Anda di halaman 1dari 7

BISNIS PLAN

PONDOK PESANTREN

‘NURUL HUDA’

BIDANG :
PETERNAKAN AYAM KAMPUNG

Pondok Pesantren
NURUL HUDA

Ds. Neglasari Kec. Pakenjeng Kab. Garut


TAHUN 2020
1. LATAR BELAKANG
Ayam kampung atau ayam buras sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan banyak
dibudidayakan di pedesaan. Karena perawatannya tergolong mudah, daya tahan hidupnya cukup
tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta banyak digemari masyarakat
karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam
ras. Secara umum, ayam kampung masih banyak dipelihara secara ekstensif-tradisional atau
umbaran walaupun sudah ada beberapa peternak yang membudidayakannya secara intensif,
namun jumlahnya masih sedikit.
Hal ini dapat kita dilihat dari jumlah populasi ayam kampung yang jumlahnya lebih
sedikit bila dibandingkan ayam ras baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten
Garut. Sementara permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan saat ini pasokan daging ayam
kampung baru bisa memenuhi 5,5% dari total kebutuhan daging ayam nasional. Pada 10 tahun
mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25% dari kebutuhan total daging
ayam nasional.
Dengan kenyataan dilapangan tersebut tentunya sangat mendukung untuk memulai usaha
perternakan ayam kampung tersebut karna bisnis tersebut sangat menjanjikan untuk
mendapatkan pendapatan yang cukup besar sehingga mampu menggerakkan ekonomi yang
notabenenya merupakan usaha skala mikro. Selain itu, pengembangan bisnis ternak ayam
kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak saja tetapi juga sektor usaha lain
misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung serta limbah
kotoran yang bisa ikut dijual kepada petani untuk memberi nutrisi pada tanamannya.
Selama ini penyebab rendahnya tingkat produksi ayam kampung di masyarakat
disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila
dibandingkan dengan ayam ras, terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya variasi
genetik pada ayam kampung itu sendiri sehingga masih banyak peternak yang kurang
membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur. Padahal, bila ayam kampung
ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan
ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran (
Krista dan Bagus, 2010). Oleh karena itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan
dan vaksin secara teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan sekitarnya,
pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat panen.

2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


Rendahnya jumlah populasi ayam kampung baik secara nasional maupun yang ada di
daerah Kabupaten Garut. Sementara Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu Serta keinginan pemerintah agar pasokan ayam kampung
mencapai 25% dari kebutuhan total daging ayam nasional Pada 10 tahun mendatang. Sehingga
sangat mendukung untuk membuka usaha perternakan ayam kampung dengan peluang usaha
yang cukup besar dan menjanjikan untuk dikembangkan.
Sekarang ini Didukung dengan adaya beberapa sentral penjualan bibit DOC di sebagaian
daerah Kabupaten Garut khususnya di Desa Neglasari sangat mendukung untuk membuka usaha
perternakan ayam kampung. Seperti yang kita ketahui proses perternakan ayam kampung
tidaklah terlalu sulit dan tidak membutuhkan keahlian yang khusus serta tidak memerlukan
waktu yang lama dalam perawatannya sehingga siapa saja bisa memulai usaha perternakan ini
termasuk seorang santri yang memiliki waktu luang yang singkat di pagi hari dan sore hari untuk
merawatnya (memberi pakan& minum) dan melakukan perawatan lain di hari liburnya.
Ketersedian pakan dipasaran yang selalu stabil tentunya sangat mendukung untuk memulai usaha
perternakan ini.
Melihat realita dan kenyataanya, Prospek bisnis ayam kampung sangat majanjikan dan
peluang pasaih masih terbuka lebar. Permintaan di pasaran cukup besar, baik untuk konsumsi
rumah tangga maupun rumah makan yang belum bisa dipenuhi oleh produsen atau peternak.
Serta didukung dengan keadaan di pasar, ayam kampung memiliki harga jual tinggi
dibandingkan ayam jenis broiler dengan harga yang relatif stabil dan mengikuti bobotnya.
Semakin bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jualnya. Kondisi ini cukup menguntungkan,
karena peternak bisa menentukan waktu panen kapan saja, lebih fleksibel. Pemanenan bisa
ditunda beberapa hari atau minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.
Sehingga usaha perternakan ayam kampung layak untuk dikembangkan dan dapat menghasilkan
pendapatan (income) yang cukup besar khusunya bagi lembaga koprasi pesantren dan umumnya
bagi masyarakat sekitar pondok pesantren Nurul Huda Neglasari, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi tatanan kehidupan.

3. ANALISIS PASAR
Kebutuhan konsumen terhadap ayam kampung di era globalisasi ini sangat meningkat
tajam baik itu untuk usaha rumah makan maupun untuk konsumsi rumah tangga. Hal ini
dikarenakan peningkatan taraf hidup dan tingginya tinggat pengetahuan serta kesadaran akan
pentingnya peningkatan gizi dalam kehidupan. Sehingga timbul keinginan konsumen untuk
memperoleh dan memenuhi gizi yang tepat untuk mengurangi resiko kekurangan gizi terutama
pada anak-anak santri. Apalagi kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang
penduduknya banyak menderita anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak.
Hal ini dikarenakan kurangnya mengkonsumsi daging berikut olahannya. Berkaitan dengan
kasus anemia, dari sekian jenis daging, kandungan gizi terbaik salah satunya ada pada daging
ayam kampung. Selain itu alasan lain masyarakat ingin mengkonsumsi ayam kampung karna
seiring dengan adanya tren yang berkembang di kalangan penikmat dan pebisnis di bidang
kuliner. Mereka mengklaim bahwa mengkonsumsi daging ayam organik yaitu ayam kampung
lebih sehat, karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan dengan kolesterol pada
ayam broiler. Selain itu, rasa dagingnya lebih gurih dan lebih kering serta dagingnya tidak
lembek mungkin karena keunggulan-keunggulan inilah daging ayam kampung mula diminati
masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke atas di wilayah perkotaan.

Dari usaha perternakan yang dihasilkan nantinya yaitu ayam kampung pedaging yang
berusia sekitar 2,5 bulan hingga 3,5 bulan dengan bobot ayam minimal sekitar 1,2 kg hingga 1,5
kg dengan karakteristik daging yang lembut namun tidak lembek sehingga mudah untuk di olah
menjadi berbagai masakan demi memenuhi kebutuhan gizi terutama zat besi dan protein hewani
atau mungkin jika konsumen ingin membeli ayam tersebut bukan untuk dikonsumsi namun di
kembankan lagi menjadi usaha ayam kampung petelur atau untuk usaha bibit induk untuk
menghasilkan bibit DOC (Day Old Chik). Ayam kampung yang dihasilkan natinnya diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dipasaran terhadap Ayam kampung.
Untuk dapat bersaing dipasaran dengan kapasitas pesaing yang masih sedikit tentunya
usaha kami memiliki Srategi yang bijak dalam menghasilkan Ayam kampung yang berkualitas
dengan masa panen yang relatif singkat untuk mendongkrak omset pendapatan. Demi
tercapainya keinginan tersebut kami mengembangkan teknik berternak ayam tidak
seperti perternak lainnya, jika perternak lainnya manajemen bisnis ternak ayam kampung mereka
belum efektif dan efisien. Ketidak-efektifan ternak ayam kampung mereka adalah pada sistem
pemeliharaan yang dibuat secara umbaran. Pada model pemeliharaan ayam semacam ini,
penyakit sulit dikontrol dan efisiensi pakan juga sangat rendah, sehingga resiko kemungkinan
ayam mati cukup besar dan waktu panen cukup lambat sehingga tidak menguntungkan.
Namun pada rencana usaha perternakan ayam kampung yang akan kami jalankan nanti
akan menerapkan sistem perternakan secara intensif karna dengan sistem intensif memiliki
beberapa keuntungan. Diantaranya, perputaran modal berlangsung relatif cepat karna siklus
produksi yang pendek, sehingga peternak bisa lebih cepat memetik hasil dari usaha pembesaran
ayam kampung. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung,
maka kami sangat memperhatikan beberapa aspek berikut ini.
a. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan.
Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam
kampung langsung dari pembibit. kami sangat memperhatikan DOC ayam kampung yang
sehat dan baik yang akan kami beli dengan kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap,
sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap,
tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
b. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam
keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung sebenarnya sangat fleksibel dan
tidak serumit Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung,
pakan alternatif seperti maggot atau dari limbah dapur/warung makan. Yang terpenting
dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan
nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM)
sebesar 2500 Kkal/kg. Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada
tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
c. Perkandangan
Kandang yang akan kami buat nantinya dengan jarak kandang dengan permukiman
minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup
baik. lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin
tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Penyucihamaan kandang dan peralatannya
dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan
yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Ukuran kandang yanga akan
kami buat nantinya ialah 4 m2. dengan bambu dan nantiya kandang tersebut akan
dikeliligi oleh jaring agar nantinya ayam lebih leluasa bermain ditanah. Untuk ayam yang
masih berusia 1 – 4 bulan akan dipisah pada kandang yang telah disediakan sendiri.
d. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam
keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila
manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam
kampung dilakukan dengan Intensif (dikandangkan seperti ayam ras),
 Kontrol pakan.
 Cek kesehatan dengan berkala.
 Memberikan perlakuan khsusus seperti membedakan ayam jantan dan ayam
betina dengan alasan agar terjadi persaingan yang seimbang dalam makan dan
lainnya.
e. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju
dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
 Menjaga sanitasi lingkungan kandang,
 Peralatan kandang dan manusianya
 Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
 Melakukan vaksinasi secara teratur
 Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit

4. METODE PELAKSANAAN
Usaha ini bergerak di bidang peternakan ayam kampung sebagai penghasil daging. Usaha
ini dikelola oleh dua orang santri tetap dan ditambah satu orang santri bantuan dengan
bergantian, untuk jangka panjangnya diharapkan mampu menyerap lebih banyak lagi tenaga
kerja seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankan. Peternakan ayam kampung ini
dimulai dari pemeliharaan DOC (Day Old Chick) yang dibeli dari peternak lain yang
menyediakan bibit DOC hingga sampai waktu panen sekitar 3,5 bulan dengan perawatan yang
intensif. Untuk tempat atau kandang beserta perlengkapan yang lainnya seperti tempat pakan dan
minum belum tersedia. Jadi, pemilik modal atau usaha harus memenuhi semuanya sendiri. Untuk
pemasarannya nanti akan dijual ke tempat penampungan ayam kampung, ke rumah makan,
cathering pondok pesantren dan diproduksi langsung oleh santri lain untuk dijadikan makanan
siap santap. Misalnya, ayam kampung goreng, ayam kampung panggang, chiken ayam kampung,
ayam kampung krispy dan lain sebagainya.
5. ASPEK KEUANGAN
a. Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Anggaran Jumlah (Rp)
1. Modal Investasi
a. Sarana Prasarana Rp. 7,500,000
2
Pembuatan kandang 10m dari bamboo
kandang DOC+ nampan pakan.
b. Peralatan
Tempat minum 30 buah Rp. 525,000
Tempat pakan 15 buah Rp. 300,000
Pencahayaan Listrik Rp. 300,000
2. Modal Kerja
a. Bahan Baku
DOC 300 ekor Rp. 3,000,000
Pakan DOC 300 x 200 x 20 hari Rp. 1,200,000
Pakan pembesar 300 x 300 x ±40 hari Rp. 3,600,000
Sekam padi 300Kg x Rp.2000 Rp. 600,000
Vitamin + vaksin Rp. 150,000
Listrik 3.5 bulan Rp. 450,000
b. Oprasional
Biaya transportasi Rp. 300,000
3. Lain – lain
a. Penyusunan laporan Rp. 150,000
Total Rp. 18,525,000
b. Rencana dan Target Penjualan

No Jenis Produk Jumlah Harga Jual Pendapatan


1. Ayam 285 ekor X 1.5 kg Rp.40,000 / Kg Rp.17,100,000
2. Kotoran Ayam 12 karung Rp.5,000/karung Rp. 60,000
Total Rp.17,160,000
Keterangan:
 Asumsikan bobot ayam selama 3.5 bulan adalah 1,5 kg / ekor
 Tingkat kematiannya 5%.jadi kemungkinan ayam mati ialah 15 ekor.
c. Break Event Point (BEP)
 Modal Kerja = Rp.9,300,000
 Rencana pendapatan = Rp.17,160,000
 Keuntungan = Pendapatan - Modal

= Rp.17,160,000 - Rp.9,300,000
= Rp.7,680,000
 Kesimpulan
Total modal kerja yang dikeluarkan sampai waktu masa panen
yaitu Rp.9,300,000 dalam waktu ±3,5 bulan ayam siap di jual dengan harga pasar
Rp. 40,000 / kg, dan menghasilkan pendapatan kotor Rp.17,160,000 dan sehingga
pengusaha ternak dapat menghasilkan untung Rp.7,860,000.

6. PENUTUP
Demikian bisnis plan pemberdayaan kelompok usaha santri ini dibuat sebagai
acuan pelaksanaan program OPOP (One Product One Pesantren) untuk memberikan
kesadaran akan berwirausaha terhadap santri, baik itu dalam meningkatkan skill santri
dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara. Hal-hal yang belum dimuat akan
diperbarui dikemudian hari.
Memulai adalah salahsatu wujud kemajuan dalam pengembangan program
pemerintah akan berwirausaha yang berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan
ekonomi masyarakat khusunya pesantren sehingga berujung pada kerja nyata
meminimalisir bahkan menghilangkan angka pengaguran.

Anda mungkin juga menyukai