Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN ITIK HIBRIDA

PRODUKSI UNGGAS AIR

oleh

Teddy Adi Christian


C41150366
GOL. C

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN BISNIS UNGGAS

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2019
BAB 1 PENDAHULUAN

Sektor peternakan merupakan salah satu bidang yang sedang diminati oleh kebanyakan
kalangan masyarakat. Pengembangan peternakan diarahkan untuk mewujudkan kondisi
peternakan yang maju, efisien dan tangguh. Perkembangan usaha peternakan unggas di
Indonesia relatif lebih maju dibandingkan dengan usaha ternak yang lain. Hal ini tercermin dari
kontribusinya yang cukup luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan
masyarakat dan terutama dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi. Salah satu
usaha perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik. Meskipun
tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur
dan daging, selain itu itik mempunyai kelebihan yaitu memiliki daya tahan terhadap penyakit.
Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki resiko yang relatif keci, sehingga sangat potensial
untuk dikembangkan.

Pada dasarnya tatalaksana pemeliharaan itik hampir sama dengan pemeliharaan ayam.
Pemeliharaan itik selama ini dilakukan secara tradisional dan berbaur dengan lingkungan
permukiman. Dampak dari pemeliharaan ini adalah pertumbuhan itik lambat dan produk yang
dihasilkan memiliki kualitas rendah. Peningkatan produktivitas itik perlu dilakukan untuk
menghasilkan ternak yang unggul dan produktif yaitu melakukan budidaya itik secara intensif.
Pada sistem pemeliharaan secara intensif, hal yang harus diperhatikan adalah bibit, tatalaksana
pemeliharaan, dan pakan. Keberhasilan suatu usaha peternakan sangat dipengaruhi oleh ketiga
faktor tersebut, sehingga peternak dituntut agar mengerti cara pemeliharaan yang baik dan benar.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu disusun Pedoman Budidaya Itik Pedaging Yang
Baik (Good Farming Practice), sebagai acuan bagi para peternak untuk melakukan usaha
budidaya secara baik maupun bagi petugas teknis di lapangan untuk pendampingan dan
pengawasan agar usaha budidaya peternakan itik tersebut berjalan sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan dan terhindar dari penyakit hewan menular sehingga usaha budidaya peternakan itik
tersebut dapat ditingkatkan produksi dan produktivitasnya.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara pemeliharaan itik bukan hanya
sekedar dalam teori saja.
2. Mahasiswa dapat memanajemen pemeliharaan dalam pemberdayaan itik agar
menghasilkan produksi daging yang baik walaupun tidak efektif seperti yang
dihasilkan oleh peternak – peternak lainnya.

1.3 Manfaat

Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa manfaat budidaya ternak itik :
1. Melalui praktikum ini mahasiswa dapat secara langsung melihat dengan nyata
tentang pemeliharaan itik di lapangan. Dengan demikian, dapat diaplikasikan
dalam kehidupan masyarakat.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikannya terhadap diri – sendirinya untuk membuka
usaha peternak itik karena melihat kebutuhan telur dan daging itik meningkat
setiap tahunnya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Itik

Itik mempunyai beberapa keunggulam dari pada ungags lain diantaranya: mampu
mempertahankan produksitelur lebih lama dibandingkan dengan ayam, itk mampu berproduksi
dengan baik mesipun pemeliharaan dengan sistem pengelolaaan yang sederhana, itik lebih tahan
enyakit sehingga memiliki tingkat kematian yang rendah (Suharno, 2010). Itik Jawa merupakan
itik local Indonesia yang memiliki karakteristik tipe petelur paling baik Karen mampu bertelur
sebanyak 200-250 butir/ekor/tahun. Itik jawa umumnya mulai betelur pertama kali pada usia 22-
24 minggu dan tidak mempunyai sifat mengerami telurnya.Iti ini dapat dipelihara secara insentif
maupun ektensif, karena memiliki ketahanan hidup yang tinggi (Kanisius, 200).

Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes, family Anatidae,
genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica. Proses domestikasi membentuk beberapa
variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu. Perubahan ini diperkirakan akibat
campur tangan manusia untuk mengembangkan ternak itik dengan tujuan khusus dan juga karena
jauhnya jarak waktu domestikasi dengan waktu pengembangan (Chaves dan Lasmini, 1978).

Bangsa itik domestikasi dibedakan 6 menjadi tiga yaitu: pedaging, petelur dan hiasan.
Beberapa itik lokal yang banyak dipelihara oleh masyarakat di pulau Jawa antara lain yaitu itik
Tegal, itik Mojosari, itik Magelang, itik Cihateup dan itik Cirebon (Samosir, 1980)
BAB 3 METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan pada hari senin pukul 13.00- 15.00 di lapang TNK 3

jurusan peternakan Politeknik Negeri Jember

3.1 Persiapan Kandang

Sebelum memulai proses pemeliharaan itik, tahap awal yang harus di lakukan adalah
membersihkan kotoran di dalam kandang, Mencuci tempat pakan dan minum DOD, Memotong
rumput di sekitar kandang, Pembuatan brooding DOD berbentuk melingkar, dan melakukan
sanitasi kandang bagian dalam maupun luar untuk mengurangi resiko adanya penyakit yang bisa
menghambat peroses pemeliharaan itik.

 Alat dan bahan yang digunakan :


 Sapu
 Sabit
 Cangkul
 Palu
 Tang
 Kawat
 Sprayer
 Selang
 Timba
 Ember
 Plastik bening putih
 Tali
 Cigadwel
 Penjepit bamboo
 Meteran
 Botol penyemprot
 Thermometer
 Gas LPG 3 Kg
 Pemanas

 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah:
a. DOD
b. Litter
c. Obat-obatan
d. Terpal
e. Paku
f. Kapur

3.2 Persiapan Pemeliharaan

3.2.1 Manajemen Perkandangan

Itik memerlukan kandang terutama pada malam hari, oleh karena itu kandang itik harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai luas yang cukup untuk jumlah itik yang dipelihara
2. Terpisah dari tempat permukiman
3. Mempunyai ventilasi udara yang cukup
4. Cukup masuk sinar matahari, kandang sebaiknya menghadap ke arah timur
5. Mudah dibersihkan
6. Didalam kandang tersedia alat perlengkapan pokok bagi kepentingan itik
7. Terletak didaerah yang tenang, aman dan mempunyai sumber air yang cukup serta bersih
8. Disekeliling kandang dibuat parit pembuang air dan jarak antar kandang cukup jauh
3.2.2 Sanitasi

A. Biosekuriti ketat: Biosekuriti adalah kunci menekan penularan berbagai penyakit dari
ayam periode sebelumnya, di mana untuk mewujudkannya dapat dilakukan
tindakan/perlakuan selama pre chick in yang dimulai dari:
1. Tahap persiapan kandang yang optimal, seperti pengangkatan kotoran (feses),
penyikatan, hingga ke sela-sela kandang, perbaikan kerusakan kandang dan
desinfeksi kandang.
2. Membersihkan rumput disekitar kandang
3. Desinfeksi tempat minum dan tempat pakan DOC sebelum digunakan kembali.
4. Menyemprot alat-alat kandang seperti sekat,tirai didalam kandang,atap kandang
dengan menggunakan Air Steril Kandang,formalin, dan sabun agar terhindar dari
mikroorganisme sehingga itik saat dipelihara terbebas dari penykit
5. Pemberian/ penyiraman kapur pada lantai litter kandang didalam maupun diluar
kadang
6. Masa istirahat kandang yang cukup sebelum chick in (minimal 1 minggu setelah
desinfeksi).
B. Persiapan dan perlengkapan kandang: Pemilihan bahan litter (sekam padi/jerami/serutan
kayu halus/kertas), penyediaan tempat pakan (feeder chick/nampan), tempat minum
DOD,pemasangan indukan pemanas gas (Gasolec),dan tirai broder. Sekam padi bahan
yang umum dipakai sebagai litter dan ditabur di lantai dengan ketebalan 8-12 cm.
Sebelum masuk kandang, sekam padi perlu dikeringkan dan difumigasi atau disemprot
dengan desinfektan agar mematikan kuman penyakit yang mungkin ada. Usahakan agar
jumlah peralatan sesuai dengan standar kebutuhan DOD agar tidak terjadi persaingan
antar DOD baik dalam hal pakan, air minum dan ruang gerak.
3.2.3 Brooding

Anak itik yang baru menetas sampai umur 4 minggu membutuhkan brooder. Fungsi dari
brooder atau proses brooding ialah semata-mata utnuk menyediakan suhu lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan sehingga anak itik tidak akan kedinginan. Alat yang dapat
dipergunakan sebagai sumber panas berupa listrik, minyak atau bahan bakar yang lain. Di daerah
tropis dengan suhu udara yang lazimnya berkisar antara 25 sampai 35oC, tahap-tahap penurunan
suhu brooder sebagai berikut:
- Minggu I awal 37,5 diturunkan sampai 36,5 oC
Akhir 36,5 diturunkan sampai 35 oC
- Minggu II 32,5 oC
- Minggu III 30 oC
- Minggu IV 30 diturunkan sampai 27,5 oC
- Minggu V 27,5oC

Perhitungan luasan ukuran brooding dapat di ketahui sebagai berikut:

250 ekor
1 𝑚2 = 50 ekor DOD

Diketahui : Ukuran brooding untuk 250 ekor DOD

250
= 5𝑚2 luas
50
5
𝜋2 =
3,14

𝑟 2 =√1,59
r = 1,2 x 2
Diameter = 2,4
Rumus keliling ( 2. 𝜋.r )
K = 2 X 3,14 X 1,2 = 7,5 m
Kepadatan populasi ternak berdasarkan umur itik adalah sebagai berikut :
Umur itik (mgg) kepadatan populasi
0–1 20 ekor/m2
1–2 18 ekor/m2
2–4 15 ekor/m2
4–5 13 ekor/m2
5–6 10 ekor/m2
6–7 8 ekor/m2
7–8 6 ekor/m2

3.3 Pemeliharaan
3.3.1 Manajemen Operasional Itik Pedaging

Pemeliharaan itik dilakukan secara intensif (dikurung atau dikandang) dengan


memperhatikan segala kebutuhan ternak itik tersebut seperti: makanan yang cukup kualitas dan
kuantitas, perkandangan yang memenuhi persyaratan, pemilihan bibit yang baik serta
pemeliharaan dan pencegahan penyakit yang lebih baik.

3.3.2 Metode Pemeliharaan


Tujuan pemeliharaan adalah untuk menghasilkan daging. Metode pemeliharaan
dilakukan secara intensif dimana itik dikandangkan dengan pemberian makan dan minum di
kandang.

3.3.3 Manajemen Pakan

Pakan merupakan salah faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan industri
peternakan. Sehingga pemberian pakan harus memperhatikan kandungan nutrisi dalam bahan
pakan tersebut, pemberian pakan dan minum diberikan secara atlibitum, pemberian pakan pad
itik pada umur 1-14 hari menggunakan pakan BR-1,pada umur setelah 2 minggu itik
menggunakan pakan formulasi ransum,dengan bentuk pakan berupa mash . Syarat pakan yang
baik untuk ternak itik adalah sebagai berikut:
a. Ransum disusun dari bahan-bahan pakan yang mengandung gizi lengkap seperti protein,
lemak, serat kasar, vitamin dan mineral.
b. Setiap bahan pakan digiling halus, kemudian dipadatkan dalam bentuk pil atau butiran,
agar jangan banyak yang tercecer waktu itik memakannya.
c. Jumlah pemberian dan kadar protein di sesuaikan dengan umur pertumbuhan dan
produksi.
d. Tempat pakan harus dicegah jangan sampai tercemar jamur ataupun bakteri, jadi harus
selalu dalam keadaan kering dan bersih.
e. Sesuaikan jumlah tempat pakan dan minum dengan jumlah itik agar tidak saling berebut
(Saleh, 2004).
Berikut Formulasi ransum itik yang digunakan setelah umur 2 minggu :
Semua bahan = 350 Kg
 Konsentrat = 28,6 % x 36 = 10,30
 Jagung/ Kebi = 42,9 % x 9 = 3,86
 Separator = 28,6 % x 11 = 3,15

 Konsentrat = 29 Kg
 Jagung = 22 Kg
 Kebi = 22 Kg
 Separator = 28 Kg
 Premix = 2 Kg

Pencegahan Penyakit

Pencegahan (pengendalian) penyakit adalah salah satu upaya agar terhindar dari berbagai
macam penyakit sehingga usaha ternak itik dapat memberikan keuntungan. Berbagai cara
pengendalian dilakukan antara lain pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan
peternakan maupun melakukan vaksinasi terhadap penyakit tertentu yang sulit diobati. Penyakit
itik pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Manajemen Produksi
Beberapa hal penting yang sangat diperlukan untuk dilaksanakan dalam praktikum
pemeliharaan itik ini antara lain:
1. Pemeliharaan dan pengunaan bibit
Bibit yang dipelihara dipilih yang berkualitas baik.
2. Pemberian pakan dan air minum
3. Operasional Produksi
DOD dipelihara dilingkaran yang terbuat dari seng, harus dilakukan persiapan sebelumnya
seperti penyemprotan kandang agar bersih dengan desinfektan yang di larutkan dalam air.
Pengaturan lampu pemanas dalam lingkaran tripleks tersebut agar kesehatan anak itik terjamin.
Untuk menghindari angin yang masuk, mengingat bulu anak itik masih halus dan tidak tahan
udara dingin, dinding kandang ditutup dengan tirai plastik. Setelah 4 hari, tirai plastik dapat
dibuka pada siang hari, dan pda malam hari ditutup kembali. Pada umur 2 minggu tirai plastik
dapat dilepas semua sebab anak itik sudah memiliki bulu yang cukup tebal, namun kalau ada
hujan lebat atau ada angin kencang, tirai plastik masih diperlukan pada bagian tirai samping
kandang. Induk buatan dengan alat pemanas lampu listrik sangat diperlukan selama masa
brooding.
Anak itik yang baru datang dari tempat yang cukup jauh, setelah dimasukkan dalam pelingkar
tadi tidak tergesa-gesa diberi makan. Akan tetapi diberikan dahulu minuman segar, berupa air
gula. Hal ini untuk menghindari “stress” karena perpindahan tempat. Setelah lebih kurang 1 jam,
itik diberi makan sedikit demi sedikit tetapi sering agar makanan tidak terbuang dan diacak-acak.
Pada umur dua minggu lebih, anak itik bisa di lepaskan dalam kandang yang lebih lebar dan luas.
Setelah beberapa minggu kandang itik di bagi beberapa sekat yaitu di isi oleh itik
berwarna putih, hitam dan campuran yang sakit. Sistem ini untuk memudahkan perhitungan
kebutuhan pakan per ekor setiap harinya, terlebih agar yang sakit bisa segera mengikuti jejak
pertumbuhan itik yang lebih sehat lainya.
BAB 4 HASIL PEMELIHARAAN

MINGGU GOL.
KEDUA A
23-
TGL Mar-
19
JUMLAH 108
118,9
BB AWAL
1
RINCIAN
REKORDIN
G
SISA
UMU JUMLA PEM.PAKA JUMLA KONSUM
TGL PAKA BB PBB FCR
R H N H SI PAKAN
N
23-Mar-19 8 108 20 2160 2160
24-Mar-19 9 108 22 2376 2376
25-Mar-19 10 108 24 2592 2592
26-Mar-19 11 108 26 2808 2808
27-Mar-19 12 106 28 2968 2968
28-Mar-19 13 106 30 3180 3180
215,9 97,0 1,875,321,9
29-Mar-19 14 105 32 3360 3360
6 5 99
182 19444 19444
MINGGU
PERTAMA
15-Mar-
TGL
19
JUMLAH 256
BB DOD 38,06
RINCIAN
REKORDING
SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
16-Mar-19 1 256 15 3840 3840
17-Mar-19 2 256 15 3840 3840
18-Mar-19 3 256 15 3840 3840
19-Mar-19 4 256 15 3840 3840
20-Mar-19 5 256 15 3840 3840
21-Mar-19 6 256 15 3840 3840
22-Mar-19 7 256 15 3840 3840 118,91 80,85 1,298,701,299
105 26880 26880
MINGGU
KEDUA GOL. B
23-Mar-
TGL
19
JUMLAH 36
BB AWAL 118,91
RINCIAN
REKORDING
SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
23-Mar-19 8 21 24 504 0 504
24-Mar-19 9 20 26 520 0 520
25-Mar-19 10 32 28 896 0 896
26-Mar-19 11 30 30 900 50 900
27-Mar-19 12 24 32 768 160 768
28-Mar-19 13 24 34 816 200 816
29-Mar-19 14 23 36 828 90 828 100,11 62,05 3,32
210 5232 500 5232
MINGGU GOL.
KEDUA C
23-
TGL Mar-
19
JUMLAH 106
118,9
BB AWAL
1
RINCIAN
REKORDIN
G
SISA
UMU JUMLA PEM.PAKA JUMLA KONSUM
TGL PAKA BB PBB FCR
R H N H SI PAKAN
N
23-Mar-19 8 106 24 2544 2544
24-Mar-19 9 105 26 2730 2730
25-Mar-19 10 103 28 2884 2884
26-Mar-19 11 85 28 2380 2380
27-Mar-19 12 82 30 2460 2460
28-Mar-19 13 81 32 2592 200 2392
215,9 97,0 208,140,13
29-Mar-19 14 80 34 2720 1500 1220
6 5 4
202 18310 16610
MINGGU
KETIGA GOL A
30-
TGL Mar-
19
JUMLAH 124
BB AWAL 215,96
RINCIAN
REKORDING
SISA
JUMLA PEM.PAK JUMLA KONSUM
TGL UMUR PAKA BB PBB FCR
H AN H SI PAKAN
N
30-Mar-
15 124 34 4216 4216
19
1-Apr-19 16 124 36 4464 4464
2-Apr-19 17 124 38 4712 4712
3-Apr-19 18 124 40 4960 4960
4-Apr-19 19 124 42 5208 5208
5-Apr-19 20 124 44 5456 5456
434,3 218,3 1,282,344,8
6-Apr-19 21 124 46 5704 5704
1 5 59
280 34720 34720
GOL. B
MINGGU
HITAM
KETIGA
BESAR
30-
Ma
TGL
r
19
JUMLAH 34
BB
215,96
AWAL
RINCIAN REKORDING
SISA
JUMLA PEM.PAKA JUMLA KONSUM
TGL UMUR PAKA BB PBB FCR
H N H SI PAKAN
N
30-Mar-
15 34 34 1156 0 1156
19
1-Apr-19 16 34 36 1224 0 1224
2-Apr-19 17 34 38 1292 0 1292
3-Apr-19 18 34 40 1360 0 1360
4-Apr-19 19 34 42 1428 0 1428
5-Apr-19 20 23 44 1012 44 968
249,5 149,4
6-Apr-19 21 23 44 1012 0 1012 2,44
6 5
278 8484 44 8440
MINGG
U GOL C
KETIGA
TGL
JUMLA
26
H
BB
125,96
AWAL
RINCIAN
REKORDING

SISA
UMU JUMLA PEM.PAKA KONSUM
TGL JUMLAH PAKA BB PBB FCR
R H N SI PAKAN
N
30-Mar-
15 26 40 1040 280 760
19
1-Apr-
16 26 40 1040 150 890
19
2-Apr-
17 28 40 1120 100 1020
19
3-Apr-
18 27 44 1188 80 1108
19
4-Apr-
19 26 44 1144 560 584
19
5-Apr-
20 26 44 1144 540 604
19
6-Apr- 23 104,0 2,845,059,59
21 26 44 1144 540 604
19 0 4 2
296 7820 5570
GOL B
MINGGU KETIGA Hitam
kecil
30-Apr-
TGL
19
JUMLAH 10
BB
117,2
AWAL
RINCIAN
REKORDING
SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
30-Apr-19 15 10 36 360 200 160
1-Apr-19 16 10 40 400 0 400
2-Apr-19 17 10 42 420 0 420
3-Apr-19 18 10 44 440 150 290
4-Apr-19 19 10 44 440 300 140
5-Apr-19 20 6 44 264 240 24
6-Apr-19 21 6 44 264 150 114 117,2 17,09 4,95
294 2588 1040 1548
MINGGU KETIGA GOL C
TGL 30-Mar-19 SAKIT
JUMLA
7
H
BB
97,71
AWAL
RINCIAN REKORDING
SISA
UMU JUMLA PEM.PAKA JUMLA KONSUM
TGL PAKA BB PBB FCR
R H N H SI PAKAN
N
30-Mar-19 15 7 40 280 180 100
1-Apr-19 16 7 40 280 200 80
2-Apr-19 17 9 40 360 170 190
3-Apr-19 18 13 44 572 200 372
4-Apr-19 19 14 44 616 300 316
5-Apr-19 20 15 44 660 200 460
16 67,2 439,887,05
6-Apr-19 21 13 44 572 200 372
5 9 6
296 3340 1890

GOL
MINGGU KEENAM
A
TGL 30-Mar-19
JUMLA
128
H
BB
770
AWAL
RINCIAN REKORDING
SISA
UMU PEM.PAKA KONSUMSI PB FC
TGL JUMLAH JUMLAH PAKA BB
R N PAKAN B R
N
20-Apr-19 36 128 150 19200 19200
21-Apr-19 37 128 180 23040 23040
22-Apr-19 38 128 210 26880 26880
23-Apr-19 39 128 240 30720 30720
24-Apr-19 40 128 240 30720 30720
25-Apr-19 41 128 240 30720 2000 28720
104 27
26-Apr-19 42 128 240 21720 21720 5.2
0 0
2.00E+0
181000
5
1414.063
MINGGU KEENAM GOL B
TGL ####
JUMLAH 47
BB AWAL 729
RINCIAN REKORDING
SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
20-Apr-19 36 47 150 7050 7050
21-Apr-19 37 47 180 8460 120 8340
22-Apr-19 38 47 180 8460 400 8060
23-Apr-19 39 47 240 11280 5500 5780
24-Apr-19 40 47 240 11280 2900 8380
25-Apr-19 41 47 240 11280 3000 8280
26-Apr-19 42 47 240 11280 40 11240 510 121 8
1470 69090 #### 57130

MINGGU KEENAM GOL C


TGL #### SAKIT
JUMLAH 14
BB AWAL 340
RINCIAN REKORDING
SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
20-Apr-19 36 14 150 2100 2100
21-Apr-19 37 14 150 2100 2100
22-Apr-19 38 14 150 2100 2100
23-Apr-19 39 14 150 2100 2100
24-Apr-19 40 14 150 2100 1200 900
25-Apr-19 41 14 150 2100 450 1650
26-Apr-19 42 14 150 21720 21720 480 140 7.5
MINGGU KETUJUH GOL A
TGL #####
JUMLAH 141
BB
1040
AWAL
RINCIAN REKORDING

SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
27-Apr-19 43 141 215 25315 1700 23615
28-Apr-19 44 141 215 30315 650 29665
29-Apr-19 45 141 245 34545 8200 26345
30-Apr-19 46 141 25000 25000

115175 104625
NOTE
TOTAL PAKAN 5.00E+05
TOTAL PAKAN DARI SATU KELAS 776375

MINGGU KETUJUH GOL B


TGL #####
JUMLAH 34
BB
AWAL
RINCIAN REKORDING
SISA KONSUMSI
TGL UMUR JUMLAH PEM.PAKAN JUMLAH BB PBB FCR
PAKAN PAKAN
27-Apr-19 43 34 240 8160 1200 6960
28-Apr-19 44 34 240 8160 1400 6760
29-Apr-19 45 34 240 8160 1600 6560
30-Apr-19 46 34 240 8160 8160

32640 28440
MINGGU KETUJUH GOL C
TGL #####
JUMLA
10
H
BB
AWAL
RINCIAN REKORDING
JUMLA PEM.PAKA JUMLA SISA KONSUMSI
TGL UMUR BB PBB FCR
H N H PAKAN PAKAN
27-Apr-19 43 10 150 1500 990 510
28-Apr-19 44 10 150 1500 800 700
29-Apr-19 45 10 150 1500 1000 500
30-Apr-19 46 10 150 1500 500 1000

6000 2710
BAB 5 PANEN

Prosedur penanganan masa panen dengan cara menimbang satu per satu itik yang siap
di jual. Bobot itik di bedakan menjadi 3 bagian yaitu dengan bobot per ekor min 0.8-
0.95 kg, 0.96-1.2 kg, dan 1.3 kg keatas. Pembagian ini dilakukan karena
mempengaruhi perbedaan harga jualnya.

REKAPITULASI HASIL PENJUALAN ITIK


BOBOT 0.8-0.95
0.94 0.9
0.92 0.8
0.94 0.92
0.92 0.86
0.92
0.9
0.84
0.94
0.92
0.9

Keterangan:
Jumlah 14
total bb 12.62

Harga 20000
Total 280000
BOBOT 0.96-1.2
1.04 1.12 0.95 1.14 0.96 1.22
1.06 1.08 1.19 1.16 1.02 1.24
1.12 0.98 1.15 1.12 1.04 1.22
1.02 1.14 1.08 1 0.96 1.22
0.98 1.02 1.08 1.06 1 1.22
1.06 1.18 1 1.1 0.96 1.22
1.18 1.06 1 1.06 1.25 1.2
1 1.02 1.14 1.06 1.24 1.26
1.05 1.16 0.9 0.98 1.24 1.2
1.02 1.12 1.18 1.1 1.25 1.26
1.1 0.96 0.98 1.1 1.25 1.25
1.02 1.18 0.98 1.14 1.28
0.96 0.98 1.16 1.02 1.2
1 1 1.06 1.16 1.25
0.98 1.04 1.16 1.08 1.24
0.96 1.22 1.04 1.16 1.26
1 0.96 1.08 0.96 1.2
0.98 1.14 1.02 1.08 1.22
0.98 1.12 1.14 1.08 1.25
1.14 1.02 1.18 1.08 1.26

Keterangan:
Jumlah 111 harga 23000
total bb 122.1 total 2553000
BOBOT 1.3 KEATAS
1.3 1.34 1.32 1.35
1.52 1.38 1.48 1.3
1.32 1.36 1.56 1.32
1.44 1.4 1.4 1.32
1.3 1.48 1.62 1.38
1.48 1.38 1.64 1.38
1.34 1.44 1.54 1.32
1.5 1.46 1.6
1.36 1.44 1.74
1.44 1.35 1.3

Keterangan:
Jumlah 37 harga 26000
total bb 52.6 total 962000

total penjualan 3795000

Penerimaan 3500000
b.Pakan lengkap dari beberapa jenis seperti campuran dedak padi, jagung, bungkil kedele dsb.
(cara ini yang umum dipakai oleh peternak rakyat).Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai
periode :
- Anak itik rata-rata 58,3 gram/hari
- Itik dara rata-rata 80 gram/hari
- Dewasa (masa produktif) rata-rata 180 gram/hari
c.Kebutuhan protein untuk berbagai periode :
- Anak itik (0 - 6 minggu) 20 - 22%
- Itik dara (6 - 13 minggu) 16 - 18%
- Dewasa (> - 13 minggu) 15 - 16%
e.Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :

-Bahan pakan yang diberikan tidak berbau tengik, tidak berjamur dan tidak berlebihan jumlahnya.
-Selalu disediakan air minum dan ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan.
-Kesehatan itik perlu diketahui, biasanya diawal terserang penyakit cenderung menurunkan gairah
makan dan lambat laun konsumsi makannya berkurang.
Data karkasing :

Bobot hidup Bobot karkas Presentase


NO
(kg) (gr) karkas (%)
1 0,78 593 76,2
0,86 620 72,09
0,90 668 74,22
2 0,94 734 78,08
0,88 594 72,09
0,94 749 79,68
3 1,06 785 74,05
1,02 773 75,78
1,04 791 76,05
4 1,16 907 78,18
1,16 925 79,74
1,14 886 77,71
5 1,20 931 77,58
1,26 992 78,73
1,24 952 76,77
6 1,28 939 73,35
1,28 978 76,40
1,32 1020 77,27
BAB 6 PEMBAHASAN

Pada pemeliharaan ini , itik banyak mengalami kematiaan karena diserang penyakit salah
satunya penyakit snoot, penyakit ini sangat mengganggu dan merugikan dalam pemeliharaan itik
ini. Di samping itu untuk menurangi resiko penyakit, kami memberikan vitamin dan obat-obatan
di dalam air minum yang di berikan. Faktor penyebab adanya snoot salah satunya adalah kondisi
kandang yang kotor dan jarang di bersihkan, terutama lantai litter yang mengyunakan sekam,
seharusnya sering di ganti agar tidak menimbulkan penyakit yang merugikan.

Pada konsumsi pakan, itik mendapat perlakuan berbeda beda karena kondisi di lapangan
itik tidak seragam, jadi menggunakan sekat-sekat untuk memisahkan itik yang pertumbahan baik
dan pertumbuhan buruk. Manfaat perlakuan ini juga berdampak pada biaya pemeliharaan karena
bisa menghemat total pakan yang di berikan agar efisien.

konsumsi pakan (gram/ekor/minggu) paling tinggi berada pada minggu ke 6 (875 gram),
kemudian diikuti berturut turut di minggu ke 5 (775 gram), dan terendah di minggu ke 4 (573
gram). Hal ini sesuai dengan pendapat Barrow 1992, yang menyatakan bahwa secara umum
manfaat penambahan probiotik adalah membantu sistem pencernaan unggas, klorofil yang larut
dalam lemak akan menempel pada lapisan dinding usus besar, menangkap bakteri, dan
menghilangkannya dari usus besar serta menjaga lapisan lendir dalam dinding saluran
pencernaan.

Pertambahan bobot badan (gram/ekor/minggu) tertinggi berada pada minggu ke 6 (1070


gram), kemudian diikuti berturut-turut minggu ke 5 (845 gram(, dan minggu ke 4 (599.9 gram).
Pada minggu ke 6 pertambahan bobot badannya lebih tinggi, hal ini di duga dari hasil penelitian
yang telah dilakukan bahwa konsumsi pakan tertinggi berada di minggu ke 6 (875 gram).

konversi ransum (gram/ekor/minggu) tertinggi berada pada minggu ke 6 (875 gram),


kemudian diikuti berturut turut di minggu ke 5 (775 gram), dan terendah di minggu ke 4 (573
gram).
BAB 7 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemajuan usaha peternakan itik
dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang baik dan benar yang meliputi manajemen pemberian
pakan, manajemen pemeliharaan yaitu perkandangan, brooder (pencahayaan), perkawinan, dan
pencegahan penyakit serta pemilihan bibit. Pemberian pakan itik harus disesuaikan dengan fase
fisiologis serta bahan pakan harus mengandung nutrien yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan itik. Manajemen pemeliharaan itik harus disesuaikan terhadap fase fisiologis itik agar
pemeliharaan dapat dilakukan dengan tepat sehingga dapat menentukan tipe kandang yang sesuai
serta intensitas pencahayaan yang dibutuhkan. Pemilihan bibit, harus memiliki kualitas yang baik
sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas pula. Serta melakukan pencegahan
penyakit dengan melakukan vaksinasi dan memlihara kebersihan lingkungan dengan melakukan
sanitasi baik didalam maupun di luar kandang.
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J., dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah Mada University
press, Yogyakarta.

Mulatsih, S., Sumiati., dan Tjakradidjaja, A. S. 2010. Intensifikasi Usaha Peternakan Itik dalam
Rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Pinggir Kota. Laporan Akhir. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Saleh, E. 2004. Pengelolaan Ternak Itik di Pekarangan Rumah. USU digital library, Sumatera
Utara.
Srigandono, B. 1986. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sudaryanto, B. 2006. Pemanfaatan limbah Kandang Itik untuk Tanaman. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Yogyakarta.
LAMPIRAN

Foto dokumentasi selama pemeliharaan itik :

Anda mungkin juga menyukai