0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang skala usaha peternakan ayam di Indonesia, yang sebagian besar masih berskala kecil. Dokumen juga menjelaskan tantangan yang dihadapi peternakan ayam di Indonesia yaitu wabah penyakit, fluktuasi harga, kesulitan memasarkan produk, dan persaingan global yang ketat.
Dokumen tersebut membahas tentang skala usaha peternakan ayam di Indonesia, yang sebagian besar masih berskala kecil. Dokumen juga menjelaskan tantangan yang dihadapi peternakan ayam di Indonesia yaitu wabah penyakit, fluktuasi harga, kesulitan memasarkan produk, dan persaingan global yang ketat.
Dokumen tersebut membahas tentang skala usaha peternakan ayam di Indonesia, yang sebagian besar masih berskala kecil. Dokumen juga menjelaskan tantangan yang dihadapi peternakan ayam di Indonesia yaitu wabah penyakit, fluktuasi harga, kesulitan memasarkan produk, dan persaingan global yang ketat.
JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2021 Skala peternakan ayam di Indonesia Peternakan ayam broiler yang telah berkembang dengan sukses di dunia, seperti Charoen Pokphand di Thailand dan cabang-cabangnya di negara lain, adalah bisnis berskala besar dan terintegrasi secara vertikal. Sebaliknya, di Indonesia, sebagian besar peternakan ayam broiler dijalankan dalam skala kecil. Peternakan ayam broiler skala kecil umumnya bekerja sama dengan perusahaan integrasi berskala besar dalam bentuk kemitraan. Kecenderungan skala besar dan terintegrasi vertikal usaha broiler yang ada di dunia menjadi dasar untuk mempertanyakan rasionalitas perusahaan broiler yang bermitra dengan peternak kecil di Indonesia. Berdampingannya peternak skala kecil dan besar yang tergabung dalam kemitraan ayam broiler di Indonesia diduga memiliki struktur biaya produksi yang relatif berbeda yang berpengaruh terhadap partisipasi peternak dalam kemitraan ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi economies of scale pada peternakan ayam broiler yang bergabung dalam kemitraan, (2) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi skala usaha peternakan ayam broiler, dan (3) menganalisis pengaruh skala usaha peternakan ayam broiler terhadap partisipasi kemitraan di Indonesia. Biaya produksi rata-rata pada peternakan ayam broiler secara signifikan semakin murah pada skala usaha yang semakin besar. Hal ini mengindikasikan bahwa industri peternakan ayam broiler akan memperoleh cost advantages dengan memperbesar skala. Skala usaha ternak ayam broiler, yang diukur dengan jumlah populasi ternak, ditentukan secara nyata oleh faktor kemampuan manajerial peternak (pengalaman beternak), ketersediaan sumberdaya (anggota keluarga dan luas kandang), dan lingkungan (kelompok ternak). Kehadiran kelompok ternak di lingkungan industri peternakan, menjadi fasilitas untuk menghimpun peternak berskala kecil. Hasil analisis PSM menunjukkan bahwa skala usaha peternakan ayam broiler secara nyata menjadi penentu partisipasi peternak dalam kemitraan. Hal ini mengindikasikan bahwa model kemitraan pada peternakan ayam broiler yang berkembang di Indonesia secara nyata didasari pertimbangan rasional untuk memperoleh cost advantages. Skala usaha bukan hanya menjadi isu penting dalam kemitraan, tetapi juga berkaitan dengan daya saing. Dalam menghadapi pasar bebas, negara Indonesia dituntut untuk menghasilkan produksi ayam broiler yang efisien dan kompetitif. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa efisiensi dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan melalui pengusahaan ayam broiler dalam dalam skala besar, namun di sisi lain, keberadaan peternak kecil tetap harus dilindungi keberadaannya untuk memberikan kesempatan memperoleh sumber pendapatan dari kegiatan usahaternak ayam broiler. Peternak-peternak mitra yang berskala kecil berpotensi tidak mampu mempertahankan keberlangsungan usahaternaknya karena tidak unggul secara kompetitif dengan peternak mitra yang berskala besar. Pemerintah bekerjasama dengan perusahaan broiler perlu menerapkan alternatif model kemitraan berbasis kelompok ternak bagi para peternak berskala kecil. Prospek dan tantangan Peternakan ayam mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang publik. Komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional, sehingga prospek yang sudah bagus ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di perdesaan melalui pemanfaatan sumberdaya secara lebih optimal. Industri Ayam di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk- produk unggas dari luar negeri. Pembangunan industri perunggasan menghadapi tantangan global yang mencakup kesiapan dayasaing produk perunggasan, utamanya bila dikaitkan dengan lemahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan, yang merupakan 60-70 persen dari biaya produksi karena sebagian besar masih sangat tergantung dari impor. Upaya meningkatkan dayasaing produk perunggasan harus dilakukan secara simultan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan yang bersifat lintas departemen. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor internal seperti menerapkan efisiensi usaha, meningkatkan kualitas produk, menjamin kontinuitas suplai dan sesuai dengan permintaan pasar.
3. Tantangan Usaha Peternakan Ayam di Indonesia
1. Wabah atau Penyakit Ayam merupakan hewan yang gampang stres dan mudah terkena penyakit. Penyakit ayam yang berbahaya seperti flu burung. Virus tersebut sangat mematikan dan bisa berdampak pada manusia yang memakannya. Karena itu, pisahkan ayam yang terjangkit flu burung agar tidak menular pada ayam lainnya. Untuk langkah pencegahan, lanjutnya, perlu diperhatikan kebersihan kandang, apalagi tatkala musim hujan. Unggas, seperti ayam juga membutuhkan vaksin dan vitamin. Selain itu, dibutuhkan adanya tenaga profesional untuk melakukan pengawasan dan pemeliharaan. 2. Fluktuasi Harga Ayam merupakan permasalahan yang paling sering dialami para peternak ayam. Terlebih saat sekarang ini, di mana terjadi kelebihan suplai daging ayam yang membuat harga di pasaran kian merosot. Kondisi demikian membuat peternak terancam merugi lantaran harga pasaran merosot sementara harga pakan tidak berubah dan cenderung naik. 3. Menembus Pasar Dalam bisnis unggas, peternak sangat membutuhkan kepastian pasar. Karena itu, strategi untuk menembus pasar, baik itu pedagang maupun penjual makanan sangat penting. Terlebih, daging ayam atau telur tidak bisa bertahan selamanya. Semakin lama disimpan maka ongkos operasional membengkak dan bisa jadi malah rugi besar tatkala makanan yang disimpan itu membusuk. 4. Persaingan Global yang Ketat persaingan global membuat peternak mesti berjibaku dan tahan banting meraih pasar yang semakin ketat. Terlebih dengan banyaknya perusahaan intergrator besar di bidang unggas, semisal Jafpa Comfeed dan Charoen Pokphand. Perusaahan-perusahaan itu membina peternak plasma yang membuat peternak mandiri harus bekerja keras untuk dapat bersaing.