Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Industri Pakan

Sabtu, 19 Mei 2012


Pemasaran Pakan Ternak Ayam
BAB I
PENDAHULUAN

Terdapat sejumlah alasan mengapa pendirian pabrik pakan ternak


unggas sangat potensial untuk dikembangkan , alasan pertama tentu saja
adalah ketersediaan pasar pakan ternak unggas baik lokal maupun di luar
daerah. Permintaan pasar terhadap pakan unggas mencapai ratusan ribu.
Pakan unggas ditandai oleh permintaan pasar yang senantiasa tumbuh
signifikan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Permintaan pakan unggas
tetap tinggi sekalipun kondisi dunia sedang dalam %, krisis, bahkan ketika
wabah flu burung menyerang, secara umum peternakan unggas tidak mati.
Alasan kedua yang menjadi daya tarik investasi pabrik pakan adalah
ketersediaan bahan baku utama pakan unggas berupa Jagung yang mudah
dan murah sehingga biaya produksi pembuatan pakan dapat ditekan sampai
pada tingkat minimal. Pakan merupakan salah satu komoditi penting yang
termasuk
berkualitas

pada
dan

subsistem
murah

agribisnis

menjadi

hulu.

prasyarat

Ketersediaan
bagi

pakan

tumbuhnya

yang

industri

peternakan yang maju. Pakan yang murah akan membuat peternak mampu
meningkatkan Skala usaha dan keuntungan per satuan, sedangkan pakan

yang berkualitas akan meningkatkan

konversi pakan sehingga

proses

pemberian pakan menjadi lebih efisien.


Pakan merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan kualias
budidaya yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas usaha ternak. Di
sisi lain pengelolaan pakan ternak akan berimplikasi pada penyerapan tenaga
kerja penyediaan bahan baku pakan, proses produksi dalam pembuatan, serta
perkembangan peternakan yang lebih merakyat.
Keberadaan pakan unggas yang murah sangat penting karena dalam
struktur biaya budidaya unggas terutama ayam potong, biaya mencapai
persentasi tertinggi dalam biaya mencapai 60 sampai 70%. Penyediaan pal
Indonesia sudah dilakukan dalam industry khususnya untuk pakan unggas.
Perkemban pakan sudah terintegrasi menjadi system agribisnis perunggasan.
Hanya saja selama ini perusahaan pabrik pakan ternak masih dikuasai
oleh perusahaan multinasional,dengan skala besar dan menguasai seluruh
subsistem

agribisnis

perunggasan

dari

mulai

pembibitan,

budidaya,

pembuatan pakan, sampai dengan pemasaran. Namun demikian

bisnis ini

tetap menjanjikan karena selama ini sumber-sumber pakan (jagung) tersebar


di masyarakat belum dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan besar, dengan
demikian masih ada celah untuk mengembangkan pakan ternak skala kecil (5
ton per hari) terutama untuk mamasok kebutuhan lokal.
Optimisme pendirian pabrik pakan ternak sangat wajar mengingat
besarnya pasar dan peluang untuk membangun pemasaran relasional dengan
para peternak kecil yang kurang terlayani oleh perusahaan besar, jumlah
mereka saat ini mencapai sekitar 200 peternak. Dalam hal ini kunci sukses
pendirian pabrik pakan ternak terletak pada keterhubungan pabrik dengan
pasar (kelompok peternak) sehingga seluruh produksi'dapat terserap oleh para
peternak lokal.

BAB II
PEMASARAN PAKAN TERNAK AYAM
Produksi unggas Indonesia telah dapat memenuhi kebutuhan daging
dan telur ayam, dimana produk ini dihasilkan terutama dari usaha ayam ras
modern. Biaya pakan unggas dapat mencapai 70% dari biaya produksi.
Ransum

unggas

menggunakan

disusun

teknik

dari

formulasi

bahan
pakan

baku

lokal

dengan

dan

biaya

impor

dengan

terendah

untuk

memenuhi kebutuhan gizi unggas. Bahan baku dikelompokkan ke dalam


sumber energi, protein, hasil samping industri pertanian, mineral dan
suplemen gizi. Imbuhan pakan yang terdiri dari antibiotika, enzim, bahan
pengawet

dan

lain-lain

ditambahkan

untuk

meningkatkan

penampilan

produksi.
Produksi pakan di Indonesia hampir mencapai 7 juta ton, yang terdiri
darin85% pakan unggas sedangkan sisanya untuk pakan ikan, babi dan
ternak lainya. Ransum unggas umumnya menggunakan jagung dan bungkil
kedelai sebagai bahan utama clan masing-masing dapat mencapai 55 clan
23% dari total ransum unggas. Kebutuhan bahan baku dapat dihitung dari
produksi pakan dan untuk memenuhi kebutuhan bahan pakan.
Selama ini Indonesia masih mengimpor jagung dari Argentina, ASdan
China, lebih dari 1,5 juta ton sumber protein karena ketidakcukupan produksi
dalam negeri. Permasalahan dalam produksi pakan adalah suplai bahan baku,
fluktuasi kualitas dan harga Berta keterbatasan informasi.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggali bahan baku


inkonvensional sumber protein seperti kacang-kacangan, biji-bijian, protein
daun, limbah hewan dan sebagainya tetapi terbatas dalam aspek ketersediaan.
Penelitian untuk meningkatkan protein dari sumber karbohidrat dan
juga hasil samping pertanian belum layak untuk dikembangkan dalam
industri pakan. Pabrik pakan yang akan dibuat, diharapkan dapat menjadi
bagian dari solusi untuk mengembangkan berbagai inovasi teknologi untuk
menjawab

permasalahan

meningkatkanefisiensi,

yang

ada

mengendalikan

pada

industri

kualitas,

pakan

pengolahan

termasuk

pakan

dan

mengembangkan imbuhan pakan.


Secara teknis operasional, kegiatan manajerial untuk pengelolaan
pabrik pakan ternak unggas Skala kecil adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pemesanan sesuai dengan proyeksi produksi
b. Melakukan proses MRP
c. Melakukan MoU dengan para pemasok
d. Memeriksa kandungan air
e. Memeriksa kualitas dankuantitas bahan
f. Mengelola penyimpanan bahan baku sesuai dengan standar
kualitas
Manajemen Produksi Proses Skema produksi Pembuatan layout produk
Penerapan konsep Total Quality management Penentuan kapasitas produksi
Penentuan komposisi bahan baku dengan bantuan software pakan ternak Uji
produk secara periodik ke laboratorium untuk mengetahui kadar nutrisi
pakan Pengemasan dan labeling Manajemen Stok Mapping pasar Pengelolaan
stok perdasarkan produksi dan pasar.
Perencanaan produksi sangat krusial dalam proses teknis selanjutnya,
karena secara umum pekerjaan selanjutnya diotomatisasi menggunakan
software dan mesin produksi. Titik krusial yang sangat berpengaruh pada

efesiensi usaha adalah pada proses pemasaran, proses pembelian bahan baku
pakan.
1. DESAIN PRODUK
a. Produk
a. 5 ton per hari
b. Mesin dirakit di Indonesia
c. Maintenance dilakukan oleh SDM setempat
d. Pinja ma n 10 Ta hu n
e. Bunga 16% flat
f. Grace periode 6 bulan
g. Nilai investasi sekitar Rp. 1.977.900.000,- (pinjaman)
h. Modal kerja untuk 3 bulan produksi sebesar
Rp. 1.582.708.500,- (idealnya modal

sendiri)

i. Jadi total kebutuhan dana adalah sebesar


Rp. 3.560.608.500,Pakan temak ungas (broiler)
a. Starter (pakan untuk DOC)
b. Grower (pakan untukayam usia pertumbuhan)
c. Finisher (ayam menjelang dijual)
Produk pakan ternak yang dijual untuk keperluan
ayam potong, dengan variasi produk sebagai
pakan untuk periode awal
hari, pakan da

Starter

pertumbuhan sampai

peternak
sedangkan

dengan ayam usia 10

lam periode ini mempunyai tingkat protein sangat tinggi

mencapai 20% dengan biaya produksi relatif lebih tinggi

dibandingkan

dengan kebutuhan grower dan finisher.


b. G r o w e r
Pakan untuk periode pertumbuhan antara10 hari
hari dengan kadar protein lebih rendah

sampai 25

dibandingkan dengan para

periode starter.
c. F i n i s h e r
Pakan untuk periode akhir antara 26 hari sampai 38
dengan kadar protein lebih rendah dibandingkan
grower, pada periode ini pakan

hari

dengan para periode

berukuran lebih besar

d. Kelayakan
1. Kapasitas tahun pertama 5 ton per hari dan dinaikan
secara periodik
2. Rol 3 tahun
3. IRR61%
4. NPV : 6.663.461.000,2. PENETAPAN HARGA
Harga pakan ternak secara umum relatif stabil berada dalam kisaran Rp.
5.000 di tingkat peternak. Harga pakan juga tidak terlalu terpengaruh oleh
harga bahan baku jagung yang sangat fluktuatif, dengan demikian maka
margin

keuntungan

pembuatan

pakan

akan

sangat

ditentukan

oleh

manajemen stok bahan baku pakan terutama jagung.


Penentuan harga dalam profil ini mengacu pada harga pakan unggas pada
awal tahun 2009, yaitu :
Jenis Pakan Keterangan Penggunaan Harga/ Kg (Rp)
Starter DOC sampai dengan satu minggu 5.150

Grower Ayam dalam mass pertumbuhan 5.050


Finisher Ayam mendekati usia panen (sekitar 5.000 38 hari)
Biaya produksi pakan sangat ditentukan oleh harga jagung, sebagai
komponen utama pakan ternak (60%) di para pengumpul jagung kering
dengan kadar air sekitar 10% harganya Rp. 1.900 (harga ini relatif fluktuasi)
tergantung musim tanam, pada kondisi sangat baik, harga jagung di tingkat
petani dapat mencapai Rp. 2.900.
3. PENDISTRIBUSIAN
a. Jumlah permintaan sangat tinggi mencapai sekitar 1500
ton per bulan
b. Kompetisi cukup tinggi, dengan pola pemasaran
relasional,sehingga setiap perusahaan pakan dapat
membangun pelanggannya sendiri-sendiri
c. Pola pemasaran langsung kepada mitra binaan yang dipasok
pakan pembayaran setelah panen
Terkait dengan keterhubungan dengan pasar, maka perusahaan dapat
meniru pola pemasaran yang sudah berjalan dengan pola kemitraan dengan
para peternak, terutama peternak kecil yang selama ini sangat tergantung dari
pasokan pakan dari perusahaan besar. Upaya menekan biaya produksi dapat
dilakukan dengan melakukan manajemen pembelian dan pengelolaan stok
bahan baku, karena harga jagung sebagai bahan baku utama cenderung
fluktuatif sepanjang tahun. Bisnis yang direkomendasikan dalam profit ini
adalah bisnis pakan ternak skala kecil, terutama bila dibandingkan dengan
para pelaku pakan ternak saat ini yang kapasitas produksinya mencapai
puluhan ribu ton per bulan.

Untuk tahap permulaan direkomendasikan pabrik pakan dengan kapasitas


sampai dengan 300 ton per bulan, atau setara dengan kebutuhan pakan ayam
sekitar 80.000 ekor per periode, jumlah tersebut relatif moderat mengingat
beberapa distributor pakan di Kabupaten Garut yang telah menjual dapat
mencapai 700 ton per bulan', padahal di Kabupaten Garut terdapat beberapa
distributor pakan yang mempunyai omset tidak jauh berbeda.
Investasi pabrik pakan ternak, telah banyak dinantikan oleh para pelaku
usaha perunggasan, dengan harapan mereka menclapat harga lebih murah,
dengan kualitas pakan yang memenuhi standar dalam hal kadar nutrisi clan
tingkat days cernanya. Potensi ini belum banyak dilirik karena kurang populer
jika dibandingkan dengan investasi di bidang pariwisata dan tambang yang
setara kasat mata lebih mudah pengelolaannya, turn over nya relatif lebih
cepat, dan telah banyak contoh investasi yang berhasil di sektor tersebut.
4. STRATEGI PEMASARAN
Pola pemasaran relasional, lebih dari sekedar personal selling, strategi ini
akan berpengaruh pada asumsi biaya modal selama 3 bulan, untuk
mengantisipasi adanya kemadekan:
a. Segmentasi
1. Geografis
2. Skala usaha menengah dan kecil
3. Kepemilikan modal
b. Targeting
1. Peternak kecil
2. Peternak menengah yang mandiri
3. Berada di lokasi yang berdekatan dengan pabrik

c. Positioning
Pakan murah berkualitas
d. Marketing Mix
1. Produk untuk broiler
2. Harga lebih murah dibandingkan produk sejenis
3. Distribusi langsung ke peternak
4. Pola penjualan yang dioptimalkan adala h personal selling
5. Promosi dilakukan bersamaan dengan panen
Terdapat beberapa keunggulan investasi pakan ternak, yang sangat penting
dipertimbangkan oleh para talon investor, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pola pemasaran yang mudah bila terintegrasi dengan
pengembangan peternakan unggas
2. Bisa terintegrasi dengan pengembangan pertanian jagung
clan peternakan unggas
3. Dapat dibuat dalam Skala kawasan dengan konsep cluster
4. Mempunyai nilai tambah yang sangat besar bagi masyarakat
sekitar, bagi sektor terkait, clan terutama bagi peningkatan
geliat pertumbuhan ekonomi kawasan.
5. Produk yang dihasilkan dapat lebih murah dibandingkan
para pesaing.
Secara umum investasi pakan ternak menguntungkan setara langsung bagi
pemodal,

maupun

memberikan

maslahat

bagi

stakeholders

maupun

masyarakat sekitar. Dalam konteks Kabupaten Garut, investasi pakan ternak


jugs relevan dengan arch dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan hasil
investigasi tim pads pertengahan bulan Maret 2009.

5. PROYEKSI PERMINTAAN
Kebutuhan pakan per ekor ternak unggas pedaging dari DOC sampai
panen (sekitar 38 hari) kurang lebih 3 Kg pakan. Dengan demikian maka
proyeksi permintaan dapat disesuaikan dengan proyeksi pengembangan
petemakan di kabupaten Garut, terutama para peternak Mandiri.
Dari hasil survey lapangan, para peternak mandiri yang potensial
dibangkitkan kembali sekitar 98 orang, dengan rata-rata kepemilikan ayam
1000 ekor per orang maka permintaan pakan per periode adalah sebanyak 98
X 1.000 X 3 Kg = 294 ton per periode pemeliharaan atau kira setara dengan 5
ton pakan per hari.

BAB III
KESIMPULAN
Jumlah perusahaan pakan ternak di Indonesia seluruhnya 81 buah
(Deperindag, 2009). Sebagian besar berada di Pulau Jawa. Persaingan antar
perusahaan pakan ternak terutama dalam mendapatkan mitra peternak, Pola
distribusi

pakan

sangat

khas

karena

dijual

melalui

jaringan-jaringan

pemasaran yang telah dibina dan dikelola setiap saat. Dalam skala besar pasar
sangat susah dimasuki namun pada skala kecil dimana perusahaan dapat
melakukan penetrasi langsung pada para peternak, pasar masih sangat
terbuka lebar.

Investasi yang disarankan menghadapi persaingan dengan perusahaan


besar adalah investasi skala kecil (kapasitas 5 ton pakan per hari) dengan
demikian

perusahaan

tidak

bersaing

dengan

perusahaan

besar

memperebutkan jaringan besar. Perusahaan dapat membangun jaringan


sendiri sehingga tidak bersaing secara vis to vis dengan perusahaan besar.

Diposkan oleh Lathivah Nasrul di 06.53 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Arsip Blog

2012 (1)
o Mei (1)

Pemasaran Pakan Ternak Ayam

Mengenai Saya

Lathivah Nasrul
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai