raffi”


Latar belakang
Tataniaga pertanian dapat diartikan sebagai semua bentuk kegiatan dan usaha yang
berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barangbarang hasil pertanian dan
kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke konsumen, termasuk didalamnya kegiatan-
kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang untuk mempermudah
penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen (Limbong dan
Sitorus, 1987).
Agar terjadi suatu pertukaran, beberapa kondisi harus dipenuhi, yaitu : (1) paling sedikit
harus ada dua pihak yang berpartisipasi dan masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
bernilai bagi pihak lain (2) setiap pihak juga harus ingin berdagang dengan pihak lain dan
masing-masing harus bebas untuk menerima atau menolak tawaran pihak lain (3) kedua belah
pihak harus berkomunikasi dan menyerahkan barang.
Tujuan akhir dari tataniaga menurut Hanafiah dan Saeffudin (2006) adalah menempatkan
barang-barang ke tangan konsumen akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi proses
pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi) dan proses penyebaran (dispersi).
Sektor peternakan memiliki beberapa sektor dan salah satunya adalah sektor
perunggasan. Sektor perunggasan termasuk subsektor yang penting dalam peternakan karena
kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia sebagian besar berasal dari unggas.
Selai itu, sektor perunggasan juga mampu menumbuhkan ekonomi pedesaan karena sebagian
besar peternakan berada di desa. Efek ganda dari sektor peternakan unggas ini yang sangat besar
dalam sektor pertanian. Karena hampir seluruh bahan baku pakan terdiri dari hasil pertanian
seperti jagung, dedak, bungkil kelapa sawit/kopra, tepung gaplek, dan lain-lain. Maka dari itu
sektor perunggasan dapat diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan juga
mengurangi pengangguran (Desianto, 2010).
Sektor perunggasan tersebut terdiri dari beberapa jenis ternak yaitu ayam ras pedaging,
ayam ras petelur, itik, dan burung puyuh. Untuk ayam ras pedaging sendiri merupakan jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,
terutama dalam memproduksi daging ayam (Anonimous, 2011).
Daging ayam saat ini tidak hanya disediakan dalam bentuk segar, namun terdapat
beberapa rumah makan atau restoran yang mengguakan bahan baku ayam untuk dilakukan
pengolahan yang siap saji, salah satunya seperti tempat makan yang ada di Pusat Jajanan
Pancoran (PJP), Kalibata, Jakarta Selatan yang menjual Ayam urap. Hal ini memang dapat
meningkatkan nilai jual produk daging ayam tersebut, selain itu juga untuk meminimalisir
terjadinya kerusakan yang terjadi pada produk segar, maka perlu dilakukan penanganan yang
tepat.
Terkait dengan pengolahan ayam segar menjadi ayam urap tersebut, sehingga dilakukan
penelitian terhadap saluran tataniaga “Ayam Urap Raffi” untuk mengetahui, share margin
keuntungan terhadap beberapa pelaku tataniaga, produsen, dan tingkat efisiensi tata niaga yang
di terapkan.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk menganalisis saluran tata niaga “Ayam Urap Raffi”, PJP, Kalibata, Jakarta Selatan
2. Untuk menganalisis share margin masing-masing lembaga tataniaga “Ayam Urap Raffi”,
PJP, Kalibata, Jakarta Selatan
3. Untuk menganalisis tingkat efisiensi tataniaga “Ayam Urap Raffi”, PJP, Kalibata, Jakarta
Selatan

Daftar Pustaka
Anonimous .2011.Bulletin Medion, Bandung PT Medion
Desianto, B. 2010. Daya Saing Perunggasan Indonesia.
Hanafiah, H. M & A. M. Saefudin. 2006 Tataniaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia Press.
Jakarta
Limbong W.H, Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Anda mungkin juga menyukai