Anda di halaman 1dari 32

BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Melihat kemajuan teknologi saat ini, masyarakat pada

umumnya dan masyarakat kota padang khususnya lebih banyak

membuka usaha di bidang teknologi informasi seperti warnet yang

menjamur dimana mana, digital printing dan lain lain sehingga

penulis menganalisa bahwa usaha di bidang peternakan masih

tergolong minim. Melihat kondisi tersebut penulis menyadari bahwa

persaingan bisnis makin hari semakin ketat, oleh karena itu maka

penulis mencoba membuat sebuah gebrakan baru berupa rencana

usaha yang bergerak di bidang peternakan khususnya ternak ayam

ras petelur.

Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan

antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan

bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll.

Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak

orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan

makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein

yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang

membutuhkan telur.

1
Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram telur ayam atau

lebih kurang 2 butir telur ayam adalah sebagai berikut :

• 162 kcal Kalori

• 12,8 gram protein

• 11,5 gram lemak

• 0,7 gram karbohidrat

• 900 SI vitamin A

• 0,10 mg tiamin

Lahan usaha ternak ayam ras petelur memiliki prospek

ekonomi yang baik. Telur ayam merupakan salah satu produk

komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Berapa Keuntungan yang diterima oleh Peternakan ayam ?

2. Bagaimana saluran pemasaran ayam ternak petelur ?

C. TUJUAN

1. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam petelur dengan baik

dan memberikan manfaat yang besar.

2. Dapat memasarkan Telur ayam dengan baik.

3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.

4. Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain.

5. Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan penulis dapat

bertambah

2
D. MANFAAT

Selain manfaat yang didapatkan dari lahan usaha ini yaitu

berupa produksi telur ayam ras, juga bisa menikmati suasana alam

yang sejuk dan asri, karena lokasi dari lahan usaha ternak ayam ras

petelur ini jauh dari pusat kota tapi transportasi terjangkau dengan

baik yaitu daerah Desa Baring Kec. Segeri Kab. Pangkep. Oleh

karena itu, penulis akan mencoba untuk memaksimalkan usaha

ternak ayam ras petelur ini untuk dijadikan sarana bisnis dan sarana

untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

A. KELAYAKAN USAHA

Usaha ternak ayam petelur sebenarnya bisa memberikan

keuntungan yang menggiurkan, mengingat telur adalah salah satu

komoditas bahan pokok yang selalu dibutuhkan masyarakat setiap

hari. Hampir seluruh rumah tangga ataupun tempat usaha makanan

menggunakan telur yang merupakan sumber protein hewani yang

murah meriah. Tingginya kebutuhan masyarakat akan telur membuat

sebagian orang menjalankan peluang usaha yang menjanjikan ini. Di

samping itu, resiko kerugiannya bisa dibilang minim jika memang

segala aspek bisnisnya dijalankan dengan baik. Usaha bidang

peternakan ayam petelur sangat layak untuk dikembangkan

melihat potensi daerah yang sangat mendukung dari segi SDA dan

SDM. Prospek usaha petelur di Desa Baring Kecamatan Segeri ini

masih mempunyai peluang yang cukup besar. Dilihat dari tingkat

pemanfaatan potensi pemeliharaan minat masyarakan dan dekatnya

pasar-pasar tradisional.

B. KELANGSUNGAN USAHA

Kelangsungan usaha PT.LAYING HENS yakni partisipan aktif

dalam melakukan kegiatan rutin peternakan, melakukan pencatatan

4
data primer dan data sekunder. Data primer adalah berupa kuisioner

diperoleh dari hasil wawancara kepada peternak ayam petelur

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya, Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh

dari instansi terkait.

Pengumpulan data primer dengan cara mengikuti kegiatan rutin

yang ada di peternakan dan melakukan wawancara langsung

dengan karyawan, pimpinan perusahaan, dan pihak terkait lain

mengenai manajemen pakan. Yang meliputi bahan baku pakan,

bentuk pakan, cara memberi pakan, dan teknis menyimpan pakan.

Evaluasi nutrient ranum dilakukan dengan cara menghitung

kebutuhan nutrien dan komsumsi nutrien.

C. ANALISIS PEMASARAN

Untuk tahapan pemasarannya, pada tahap awal hasil ternak

akan kami pasarkan secara langsung ke pasar-pasar tradisional

yang berada di daerah sekitar peternakan dengan terlebih dahulu,

sekaligus melakukan survey pasar untuk mengetahui berapa

kebutuhan ayam dan telur yang akan dipasarkan melalui pedagang

pengepul maupun pedagang pengecer dan juga kebutuhan telur

yang akan secara langsung disalurkan kepada konsumen, seperti

masyarakat dan warung-warung yang menyediakan menu ayam dan

telur. Karena harapan kedepannya usaha peternakan ini sudah

5
mempunyai pelanggan tetap atau pengepul yang menampung hasil

ternak.

D. STRATEGI PEMASARAN

1. Memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada.

2. Mempertahankan kualitas telur yang bagus.

3.Meningkatkan kinerja pemasaran dalam menganilisis permintaan.

4.Melakukan penimbunan bahan pakan.

5.Memaksimalkan teknologi yang ada agar lebih efektif dan efisien.

6.Mempertahankan dan menjaga mutu telur yang dihasilkan.

7.Peningkatan produksi melalui pencegahan penyakit ayam agar

usaha peternakan bisa berkelanjutan.

8.Mengoptimalkan modal usaha dan meningkatkan kemampuan

dalam memasarkan telur

9.Penggunaan pakan alternative yang ada didalam negeri.

10.Memaksimalkan tehnologi yang ada agar mampu bersaing dengan

pendatang baru.

Alternative strategi yang tepat untuk memasarkan telur ayam

ras di daerah Desa Baring kecemaran segerj adalah dengan

menggunakan strategis (ST) yaitu mengunakan kekuatan internal

untuk mengatasi ancaman eksternal agar ancaman tersebut tidak

akan memberikan dampak negatif yang terlalu besar dengan cara

mempertahankan dan menjaga mutu telur yang dihasilkan dan

6
Peningkatan produksi melalui pencegahan penyakit ayam agar

usaha peternakan bisa berkelanjutan.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan bagi

peternak ayam ras petelur Di Desa Baring kecematan Segeri

Kabupaten Pangkep sebaiknya peternak memperbaiki kelemahan

dan mengatasi ancaman untuk mempertahankan kelangsunga usaha

peternakannya yaitu mempertahankan dan menjaga mutu telur yang

dihasilkan,efisiensi produksi serta mencegah dan menanggulangi

berbagai macam penyakit ayam, agar usaha peternakan bisa

berkelanjutan.

7
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Pemilihan Lokasi

Syarat-syarat lokasi yang dipilih dalam beternak ayam petelur

adalah sebagai berikut :

1. Lokasi peternakan tidak jauh dari daerah pemasaran hasil dan

atau tidak jauh dari tempat pengadaan faktor produksi. Apabila

keduanya tidak dapat diperoleh secara bersamaan maka yang

diutamakan adalah dekat dengan lokasi pengadaan faktor

produksi. Apabila jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan

pembeli mengambil sendiri ke lokasi peternakan atau pengumpul

yang akan datang ke peternakan.

2. Lokasi peternakan hendaknya jauh dari keramaian, tetapi ada jalur

transportasi dan komunikasi. Lokasi yang memenuhi persyaratan

ini yaitu daerah di pinggiran kota atau di desa-desa. Keramaian

akan mengganggu ternak dan sebaliknya. Sementara itu, jalur

transportasi berguna untuk memudahkan pemasaran hasil dan

penyediaan faktor produksi.

3. Lokasi peternakan hendaknya memperhatikan tata guna tanah

dari pemerintah daerah setempat, terutama untuk peternakan

yang akan berlangsung lama. Penentuan tata lokasi ini diperlukan

karena suatu kawasan akan terus berkembang sesuai dengan

8
peruntukannya. Lokasi peternakan yang dipilih, peruntukan ke

depannya bukan sebagai pusat perkantoran atau permukiman

penduduk. Namun, apabila peternak hanya sekadar untuk

memanfaatkan tanah kosong sambil menunggu harga tanah naik,

hal tersebut tidak perlu terlalu diperhatikan.

4. Lokasi peternakan hendaknya mempunyai fasilitas fisik yang

memadai, di antaranya cukup air, tidak di bawah lembah atau

bukit, dan mempunyai masa depan sebagai lokasi agribisnis yang

baik. Penentuan lokasi tersebut sangat diperlukan apabila usaha

peternakan benar-benar akan dijadikan bisnis yang diharapkan

dapat terus berkembang. Apabila terdapat banyak alternatif pilihan

lokasi, peternak perlu memilih salah satu yang sesuai serta perlu

diperhitungkan pula biaya oportunitasnya (oportunity cost).

Apabila semua faktor sama-sama dapat mendukung tujuan,

dipilih lokasi dengan biaya oportunitas terendah. Tata letak

perkandangan suatu peternakan ayam mempunyai pengaruh

terhadap jarak tempuh pekerja kandang dalam bekerja. Jarak

tempuh yang terlalu panjang akan mengakibatkan turunnya

produktivitas pekerja kandang dan meningkatkan pengeluaran biaya

tenaga kerja.

Semakin pendek jarak tempuh yang dilalui pekerja kandang

dalam bekerja, semakin efisien tata letak perkandangan

9
tersebut .Setelah lokasi telah ditentukan, langkah berikutnya adalah

merancang kondisi fisik peternakan.

Untuk keperluan fisik kandang yang terpenting adalah kandang

dan perkandangan. Kandang dan perkandangan tersebut harus

direncanakan dengan matang agar tidak menimbulkan gangguan

terhadap lingkungan. Dalam membangun kandang dibutuhkan

perencanaan produksi. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan

perlu melihat masalah produksi dan sistem produksi dalam

perencanaan lebih dulu.

B. Penyiapan Sarana dan Prasarana

Sarana produksi yang terjadi sangat menentukan keberhasilan

dalam usaha unggas petelur semakin lengkap dan terpenuhinya

sarana produksi untuk kegiatan sehari-hari kemungkinan berhasil

dalam usaha unggas petelur semakin tinggi. Beberapa sarana

produksi yang biasa dipergunakan untuk agribisnis unggas petelur

sebagai berikut :

Kandang, Persiapan Kandang adalah salah satu faktor

pendukung suksesnya ternak ayam petelur. Kandang ayam petelur

saat ini telah banyak berinovasi yaitu bagaimana memanfaatkan

lokasi yang minim agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal

Suhu Kandang 32,5°C – 35°C, Suhu kandang harus dimainkan

sedemikian rupa sehingga ideal untuk ayam petelur. Boleh

10
digunakan lampu penghangat jika memang suhu sekitar lebih

rendah.

Kelembaban Berkisar Antara 60–70%, Kandang yang terlalu

kering dapat menurunkan produktivitas ayam. Beruntung Indonesia

memiliki iklim tropis yang memiliki kelembapan yang tinggi.

Penerangan Dan Atau Pemanasan Kandang

Pemanasan dilakukan jika udara sekitar lebih rendah dari suhu

yang disarankan. Penggunaan lampu penghangat sebaiknya

dilakukan pada malam hari karena suhu pada saat tersebut relatif

lebih rendah.

Tata Letak Kandang, Arah kandang sebaiknya menyerong dari

timur ke barat untuk menekan pengumpulan panas didalam

kandang. Dengan begitu kandang memperoleh sinar matahari

secara langsung hanya pada saat pagi dan sore hari saja. Letak

antara kandang yang satu dan kandang yang lain harus diatur sesuai

dengan kelompok umur ayam yang dipelihara.

C. JENIS KANDANG

Kandang ayam petelur terdiri dari berbagai jenis yang

penggunaannya disesuaikan dengan kondisi ayam. Berdasarkan

konstruksinya, kandang ayam petelur memiliki 2 jenis yaitu:

1. Kandang postal, merupakan kandang yang penggunaannya

dengan menempatkan seluruh ayam dalam satu kandang yang

luas tanpa sekat/ tidak dipisah.

11
2. Kandang Baterai, Kandang baterai merupakan kandang yang

memiliki sekat sehingga ayam-ayam akan dipisah atau

dikelompokkan dalam jumlah tertentu.Selain itu, ada pula jenis

kandang ayam yang dikelompokkan berdasarkan usia ayam,

yaitu:

a. Periode indukan (ayam usia 0-3 minggu) ,Jenis kandang yang

digunakan adalah koloni dengan lantai litter.

b. Periode starter (ayam usia 3 – 9 minggu), Jenis kandang yang

digunakan adalah baterai bambu atau kawat.

c. Periode Grower (ayam usia 9 – 16 minggu), Jenis kandang

yang digunakan adalah baterai bambu atau kawat.

d. Periode produksi ( ayam usia di atas 16 minggu), Jenis

kandang yang digunakan adalah baterai bambu atau kawat dan

umbaran.

Tapi yang digunakan dalam peternakan ayam petelur kalo ini

yaitu Kadang baterai merupakan kandang dengan bentuk

menyerupai sangkar, berbentuk kotak memanjang dan terdapat

sekat pada setiap ukuran tertentu. Untuk kandang petelur sistem

baterai peternak dapat membuat dengan bahan yang terbuat dari

bambu atau dengan kawat. Harga kandang ayam petelur dari

bambu relatif lebih murah dibanding dengan kawat. Dikarenakan

bahan dari bambu lebih mudah didapatkan dan harganya sangat

12
terjangkau dan bisa mengemat pengeluaran pada peternak ayam

petelur.

Sedangkan untuk kandang baterai yang terbuat dari kawat

memiliki daya tahan yang lebih kuat dapat menjadi barang investasi

bagi peternak karena tidak mudah rusak. Tetapi untuk pembuatan

kandang baterai memiliki harga dan biaya yang lebih besar

dibanding pembuatan kandang pada umumnya.

Ukuran kandang baterai disetiap kotaknya berkisar 30 – 35 cm

(lebar), 45 cm (panjang) dan 60 cm (tinggi). Untuk ukuran kandang

ayam petelur 50 ekor juga dapat menggunakan kandang sistem

baterai dengan jumlah 5 ekor ayam untuk satu kotak kandang

baterai. Untuk lantai dasar pada kandang baterai harus dibuat agak

miring, hal ini dilakukan agar telur dapat menggelinding dan

memberikan kemudahan peternak dalam pengambilan telur.

1. Cara membuat kandang ayam petelur skala kecil atau skala

besar.

Cara pembuatan kandang ayam petelur sistem baterai peternak

dapat terlebih dahulu memilih bahan pembuatnya antara bambu atau

menggunakan kawat. Kami dari hobiternak.com menyarankan agar

pembuatan kandang baterai menggunakan bahan bambu

selain harga kandang ayam petelur dari bambu yang murah dan

bahannya pun mudah didapatkan.

13
Proses pemasukan ayam petelur dalam kandang batrai

diusahakan 2 minggu sebelum memasuki masa bertelur Sebelum

kandang baterai dibuat maka peternak harus terlebih dahulu

membangun atap kandang utama yang terdiri atas tiang dan atap.

Hal tersebut dilakukan agar melindungi kandang baterai dari panas

terik matahari dan hujan.

Untuk lantai pada kandang peternak tidak perlu disemen cukup

menggunakan tanah saja, karena tanah lebih kuat dalam proses

penyerapan kotoran ayam. Untuk dinding kandang, peternak tidak

perlu membuatnya, karena ayam petelur sudah terdapat di dalam

kandang baterai tersebut.

2. Susunan Kandang Tipe Baterai 

Semakin berkembangnya teknologi yang semakin maju, maka

pembuatan kandang baterai secara bertingkat untuk ayam petelur

pun semakin berkembang dan dimungkinkan untuk diterapkan oleh

para peternak.

Adapun susunan kandang baterai adalah sebagai berikut : 

a. Susunan kandang beterai satu tingkat saling bertolak belakang

atau berhadapan.

b. Susunan Kandang baterai dua tingkat saling bertolak belakang

atau berhadapan.

c. Susunan kandang tiga tingkat saling bertolak belakang berbentuk

piramida atau berhadapan berbentuk segitiga terbalik.

14
d. Kandang baterai secara vertikal

e. Dalam pembuatan kandang baterai dengan berbagi tingkat

tersebut peternak juga harus selalu memperhatikan luas kandang,

suhu pada kandang kelembaban udara, pencahayaan dan lain

sebagainya.

3. Ukuran pembuatan kandang ayam petelur sistem baterai

Untuk jumlah tingkat kandang baterai yang dianjurkan oleh para

peternak adalah dengan bersusun 2 tingkat atau 3 tingkat saja, hal

tersebut dilakukan agar kotoran tidak menumpuk sehingga tidak

menimbulkan bau yang menyengat serta dapat mengurangi kadar

amonia dalam kandang. 

D. PENYIAPAN BIBIT/DOC

1. Bibit/DOC ayam petelur harus sehat ayam yang sehat dibuktikan

dengan konversi ranmsum dan produksi telur yang tinggi serta

tidak memiliki cacat fisik. Kesalahan pemilihan ayam yang tidak

sehat dapat menjadi bencana besar karena penyakit yang dibawa

ayam tersebut dapat menyebar.

2. Pertumbuhan dan perkembangan normal. Pertumbuhan ayam

harus wajar, hal ini bisa dilihat dari nafsu makannya yang normal

serta proses kematangan alat kelaminnya.

15
3. Bibit ayam dapat berasal dari berbagai jenis, baik itu jenis petelur

ringan maupun petelur medium. Pedoman Teknis Pemilihan

bibit/DOC/ayam umur sehari :

a. Berasal Dari Induk Yang Sehat. Bibit yang sehat tentu berasal dari

induk yang sehat pula. Induk sehat dapat dibuktikan dengan

produksi telur yang tinggi serta performans pertumbuhan yang

normal.

b. Bulu tampak halus, penuh dan baik pertumbuhannya. Salah satu

tips yang perlu dicoba adalah dengan melihat kehalusan bulunya.

Ayam yang memiliki bulu yang rusak atau tidak halus patut

dicurigai berpenyakit.

c. Tidak terdapat cacat tubuh. Kecacatan dapat saja tidak terlihat

sehingga perlu diteliti lebih seksama agar dihasilkan bibit yang

bebas dari kecacatan.

d. Mempunyai nafsu makan yang baik. Nafsu makan yang baik

mencerminkan sehatnya ayam tersebut. Tinginya nafsu makan

akan meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas telur

e. Ukuran berat badan antara 35-40 gram. Ayam jenis petelur ringan

biasanya memiliki berat badang 35-40 cm dengan tumbuh

ramping dan kurus.

f. Tidak ada letakan tinja dideburnya.Tinja yang melekat di tubuh

dapat mengundang penyakit sehingga perlu dihindari. Oleh sebab

itu, pilih DOC yang tampak bersih dan sehat.

16
E. PEMELIHARAAN

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal

peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling

murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan

preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan

dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Untuk

pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter

(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). Kualitas dan

kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

1. Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-

24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P)

0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

2. Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan

yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu

kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-

21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91

gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor

sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kualitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai

berikut:

1. . Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-

21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor

(P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

17
2. Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur

yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu

ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-

50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51 – 57 hari)

161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur

3. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini

dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi

pada masing-masing minggu, yaitu:

a. Minggu Ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor

b. Minggu Ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor

c. Minggu Ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan

d. Minggu Ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur h

sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari

pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress

kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50

gram/liter air. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam

masing – masing minggu yaitu:

a. Minggu Ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor

b. Minggu Ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor

c. Minggu Ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan

d. Minggu Ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.

18
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Pemberian Vaksinasi dan Obat Vaksinasi merupakan salah

satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara

menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat

penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam

yaitu:

Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup.

Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin

inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus

yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic,

hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan

lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga

sakit. Macam-macam vaksin:

a. Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna

b. Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)

c. Vaksin NCD HB-1/Pestos.

d. Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.

e. Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:

a. Ayam yang divaksinasi harus sehat

b. Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.

c. Sterilisasi alat-alat.

19
F. MASA PRODUKTIF

Umur ayam petelur dalam menghasilkan telur termasuk

Panjang yaitu 1,5 – 2 tahun. Namun perlu pula dicatat umur setiap

ayam yang ada di kandang karena semakin tua ayam tersebut akan

semakin menurunkan produktivitasnya. Ada baiknya dilakukan

pergantian indukan ayam petelur jika dirasa umur ayam petelur

tersebut sudah mendekati akhir masa produktifnya. Untuk

memperpanjang masa produktifnya, disarankan untuk

menambahkan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan.

Aplikasikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis

Peternakan dengan dosis:

1. Umur ayam 1-10 hari: aplikasikan 0,3 ml/ekor/hari (300 ml/1000

ekor) pada pagi atau sore hari.

2. Umur ayam >10 hari: aplikasikan 0,3 ml/ekor/hari (300 ml/1000

ekor) pada sore hari.

Hanya dengan mengaplikasikan Suplemen Organik Cair GDM

Spesialis Peternakan, Anda bisa memperpanjang masa produktif

ternak ayam Anda. Hingga lebih dari 2 tahun.

20
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Anggaran Biaya

1. Biaya tetap : Rp. 462.000.000,-

2. Biaya tidak tetap : Rp. 264.000.000,-

B. Jadwal Pelaksanaan

Bulan Ke-
Kegiatan 1 1 1
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
Persiapan
1
lokasi                        
persiapan
2
peralatan                        
Persiapan
3
Bahan Baku                        
4 Pemeliharaan
5 Produksi                        
6 Pemasaran                        
7 Promosi                        

1. Biaya Tetap

Committed Fixed Cost atau yang juga disebut dengan biaya tetap

yang telah ditentukan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga

eksistensi perusahaan. Biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan

dengan investasi fasilitas dan struktur organisasi perusahaan. 

21
N0. Nama Jumlah Harga satuan Harga total
Biaya
1 pembuatan 1 - Rp.25.850.000
kandang
Tempat
2 50 buah Rp30.000,- Rp.1.500.000,-
pakan ayam
Tempat
3 50 buah Rp.30.000,- Rp.1.500.000,-
minum ayam
Bohlam
4 30 buah Rp.25.000,- Rp.750.000,-
lampu

5 Biaya Listrik Per bulan - Rp.100.000,-

6 Biaya Air Per bulan - Rp.100.000,-

7 Karyawan 15 Orang 500.000/bulan Rp.7.500.000

8 Biaya pajak pertahun - Rp.1.200.000,-


TOTAL Rp.38.500.000,-

Total pengeluaran untuk biaya tetap sebanyak dua belas kandang

yaitu:

Rp.38.500.000 x 12 kandang = Rp.462.000.000,-

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara

proporsional dengan kuantitas volume produksi atau penjualan.

Jika kuantitas produksi naik atau bertambah maka biaya variable

akan ikut bertambah dengan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan

margin penjualan.

22
No Nama Jumlah Harga Satuan Harga Total

1 Bibit Ayam 30 Dos Rp.500.000,- Rp.15.000.000,-

2 Pakan ayam 20 Sak Rp.200.000,- Rp.4.000.000,-

3 Obat – obatan - - Rp.800.000,-

4 Fiber 35 Buah Rp. 20.000,- Rp.700.000,-

Biaya Tak
5 - - Rp.1.500.000,-
terduga
TOTAL Rp.22.000.000,-

3. Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap adalah pengeluaran bisnis atau usaha yang

bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh

bisnis tersebut dalam waktu yang ditentukan.

No Nama Jumlah Harga Satuan Harga Total

1 Bibit Ayam 30 Dos Rp.500.000,- Rp.15.000.000,-

2 Pakan ayam 20 Sak Rp.200.000,- Rp.4.000.000,-

3 Obat – obatan - - Rp.800.000,-

4 Fiber 35 Buah Rp. 20.000,- Rp.700.000,-

Biaya Tak
5 - - Rp.1.500.000,-
terduga
TOTAL Rp.22.000.000,-

23
Total pengeluaran untuk biaya tidak tetap sebanyak enam kandang

yaitu:

Rp.22.000.000,- x 12 kandang = Rp.264.000.000,-

4. RC/RATIO

Pengertian R/C ratio yaitu adalah jumlah ratio yang dipakai

guna melihat keuntungan relatif yang nantinya akan diperoleh

pada sebuah proyek atau sebuah usaha. Sebenarnya sebuah

proyek akan dikatakan layak dijalankan jika nilai R/C yang

diperoleh tersebut dinyatakan lebih besar dari 1. Hal tersebut

dapat terjadi sebab, jika nilai R/C semakin tinggi, maka tingkat

keuntungan yang diperoleh dalam suatu proyek bisa menadi lebih

tinggi.Penggunaan R/C ratio ini diketahui bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari usaha yang

menguntungkan pada periode tertentu.

Pendapatan
R/C Ratio =
Biaya tetap+ Biaya variabel

Pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat

dari nilai R/C Ratio yang ditentukan sebagai berikut:

• Jika R/C> 1, maka suatu usaha akan dinyatakan untung.

• Jika R/C< 1, maka suatu usaha tersebut dinyatakan merugi.

Diasumsikan:

 1 dos DOC = 100 ekor, maka:

30 dos x 100 ekor = 3.000 ekor

24
 1 ekor ayam akan menghasilkan 1 telur maka:

3.000 ekor = 3.000 telur

3.000 : 30 = 1.00 rak

 Menentukan pendapatan selama sebulan

Pendapatan = Rak x harga jual x 30 hari

= 100 rak x Rp.38.000,- x 30 hari

= Rp.114.000.000,-

RCR=Rp.114 .000.000 ,− ¿ ¿
Rp . 38.500.000 ,∓Rp. 22.000 .000 ,−¿ ¿

RCR=Rp .114.000 .000 ,− ¿ ¿


Rp.60 .500 .000−¿¿ = 1,8

R/C ratio dari usaha ayam petelur menyatakan angka 1,8 yang

berarti R/C ratio >1 sehingga usaha ayam petelur dianggap

menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan

5. BC/RATIO

B/C ratio adalah salah satu konsep yang bisa digunakan

untuk menentukan kelayakan dari sebuah proyek. Pada

umumnya B/C ratio dimanfaatkan didalam menentukan

kelayakan dari sebuah proyek yang berkaitan dengan

kepentingan masyarakat umum.

Pendapatan
BC Ratio =
Biaya tetap+ Biaya tidak tetap

25
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan

terhadap keuntungan dapat dilihat dari nilai R/CRatio yang

ditentukan sebagai berikut :

• Jika B/C ratio> 1, maka suatu usaha akan dinyatakan

untung.

• Jika B/C ratio< 1, maka suatu usaha tersebut dinyatakan

merugi.

Diasumsikan:

 1 dos DOC = 100 ekor, maka:

30 dos x 100 ekor = 3.000 ekor

 Terdapat 12 kandang, sehingga:

12 kandang x 3.000 ekor = 36.000 ekor

 1 ekor ayam akan menghasilkan 1 telur maka:

36.000 ekor = 36.000 telur

36.000 telur : 30 = 1.200 rak

 Menentukan pendapatan selama sebulan

Pendapatan = Rak x harga jual x 30 hari

= 1.200 rak x Rp.38.000,- x 30

= Rp. 1.368.000.000,-

BCR=Rp.1 .368 .000.000− ¿ ¿


Rp . 462.000 .000 ,∓ Rp . 264.000.000 ,−¿ ¿

= 1,8

26
B/C ratio dari usaha ayam petelur menyatakan angka 1,8 yang

berarti B/C ratio >1 sehingga usaha ayam petelur dianggap

menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan.

B/C ratio dari usaha ayam petelur menyatakan angka 1,8 yang

berarti B/C ratio >1 sehingga usaha ayam petelur dianggap

menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan

27
L

28
RINCIAN BIAYA PEMBUATAN KANDANG

No Nama Jumlah Harga Satuan Harga Total

@Rp.1.085.000,
1. Kayu 10 kubik Rp.10.850.000,-
-

2. seng 150 lembar @Rp.56.000,- Rp.8.400.000-

3. bambu 200 batang @Rp.5.000,- Rp.2.500.000,-

4. Pipa 5 inci 6 buah @Rp.150.000,- Rp.0,-

5. paku 25 kg @Rp.20.000,- Rp500.000,-

6. Kabel listrik 50 meter @Rp 4.000,- Rp.200.000,-

7. Tenaga Kerja 5 0rang @Rp.250.000,- Rp.2.500.000,-

TOTAL Rp. 25.850.000,-

29
30
31
Proposal Permintaan Dana

(PT. LAYING HENS)

DISUSUN
OLEH

NAMA: PADILA

NIS : 208669

KELAS: Xll MIA PLATO

SMAN 2 PANGKEP
TAHUN AJARAN 2021/2022

32

Anda mungkin juga menyukai