LAPORAN PRAKTIKUM
PRODUKSI TERNAK
GURU PEMBIMBING:
SUSI TRISNA, S.Pt
NAMA KELOMPOK :
SUTRISNO
AHMAD FAUZAN
DONI SAPUTRA
ATEM AGUNG PRIONO
1.1 Latar Belakang
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak
dan merupakan komoditas unggulan. Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging
ayam menjadi sumber utama menu konsumen. Daging ayam broiler mudah didapatkan baik
di pasar modern maupun tradisional. Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh
rumah potong ayam modern dan tradisional. Proses penanganan di RPA merupakan kunci
yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam
(RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang
memadai, namun tidak dapat dihindari adanya kontaminasi dan kerusakan selama prosesing
dan distribusi.
Di bidang usaha ternak unggas ini, pemeliharaan usaha ayam broiler telah menyebar
dan berkembang ke seluruh daerah. Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan teknologi
pengelolaan ayam broiler yang berupa bibit unggul, makanan berkualitas, perkandangan,
sanitasi dan pencegahan penyakit.
Ayam broiler memiliki sifat-sifat yang menonjol secara ekonomis dapat memberikan
keuntungan. Sifat tersebut adalah berupa produksi daging yang tinggi dengan penggunaan
pakan yang efisien. Keunggulan inilah yang dapat merangsang berkembangnya peternakan
ayam broiler.
Faktor yang paling menentukan dalam usaha peternakan terutama peternakan ayam
ada tiga hal yaitu breeding ( pemulia biakan ), feeding ( pakan) dan management (
tata laksana ). Khusus dalam penyediaan bibit ayam, peternak diusahakan untuk dapat
memilih bibit yang berkuallitas. Tujuan penyediaan bibit yang berkualitas adalah agar hasil
panen dapat maksimal.
Mengingat tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut
produsen bahan pangan termasuk pengusaha peternakan untuk meningkatkan kualitas
produknya. Walaupun kualitas karkas tergantung pada preferensi konsumen namun ada
standar khusus yang dijadikan acuan. Karkas yang layak konsumsi harus sesuai dengan
standar SNI mulai dari cara penanganan, cara pemotongan karkas, ukuran dan mutu,
persyaratan yang meliputi bahan asal, penyiapan karkas, penglolahan pascapanen, bahan
pembantu, bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan. Untuk itu perlu ada
penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.
1.2.2 Manfaat
Manfaat yang di peroleh adalah mahasiswa akan memiliki kemampuan teknis dan
praktis dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan cara pemeliharaan ayam petelur dan
memberikan pengetahuan tentang tatacara pemberian pakan, vitamin , dan vaksin kepada
ayam broiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Broiler
Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang
memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi
pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif mudah sehingga sirkulasi
pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik
(Murtidjo, 1992).
2.2. Konsumsi Pakan
Keterangan :
PBB = Pertambahan Berat Badan
BB akhir minggu = Berat Badan pada akhir minggu
BB awal minggu = Berat Badan pada awal minggu
2.4. Mortalitas
Kematian ayam semasa dalam pemeliharaan sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi
dalam peternakan ayam broiler. Namun, setiap peternak akan berupaya untuk menekan
seminimal mungkin angka mortalitas atau angka kematian pada ayam broiler yang
dipeliharanya. Angka mortalitas yang masih dianggap wajar adalah pada angka 3-5%.
Solusinya untuk menekan angka mortalitas antara lain adalah menjalankan pengelolaan
secara baik; menggunakan bibit yang bagus; memberikan ransum yang berkualitas dan dalam
jumlah yang memadai; hingga pemberian vaksin maupun obat-obatan sesuai dosis yang
dibutuhkan.
2.6. Perkandangan
Kandang merupakan faktor produksi pertama yang harus diperhatikan oleh peternak.
Menurut Jayanata dan Harianto (2011), jenis kandang ayam broiler berdasarkan konstruksi
dindingnya dibedakan menjadi kandang terbuka dan kandang tertutup. Namun, Jayanata dan
Harianto (2011) menambahkan bahwa penggunaan jenis kandang terbuka lebih banyak
dipilih oleh peternak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peternak dalam proses
penyediaan kandang antara lain :
3. Ventilasi Kandang
Menurut Rasyaf (2010), semakin tinggi suhu di dalam kandang, umur, dan bobot
ayam broiler, maka semakin banyak jumlah udara segar yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
pengaturan ventilasi sangat dibutuhkan untuk mengatur sirkulasi udara di dalam kandang.
Rasyaf (2010) menyatakan pengaturan sirkulasi udara dapat dilakukan melalui ventilasi
buatan berupa kipas angin. Kipas angin tersebut berfungsi mengeluarkan udara kotor dan
beracun ke luar kandang, dan menghembuskan udara bersih dan segar masuk ke dalam
kandang.
2.7. Pencegahan Penyakit
Ada berbagai penyakit yang dapat menjangkiti ayam broiler, diantara penyakit yang
sering menyerang adalah tetelo, gumboro, ngorok, berak kapur dan hama tungau. Adapun
penyakit ngorok merupakan penyakit utama dari ayam broiler. Untuk itu, perlu adanya
pengetahuan oleh para peternak agar terhindar dari penyakit tersebut yang dapat menghambat
pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan kematian massal, bila tidak ditangani dengan benar.
Salah satu cara untuk pencegahan penyakit yang biasa dilakukan adalah dengan cara
vaksinasi. Sebenarnya vaksinasi sendiri adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke
tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Salah satu vaksinasi yang penting adalah
vaksinasi tetelo. Vaksinasi biasa dilakukan pada ayam berumur empat hari dengan metode
tetes mata dengan vaksin ND strain B1, dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta
melalui suntikan atau air minum.
Selain itu, sanitasi kandang yang baik juga dapat mencegah perkembangbiakan
penyakit. Sanitasi kandang dapat dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan bebebrapa
tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga kotoran yang tersisa dari pemeliharaan
sebelumnya tidak ada. Tahap kedua, yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk
menyempurnakan proses sanitasi dilakukan penyemprptan dengan formalin, bertujuan untuk
membunuh penyakit. Setelah itu, dibiarkan antara 10-14 hari sebelum budidaya kembali
untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
BAB III
METODOLOGI
3.2.2. Bahan
Bahan yang di gunakan yaitu Day Old Chick (DOC) ayam broiler, kertas Koran, gula
merah, kapur, sekam, desinfektan, vitamin, pakan, air bersih, vaksin.
3.3. Parameter
Data yang di catat dalam pemeliharaan ayam broiler yaitu:
1. Jumlah konsumsi pakan : Jumlah konsumsi pakan di hitung berdasarkan kapasitas
harian yang di butuhkan tiap ekornya. Presentase pemberian pakan di pagi hari 40% dan
sore hari 60% dari jumlah kapasitas pakan setiap hari setelah di hitung.
2. Berat badan : Berat badan di timbang setiap satu minggu sekali pada hari yang sama
dengan menggunakan sampel acak (10- 20)% dari populasi ayam, lalu di cari rata- rata
berat badan per ekor.
3. Pertambahan berat badan : Di peroleh dari berat badan minggu pertama di kurangi berat
badan awal, berat badan minggu ke dua di kurangi berat badan minggu pertama. Dan
seterusnya.
4. Mortalitas : Jumlah ayam yang mati di bagi dengan jumlah awal ayam hidup kemudian
dikalikan dengan 100%, perhitungan dilakukan setiap seminggu sekali di hari yang sama.
5. Konversi Pakan (FCR) : Jumlah pakan yang habis di konsumsi di bagi dengan
pertambahan berat badan.
3.4. Prosedur Pelaksanaan
3.4.1. Persiapan Kandang
1. Persiapan kandang di lakukan satu minggu sebelum DOC dating, dengan melakukan
pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan pada kandang.
2. Mencuci tempat pakan dan tempat minum sampai bersih.
3. Menyiapkan chickguard, pemanas ruangan, Koran, dan sekam sehari sebelum DOC
dating.
3.4.2. Penanganan DOC
1. DOC yang baru dating di lakukan pengecekan jumlah ayam, dan penimbangan untuk
mengetahui berat badan awal..
2. Di lakukan seleksi jika ada ayam yang cacat maka akan di sendirikan.
3. DOC yang sudah siap di masukkan dalam kandng dengan menyelupkan kepala ayam
ke dalam air agar terbiasa untuk minum.
3.5. Pemeliharaan
3.5.1. Pemberian Pakan
1. Pemberian pakan di hari pertama sampai 7 hari dilakukan dengan menggunakan tempat
pakan yang tidak di gantung, karena ayam masih kecil.
2. Pemberiann pakan dilakukan dua kali sehari ( pagi dan sore)
c. Minggu 3
- FCR mingguan =
=
=
- FCR komulatif =
=
=
d. Minggu 4
- FCR mingguan =
=
=
- FCR komulatif =
=
=