Anda di halaman 1dari 16

ANALISA PENGEMBALIAN MODAL PADA PETERNAKAN AYAM

PETELUR RAJIMAN DI TANJUNG BINTANG

1)
Putri Endah Suwarni, 2)Sunarto
1)
Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Tulang Bawang
FTI – Universitas Tulang Bawang
Jl. Gajah Mada No. 34 Kotabaru Bandar Lampung
2)
Alumni Teknik Industri Universitas Tulang Bawang

ABSTRACT

The price of chicken eggs continue to fluctuate up and down where feed prices tend not to
rise. This is an interesting phenomenon to be examined. The purpose of this study is to
analyze Pak Rajiman's chicken farming business that has been running for 1 year, whether
it is feasible or not to run. The data were taken from interviews and field observations in the
form of livestock business financial data, starting from capital, production and receipt costs
obtained for 1 year. The data were processed and analyzed by regression equations,
Benefit/Cost (B/C) Ratio calculations and Break Even Points analysis. And there is a
significant influence of feed prices with the quality of feed and egg production produced. And
from the cost benefit analysis, the B/C value> 1 is obtained, then chicken farm is said to be
feasible and Break Even Point (BEP) value at 4,193 kg of egg production, equivalent to 5.1
months.

Keywords: Chicken Egg, feed, feasible, B/C Ratio, Break Even Points.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peternakan adalah kegiatan Salah satu parameter yang dapat


mengembangbiakkan dan dipergunakan untuk mengukur
membudidayakan hewan ternak untuk keberhasilan suatu usaha adalah tingkat
mendapatkan manfaat dan hasil dari keuntungan yang diperoleh dengan
kegiatan tersebut (Yunus, 2009). Tujuan carapemanfaatan faktor-faktor produksi
peternakan adalah mencari keuntungan secara efisien.
dengan penerapan prinsip-prinsip Hasil penelitian Sumartini (2004)
manajemen pada faktor-faktor produksi menemukan bahwa rendahnya
yang telah dikombinasikan secara optimal. pendapatan, cenderung sebagai akibat

26
kurang transparannya dalam penentuan Dalam mengelola usaha peternakan
harga kontrak baik harga input maupun ayam, tiap peternak harus memahami
harga output. Biaya produksi yang timbul unsur penting dalam produksi, yaitu;
akibat adanya kegiatan produksi, breeding (pembibitan), feeding (pakan
mempengaruhi perolehan keuntungan para ternak), atau manajemen (pengelolaan
peternak. produksi diusahakan sedemikian usaha peternakan).
rupa agar dalam jumlah tertentu Usaha peternakan ayam petelur di
menghasilkan produksi maksimum dan Kabupaten Lampung Selatan dimulai
keuntungan tertinggi. sekitar tahun 1990-an dan berkembang
dengan baik.

Adapun jenis-jenis mata pencaharian penduduk Tanjung Bintang dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:

Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Tanjung Bintang 2015

27
Tabel 2. Populasi Unggas dan Jenis Ternak di Lampung Selatan

Dari Tabel 2 diatas dapat diketahui ada Produksi telur dalam sebuah
4 jenis hasil produksi ternak unggas yang peternakan dipengaruhi oleh pakan karena
berada di Kabupaten Lampung Selatan, dengan adanya pakan yang berkualitas
yaitu ayam kampung, ayam ras petelor, akan semakin meningkatkan produksi
telur ras pedaging dan itik. Produksi telur telur dalam sebuah peternakan. Berikut ini
ayam merupakan produksi yang paling adalah data tentang perkembangan harga
menjanjikan walaupun didalam tabel pakan ayam di Kecamatan Tanjung
menunjukkan peringkat ke-2 dan hampir Bintang:
sama dengan ternak ayam kampung.
Dengan melihat peluang yang masih
terbuka tersebut (Tidak banyak pesaing)
maka beternak ayam ras petolor dapat
dibilang menjanjikan.

28
Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa cenderung mengalami kenaikan. Untuk
harga pakan yang terdiri dari konsentrat, rata-rata harga tertinggi konsentrat, katul
katul dan jagung menarik untuk dianalisa dan jagung terjadi diakhir tahun,
kelayakan usaha budidaya ayam petelur sedangkan rata-rata terendah untuk
karena selama periode tahun 2015 konsentrat adalah awal tahun.

Grafik 1. Harga Telur Ayam Ras 2015

Harga Telor Ayam Ras Tingkat Peternak


2015
Rp18,000
Rp17,000
Rp16,000
Rp15,000 Harga
Rp14,000

Sumber: Data Primer Peternak Sakir tanjung Bintang (2015)

Dilihat dari harga telur cenderung masih baru didirikan selama 1 tahun
berfluktuasi yaitu naik dan turun, harga sebagai persiapan masa pensiun dari
pakan naik padahal harga telur tidak sebuah perusahaan sehingga menarik
cenderung naik, hal ini menjadi fenomena untuk dianalisis apakah layak atau tidak.
menarik untuk diteliti. Nilai rata-rata Dengan tujuan yang ingin dicapai adalah
tertinggi harga telur adalah pada bulan Juli untuk mengetahui pengaruh harga pakan
2015 karena bertepatan dengan hari raya terhadap produksi telur Peternakan Ayam
Idul Fitri dan terendah pada bulan Februari Rajiman, menganalisa kelayakan usaha
2015. Maka penelitian ini akan ditinjau dari analisis biaya dan manfaat
memfokuskan pada peternakan bapak usaha budidaya peternakan ayam petelur
Rajiman yaitu peternakan ayam petelur Peternakan Ayam Rajiman, dan berapa
yang berlokasi di kecamatan Tanjung lama BEP (Break Event Point) dari usaha
Bintang, untuk dianalisis kelayakan budidaya ternak ayam petelur Peternakan
usahanya. Dengan alasan peternakan ini Ayam Rajiman.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kaitan Ekonomi Pertanian dan Peternakan

Adanya perubahan lingkungan strategis kuatnya liberisasi dan globalisasi


global yang mengarah kepada semakin perdagangan, akan membawa konsekuensi

29
terhadap daya saing komoditas pertanian adalah pendapatan yang diperoleh dari
di pasar internasional. Oleh karena itu, seluruh cabang usahatani selama waktu
informasi dan teknologi pertanian yang tertentu, baik yang dijual maupun yang
dibutuhkan petani semestinya juga mampu tidak dijual (Sukartawi, 1984).
mengantisipasi berbagai perubahan yang Adapun pengertian peternakan adalah
ada. Dengan demikian, informasi dan suatu kegiatan usaha dalam meningkatkan
teknologi, bukan sekedar dapat manfaat kekayaan biotik berupa ternak,
meningkatkan produktivitas, tetapi juga dengan cara produksi untuk memenuhi
dapat meningkatkan kondisi sosial perkembangan kebutuhan manusia,
ekonomi mereka khususnya petani beserta dengan memperhatikan keseimbangan
keluarganya. Berkait dengan masalah ekologis dan kelestarian alam.
ekonomi keluarga tani, tidak lepas dari (Atmadilaga dalam Mustopha, 1979).
pendapatan usaha tani. Pendapatan petani

Pada Tabel 3 dapat dilihat keanekaragaman dan potensi sumberdaya ternak di Indonesia serta
tipologi usahanya.

Tabel 3. Keragaman, Jenis Ternak, dan Tipologi Usahanya

Sumber: Rahardi dkk (2003)

Dari tabel tersebut dapat diketahui Indonesia merupakan jenis usaha industri
bahwa banyak jenis peternakan yang dapat peternakan dan peternakan rakyat. Salah
diusahakan, dan sebagian besar di satu usaha peternakan yang dapat
30
dijadikan usaha industri maupun
peternakan rakyatya itu peternakan ayam
ras.

Dengan adanya teori ekonomi pertanian ayam yang sesuai dengan bobot adalah hal
maka sebuah usaha pertanian atau yang paling diperhatikan. Menurut Badan
peternakan dapat dianalisis layak atau Standar Nasional (2006), pakan ternak
tidak untuk dikelola terkait dengan biaya adalah campuran dari beberapa bahan
dan manfaat yang diperoleh. Apabila biaya baku pakan, baik yang sudah lengkap
lebih kecil daripada manfaat maka dapat maupun yang masih akan dilengkapi, yang
dikatakan usaha tersebut layak. disusun secara khusus dan mengandung
Peternak harus dapat zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak
mengkombinasikan antara faktor produksi untuk dapat dipergunakan sesuai dengan
seperti kandang, pakan, tenaga kerja, jenis ternaknya.
listrik dan air, serta vaksinasi/obat-obatan Sediaan biologi, sediaan parmacetik,
terhadap perolehan keuntungan maksimal. sediaan premix, dan sediaan obat alami
Faktor produksi tersebut merupakan input dapat digunakan pada usaha budidaya
agar bisa menghasilkan suatu output. ternak ayam petelur dan telah mendapat
pemeliharaan, pembersihan dan desinfeksi nomor pendaftaran. Pakan yang diberikan
kandang. harus sesuai jumlah dan mutunya dengan
Konstruksi bangunan gudang umur dan periode pertumbuhan ayam.
penyimpanan pakan harus dibuat agar Tenaga kerja yang diperkerjakan
pakan tetap sehat, tidak rusak,dan hendaknya berbadan sehat; Mendapat
hygienis; bahan dan kontruksi kandang pelatihan teknis produksi, kesehatan
menjamin ternak terhindar dari kecelakaan hewan dan lain-lainnya; Setiap usaha
dan kerusakan fisik. peternakan ayam petelur hendaknya
Pakan yang digunakan harus cukup dan menjalankan ketentuan peraturan
sehat, serta berkualitas sesuai dengan perundang-undangan dibidang ketenaga-
standar yang telah ditetapkan dalam SNI kerjaan.
01-3927-1995 dan SNI 01-3929-1995 Air yang digunakan harus memenuhi
(dijelaskan dalam bab tersendiri), serta baku mutu air yang sehat yang dapat
berasal dari pabrik pakan yang sudah diminum oleh manusia dan ternak serta
memiliki izin. Demikian pula penelitian tersedia sepanjang tahun.
Sumartini dalam Anandra Ahmad, 2010, Penggunaan obat hewan harus sesuai
bahwa biaya pakan mencapai 58, 13% - dengan ketentuan yang berlaku.Harga
66,22% dari seluruh biaya operasional. merupakan sejumlah uang yang
Jenis campuran pakan yang diberikan dikeluarkan untuk mendapatkan suatu
kepada ayam ada 3, yaitu: konsentrat, 31 produk atau jasa tertentu (Kotler, 2000).
jagung giling, dan katul (dedak). dengan Semakin tinggi harga menunjukkan akan
kebutuhan ayam berdasarkan tingkat semakin baik kualitas yang diperoleh
umur, serta takaran atau campuran pakan
III. METODOLOGI PENELITIAAN
3.1.Kerangka Pemikiran
Mulai

Studi
Literatur

Perumusan Masalah

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh harga pakan terhadap produksi Telur.
2. Bagaimana analisis kelayakan usaha di tinjau dari analisis biaya dan manfaat.
3. Seberapa besar BEP (Break Event Point) dari usaha ternak ayam petelur Peternakan Ayam Rajiman.

Pengumpulan Data
- Penentuan Lokasi
- Populasi dan Sampel
- Wawancara
- Observasi Lapangan

Pengolahan Data

- Persamaan Regresi
- Benefit /Cost
- BEP

Kesimpulan dan
Saran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa purposive sampling (M Nasir, 1999),


Serdang kecamatan Tanjung Bintang secara sengaja berdasarkan tujuan
kabupaten Lampung Selatan. Pelaksanaan penelitian di Peternakan Ayam Rajiman
penelitian dimulai pada bulan Juni 2016 desa Serdang kecamatan Tanjung Bintang
sampai dengan Juni 2017. Penentuan kabupaten Lampung Selatan.
lokasi penelitian dilakukan secara

3.3 Populasi dan Sampel


Sampel yang diambil dalam penelitian
a. Populasi adalah data keuangan usaha peternakan
Jumlah Ayam petelur sebanyak 600 ekor mulai dari modal serta biaya produksi dan
di Peternakan Ayam Rajiman desa penerimaan yang didapatkan selama satu
Serdang kecamatan Tanjung Bintang tahun.
kabupaten Lampung Selatan. 32 c. Teknik Pengumpulan Data
b. Sampel
Pengumpulan data yang digunakan TC = TR
dalam penelitian dengan menggunakan FC + VC = P x Q
tiga cara, yaitu melakukan pengamatan Keterangan:
secara langsung, wawancara dengan TC = Total Cost
responden dan melihat catatan recording TR = Total Revenue
yang dimiliki responden. Data yang FC = Fixed Cost
dikumpulkan meliputi data primer dan VC = Variable Cost
data sekunder. Data primer yang diperoleh P = Price
melalui wawancara langsung dengan Q = Quantity
manajer peternakan, pekerja kandang dan
karyawan peternakan. Data yang diambil Dimana:
untuk penelitian adalah data keuangan Jika BEP > 0 maka usaha
peternakanmulai dari modal serta biaya beternak ayam petelur
produksi dan penerimaan yang didapatkan tersebut dikatakan untung
selama 12 bulan (mulai pada bulan Juni Jika BEP = 0 maka usaha
2016 sampai dengan bulan Juni 2017. Data beternak ayam petelur
sekunder didapatkan dengan melihat tersebut dikatakan impas
catatan yang ada pada peternakan. (tidak untung dan tidak
d. Analisis Data rugi)
Teknik analisis data menggunakan Jika BEP < 0 maka usaha
analisis regresi. Analisis untuk beternak ayam petelur
mengetahui pengaruh harga pakan tersebut dikatakan rugi.
terhadap produksi telur menggunakan 2. Benefit/Cost (Simanungkalit,
persamaan regresi yaitu: Rutkaya 2008) :
Y = a + b1X1 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
B/C Ratio =
Keterangan: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
Y = Produksi telur Dimana:
a = konstanta Jika B/C = 1, maka usaha beternak
b1 = koefisien regresi ayam petelur tersebut dikatakan
X1 = harga pakan marginal (tidak rugi atau tidak
Kriteria: (Ghozali, 2005) untung)
1. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka Jika B/C< 1, maka usaha beternak
terdapat pengaruh harga pakan ayam petelur tersebut dapat
terhadap produksi telur. dikatakan tidak ekonomis (rugi)
2. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka Jika B/C >1, maka usaha beternak
tidak terdapat pengaruh harga pakan 33 ayam petelur tersebut dikatakan
terhadap produksi telur. feasible (untung)

Analisis biaya manfaat dan BEP 3. Rumus Break Even Point, yaitu :
menggunakan analisis kuantitatif. TC = TR
Rumusnya adalah: FC + VC = P x Q
1. Adapun Rumus perhitungan Rumus Keterangan:
Break Even Point, yaitu : TC = Total Cost
TR = Total Revenue Jika BEP = 0 maka usaha
FC = Fixed Cost beternak ayam petelur
VC = Variable Cost tersebut dikatakan impas
P = Price (tidak untung dan tidak
Q = Quantity rugi)
Jika BEP < 0 maka usaha
Dimana: beternak ayam petelur
Jika BEP > 0 maka usaha tersebut dikatakan rugi.
beternak ayam petelur
tersebut dikatakan untung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.Pengaruh Kenaikan Harga Pakan
terhadap Kualitas Pakan dan Produksi
Telur

Pada bagian ini akan dianalisis apakah menggunakan data yang diperoleh peneliti
ada pengaruh kenaikan harga pakan yaitu sebagai berikut:
terhadap produksi telur dengan

Tabel 4. Data Produksi Telur (Kg) Kebutuhan Pakan (Kg)

Sumber: Data bapak Surajiman (2017)

34
Perkembangan Produksi Telur (kg) dan Kebutuhan Pakan (Kg)
3000
2500
2000
1500
1000
500
0

Telur (kg) Kebutuhan Pakan (Kg)

Gambar 2. Grafik Perkembangan Produksi Telur dan Kebutuhan Pakan


Sumber: Data Bapak Surajiman (2017)

Berdasarkan pada gambar 1. dapat kg.Bapak Surajiman dalam pengelolaan


diketahui bahwa ternyata produksi telur kendang memakai tiga merk dari tiga
hampir stabil, hanya di bulan Februari pabrik pakan yang berbeda.
2017 produksi telur dibawah 800

Tabel 5.. Kebutuhan Pakan, Harga Pakan dan Hasil Produksi

Sumber: Data Bapak Surajiman (2017)

35
Gambar 3. Grafik Perkembangan Kebutuhan Pakan, Harga Pakan dan Hasil Produksi

Sumber: Data Bapak Surajiman (2017)

Berdasarkan pada gambar 3. dapat Kemudian dilakukan analisis regresi untuk


diketahui bahwa ternyata harga pakan mengetahui hasil pengaruh antara harga
berbeda – beda antara ketiga pabrik pakan terhadap produksi telur dengan hasil
tersebut, dan harga yang paling murah sebagai berikut:
adalah PT. Pokphand.
Tabel 6. Hasil Analisa Regresi

Sumber: Data Primer yang Diolah (2017) Berdasarkan pada Tabel 6. diketahui
Persamaan Regresi: bahwa nilai signifikansi t sebesar 0,558<
Y = 673.498 – 1.543X 0,05 artinya terdapat pengaruh antara
Dimana: Y = Produksi Telur harga pakan terhadap produksi telur.
X = harga pakan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

36
ada pengaruh harga pakan terhadap Usaha peternakan memiliki tujuan
produksi telur. Nilai koefisien regresi untuk mendapatkan pendapatan yang
sebesar 1,543E-5 menunjukkan adanya maksimal dengan menggunakan faktor
pengaruh positif. Jadi semakin tinggi produksi seoptimal mungkin. Biaya- biaya
harga pakan, maka akan semakin yang di keluarkan harus di perhitungkan,
menaikkan produksi telur yang ada. Hal karena dengan di ketahui biaya dan
ini disebabkan karena apabila harga pakan penerimaan, seorang peternak dapat
lebih tinggi berarti kandungan Nutrisi memperkirakan apakah usaha ternaknya
yang ada lebih baik sehingga dengan untung atau rugi.
perbedaan kualitas yang lebih baik maka a. Pendapatan peternakan Surajiman
akan mempengaruhi jumlah produksi telur Pendapatan usaha ternak adalah nilai
yang ada semakin meningkat. penerimaan dikurangi dengan total biaya
1.1. Analisis Biaya dan Manfaat yang di keluarkan selama proses produksi
Budidaya Peternakan Ayam yang dinyatakan dengan nilai uang. Rata-
Petelur Pak Rajiman rata produksi Telur dari kendang bapak
Surajimanper hari sebanyak 27,95 kg
dengan harga Rp 17.230,77

Tabel 7. Harga Telur per Kilogram


Bulan Harga Telur (kg)
Juni 2016 Rp 19,000
Juli Rp 19,000
Agustu Rp 17,500
September Rp 16,000
Oktober Rp 16,200
November Rp 16,000
Desember Rp 16,100
Januari 2017 Rp 16,200
Februari Rp 16,500
Maret Rp 17,000
April Rp 17,000
Mei Rp 17,500
Juni Rp 20,000
Rata-rata Rp 17,231
Sumber: Data Bapak Surajiman (2017)

b. Biaya-biaya produksi peternakan Fixed cost atau biaya tetap adalah


Surajiman biaya yang di keluarkan oleh
Adapun rincian biaya-biaya dari peternak yang besar kecilnya
peternakan Surajiman, yaitu: tidak mempengaruhi terhadap
1. Fixed Cost hasil produknya nanti. Dalam
penelitian ini biaya tetap adalah

37
i. Pemilik peternakan dan vaksin per bulan
mengeluarkan biaya sebesar Rp 50,000, -
sebesar Rp 60.000.000, - sedangkan untuk biaya
untuk pembelian kendang vitamin ternak per bulan
dan 600 ekor ayam. Atau sebesar Rp 52.083, -.
setara dengan Rp. iv. Biaya Pakan
1.000.000,- per bulan. Konsumsi pakan pada
ii. Biaya Tenaga Kerja ternak ayam untuk 1 ekor
Usaha peternakan ini di ayam per hari sebanyak
bantu oleh 1 orang pekerja, 97.98 gram, dengan harga
dimana pekerja memiliki pakan rata-rata Rp 5.276,92
gaji sebesar Rp 1.400.000, - dengan jumlah ternak 600
per bulan. ekor.Pembelian Kandang
iii. Biaya Obat-obatan, vaksin v. Biaya Listrik Rp 100.000,-
dan vitamin 2. Variable Cost
Kondisi kesehatan ternak Variable Cost atau biaya tidak
ayam harus tetap dijaga, tetap adalah biaya yang besar
baik itu dari obat-obatan kecilnya akan berpengaruh
dan vaksin yang akan terhadap hasil produksinya,
diberikan kepada ternak. dalam usaha ini tidak ada
Rata-rata biaya obat-obatan Variable Cost

Tabel 8.. Rata-Rata Pengeluaran Biaya di Peternakan Surajiman per bulan


No Jenis Biaya Jumlah
1 Fixed Cost
Gaji Karyawan Rp 1,400,000
Kandang Rp 1,000,000
Listrik dan Air Rp 100,000
Obat-obatan dan Vaksin Rp 52,083
Vitamin Rp 50,000
Pakan Rp 9,419,015
TOTAL Rp 12,021,099
2 Variable Cost

TOTAL Rp 0
Sumber: Data Primer yang Diolah (2017)

Dengan adanya data diatas, dapat B/C


dilakukan analisis biaya dan manfaat 30 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 (27,95 𝑘𝑔 𝑥 𝑅𝑝 17.230,77
menggunakan analisis B/C Ratio dan BEP. =
30 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 (0,98 𝑘𝑔 𝑥 𝑅𝑝 5.276,92)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 14.448.000,45
B/C = B/C =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡! 14.141,45

38
B/C = 1.021,68 Berdasarkan pada hasil analisis data
Adapun besarnya B/C Ratio peternakan diketahui bahwa ternyata terdapat
Surajiman adalah sebesar 1.021 (>1) yang pengaruh yang signifikan antara harga
berarti bahwa usaha peternakan tersebut pakan dengan produksi telur. Hal ini
feasible (untung). mengindikasikan bahwa ternyata apabila
Analisa BEP: harga pakan semakin tinggi, berarti akan
BEP berdampak pada peningkatan produksi
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 telur yang dimiliki oleh Surajiman,
= Tanjung Bintang, karena pakan dengan
(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
𝑅𝑝 12,021,099 harga tinggi tersebut memiliki kualitas
BEP = pakan yang baik (pakan new Hope). Nilai
(𝑅𝑝 17,230.77 − 𝑅𝑝 0
𝑅𝑝 12,021,099 koefisien regresi yang positif
BEP = menunjukkan adanya kenaikan yang
(𝑅𝑝 17,230.77
searah dalam arti apabila semakin tinggi
BEP = 697.65 𝐾𝑔
harga pakan maka akan semakin
Nilai untuk BEP peternakan
meningkatkan produksi telur. Jadi apabila
Surajimanmencapai titik impas pada saat
harga pakan semakin tinggi maka dengan
produksi telur ke 697 kg. per bulan
budget yang disediakan relative sama
1.2. Pembahasan
berarti akan kenaikan produksi telur yang
Peternakan adalah suatu kegiatan usaha ada. Dilihat dari hasil analisis kelayakan
dalam meningkatkan manfaat kekayaan usaha yaitu analisis biaya manfaat pada
biotik berupa ternak, dengan cara produksi Surajiman diketahui bahwa nilai B/C >1,
untuk memenuhi perkembangan maka usaha beternak ayam petelur
kebutuhan manusia, dengan tersebut dikatakan feasible (untung).
memperhatikan keseimbangan ekologis Berdasarkan pada hasil perhitungan
dan kelestarian alam. (Atmadilaga dalam BEP dapat dikatakan bahwa perusahaan
Mustopha, 1979). Sesuai dengan teori Law (Surajiman) mencapai titik impas pada
of diminishing returns adalah sebuah saat produksi telur setiap bulannya sebesar
hukum dalam ekonomi yang menjelaskan 697.65 Kg, selama 5 tahun, artinya adalah
tentang proporsi input yang tepat untuk perternakan akan mengalami kerugian
mendapatkan output maksimal. Teori ini apabila produksinya di bawah 697.65 kg
menjelaskan bahwa ketika input yang kita dimana biaya yang dikeluarkankan untuk
miliki melebihi tingkat produksi dari faktor produksi lebih besar dari total
output, maka return (pendapatan) kita akan penerimaan.
semakin menurun. Terdapat beberapa Pada peternakan ayam, diketahui bahwa
tingkatan dalam teori ini, yaitu fase ada siklus ayam. Siklus ayam dapat terbagi
increasing return (pendapatan yang menjadi 3 periode dalam setahun yaitu
meningkat) dan fase diminishing returns ayam muda, ayam potensial atau saat
(pendaptan yang menurun). ayam produktif dan pada saat ayam
menurun produksi telurnya, seperti dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.439Siklus Ayam
1 = Siklus ayam muda

2 = Siklus ayam produktif

3 = Siklus ayam produksi telur

menurun

Sumber: Pribadi 2017


Apabila sebuah peternakan mengetahui sehingga dapat memperbaiki kualitas telur
tahapan dimana pada awalnya ayam hanya hasil produksinya.
berjumlah 600 ekor dan pada siklus hidup Dengan mengetahui siklus ayam, maka
tertentu sebelum produksi telur menurun, akan membuat sebuah peternakan menjadi
maka dapat ditambahkan ayam menjadi lebih maju dalam produksi telurnya
lebih banyak, selain itu sebaiknya juga sekaligus meningkatkan keuntungan yang
membagi ayam ke dalam beberapa periode diperolehnya di masa mendatang.
usia ayam guna menjaga siklus usia ayam

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan 5.2. Saran
pembahasan pada bagian sebelumnya, Saran yang dapat dikemukakan pada
maka dapat ditarik kesimpulan: penelitian ini antara lain adalah:
1. Terdapat pengaruh harga pakan yang 1. Sebaiknya bapak Surajiman dapat
tinggi dengan kualitas pakan yang baik mempertahankan usahanya dengan
untuk menghasilkan produksi telur kinerja yang baik dan layak selama ini,
yang tinggi. dengan memilih harga pakan yang
2. Analisis kelayakan usaha ternak ayam stabildan kualitas pakan yang lebih baik
petelur Surajiman ditinjau dari analisis untuk mendapatkan produksi telur
biaya manfaat memperoleh nilai B/C tinggi.
>1, maka usaha beternak ayam petelur 2. Bapak Surajiman juga dapat
tersebut dikatakan feasible (untung). meningkatkan keuntungan yang
3. Peternak Surajiman mencapai titik diperolehnya dengan cara menambah
impas pada saat produksi telur jumlah ayam petelur pada periode
sebanyak4.193 kg, atau setara dengan waktu ayam produktif (siklus 2).
5,1 bulan. 40
VI. DAFTAR PUSTAKA efisiensi produk usaha tani apel
(Studi pada Kelompok Usaha
Abbot, J.C, J.P. Makeham. 1979. Agricultural Tani Apel di Desa Kayukebek
Economic and Marketing in the. Nongkojajar Kecamatan Tutur
Tropics, Longman Publishing Kabupaten Pasuruan. Malang:
Company, New York. Fakultas Ekonomi Universitas
Biro Pusat Statistik Lampung, Tahun 2015. Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Charles Cobb dan Paul Douglas. The Cobb-
Douglas Production Function
Once Again: Its History, Its
Testing, and Some New
Empirical Values". Journal of
Political Economy 84 (5): 903–
916. October 1976.
Gitusudarmo dan Basri. 2002. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta:BPFE.
Juwandi. 2003. Analisis keuntungan, skala
usaha dan efisiensi ekonomi
relative usaha peternakan ayam
petelur di kabupaten Kendal.
Semarang: Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro.
Mustofa. 2008. Ekonomi Pemasaran dalam
pertanian. Yogyakarta: Andi.
Richo Dian Krisno.A. 2013 Kelayakan
Usaha Budidaya ayam Petelur
(Analisis Biaya Manfaat dan
BEP pada Keanu Farm,
Kendal)
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Sumartini. 2004. Kemitraan Agribisnis
SertaPengaruhnya Terhadap
Pernadapatan UsahaTernak
Ayam Ras Pedaging (Studi Pada
Kemitraan Usaha Ternak Ayam
Ras Pedaging di Kabupaten
Bandung).
Yuda, Alif Wari. 2009. Analisis Titik Impas
41
(BEP) untuk menciptakan

Anda mungkin juga menyukai