Anda di halaman 1dari 17

Sistematika Laporan Studi Kelayakan Bisnis

Dosen :
Andi Dahrul, SE.MM.

Disusun :
NURFHADLI WAHID 2022 10 247

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengembangan Usaha

Bisnis ayam broiler merupakan salah satu sektor utama dalam industri

peternakan yang berkembang pesat. Ayam broiler adalah jenis ayam yang

dipelihara khusus untuk produksi daging dengan pertumbuhan yang cepat. Bisnis

ini telah menjadi bagian integral dari rantai pasokan makanan global karena

tingginya permintaan akan produk daging ayam. Pertumbuhan konsumsi daging

ayam yang terus meningkat di seluruh dunia telah mendorong perluasan industri

ayam broiler.

Pentingnya bisnis ayam broiler dalam ekonomi terletak pada

kontribusinya terhadap pasokan protein hewani yang ekonomis. Ayam broiler

memiliki siklus produksi yang relatif singkat, sekitar 5-7 minggu dari hari

penetasan hingga siap dipanen, membuatnya menjadi salah satu sumber protein

hewani yang efisien dalam hal waktu dan biaya. Hal ini mendorong pertumbuhan

industri ayam broiler secara signifikan di banyak negara, baik untuk kebutuhan

konsumsi lokal maupun untuk pasar ekspor.

Pada tingkat usaha kecil dan besar, bisnis ayam broiler menawarkan

peluang yang signifikan bagi para peternak. Di skala kecil, peternak dapat

memulai usaha dengan modal yang relatif terjangkau dan memperoleh

penghasilan yang stabil dalam waktu singkat. Sementara itu, di skala besar,

perusahaan besar sering mengelola peternakan ayam broiler dengan ribuan

hingga jutaan ayam, memanfaatkan teknologi dan praktik manajemen modern

untuk meningkatkan produktivitas.


Tantangan utama dalam bisnis ayam broiler meliputi masalah kesehatan

ayam, seperti penyakit menular yang dapat mengurangi hasil panen secara

signifikan. Pengelolaan yang baik, termasuk praktik biosekuriti yang ketat,

pemilihan pakan yang tepat, dan pengawasan kesehatan yang cermat, menjadi

kunci keberhasilan dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ayam.

Selain itu, isu lingkungan juga menjadi perhatian dalam bisnis ayam

broiler. Limbah organik dari peternakan ayam dapat menjadi sumber

pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, praktik-

praktik ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang baik dan penggunaan

teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan, semakin menjadi fokus dalam

industri ini.

Dengan permintaan yang terus meningkat untuk produk daging ayam,

bisnis ayam broiler tetap menjadi sektor yang menjanjikan dengan peluang

pertumbuhan yang besar. Namun, untuk menjaga keberlanjutan bisnis ini,

diperlukan upaya untuk menghadapi tantangan kesehatan hewan dan

lingkungan, sambil terus mengembangkan inovasi teknologi dan praktik

manajemen yang lebih baik.

Dengan melihat peluang tersebut, penulis berupaya membuat bisnis ini

dengan target pertumbuhan yang mudah berkembang dengan pesat.

B. Nama Usaha

Ayam Broiler

C. Alamat Usaha

Kec. Moncongloe, Kab. Maros Sulawesi Selatan


D. Gambaran Bisnis

Bisnis ayam Broiler ini merupakan industri peternakan yang fokus pada

pemeliharaan ayam untuk produksi daging secara efisien. Ini melibatkan siklus

produksi singkat, sekitar 5-7 minggu, dari penetasan hingga panen. Bisnis ini

memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan protein hewani dengan biaya

produksi yang relatif rendah. Tantangannya meliputi kesehatan ayam dan

dampak lingkungan, tetapi dengan pengelolaan yang baik dan inovasi, bisnis ini

tetap menjanjikan pertumbuhan yang besar seiring terus meningkatnya

permintaan pasar akan daging ayam.


BAB II

ASPEK SOSIAL EKONOMI

Dampak yang akan terjadi apabila bisnis didirikan baik untuk social maupun

diri sendiri. Aspek sosial-ekonomi dalam bisnis Ayam Broiler mencakup dampak

dan konstribusi bisnis tersebut terhadap masyarakat dan ekonomi. Berikut

beberapa aspek sosial-ekonomi yang terkait dengan bisnis ayam broiler:

Dalam bisnis ayam broiler, aspek sosial-ekonomi memiliki dampak dan kontribusi
yang cukup signifikan terhadap masyarakat dan ekonomi secara luas:

1. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Bisnis ayam broiler, terutama dalam skala

peternakan kecil, memberikan peluang pekerjaan dan penghasilan bagi

masyarakat lokal. Hal ini memperkuat ekonomi lokal dengan menciptakan

lapangan kerja langsung maupun tidak langsung, seperti tenaga kerja

peternakan, pengepul pakan, atau distributor lokal.

2. Akses Pasokan Protein: Kontribusi utama bisnis ayam broiler adalah

menyediakan pasokan protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat.

Daging ayam merupakan sumber protein yang penting dan relatif terjangkau,

memberikan akses yang lebih baik terhadap gizi bagi banyak keluarga,

terutama di daerah yang kurang akses terhadap sumber protein.

3. Peningkatan Pendapatan Petani: Peternakan ayam broiler, baik skala kecil

maupun besar, dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi petani.

Dengan siklus produksi yang relatif singkat, petani bisa mendapatkan

penghasilan secara berkala dari penjualan ayam, memberikan kestabilan

ekonomi bagi mereka.


4. Peningkatan Ekspor dan Pendapatan Negara: Industri ayam broiler yang

berkembang juga berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui ekspor

produk-produk ayam. Hal ini dapat meningkatkan penerimaan devisa negara

dan memperkuat posisi ekonomi negara di pasar internasional.

5. Dampak Sosial Masyarakat: Konsumsi daging ayam yang terjangkau juga

memiliki dampak sosial dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan

memberikan sumber protein yang lebih baik. Namun, hal ini juga perlu

diimbangi dengan pendidikan gizi agar penggunaan daging ayam tidak

mengorbankan variasi konsumsi makanan yang sehat dan seimbang.

6. Penekanan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan: Bisnis ayam broiler,

khususnya dalam skala peternakan kecil, dapat menjadi salah satu

instrumen dalam penekanan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan

di suatu daerah atau negara.

Namun demikian, bisnis ayam broiler juga memiliki tantangan seperti

masalah kesehatan hewan, keberlanjutan lingkungan, dan perlunya perhatian

terhadap kondisi kerja dan kesejahteraan pekerja di industri ini. Oleh karena itu,

pengelolaan yang bertanggung jawab dalam bisnis ini sangat penting untuk

menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan

sosial dan lingkungan.


BAB III

ASPEK PASAR & PEMASARAN

A. Nama Produk yang Dipasarkan

1. Ayam Broiler

B. Wilayah Daerah Pemasaran

Daerah Gowa, Maros, Makassar dan sekitarnya.

C. Segmen Pasar

Segmen pasar dari bisnis ayam broiler ini adalah perusahaan, UMKM atau

industri yang akan bertindak sebagai plasma dan mitra dari bisnis ini.

D. Kebijakan Harga

1. Ayam Broiler ukuran <1.6 kg : Rp. 24.000/kg

2. Ayam Broiler ukuran >1.6 kg : Rp. 23.000/kg

E. Sistem Distribusi

Membangun pola inti plasma, yaitu kemitraan antara peternak mitra dengan

perusahaan mitra, dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma sedangkan

perusahaan mitra sebagai inti.


F. Sistem Promosi

Dengan menawarkan kemitraan dengan pelaku usaha, industri atau

perusahaan yang membutuhkan supplier ayam sebagai bahan pokonya.

G. Permintaan Produk

Permintaan dari ayam broiler sangatlah banyak dibutuhkan dari berbagai daerah

Sulawesi yang berjalan dibidang kuliner.

Kesimpulan:

Dalam aspek pasar & pemasaran dalam bisnis Ayam Broiler, bisnis ini

menjual ayam broiler. Wilayah daerah pemasaran di Sulawesi Selatan dan

sekitarnya dan harganya sangat terjangkau bagi Masyarakat sekitar.


BAB IV

ASPEK SUMBER DAYA MANAJEMEN

Sumber daya manajemen yang ada dalam bisnis Ayam Broiler dikelola oleh

pencetus usaha ini, beberapa karyawan dan kemitraan. Dimulai dari menentukan

lokasi bisnis, menyiapkan perlengkapan lainnya serta mencari supllier dan mitra

bisnis dilakukan oleh pribadi.

Kesimpulan:

Aspek sumber daya manajemen yang ada di bisnis ayam broiler ini adalah

pencetus usaha ini, beberapa karyawan dan kemitraan.


BAB V

ASPEK OPERASI

A. Teknik Produksi

Teknik produksi dalam bisnis ayam broiler melibatkan beberapa tahap

utama yang mencakup pemilihan bibit, pemeliharaan, pengaturan lingkungan,

manajemen pakan, perawatan kesehatan, dan pengelolaan limbah. Berikut

adalah beberapa teknik produksi yang umum digunakan:

1. Pemilihan Bibit Unggul: Memilih bibit ayam broiler yang unggul dalam

pertumbuhan dan ketahanan terhadap penyakit sangat penting. Hal ini

memastikan bahwa ayam dapat tumbuh dengan cepat dan memiliki efisiensi

konversi pakan yang baik.

2. Manajemen Lingkungan: Pengaturan lingkungan di kandang sangat penting.

Ini melibatkan pengaturan suhu, ventilasi udara, pencahayaan, dan kelembaban

yang optimal. Kondisi lingkungan yang baik membantu dalam pertumbuhan yang

sehat dan mengurangi risiko penyakit.

3. Pakan yang Tepat: Manajemen pakan yang tepat sangat penting untuk

pertumbuhan yang optimal. Ransum yang seimbang dan berkualitas baik harus

disediakan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam pada setiap fase

pertumbuhannya.

4. Pengelolaan Kesehatan: Perawatan kesehatan yang baik termasuk vaksinasi,

pengendalian penyakit, dan pemantauan kesehatan secara berkala. Tindakan

pencegahan penyakit seperti praktik biosekuriti juga sangat penting untuk

mencegah penyebaran penyakit di antara populasi ayam.


5. Manajemen Limbah: Pengelolaan limbah yang efektif dari peternakan ayam

broiler sangat penting untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan

sekitar. Ini melibatkan pengelolaan kotoran ayam sebagai pupuk organik atau

bahan bakar alternatif.

6. Pengaturan Penyuluhan dan Pemantauan: Para peternak perlu mendapatkan

informasi terkini tentang teknologi terbaru dan praktik manajemen yang lebih baik

melalui penyuluhan dan pemantauan rutin. Hal ini membantu mereka

memperbaiki dan meningkatkan teknik produksi mereka.

Teknik produksi dalam bisnis ayam broiler terus berkembang seiring dengan

penemuan teknologi baru dan penelitian di bidang nutrisi, genetika, dan

manajemen peternakan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi

produksi, kesejahteraan hewan, dan keberlanjutan lingkungan.

B. Kapasitas dan Rencana Produksi

1. Kapasitas produksi: menyesuaikan maksimal penyediaan lahan bisnis

2. Rencana produksi: Rencana produksi dari bisnis ayam broiler ini adalah

banyak membangun kemitraan dengan perusahaan

C. Bahan Baku dan Bahan Penolong

1. Bahan baku: ayam broiler

2. Bahan penolong: pakan ayam, bahan vaksinasi, bahan pembersih dan

disinfektan, pupuk atau pengolahan limbah.


E. Pengolahan

1. Pemotongan dan Pembersihan: Setelah ayam dipanen, tahap awal adalah


pemotongan dan pembersihan. Ayam dipisahkan menjadi bagian-bagian
seperti dada, paha, sayap, dan bagian lainnya sesuai dengan kebutuhan
pasar. Selama tahap ini, juga dilakukan pembersihan dari bulu dan sisa-sisa
lainnya.

2. Pemisahan dan Pengelompokan: Bagian-bagian ayam yang dipotong


kemudian dipisahkan dan dikelompokkan sesuai dengan jenis dan ukuran.
Proses ini memungkinkan untuk mengatur produk berdasarkan spesifikasi
pasar, seperti produk beku, fillet, atau bagian-bagian lainnya.

3. Pengemasan dan Penyimpanan: Setelah dipisahkan dan dikelompokkan,


daging ayam dapat dikemas dalam berbagai bentuk, mulai dari kemasan
segel hingga kemasan beku. Pengemasan ini dilakukan sesuai dengan
standar keamanan pangan dan kebutuhan konsumen. Setelah itu, daging
ayam disimpan dalam kondisi yang sesuai, baik itu penyimpanan beku atau
penyimpanan dingin.

4. Distribusi: Produk daging ayam yang telah diproses siap untuk


didistribusikan ke pasar lokal atau diekspor ke pasar internasional. Distribusi
ini melibatkan pengiriman ke toko-toko, restoran, atau supermarket, serta
dapat melibatkan jaringan distribusi yang luas untuk mencapai konsumen
secara efisien.
BAB VI

ASPEK KEUANGAN

Peralatan

Keterangan Harga

Gelas beling dan sendok Rp 250.000

Meja dan kursi Rp 400.000

Sedotan (Rp 15.000/ hari x Rp 450.000


30 hari)

Plastik (Rp 15.000/hari x Rp 450.000


30 hari)

Termos es Rp 150.000

Toplas Rp 250.000

Total Rp 1.950.000

Operasional/bulan

Keterangan Biaya

Listrik Rp 300.000

Air Rp 200.000

Total Rp 500.000

Promosi

Keterangan Harga

Banner Rp 100.000

Total keseluruhan Rp 2.550.000


Dibawah ini adalah kebutuhan bahan baku dalam 1 Bulan.

Keterangan Harga

bibit ayam (Rp 500 x 500/30 hari) Rp 250.000

Pakan (Rp 2.000.000/30 hari) Rp 2.000.000

Obat dan Vaksin (Rp 300.000/30 hari) Rp 300.000

Listrik (Rp 250.000/30 hari) Rp 250.000

Penyusutan (Rp 600.000/30 hari) Rp 600.000

Peralatan makan dan minum Rp 1.000.000


(Rp 1.000.000/30 hari)
Total Rp 4.400.000

Harga pokok penjualan

Produk HPP Harga Jual Keuntungan

Ayam broiler Rp 5.000 Rp 24.000/ekor Rp 19.000


ukuran <1.6 kg

Ayam broiler Rp 5.500/gelas Rp 23.000/gelar Rp 17.500


ukuran >1.6 kg

Produk Target per bulan Keuntungan Kotor

Ayam broiler ukuran <1.6 100-300 ekor Rp 2.400.000-7.200.000


kg

Ayam broiler ukuran >1.6 100-200 ekor Rp 2.300.000-4.600.000


kg

Total keuntungan kotor dalam sehari adalah Rp 157.000-394.000

Total keuntungan kotor dalam sebulan adalah Rp 157.000-394.000 x 30 hari


adalah 4.700.000-11.820.000

Pengeluaran dan Keuntungan

Keterangan Nominal

Keuntungan kotor per bulan Rp 4.700.000-11.820.000

Pengeluaran per bulan Rp 4.400.000


Pengeluaran per tahun Rp 52.000.000
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, menu, aspek sosial-ekonomi, aspek pasar &

pemasaran, aspek sumber daya manajemen, aspek operasi dan aspek

keuangan bisnis ayam broiler yang telah dibahas sebelumnya, dapat diambil

kesimpulan mengenai kelayakan bisnis ayam broiler sebagai berikut:

Bisnis ayam broiler memiliki potensi yang cukup baik untuk kesuksesan dan

keuntungan. Permintaan akan ayam broiler semakin meningkat tanpa mengenal

musim waktu. Keunggulan bisnis ayam broile adalah sebagai produsen ayam

yang diternak secara berkualitas, higienis dan sehat, serta memiliki kandungan

vitamin B6 untuk metabolisme karbohidrat pada tubuh .manusia, lemak, protein

dan produksi sel darah merah

B. Rekomendasi Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari bisnis ayam broiler dapat mencakup beberapa area untuk

meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan keuntungan bisnis tersebut:

1. Inovasi Teknologi: Teruslah mengikuti dan menerapkan inovasi teknologi


dalam manajemen peternakan, pengelolaan pakan, perawatan kesehatan,
dan pemrosesan daging. Ini termasuk penggunaan sensor, teknologi
otomatisasi, dan sistem manajemen yang lebih canggih untuk meningkatkan
efisiensi produksi.
2. Diversifikasi Produk: Pertimbangkan untuk melakukan diversifikasi produk.
Misalnya, mengembangkan produk olahan lebih lanjut seperti nugget, sosis,
atau produk daging ayam yang diolah lainnya. Ini dapat membuka peluang
pasar baru dan meningkatkan nilai tambah dari bisnis tersebut.

3. Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan: Fokus pada peningkatan


kualitas dan keamanan pangan produk daging ayam. Ini termasuk
peningkatan kontrol kualitas, pemantauan keamanan pangan yang lebih
ketat, dan penggunaan praktik manajemen yang lebih baik dalam
pemrosesan.

4. Pengelolaan Lingkungan yang Lebih Berkelanjutan: Investasikan dalam


teknologi dan praktik yang lebih ramah lingkungan untuk mengelola limbah
dan emisi gas rumah kaca dari peternakan ayam. Ini termasuk penggunaan
sistem daur ulang limbah atau teknologi pengolahan limbah yang lebih
efisien.

5. Peningkatan Kesejahteraan Hewan: Berikan perhatian pada kesejahteraan


hewan dalam usaha peternakan. Hal ini tidak hanya menjadi kebutuhan etis,
tetapi juga dapat memengaruhi produktivitas dan kualitas daging ayam yang
dihasilkan.

6. Ekspansi Pasar dan Pemasaran: Evaluasi potensi ekspansi pasar baik


secara lokal maupun internasional. Lakukan strategi pemasaran yang efektif
untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan diversifikasi kanal distribusi
untuk mencapai lebih banyak konsumen.

7. Pendidikan dan Pelatihan: Terus tingkatkan pengetahuan dan keterampilan


tim dengan menyediakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Ini
dapat meningkatkan kinerja peternak, pengelola, dan pekerja di industri
ayam broiler.

Tindak lanjut yang tepat dapat membantu bisnis ayam broiler untuk terus
berkembang, bersaing secara efektif, dan tetap relevan dalam menghadapi
perubahan pasar, teknologi, dan kebutuhan konsumen yang terus berubah.

Anda mungkin juga menyukai