Anda di halaman 1dari 5

SKALA USAHA PETERNAKAN

AYAM DI INDONESIA

Dosen Pengampu
Fredy Eka Ardhi Pratama, S.ST, M.ST

Disusun Oleh :
Alfi Lilis Suryani
(D41190661)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
 Skala peternakan ayam di Indonesia
Peternakan ayam broiler yang telah berkembang dengan sukses di
dunia, seperti Charoen Pokphand di Thailand dan cabang-cabangnya di
negara lain, adalah bisnis berskala besar dan terintegrasi secara vertikal.
Sebaliknya, di Indonesia, sebagian besar peternakan ayam broiler
dijalankan dalam skala kecil. Peternakan ayam broiler skala kecil
umumnya bekerja sama dengan perusahaan integrasi berskala besar dalam
bentuk kemitraan. Kecenderungan skala besar dan terintegrasi vertikal
usaha broiler yang ada di dunia menjadi dasar untuk mempertanyakan
rasionalitas perusahaan broiler yang bermitra dengan peternak kecil di
Indonesia. Berdampingannya peternak skala kecil dan besar yang
tergabung dalam kemitraan ayam broiler di Indonesia diduga memiliki
struktur biaya produksi yang relatif berbeda yang berpengaruh terhadap
partisipasi peternak dalam kemitraan ayam broiler. Penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengidentifikasi economies of scale pada peternakan ayam
broiler yang bergabung dalam kemitraan, (2) menganalisis faktor-faktor
yang memengaruhi skala usaha peternakan ayam broiler, dan (3)
menganalisis pengaruh skala usaha peternakan ayam broiler terhadap
partisipasi kemitraan di Indonesia.
Biaya produksi rata-rata pada peternakan ayam broiler secara
signifikan semakin murah pada skala usaha yang semakin besar. Hal ini
mengindikasikan bahwa industri peternakan ayam broiler akan
memperoleh cost advantages dengan memperbesar skala. Skala usaha
ternak ayam broiler, yang diukur dengan jumlah populasi ternak,
ditentukan secara nyata oleh faktor kemampuan manajerial peternak
(pengalaman beternak), ketersediaan sumberdaya (anggota keluarga dan
luas kandang), dan lingkungan (kelompok ternak). Kehadiran kelompok
ternak di lingkungan industri peternakan, menjadi fasilitas untuk
menghimpun peternak berskala kecil. Hasil analisis PSM menunjukkan
bahwa skala usaha peternakan ayam broiler secara nyata menjadi penentu
partisipasi peternak dalam kemitraan. Hal ini mengindikasikan bahwa
model kemitraan pada peternakan ayam broiler yang berkembang di
Indonesia secara nyata didasari pertimbangan rasional untuk memperoleh
cost advantages. Skala usaha bukan hanya menjadi isu penting dalam
kemitraan, tetapi juga berkaitan dengan daya saing. Dalam menghadapi
pasar bebas, negara Indonesia dituntut untuk menghasilkan produksi ayam
broiler yang efisien dan kompetitif. Penelitian ini mengimplikasikan
bahwa efisiensi dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan melalui
pengusahaan ayam broiler dalam dalam skala besar, namun di sisi lain,
keberadaan peternak kecil tetap harus dilindungi keberadaannya untuk
memberikan kesempatan memperoleh sumber pendapatan dari kegiatan
usahaternak ayam broiler. Peternak-peternak mitra yang berskala kecil
berpotensi tidak mampu mempertahankan keberlangsungan
usahaternaknya karena tidak unggul secara kompetitif dengan peternak
mitra yang berskala besar. Pemerintah bekerjasama dengan perusahaan
broiler perlu menerapkan alternatif model kemitraan berbasis kelompok
ternak bagi para peternak berskala kecil.
 Prospek dan tantangan
Peternakan ayam mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena
didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh
masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga relatif murah
dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang
publik. Komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein
hewani nasional, sehingga prospek yang sudah bagus ini harus
dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di perdesaan melalui
pemanfaatan sumberdaya secara lebih optimal.
Industri Ayam di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan
perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat
efisiensi usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-
produk unggas dari luar negeri. Pembangunan industri perunggasan
menghadapi tantangan global yang mencakup kesiapan dayasaing produk
perunggasan, utamanya bila dikaitkan dengan lemahnya kinerja
penyediaan bahan baku pakan, yang merupakan 60-70 persen dari biaya
produksi karena sebagian besar masih sangat tergantung dari impor. Upaya
meningkatkan dayasaing produk perunggasan harus dilakukan secara
simultan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan yang bersifat lintas
departemen. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor internal
seperti menerapkan efisiensi usaha, meningkatkan kualitas produk,
menjamin kontinuitas suplai dan sesuai dengan permintaan pasar.

3. Tantangan Usaha Peternakan Ayam di Indonesia


1.  Wabah atau Penyakit
Ayam merupakan hewan yang gampang stres dan mudah terkena
penyakit. Penyakit ayam yang berbahaya seperti flu burung. Virus tersebut
sangat mematikan dan bisa berdampak pada manusia yang memakannya.
Karena itu, pisahkan ayam yang terjangkit flu burung agar tidak menular
pada ayam lainnya. Untuk langkah pencegahan, lanjutnya, perlu
diperhatikan kebersihan kandang, apalagi tatkala musim hujan. Unggas,
seperti ayam juga membutuhkan vaksin dan vitamin. Selain itu,
dibutuhkan adanya tenaga profesional untuk melakukan pengawasan dan
pemeliharaan.
2.  Fluktuasi Harga Ayam
merupakan permasalahan yang paling sering dialami para peternak
ayam. Terlebih saat sekarang ini, di mana terjadi kelebihan suplai daging
ayam yang membuat harga di pasaran kian merosot. Kondisi demikian
membuat peternak terancam merugi lantaran harga pasaran merosot
sementara harga pakan tidak berubah dan cenderung naik.
3. Menembus Pasar
Dalam bisnis unggas, peternak sangat membutuhkan kepastian
pasar. Karena itu, strategi untuk menembus pasar, baik itu pedagang
maupun penjual makanan sangat penting. Terlebih, daging ayam atau telur
tidak bisa bertahan selamanya. Semakin lama disimpan maka ongkos
operasional membengkak dan bisa jadi malah rugi besar tatkala makanan
yang disimpan itu membusuk.
4. Persaingan Global yang Ketat
persaingan global membuat peternak mesti berjibaku dan tahan
banting meraih pasar yang semakin ketat. Terlebih dengan banyaknya
perusahaan intergrator besar di bidang unggas, semisal Jafpa Comfeed dan
Charoen Pokphand. Perusaahan-perusahaan itu membina peternak plasma
yang membuat peternak mandiri harus bekerja keras untuk dapat bersaing.

Anda mungkin juga menyukai