NIM : 23010121140266
Kelas : MTUP D
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Edjeng Suprijatna, M. P.
Sistem industri peternakan unggas pedaging terbagi menjadi dua subsistem utama:
1. Subsistem Hulu:
• Pembibitan: Menghasilkan bibit ayam berkualitas tinggi (DOC) melalui pembibitan
grandparent stock (GPS) dan parent stock (PS).
• Pakan: Menjamin ketersediaan pakan ternak yang berkualitas dan sesuai dengan
kebutuhan ayam broiler.
• Kesehatan Hewan: Menjaga kesehatan ayam broiler melalui pencegahan dan
pengobatan penyakit.
2. Subsistem Hilir:
• Pemeliharaan: Memelihara ayam broiler dari DOC hingga panen dengan menerapkan
manajemen pemeliharaan yang optimal.
• Pemotongan dan Pengolahan: Memotong ayam broiler dan mengolah dagingnya
menjadi berbagai produk (karkas, potongan, olahan).
• Pemasaran: Mendistribusikan dan memasarkan produk daging ayam broiler kepada
konsumen.
1. Mandiri: Peternak melakukan semua kegiatan usaha secara mandiri, mulai dari
penyediaan DOC, pakan, pemeliharaan, hingga pemasaran.
2. Kemitraan: Peternak bermitra dengan perusahaan integrator yang menyediakan DOC,
pakan, dan pendampingan teknis, sedangkan peternak bertanggung jawab atas
pemeliharaan dan kandang.
Pola usaha yang dipilih peternak tergantung pada beberapa faktor, seperti modal,
pengalaman, dan akses terhadap DOC, pakan, dan pasar.
Kesimpulan
Industri peternakan unggas pedaging merupakan industri yang penting dalam
memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Sistem industri dan pola usaha yang
beragam memungkinkan peternak untuk memilih pola yang sesuai dengan kemampuan dan
kondisi mereka.
Tantangan dan peluang yang dihadapi industri ini perlu dikaji dan dihadapi dengan tepat agar
industri ini dapat berkembang secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Amam, Z. Fanani, B. Hartono dan B. A. Nugroho. 2019. Usaha ternak ayam pedaging sistem
kemitraan pola dagang umum: pemetaan sumber daya dan model pengembangan. J.
Sains Peternakan. 17(2): 5-11.
Ulfa, D., A. Suyatno dan Y. S. K. Dewi. 2021. Pola dan kinerja kemitraan pada usaha
peternakan ayam broiler di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. J. Analisis
Kebijakan Pertanian. 19(1): 19-32.