Anda di halaman 1dari 52

MANAJEMEN

PEMELIHARAAN
AYAM PETELUR
Lilis Ambarwati, S.Pt., M.P
Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Sulawesi Barat
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
AYAM PETELUR
 Pemeliharaan ayam petelur pada umumnya dibagi tiga fase pemeliharaan
berdasarkan umur, yaitu fase starter, grower, dan layer.
 Fase starter dari umur 0 sampai 8 minggu, dimana bentuk ukuran dan keseragaman sebagai
tujuan bagi peternakan ayam petelur.
 Fase grower berawal dari umur 8 sampai 20 minggu, ayam petelur perlu dipelihara di bawah
manajemen pakan yang terkontrol dengan sangat teliti.
 Fase layer berawal setelah ayam berumur 20 minggu, dalam fase ini ayam petelur dituntut
untuk mempercepat pertumbuhan untuk persediaan bagi perkembangan seksual dan untuk
mencapai keseragaman berat badan yang optimal.
Jenis Ayam Petelur

Ayam dengan telur berwarna putih

Ayam dengan telur berwarna coklat

Ayam petelur tipe ringan

Ayam petelur tipe medium


Ayam dengan telur berwarna putih
 Ayam ras petelur dengan telur berwarna putih yang terbaik adalah jenis ras leghorn.
 Ayam petelur ras leghorn memiliki ciri suka terbang dan sangat berisik.
 Jenis lainnya yang menghasilkan telur putih diantaranya adalah minorcas, anconas,
dan california white.
Ayam dengan telur berwarna coklat

 Ayam ras petelur dengan telur berwarna coklat yang terbaik adalah jenis ras
production red.
Ayam petelur tipe ringan
 Ayam petelur tipe ringan khusus dikembangkan hanya
untuk bertelur.
 Ciri ayam petelur tersebut berbadan ramping, kecil, mata
bersinar, dan bercengger merah darah.
 Ayam petelur tipe ringan dipelihara untuk diambil
telurnya sehingga bentuk ayam petelur ini relatif kecil
apabila dibandingkan dengan ayam petelur tipe medium.
 Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah.
 Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun.
 Ayam petelur tipe ringan disebut dengan ayam ras
Sumber: http://panduanayam.com
petelur putih.
Ayam petelur tipe medium
 Ayam petelur tipe medium dikembangkan untuk
produksi telur dan diambil dagingnya sehingga
ayam ini memiliki bobot badan lebih berat
daripada ayam petelur tipe ringan.
 Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak
terlihat gemuk.
 Telurnya cukup banyak dan juga dapat
menghasilkan daging yang banyak.
 Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna
Sumber: http://panduanayam.com
dan karena warnanya yang cokelat.
Sistem Pemeliharaan

Pemeliharaan tanpa pergantian kandang

Pemeliharaan dengan pergantian kandang menjelang


fase layer

Sumber: http://panduanayam.com
Pemeliharaan dengan pergantian kandang menjelang fase
grower
Pemeliharaan tanpa pergantian
kandang
 Pemeliharaan tanpa pergantian kandang atau disebut brood grow lay system adalah
pemeliharaan ayam petelur di dalam kandang yang sama sepanjang hidupnya dan
tidak pernah dipindah-pindahkan.
 Sistem ini cukup baik karena dapat mengurangi stress akibat perpindahan ayam.
Kandang yang digunakan dalam sistem ini biasanya kandang bentuk litter.
 Ayam yang tidak sama umurnya maka untuk meletakkan kandang perlu
diperhatikan.
 Sebaiknya angin bertiup ke arah ayam yang lebih tua umurnya.
Pemeliharaan dengan pergantian
kandang menjelang fase layer
 Pemeliharaan dengan pergantian kandang menjelang fase layer atau disebut brood
grow system adalah sistem dimana ayam dipelihara di kandang yang sama dari awal
pemeliharaan sampai siap bertelur.
 Sesudah siap bertelur ayam dipindahkan ke kandang khusus untuk bertelur.
 Pemindahan biasanya pada saat ayam berumur 16 sampai 18 minggu.
Pemeliharaan dengan pergantian
kandang menjelang fase grower
 Pemeliharaan dengan pergantian kandang menjelang fase grower atau disebut grow lay system
adalah sistem dimana ayam dipelihara bersama-sama dari mulai brooding (masa awal hidup)
sampai umur lebih kurang 10 minggu.
 Kemudian ayam-ayam tersebut dipindahkan ke kandang-kandang lain untuk periode pembesaran,
peneluran, dan terakhir fase afkir.
 Sistem ini berfungsi untuk menghemat pemanasan dan mengurangi stres pada ayam karena ayam
dipindah lebih dari awal.
 Sistem ini lebih sering dilakukan oleh peternak pembibit, sedangkan peternak ayam petelur yang
menggunakan lantai kandang sistem litter jarang menggunakannya.
FASE AYAM PETELUR

Fase Starter Ayam Fase Grower Ayam Fase Layer Ayam


Petelur Petelur Petelur
Fase Starter Ayam Petelur
 Pada pemeliharaan masa awal (starter) ayam petelur terdapat manajemen jadwal yang harus
dilaksanakan diantarnya, yaitu sebelum ayam petelur datang dan setelah ayam petelur datang.
 Tindakan yang dilakukan sebelum ayam petelur datang yaitu: membersihkan dan mensucihamakan
(chick guard, tempat pakan, tempat minum, brooder/pemanas), penataan segala peralatan dimana
setelah unggas datang dengan suhu indukan 35⁰C (45⁰F)
 Untuk minggu pertama dengan tindakan yang perlu dilakukan yaitu memasukkan anak unggas,
pengaturan suhu atau alat pemanas, pemberian pakan dan minum, vaksinasi, pemberian vitamin dan
antibiotik, dan menimbang bobot badan awal.
Fase Grower Ayam Petelur
 Fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur yaitu antara umur 6 sampai 14 minggu dan antara umur 14
sampai 20 minggu. Namun demikian pada umur 14 sampai 20 minggu pertumbuhannya sudah
menurun dan sering disebut dengan fase developer (fase perkembangan).
 Sehubungan dengan hal ini maka pemindahan dari kandang starter ke kandang fase pertumbuhan
yaitu antara umur 6 sampai 8 minggu.
 Ada beberapa sistem lain yang bisa dilakukan dengan tidak memindahkan ayam tersebut agar tidak
stres yaitu dengan cara dari sejak anak ayam sampai fase pertumbuhan tetap dipelihara dalam
bangunan kandang yang sama maka dengan demikian pemindahan hanya dilakukan pada saat
menjelang berproduksi (umur 18 sampai 21 minggu).
Fase Layer Ayam Petelur
 Pemeliharaan masa produksi diawali pada saat ayam berumur 18 minggu.
 Perubahan fisik yang nyata, terutama terjadi pada penampilan jengger dan pial yang nampak lebih
besar, tebal dan berwarna merah, serta tubuh yang semakin berisi diselimuti bulu yang lengkap
berwarna mengkilap.
 Adapun perubahan perilaku yang nyata ialah ayam petelur mulai suka berkotek dan apabila didekati
tidak menghindar, akan tetapi justru mendekat kepada peternak dan semakin jinak.
 Selama masa produksi, tuntutan hidup ayam petelur berupa kecukupan nutrisi, khususnya protein
meningkat lebih tinggi dari pada masa remaja. Tuntutan hidup ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan perawatan tubuh dan berproduksi.
MANAJEMEN PERKANDANGAN
 Kandang memiliki fungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk
(hujan, panas dan angin), hewan buas, dan pencurian. Kandang secara mikro memiliki fungsi sebagai
tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stres sehingga kesehatan
ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal.
 Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar
matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari sepanjang masa, permukaan lahan
peternakan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat
memberikan kesegaran di dalam kandang. Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar
kandang ke dalam kandang, dan begitu sebaliknya.
Kandang
 Suhu kandang yang cocok untuk ayam petelur meliputi
persyaratan temperature berkisar antara 32,2 sampai 35⁰C.
 Kelembaban berkisar antara 60 sampai 70%, penerangan
dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang
ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi
dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi
udara yang baik.
Sumber: www.ternakpertama.com

• Kontruksi kandang ayam petelur tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan
lama. Perlengkapan kandang butuh disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum,
tempat pakan, tempat obat-obatan, dan sistem alat penerangan. Tipe atap kandang untuk ayam petelur terdiri
dari tipe jongkok, tipe A, tipe gabungan A dan jongkok, tipe semi monitor, dan tipe monitor.
Kandang
Kandang ayam
fase starter

Kandang Kandang ayam


Close House fase layer

Kandang
Open House
Kandang ayam fase starter
 Ayam fase starter agar dapat tumbuh sehat maka harus disediakan ruangan yang luas untuk bermain,
makan, dan minum.
 Ayam fase starter membutuhkan tempat yang cukup di sekitar pakan sehingga semuanya bisa makan
secara bersamaan tanpa berdesakan. Ukuran kandang untuk ayam fase starter adalah satu m 2 untuk 10
ekor ayam. Sebagai alas kandang dapat digunakan kulit gabah setebal 10 sampai 15 cm. Kandang
diberi lampu 60 Watt.
 Kandang yang baik bagi ayam adalah apabila suhu di sisi luar sebelah bawah kandang berkisar antara
30 sampai 32ºC. Ventilasi kandang merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan tinggi
rendahnya suhu di dalam kandang. Beberapa ventilasi sebaiknya disediakan penutupnya.
Kandang ayam fase layer
 Suhu kandang yang sesuai untuk ayam petelur adalah 32,2 sampai 35⁰C, sedangkan
untuk kelembaban berkisar antara 60 sampai 70%.
 Penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan petunjuk yang ada.
Kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang serta sirkulasi udara baik, kandang tidak disarankan untuk dibuat pada
permukaan lahan yang berbukit karena dapat menghalangi sirkulasi udara dan
membahayakan aliran air permukaan apabila turun hujan.
 Kandang dianjurkan untuk dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin
cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
Bentuk kandang berdasarkan sistem

 Sistem kandang koloni. Sistem kandang koloni merupakan bentuk kandang ayam
petelur yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur dalam satu kandang.
 Sistem kandang individual. Kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage dimana
satu kotak kandang berisi satu ekor ayam petelur.
Jenis kandang berdasarkan lantai
 Kandang dengan lantai litter. Kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi sekam
padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni.
 Kandang dengan lantai kolong berlubang. Lantai untuk sistem ini terdiri dari
bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk
membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan.
 Kandang dengan lantai campuran litter dengan kolong berlubang. Kadang ini
memiliki perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas litter dan 60% luas lantai
dengan kolong berlubang yang terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri.
Gambar Kandang ayam starter Gambar Tampak depan kandang
umur 0 sampai 6 minggu koloni ayam petelur
Gambar . Tampak samping kandang Gambar . Tampak samping kandang
koloni ayam petelur individual ayam petelur
Gambar. Tampak depan kandang individual ayam petelur
Kandang Open House
 Kandang open house adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan sistem terbuka, yang
biasanya terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga menjamin hembusan angin bisa
masuk dalam kandang dan bisa dimanfaatkan pergantian sinar matahari.
 Dinding kandang ditutup dengan tirai yang berfungsi sebagai ventilasi.
 Bentuk kandang ayam petelur umumnya yang sering dijumpai adalah kandang sistem
terbuka atau open house, baik yang sistem panggung maupun sistem postal dengan lantai
beralaskan sekam pagi, serutan gergaji kayu dan beberapa peternakan juga menggunakan
jerami.
 Model kandang terbuka memiliki keuntungan yaitu sistem pergantian udara dalam kandang
berjalan dengan lancar sehingga kandang tidak pengap.
Kandang Close House
 Kandang close house adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan sistem tertutup dengan rapat
sehingg sinar matahari, ventilasi dan kelembaban kandang diatur dengan mesin yang memerlukan
konstruksi kandang tertentu.
 Kandang sistem tertutup atau close house merupakan sistem kandang yang harus sanggup
mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO 2, dan NH3
yang ada di dalam kandang tetapi di sisi lain dapat menyediakan berbahan kebutuhan oksigen bagi
ayam petelur.
 Kandang dengan sistem tertutup ini diyakini mampu meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk
lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang dipunya ayam petelur.
Peralatan Kandang

Litter Tempat bertelur

Tempat Tempat pakan


bertengger dan minum
Litter
 Litter atau alas lantai harus dalam keadaan kering, maka
tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang
masuk walau angin kencang.
 Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran
dari kulit padi dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya,
atau hasil serutan kayu dengan panjang antara 3 sampai 5
cm untuk pengganti sekam padi.

Sumber: www.ternakpertama.com
Tempat bertelur
 Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan
kotak ukuran 30x35x45 cm yang cukup untuk 4 sampai 5 ekor ayam.
 Kotak diletakkan di dinding kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya
agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan.
 Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur
dan dibuat lubang yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
Tempat bertengger
 Tempat bertengger digunakan ayam untuk tempat istirahat atau tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
 Tempat bertengger dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat
bertelur.
Tempat pakan dan minum
 Tempat pakan dan minum harus tersedia cukup,
bahannya dapat berupa dari bambu, almunium atau
apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak
berkarat.
 Tempat grit dengan kotak khusus.

Sumber: http://ayambroiler.com/
Suhu Kandang
 Suhu di dalam kandang ayam petelur umur sehari disarankan berkisar 32⁰C.
 Apabila kedinginan, maka suara anak ayam petelur akan tidak beraturan dan cenderung menciak
keras.
 Kandang perlu diperiksa apabila terdapat suara berisik karena ayam petelur yang merasa kurang
nyaman akan mengeluarkan bunyi yang riuh dan keras.
 Anak ayam petelur yang kedinginan ataupun kepanasan pertumbuhan awalnya akan lambat dan tidak
akan berkembang menjadi petelur yang menguntungkan sehingga harus selalu diperiksa bahwa anak
ayam petelur tidak memperoleh suhu yang terlampau dingin atau terlampau panas.
Pencahayaan
 Apabila ayam petelur telah berumur 16 minggu
maka cahaya di dalam kandang harus mulai diatur.
 Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh
terhadap baik buruknya dalam memproduksi telur.
 Ayam petelur memerlukan cahaya yang konstan
selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak
terpenuhi maka mereka akan berhenti bertelur dan
mulai mencabuti bulunya.
 Untuk mendapatkan cahaya yang konstan tiap hari,
sumber cahaya listrik di dalam kandang bisa diatur Sumber: http://ayambroiler.com/
dengan mempergunakan alat pengatur waktu.
MANAJEMEN PAKAN
 Kandungan energi pakan ayam petelur perlu memperhatikan kandungan nutrien, meskipun energi
terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka
efisiensi penggunaan pakan rendah. Formulasi ransum dibuat dengan memperhatikan kandungan
energi dan lain-lainya.
 Ayam petelur membutuhkan setidaknya 40 senyawa kimia esensial yang harus ada di dalam ransum.
Senyawa kimia tersebut harus dalam jumlah yang cukup dalam perbandingan optimum satu terhadap
lainnya dan dalam bentuk yang mudah didapat untuk merangsang pertumbuhan laju maksimum dan
produksi telur.
 Konsumsi ayam petelur dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu lingkungan,
bangsa, umur, jenis kelamin, imbangan zat makanan dalam ransum, kecepatan pertumbuhan, tingkat
produksi, bobot badan, palatabilitas dan tingkat energi metabolisme ransum, semakin tinggi energi
dalam ransum maka konsumsi ransum akan menurun pula sebaliknya.
MANAJEMEN PAKAN
 Kebutuhan jumlah pakan maupun peralatannya ditentukan oleh jenis ayam petelur
yang dipelihara.
 Tempat pakan model trough sederhana dapat dibuat sendiri dari bahan seng ataupun
paralon yang dibelah, sedangkan tempat pakan bentuk tabung besar biasa
dipergunakan oleh peternak dengan kandang lantai litter.
 Tempat air harus selalu berisi air bersih, segar, dan dingin. Wadah tempat minum
harus selalu dibersihkan, dicuci dengan sabun, dan diisi kembali setiap hari dengan
air.
Kebutuhan tempat pakan

Tempat pakan bentuk tabung


Jenis ayam Tempat pakan trough
dengan keliling 127 cm
 Tipe ringan (telur putih) 6,4 cm/ekor 3 tabung/100 ekor
 Tipe medium (telur coklat) 7,6 cm/ekor 4 tabung/100 ekor
Tahapan peralihan pakan ayam petelur dari fase
starter ke fase grower

Komposisi campuran pakan ayam


Pada minggu peralihan
pakan Pakan starter (%) Pakan grower (%)
Hari ke-1 75 25
Hari ke-2 75 25
Hari ke-3 50 50
Hari ke-4 50 50
Hari ke-5 25 75
Hari ke-6 25 75
Hari ke-7 0 100
Air Minum
 Air adalah salah satu hal yang paling vital untuk
pertumbuhan anak ayam petelur.
 Air diberikan dalam jumlah yang cukup dan dapat
ditempatkan pada tiap jarak 3 meter dalam kandang.
 Apabila udara sekitar atau suhu pemanas dalam kandang
sangat tinggi maka air minum sebaiknya tiap hari diganti
beberapa kali agar anak ayam tetap memperoleh air yang
dingin.
 Apabila suhu air lebih dari 37⁰C maka anak ayam akan
mengurangi mengkonsumsi air sehingga nantinya akan Sumber: www.ternakpertama.com
mempengaruhi pertumbuhannya.
MANAJEMEN KESEHATAN
 Ayam petelur yang dipelihara agar tetap sehat maka butuh dilakukan upaya-upaya melalui sanitasi dan
tatalaksana pemeliharaan, seperti berikut:
 Menjaga kondisi litter tetap kering dan bersih.
 Ventilasi kandang yang cukup.
 Tempat pemeliharaan anak ayam, terpisah dari ayam dewasa.
 Pemberian ransum yang baik dari segi kualitas dan kuantitas.
 Jangan banyak orang yang masuk ke kandang ternak ayam karena dikhawatirkan akan menularkan penyakit.
 Ayam yang sakit harus segera dipisahkan dan ditempatkan pada kandang khusus (kandang karantina) agar
penyakitnya tidak menyebar pada ayam yang masih sehat.
 Burung-burung liar atau hewan lainnya dijaga agar tidak bisa masuk ke dalam kandang.
 Air minum yang diberikan harus bersih dan setiap akan mengganti air minum tempatnya harus dibersihkan
terlebih dahulu.
Penyakit Bakteri (1)
 Pullorum. Penyakit pullorum (berak putih) menyerang ayam petelur yang disebabkan oleh Salmomella pullorum
dengan angka kematian yang tinggi dan cara pengendaliannya dengan diobati dengan antibiotika.
 Fowl typhoid. Penyakit fowl typhoid sering menyerang ternak ayam petelur muda dan dewasa yang disebabkan
oleh Salmonella gallinarum dengan gejala mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan dan cara
pengendaliannya dengan antibiotika atau preparat sulfa.
 Parathyphoid. Penyakit parathyphoid menyerang ayam petelur di bawah umur satu bulan yang disebabkan oleh
bakteri dari genus Salmonella dan cara pengendaliannya dengan preparat sulfa dan obat sejenisnya.
 Kolera. Penyakit kolera jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam penyakit
kolera menyerang kalkun dan burung merpati yang disebabkan oleh Pasteurella multocida dengan gejala
menyerang bagian pial (gelambir dibawah paruh) akan membesar dan cara pengendaliannya dengan antibiotika
(tetrasiklin atau streptomisin).
Penyakit Bakteri (2)
 Coryza. Penyakit coryza menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam yang disebabkan oleh
mikroorganisme intermediet antara bakteri dan virus dengan gejala ayam yang terserang menunjukkan tanda-
tanda seperti orang pilek dan cara pengendaliannya dapat disembuhkan dengan antibiotik atau preparat sulfa.
 Chronic respiratory disease. Penyakit chronic respiratory disease (CRD) merupakan penyakit pada ayam yang
populer di Indonesia yang menyerang anak ayam dan ayam remaja dengan cara pengendaliannya dengan
menggunakan antibiotik (spiramisin dan tilosin).
 Infeksi synovitis. Penyakit infeksi synovitis menyerang ayam yang masih muda yang disebabkan oleh bakteri dari
genus Mycoplasma dimana cara pengendaliannya adalah dengan menggunakan antibiotik.
Penyakit Virus (1)
 Newcastle disease. Penyakit newcastle disease (ND) disebabkan oleh newcastle disease virus yang
di Indonesia dikenal dengan penyakit tetelo untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara vaksinasi.
 Infeksi bronchitis. Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Penyakit ini merupakan
penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja dan penyakit ini dapat dicegah
dengan cara vaksinasi.
 Infeksi laryngotracheitis. Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius
terjadi pada unggas pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang
ketat.
Penyakit Virus (2)
 Fowl pox. Penyakit fowl pox ditandai dengan gejala pada tubuh ayam bagian jengger yang terserang
akan terdapat bercak-bercak cacar yang disebabkan oleh virus Borreliota avium dan cara
pengendaliannya melalui vaksinasi.
 Marek disease. Penyakit marek disease banyak menyerang ayam akibat serangannya menyebabkan
kematian ayam hingga 50% dan cara pengendalian melalui vaksinasi.
 Gumboro. Penyakit gumboro (infectious bursal disease) yang menyerang bursa fabrisius,
khususnya menyerang anak ayam umur 3 sampai 6 minggu yang melumpuhkan sistem pertahanan
tubuh ayam.
Penyakit Jamur dan Toksin
 Gizzerosin. Gizzerosin atau muntah darah hitam karena terjadi kerusakan total pada gizzard ayam
petelur yang disebabkan oleh racun dari tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan
penyakit ini. Penyakit ini timbul akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino
sehingga menjadi racun.
 Racun dari bungkil kacang. Kadar minyak yang tinggi dalam bungkil kacang merangsang
pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus dan untuk menghindari keracunan dari bungkil kacang
maka dalam ransum tidak menggunakan antioksidan atau bungkil kacang yang mengandung kadar
lemak tinggi.
Penyakit Parasit
 Cacing. Penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi
peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam petelur terserang
cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam produksi telur merosot dan
kurang aktif.
 Kutu. Kutu banyak menyerang ayam petelur yang ada di peternakan Indonesia. Kutu dari luar
tidak terlihat tapi apabila bulu ayam petelur disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam petelur
terserang kutu ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari
langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat.
Penyakit Protozoa
 Penyakit yang berasal dari protozoa yaitu trichomoniasis, hexamitiasis dan blackhead. Penyakit yang
berasal dari protozoa dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang
menyerang ayam petelur yang lingkungannya dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
Vaksinasi
 Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit
virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan
tubuh.
 Pemberian vaksin secara teratur sangat penting untuk
mencegah terkenanya penyakit pada ayam petelur.
 Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu: vaksin aktif adalah
vaksin inaktif. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama
vaksin inaktif daripada dengan vaksin aktif.
 Persyaratan dalam melakukan vaksinasi pada ayam petelur Sumber: www.ternakpertama.com
yaitu: ayam petelur yang divaksin harus sehat, dosis dan
kemasan harus tepat, serta sterilisasi alat-alat vaksinasi.
Pencegahan Penyakit
 Kegiatan pencegahan penyakit bertujuan agar ayam terbebas dari berbagai macam penyakit.
 Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan melaksanakan manajemen pemeliharaan yang baik,
vaksinasi, kegiatan sanitasi lingkungan, sanitasi antar kandang dan peralatan kandang.
 Sanitasi peralatan kandang dilakukan dengan desinfektan secara rutin yang berfungsi untuk
membunuh kuman penyakit yang bertindak sebagai penyebab penyakit pada ayam.
 Apabila membersihkan tempat air, jangan membuang sisa air ke alas kandang. Alas kandang harus
senantiasa kering dengan membalikannya tiap minggu serta membuang kotoran yang menempel
padanya. Ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga alas kandang tidak sampai lembab.
Sirkulasi udara dalam kandang harus baik, tetapi hindarkan penggunaan kipas angin terutama apabila
anak ayam masih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
 Akoso. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
 Anggrodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Indonesia. PT Gramedia
Pustaka Utama,. Jakarta.
 Pramudyati, S. dan Prabowo, A. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Petelur. GTZ Merang Redd
Pilot Project (MRPP) Bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera
Selatan. Palembang
 Rasyaf. 1993. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.
 Rasyaf.1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
 Sudarmono, A.S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.
 Sudaryani, T. dan Santosa, H. 1996. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang Baterai. Penebar
Swadaya. Jakarta.
 Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta
LINK VIDEO PENUNJANG

 PANDUAN CARA BUDIDAYA AYAM PETELUR


 https://youtu.be/_nmnumvy0Jo
 CONTOH KANDANG AYAM PETELUR
 https://youtu.be/0Bf1PVWHQAw
 CARA MEMBUAT KANDANG PETELUR
 https://youtu.be/up06_EUCFms
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai