Anda di halaman 1dari 9

LK 0.

6: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul INDUSTRI PETERNAKAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. INDUSTRI TERNAK
RUMINANSIA PEDAGING
DAN PERAH
TERINTEGRASI
2. TATANIAGA TELUR
DAN DESAIN KANDANG
INDUSTRI UNGGAS
PETELUR
3. INDUSTRI PAKAN
TERNAK DAN CEMARAN
PRODUK PAKAN
4. INDUSTRI
PETERNAKAN KELINCI
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang INDUSTRI TERNAK RUMINANSIA
dipelajari PEDAGING DAN PERAH TERINTEGRASI
1. Industri ternak sapi perah dan sapi
pedaging berpotensi untuk dapat
dikembangkan di Indonesia. Industri
peternakan sapi pedaging dan perah
menghasilkan komoditas utama
daging dan susu yang merupakan
komoditas unggulan pangan asal
hewani dalam program pembangunan
nasional.
2. Pertumbuhan penduduk dan
peningkatan perekonomian juga
berpengaruh terhadap permintaan
kedua komoditi ini.
3. Pengembangan industri ternak
ruminansia ini dapat diintegrasikan
dengan bidang lain yang mendukung
seperti pertanian dan perkebunan
dengan istilah integrated farming
system atau integrasi tani-ternak.
4. Pemilihan bakalan merupakan
langkah awal penentu dalam
keberhasilan usaha peternakan.
Pemilihan bakalan harus disesuaikan
dengan tujuan dari pemeliharaan
misalnya sebagai ternak perah, ternak
pedaging, calon indukan maupun
calon pejantan.
5. Kualitas bibit yang baik dapat dilihat
dari tingkat produktivitasnya seperti
pertambahan bobot badan harian
pada ternak potong dan produksi susu
per ekor per laktasi.
6. Industri ternak sapi potong erat
kaitannya dengan sistem
penggemukan atau feedlot sapi
pedaging.
7. Kandungan nutrien penting yang
perlu diperhatikan antara lain Bahan
Kering (BK), Total Digestible Energi
(TDN), Protein Kasar (PK), Serat Kasar
(SK) utamanya Neutral Detergent
Fiber (NDF), Lemak Kasar (LK) dan
beberapa vitamin dan mineral (Ca dan
P).
8. Setiap bahan pakan yang diberikan
memiliki kandungan nutrien yang
berbedabeda. Pencampuran bahan
bakan yang beraneka ragam dari
beberapa jenis bahan pakan akan
memperbaiki komposisi pakan sesuai
dengan kebutuhan.
9. Bisnis industri feedlot memiliki
peluang dalam adanya peningkatan
pendapatan rata-rata perkapita di
masyarakat, peningkatan pada
industri olahan daging sapi,
peningkatan industri perhotelan,
peningkatan industri pariwisata,
peningkatan pada
supermarket/swalayan/meat shop
dan peningkatan penanaman modal
asing.
10. Industri peternakan sapi pedaging
tidak selalu dilakukan oleh
perusahaan besar tapi juga oleh
peternak rakyat. Bahkan lebih dari
90% pasokan daging lokal yang ada di
Indonesia berasa dari peternakan
rakyat.
11. Strategi pembangunan industri
peternakan rakyat sangat perlu
dilakukan diantaranya dengan
langkah sebagai berikut:
 Pengadaan fasilitas pasar
peternakan dan sistem transportasi,
 Penyediaan teknologi,
 Menciptakan pasar produk ternak,
 Terbentuknya subsistem lembaga
pembiayaan tingkat perdesaan.
12. Pola pengembangan industri
ternak sapi potong mulai dapat
dilakukan dengan
mengintegrasikannya dengan bidang
lain seperti bidang pertanian dan
perkebunan dengan mengusung
konsep zero waste.
13. Pola integrasi usaha industri sapi
potong di Indonesia salah satunya
dilakukan dengan industri
perkebunan kelapa sawit.
14. Integrasi sawit-sapi dalam sistem
pemeliharaan secara finansial dapat
menguntungkan yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan
petani.
15. Integrasi tanaman dengan ternak
menunjukkan adanya sinergisme dan
keterkaitan yang saling
menguntungkan antara tanaman dan
ternak dengan nilai hasil pendapatan
yang lebih optimal.
16. Industri peternakan sapi perah
berpotensi dimajukan atau
diintegrasikan dengan bidang
pertanian dan pariwisata. Sebagai
contoh pengembangan agrowisata sapi
perah di Poncokusumo-Malang.
17. Konsep integrasi tani ternak dalam
bentuk agrowisata dapat menjadi
bagian dari objek wisata dengan
pemanfaatan usaha pertanian sebagai
objek wisata dengan tujuan dapat
meningkatkan objek yang dikunjungi
sehingga wisatawan dapat
meningkatkan pengetahuan,
menambah pengalaman rekreasi dan
peningkatan hubungan usaha di
bidang pertanian

TATANIAGA TELUR DAN DESAIN


KANDANG INDUSTRI UNGGAS PETELUR
1. Jumlah penduduk yang semakin
meningkat pada tahunnya
mengakibatkan naiknya kebutuhan
protein hewani seperti daging, susu,
dan telur.
2. Penyaluran telur di pasaran dari
produsen ke konsumen dilakukan
melalui dapat dilakukan secara
langsung maupun melalui lembaga
perantara.
3. Lembaga pemasaran perantara yaitu
pedagang pengumpul, poultry shop,
pasar tradisional, agen atau pedagang
pengumpul besar, dan restoran atau
rumah makan.
4. Bentuk saluran pemasaran telur ayam
ras pada usaha peternakan yaitu,
saluran pemasaran pertama dengan
lembaga pemasaran yang terlibat
adalah peternak, pedagang
pengumpul, pedagang pengecer dan
konsumen,
5. Saluran pemasaran yang kedua
dengan lembaga pemasaran yang
terlibat adalah peternak, pedagang
pengumpul dan konsumen.
6. Rantai pasok telur ayam ras dan
kelembagaan antar pelaku yang
terkait mencakup beberapa kategori
dengan orientasi pasar konvensional,
pasar modern, konsumen lembaga,
dan industri pangan.
7. Harga jual telur dari peternak
ditentukan berdasarkan kesepakatan
harga antara peternak dengan
konsumen atau lembaga pemasaran
yang terlibat dalam sistem pemasaran.
8. Dalam usaha peternakan ayam
petelur seringkali dihadapkan dengan
harga input produksi yang tinggi
sedangkan harga output produksi
yang dihasilkan rendah.
9. Peternak perlu untuk mengidentifikasi
margin, besaran harga yang diterima
oleh peternak dan efisiensi usaha
peternakan.
10. Penjualan telur dalam industri
makanan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu: faktor teknis, ekonomis
dan sosial. Kandang ayam petelur
berfungsi sebagai tempat berlindung,
istirahat berproduksi dan
pengontrolan penyakit.
11. Beberapa tipe kandang pada budidaya
ayam petelur diantaranya yaitu
kandang tipe terbuka (open house),
kandang tertutup (close
house), kandang dengan tiang/atap
yang tinggi dan kandang dengan
koridor di tengah, kandang sistem
litter, kandang sistem slat, dan
kandang sistem cages.
12. Desain kandang unggas petelur di
daerah tropis ada empat tipe, yaitu
kandang tipe V (4 lajur), kandang tipe
V (6 lajur), kandang tipe AA (12 lajur)
dan kandang tipe W (8 lajur).

INDUSTRI PAKAN TERNAK


DAN CEMARAN PRODUK
PAKAN
1. Jumlah pabrik pakan di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Dominasi industri pakan
dikuasai oleh pabrik pakan unggas
sebesar lebih dari 80%.
2. Pakan unggas juga telah didominasi
dengan jenis ayam pedaging dimana
permintaan ayam pedaging semaki
meningkat seiring meningkatnya
pertumbuhan penduduk dan
minat/kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi nutrien sumber
protein hewani yaitu sebesar lebih
dari 45% yang diikuti ayam petelur
sebesar 40%.
3. Terdapat tiga kategori skala produksi
feedmill di Indonesia yaitu feedmill
skala kecil, feedmill skala menengah
dan feedmill skala besar.
4. Syarat dari pemenuhan bahan pakan
antara lain tidak boleh bersaing
dengan produk pangan manusia,
harus tersedia secara kontinu dalam
waktu yang lama, harga terjangkau
sesuai kandungan nutriennya dan
nutrien dalam bahan baku
berkualitas.
5. Alur proses industri pakan ternak di
pabrik pakan yaitu
pemesanan/purchasing order,
pembelian/purchasing,
penerimaan/receiving, pengawasan
kualitas/quality control,
warehousing/penggudangan,
pemrosesan/processing,
pengangkutan/loading, dan
pemasaran/marketing.
6. Bentuk pakan ada tiga macam yaitu
mash/tepug, pellet, dan crumble
(pecahan pellet).
7. Keamanan produk pangan bergantung
dari keamanan produk pakan oleh
karena itu sebelum diedarkan produk
pakan harus dilakukan pengontrolan
kualitasnya.
8. Kontrol kualitas ini dilakukan dalam
tiga tahapan yaitu tahap pemasukan
bahan pakan (quality control
ingridients), tahap proses produksi
(quality control production) dan tahap
chemical laboratory.
9. Pendeteksian dari bahaya keamanan
pakan diharapkan dapat memperoleh
produk yang memenuhi syarat dalam
pengendalian bahaya pangan yang
berpeluang mengkontaminasi produk.
10. Sumber bahaya keamanan pangan
pada pakan dapat berasal dari obat
hewan, mikotoksin, biogenik amin,
kadar air, metilen blue, dan logam
berat.
11. Mikotoksin yang paling berbahaya dan
yang paling sering dijumpai pada
produk pakan adalah mikotoksin yang
berasal dari jamur/kapang Aspergillus
flavus dengan sebutan toksinnya
adalah aflatoksin.
12. Aflatoksin bersifat sangat toksik,
carcinogen, dan mutagen dengan
tingkat yang berbeda-beda. Aflatoksin
terbagi menjadi 4 macam yaitu B1 >
B2 > G1 > G2. Efek yang dihasilkan
pada ternak yang mengkonsumsi
pakan terkontaminasi aflatoksin yaitu
kanker, immunosuppressif, dan
kehilangan selera makan.
13. Aflatoksin dimetabolisme terutama di
dalam hati oleh microsomal enzymes,
lalu didetoksifikasi melalui proses
konjugasi dengan asam glucoronic
atau sulfat dan dibuang melalui urine
dan feses.
14. Formulasi pakan ternak unggas
biasanya menggunakan bahan baku
utama jagung, bungkil kedelai, tepung
ikan, dedak padi, premix dan obat-
obatan tambahan. Obat-obatan yang
sampai saat ini masih ditambahkan
yaitu growth promotor yang
mengandung berbagai vitamin, dan
metilen blue. Bahan baku pakan yang
tergolong obat-obatan tersebut
sebagian besar merupakan sumber
bahaya keamanan pangan pada
pakan.
15. Cemaran produk pakan:
 Obat Hewan
 Mikotoksin
 Biogenik Amin
 Kadar Air
 Metilen Biru/Metilen Blue
 Logam Berat

INDUSTRI PETERNAKAN KELINCI


1. Kelinci dalam usaha peternakan
merupakan salah satu komoditas
penghasil protein hewani yang
potensial dikembangkan sebagai
alternatif lain dari daging ayam
maupun sapi.
2. Peternakan kelinci di Indonesia
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok kelinci pedaging dan
kelompok kelinci hias.
3. Contoh kelinci komersial, yaitu
californian, new zealand, florida white,
dan satin.
4. Contoh kelinci kesayangan (fancy)
yaitu dutch, english spot, belgian
hare, rex dan netherland dawrft.
5. Contoh kelinci kesayagan lop, yaitu
holland lop, mini lop, french lop,
english lop dan american fuzzy lop.
6. Contoh kelinci jenis wool, yaitu jersey
wooly, anggora, english anggora,
french anggora, giant anggora, dan
satin anggora.
7. Industri kelinci sangat dapat
dikembangkan karena ternak kelinci
memiliki laju reproduksi yang tinggi,
dewasa tubuhnya dini, memiliki laju
pertumbuhan yang cepat, nilai potensi
seleksi genetisnya tinggi, penggunaan
pakan dengan efisiensi tinggi,
pemanfaatan lahan lebih efisien bagi
peternakannya, tingkat persaingan
bahan pakannya dengan manusia
rendah, memiliki nilai gizi pada
dagingnya tinggi, dan modal investasi
per ekor kelinci yang rendah
dibandingkan dengan ternak lain
seperti ayam, sapi, atau lainnya.
8. Konsep strategi untuk pengembangan
produksi kelinci untuk tujuan ini
harus melibatkan koperasi/kelompok,
ketersediaan pusat pembibitan,
pelatihan petani, memperkuat
program dan manajemen organisasi,
menciptakan pasar dan promosi
kelinci, konsumsi daging kelinci-
sendiri, dan dukungan dari
pemerintah.
9. Kendala dalam perkembangan usaha
peternakan di Indonesia banyak
dialami baik dalam hal teknologi,
pengembangan maupun dalam sudut
pandang ekonomi seperti permintaan
produk, harga yang fluktuatif maupun
tingkat penawaran yang tidak stabil.
10. Produk utama industri peternakan
kelinci yaitu daging. Daging kelinci
memiliki nilai gizi yang lebih baik
yaitu kandungan protein 20,8% dan
kolesterol yang rendah dengan
kandungan lemak 7,4%. Kandungan
nilai gizi daging kelinci yang baik
membuat kelinci mudah diterima di
pasar secara luas. Daging kelinci
dengan processing lebih lanjut dapat
di diversifikasi menjadi produk seperti
nugget, sosis dan bakso yang akan
meningkatkan nilai jualnya.
11. Sama dengan ternak yang lain, ternak
kelinci juga memiliki multi fungsi
yaitu selain sebagai penghasil daging,
juga sebagai ternak kesenangan
(hobi), penghasil kulit/woll, kotoran
dan kencingnya sebagai pupuk
organik, serta beberapa penelitian
menunjukkan bahwa enzim pepsin
yang dihasilkan dari (caecum) kelinci
memiliki aktifitas yang setara dengan
kemampuan enzim renin yang berasal
dari lambung pede. Enzim tersebut
dapat digunakan sebagai starter
penggumpal protein casein susu pada
pembuatan curd keju

2 Daftar materi yang sulit 1. Cemaran pada produk pakan


dipahami di modul ini 2. Standar industri pakan pellet
3 Daftar materi yang sering 1. Industri ternak pedaging terintegrasi
mengalami miskonsepsi dan apikasinya
2. Jenis-jenis kandang ayam petelur
3. Keamanan produk pakan dari
industri pakan ternak
4. Diversifikasi produk turuan industri
kelinci

Anda mungkin juga menyukai