Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. INDUSTRI TERNAK RUMINANSIA PEDAGING DAN PERAH TERINTEGRASI 2. TATANIAGA TELUR DAN DESAIN KANDANG INDUSTRI UNGGAS PETELUR 3. INDUSTRI PAKAN TERNAK DAN CEMARAN PRODUK PAKAN 4. INDUSTRI PETERNAKAN KELINCI No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang INDUSTRI TERNAK RUMINANSIA dipelajari PEDAGING DAN PERAH TERINTEGRASI 1. Industri ternak sapi perah dan sapi pedaging berpotensi untuk dapat dikembangkan di Indonesia. Industri peternakan sapi pedaging dan perah menghasilkan komoditas utama daging dan susu yang merupakan komoditas unggulan pangan asal hewani dalam program pembangunan nasional. 2. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan perekonomian juga berpengaruh terhadap permintaan kedua komoditi ini. 3. Pengembangan industri ternak ruminansia ini dapat diintegrasikan dengan bidang lain yang mendukung seperti pertanian dan perkebunan dengan istilah integrated farming system atau integrasi tani-ternak. 4. Pemilihan bakalan merupakan langkah awal penentu dalam keberhasilan usaha peternakan. Pemilihan bakalan harus disesuaikan dengan tujuan dari pemeliharaan misalnya sebagai ternak perah, ternak pedaging, calon indukan maupun calon pejantan. 5. Kualitas bibit yang baik dapat dilihat dari tingkat produktivitasnya seperti pertambahan bobot badan harian pada ternak potong dan produksi susu per ekor per laktasi. 6. Industri ternak sapi potong erat kaitannya dengan sistem penggemukan atau feedlot sapi pedaging. 7. Kandungan nutrien penting yang perlu diperhatikan antara lain Bahan Kering (BK), Total Digestible Energi (TDN), Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK) utamanya Neutral Detergent Fiber (NDF), Lemak Kasar (LK) dan beberapa vitamin dan mineral (Ca dan P). 8. Setiap bahan pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrien yang berbedabeda. Pencampuran bahan bakan yang beraneka ragam dari beberapa jenis bahan pakan akan memperbaiki komposisi pakan sesuai dengan kebutuhan. 9. Bisnis industri feedlot memiliki peluang dalam adanya peningkatan pendapatan rata-rata perkapita di masyarakat, peningkatan pada industri olahan daging sapi, peningkatan industri perhotelan, peningkatan industri pariwisata, peningkatan pada supermarket/swalayan/meat shop dan peningkatan penanaman modal asing. 10. Industri peternakan sapi pedaging tidak selalu dilakukan oleh perusahaan besar tapi juga oleh peternak rakyat. Bahkan lebih dari 90% pasokan daging lokal yang ada di Indonesia berasa dari peternakan rakyat. 11. Strategi pembangunan industri peternakan rakyat sangat perlu dilakukan diantaranya dengan langkah sebagai berikut: Pengadaan fasilitas pasar peternakan dan sistem transportasi, Penyediaan teknologi, Menciptakan pasar produk ternak, Terbentuknya subsistem lembaga pembiayaan tingkat perdesaan. 12. Pola pengembangan industri ternak sapi potong mulai dapat dilakukan dengan mengintegrasikannya dengan bidang lain seperti bidang pertanian dan perkebunan dengan mengusung konsep zero waste. 13. Pola integrasi usaha industri sapi potong di Indonesia salah satunya dilakukan dengan industri perkebunan kelapa sawit. 14. Integrasi sawit-sapi dalam sistem pemeliharaan secara finansial dapat menguntungkan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. 15. Integrasi tanaman dengan ternak menunjukkan adanya sinergisme dan keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak dengan nilai hasil pendapatan yang lebih optimal. 16. Industri peternakan sapi perah berpotensi dimajukan atau diintegrasikan dengan bidang pertanian dan pariwisata. Sebagai contoh pengembangan agrowisata sapi perah di Poncokusumo-Malang. 17. Konsep integrasi tani ternak dalam bentuk agrowisata dapat menjadi bagian dari objek wisata dengan pemanfaatan usaha pertanian sebagai objek wisata dengan tujuan dapat meningkatkan objek yang dikunjungi sehingga wisatawan dapat meningkatkan pengetahuan, menambah pengalaman rekreasi dan peningkatan hubungan usaha di bidang pertanian
TATANIAGA TELUR DAN DESAIN
KANDANG INDUSTRI UNGGAS PETELUR 1. Jumlah penduduk yang semakin meningkat pada tahunnya mengakibatkan naiknya kebutuhan protein hewani seperti daging, susu, dan telur. 2. Penyaluran telur di pasaran dari produsen ke konsumen dilakukan melalui dapat dilakukan secara langsung maupun melalui lembaga perantara. 3. Lembaga pemasaran perantara yaitu pedagang pengumpul, poultry shop, pasar tradisional, agen atau pedagang pengumpul besar, dan restoran atau rumah makan. 4. Bentuk saluran pemasaran telur ayam ras pada usaha peternakan yaitu, saluran pemasaran pertama dengan lembaga pemasaran yang terlibat adalah peternak, pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan konsumen, 5. Saluran pemasaran yang kedua dengan lembaga pemasaran yang terlibat adalah peternak, pedagang pengumpul dan konsumen. 6. Rantai pasok telur ayam ras dan kelembagaan antar pelaku yang terkait mencakup beberapa kategori dengan orientasi pasar konvensional, pasar modern, konsumen lembaga, dan industri pangan. 7. Harga jual telur dari peternak ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara peternak dengan konsumen atau lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran. 8. Dalam usaha peternakan ayam petelur seringkali dihadapkan dengan harga input produksi yang tinggi sedangkan harga output produksi yang dihasilkan rendah. 9. Peternak perlu untuk mengidentifikasi margin, besaran harga yang diterima oleh peternak dan efisiensi usaha peternakan. 10. Penjualan telur dalam industri makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor teknis, ekonomis dan sosial. Kandang ayam petelur berfungsi sebagai tempat berlindung, istirahat berproduksi dan pengontrolan penyakit. 11. Beberapa tipe kandang pada budidaya ayam petelur diantaranya yaitu kandang tipe terbuka (open house), kandang tertutup (close house), kandang dengan tiang/atap yang tinggi dan kandang dengan koridor di tengah, kandang sistem litter, kandang sistem slat, dan kandang sistem cages. 12. Desain kandang unggas petelur di daerah tropis ada empat tipe, yaitu kandang tipe V (4 lajur), kandang tipe V (6 lajur), kandang tipe AA (12 lajur) dan kandang tipe W (8 lajur).
INDUSTRI PAKAN TERNAK
DAN CEMARAN PRODUK PAKAN 1. Jumlah pabrik pakan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dominasi industri pakan dikuasai oleh pabrik pakan unggas sebesar lebih dari 80%. 2. Pakan unggas juga telah didominasi dengan jenis ayam pedaging dimana permintaan ayam pedaging semaki meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk dan minat/kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi nutrien sumber protein hewani yaitu sebesar lebih dari 45% yang diikuti ayam petelur sebesar 40%. 3. Terdapat tiga kategori skala produksi feedmill di Indonesia yaitu feedmill skala kecil, feedmill skala menengah dan feedmill skala besar. 4. Syarat dari pemenuhan bahan pakan antara lain tidak boleh bersaing dengan produk pangan manusia, harus tersedia secara kontinu dalam waktu yang lama, harga terjangkau sesuai kandungan nutriennya dan nutrien dalam bahan baku berkualitas. 5. Alur proses industri pakan ternak di pabrik pakan yaitu pemesanan/purchasing order, pembelian/purchasing, penerimaan/receiving, pengawasan kualitas/quality control, warehousing/penggudangan, pemrosesan/processing, pengangkutan/loading, dan pemasaran/marketing. 6. Bentuk pakan ada tiga macam yaitu mash/tepug, pellet, dan crumble (pecahan pellet). 7. Keamanan produk pangan bergantung dari keamanan produk pakan oleh karena itu sebelum diedarkan produk pakan harus dilakukan pengontrolan kualitasnya. 8. Kontrol kualitas ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap pemasukan bahan pakan (quality control ingridients), tahap proses produksi (quality control production) dan tahap chemical laboratory. 9. Pendeteksian dari bahaya keamanan pakan diharapkan dapat memperoleh produk yang memenuhi syarat dalam pengendalian bahaya pangan yang berpeluang mengkontaminasi produk. 10. Sumber bahaya keamanan pangan pada pakan dapat berasal dari obat hewan, mikotoksin, biogenik amin, kadar air, metilen blue, dan logam berat. 11. Mikotoksin yang paling berbahaya dan yang paling sering dijumpai pada produk pakan adalah mikotoksin yang berasal dari jamur/kapang Aspergillus flavus dengan sebutan toksinnya adalah aflatoksin. 12. Aflatoksin bersifat sangat toksik, carcinogen, dan mutagen dengan tingkat yang berbeda-beda. Aflatoksin terbagi menjadi 4 macam yaitu B1 > B2 > G1 > G2. Efek yang dihasilkan pada ternak yang mengkonsumsi pakan terkontaminasi aflatoksin yaitu kanker, immunosuppressif, dan kehilangan selera makan. 13. Aflatoksin dimetabolisme terutama di dalam hati oleh microsomal enzymes, lalu didetoksifikasi melalui proses konjugasi dengan asam glucoronic atau sulfat dan dibuang melalui urine dan feses. 14. Formulasi pakan ternak unggas biasanya menggunakan bahan baku utama jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, dedak padi, premix dan obat- obatan tambahan. Obat-obatan yang sampai saat ini masih ditambahkan yaitu growth promotor yang mengandung berbagai vitamin, dan metilen blue. Bahan baku pakan yang tergolong obat-obatan tersebut sebagian besar merupakan sumber bahaya keamanan pangan pada pakan. 15. Cemaran produk pakan: Obat Hewan Mikotoksin Biogenik Amin Kadar Air Metilen Biru/Metilen Blue Logam Berat
INDUSTRI PETERNAKAN KELINCI
1. Kelinci dalam usaha peternakan merupakan salah satu komoditas penghasil protein hewani yang potensial dikembangkan sebagai alternatif lain dari daging ayam maupun sapi. 2. Peternakan kelinci di Indonesia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kelinci pedaging dan kelompok kelinci hias. 3. Contoh kelinci komersial, yaitu californian, new zealand, florida white, dan satin. 4. Contoh kelinci kesayangan (fancy) yaitu dutch, english spot, belgian hare, rex dan netherland dawrft. 5. Contoh kelinci kesayagan lop, yaitu holland lop, mini lop, french lop, english lop dan american fuzzy lop. 6. Contoh kelinci jenis wool, yaitu jersey wooly, anggora, english anggora, french anggora, giant anggora, dan satin anggora. 7. Industri kelinci sangat dapat dikembangkan karena ternak kelinci memiliki laju reproduksi yang tinggi, dewasa tubuhnya dini, memiliki laju pertumbuhan yang cepat, nilai potensi seleksi genetisnya tinggi, penggunaan pakan dengan efisiensi tinggi, pemanfaatan lahan lebih efisien bagi peternakannya, tingkat persaingan bahan pakannya dengan manusia rendah, memiliki nilai gizi pada dagingnya tinggi, dan modal investasi per ekor kelinci yang rendah dibandingkan dengan ternak lain seperti ayam, sapi, atau lainnya. 8. Konsep strategi untuk pengembangan produksi kelinci untuk tujuan ini harus melibatkan koperasi/kelompok, ketersediaan pusat pembibitan, pelatihan petani, memperkuat program dan manajemen organisasi, menciptakan pasar dan promosi kelinci, konsumsi daging kelinci- sendiri, dan dukungan dari pemerintah. 9. Kendala dalam perkembangan usaha peternakan di Indonesia banyak dialami baik dalam hal teknologi, pengembangan maupun dalam sudut pandang ekonomi seperti permintaan produk, harga yang fluktuatif maupun tingkat penawaran yang tidak stabil. 10. Produk utama industri peternakan kelinci yaitu daging. Daging kelinci memiliki nilai gizi yang lebih baik yaitu kandungan protein 20,8% dan kolesterol yang rendah dengan kandungan lemak 7,4%. Kandungan nilai gizi daging kelinci yang baik membuat kelinci mudah diterima di pasar secara luas. Daging kelinci dengan processing lebih lanjut dapat di diversifikasi menjadi produk seperti nugget, sosis dan bakso yang akan meningkatkan nilai jualnya. 11. Sama dengan ternak yang lain, ternak kelinci juga memiliki multi fungsi yaitu selain sebagai penghasil daging, juga sebagai ternak kesenangan (hobi), penghasil kulit/woll, kotoran dan kencingnya sebagai pupuk organik, serta beberapa penelitian menunjukkan bahwa enzim pepsin yang dihasilkan dari (caecum) kelinci memiliki aktifitas yang setara dengan kemampuan enzim renin yang berasal dari lambung pede. Enzim tersebut dapat digunakan sebagai starter penggumpal protein casein susu pada pembuatan curd keju
2 Daftar materi yang sulit 1. Cemaran pada produk pakan
dipahami di modul ini 2. Standar industri pakan pellet 3 Daftar materi yang sering 1. Industri ternak pedaging terintegrasi mengalami miskonsepsi dan apikasinya 2. Jenis-jenis kandang ayam petelur 3. Keamanan produk pakan dari industri pakan ternak 4. Diversifikasi produk turuan industri kelinci