Ayam kampung mungkin memang tidak sepopuler ayam broiler. Tapi jangan salah,
meskipun konsumsi daging ayam di pasaran masih didominasi oleh ayam broiler, ayam
kampung juga memiliki segmen pasar tersendiri yang semakin meningkat. Tentu saja
ini menjadi suatu peluang usaha yang bagus. Beternak ayam kampung memiliki banyak
sisi positif tersendiri yang membedakannya dari ayam broiler. Simak seluk beluk
peluang usaha dan tips ternak ayam kampung untuk pemula dalam artikel berikut ini.
Ayam broiler selama ini lebih banyak diternakkan karena siklus hidup dan masa
panennya lebih cepat dibandingkan ayam kampung, sehingga bisa menghasilkan
keuntungan lebih cepat. Umumnya peternak ayam broiler bisa memanen ayamnya
dalam masa 30 – 35 hari saja. Bandingkan dengan ayam kampung yang mesti
menunggu 2 sampai 3 bulan untuk mendapatkan bobot panen optimal. Namun, kamu
bisa mendapatkan keuntungan yang melimpah bila dibandingkan menjual ayam broiler.
Jika ayam broiler dijual Rp 35 ribu – Rp 40 ribu, ayam kampung bisa Rp 50 ribu – Rp 80
ribuan.
Beberapa tahun belakangan ini, ayam kampung telah mendapatkan kembali tempat
tersendiri di kalangan konsumen daging ayam, seiring dengan adanya opini yang
berkembang di masyarakat, yang menyatakan bahwa mengkonsumsi daging ayam
kampung jauh lebih sehat karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan
dengan ayam broiler. Selain itu, rasa daging ayam kampung lebih nikmat dan gurih,
walaupun tekstur dagingnya lebih alot sehingga perlu waktu memasak yang lebih lama.
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat, termasuk dalam hal
konsumsi makanan, juga berpengaruh terhadap meningkatnya konsumsi ayam
kampung. Terbukti, ayam kampung saat ini semakin diminati, baik dagingnya maupun
telurnya. Tentunya hal ini memunculkan sebuah peluang usaha, yaitu usaha ternak
ayam kampung.
Lambat laun permintaan pasar akan pasokan daging ayam kampung pun terus
meningkat. Sayangnya permintaan ayam kampung yang makin tinggi ternyata tidak
terpenuhi oleh peternak, karena saat ini kebanyakan peternak ayam kampung hanya
menjadikan usaha ini sebagai usaha rumahan. Ada yang dikandangkan, ada pula yang
hanya dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah.
Dibandingkan dengan usaha ayam broiler, masih belum banyak yang mengembangkan
usaha ternak ayam kampung ini secara intensif untuk menjadi sumber penghasilan
berkelanjutan dengan produksi yang berskala besar.
Bagi masyarakat di pedesaan, memelihara ayam kampung sudah menjadi tradisi turun
temurun. Usaha ayam kampung secara intensif sebenarnya cocok dilakukan di
pedesaan. Dengan lingkungan yang sejuk, sumber pakan ayam yang melimpah, dan
sumber daya manusia yang sudah telaten, desa akan menjadi lokasi usaha yang tepat
untuk beternak ayam kampung.
Karena sudah sedemikian populer, menjadikan ayam kampung sebagai komoditi usaha
tentunya tidak akan begitu sulit. Kebanyakan orang sudah tahu siklus hidupnya,
bagaimana perawatannya, dan bagaimana mengembangbiakkan ayam ini untuk
memperbanyak populasinya.
Namun demikian, diperlukan peningkatan pengetahuan yang lebih komprehensif. Mulai
dari bibit ayam yang baik, kandungan pakan yang tepat, vitamin dan obat-obatan,
urusan kandang, sampai pada cara pemasaran.
Banyak peternak yang membesarkan ayam kampung tanpa memahami apakah ayam
yang dipeliharanya itu lebih cocok menjadi ayam kampung pedaging atau petelur. Oleh
karena itu, usaha ternak secara intensif tak cukup hanya dengan menggunakan teknik
budidaya sederhana seperti yang selama ini dilakukan di pedesaan.
Pembudidaya ayam kampung secara intensif berskala besar masih sedikit jumlahnya,
sehingga belum imbang dengan permintaan pasar yang semakin besar. Kebanyakan
peternak ayam kampung saat ini masih berskala rumahan yang jumlahnya hanya
berkisar belasan maupun puluhan, sehingga tak cukup menutupi kebutuhan pasar. Lain
halnya dengan ayam broiler yang banyak diternakkan dalam skala besar yang bisa
mencapai ribuan ekor.
Di Indonesia, kebanyakan peternak ayam kampung yang sudah besar berada di Pulau
Jawa, sedangkan di luar Jawa masih sangat minim. Peternak di luar Jawa biasanya
membeli bibit ayam muda dari peternak di pulau ini.
Peternak ayam kampung pemula bisa jadi tak perlu waktu lama untuk bisa
mendapatkan pangsa pasar yang mumpuni di kota-kota besar, terlebih lagi di luar Jawa.
Tahap awal dalam beternak ayam adalah mempersiapkan kandang. Jika kondisi
lingkungan sekitar memungkinkan, sebaiknya siapkan lokasi kandang yang berjarak
tidak terlalu jauh dari rumah agar lebih mudah dalam pengawasan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyiapkan kandang adalah :
Buat kandang tertutup yang mengelilingi lokasi agar ayam tidak berkeliaran dan
menganggu tetangga.
Kandang bisa dibuat dengan menggunakan bambu yang dianyam atau dipaku.
Dinding kandang harus rapat agar tidak bisa dimasuki hewan liar, seperti anjing
atau hewan buas lainnya.
Tinggi kandang minimal 3 meter, karena jika dibawah 3 meter dikhawatirkan
ayam masih dapat terbang untuk melewatinya.
Sekat kandang menjadi dua bagian, dimana satu bagian untuk ayam dewasa dan
bagian lain untuk ayam yang baru ditetaskan.
Setelah kandang siap, maka tahapan beternak selanjutnya sudah bisa dimulai.
Seminggu sebelum ditempati, sebaiknya kandang dibersihkan dan disemprot
menggunakan pestisida untuk menghindari parasit agar tidak mengganggu proses
beternak.
Cara beternak ayam yang selanjutnya adalah melakukan pemilihan indukan yang
kemudian akan menghasilkan telur dan anakan ayam kampung yang kelak bisa
dikembangbiakkan dan mulai dijual. Indukan yang baik akan menghasilkan keturunan
yang baik. Oleh sebab itu, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :
Indukan jantan harus memiliki suara kokokan yang lantang, bulu yang mengkilap,
fisik yang sehat dan tidak mengalami kecacatan. Selain itu, pejantan juga harus aktif
bergerak dan cukup agresif.
Untuk indukan betina, pilihlah yang memiliki warna yang menarik, ukuran tubuh
sudah besar dan siap untuk dikawinkan, bulu mengkilap, sehat dan tidak cacat, serta
memiliki gerakan yang aktif.
Setelah memastikan indukan siap bereproduksi, kamu bisa langsung
memasukkan semua indukan dalam kandang.
Tahap selanjutnya adalah mengawinkan kedua indukan agar sang betina dapat
bertelur dan proses budidaya dapat terus berlanjut.
Dalam satu kandang, kamu bisa mengisi 10 betina dan 1 jantan.
3. Mengawinkan Indukan Ayam
Tahapan berikutnya dalam beternak ayam adalah proses penetasan telur. Biasanya,
proses penetasan ini dilakukan secara manual atau buatan. Jika ditetaskan melalui cara
buatan, waktu yang dibutuhkan lebih singkat yakni hanya 14-20 hari.
Sedangkan jika ditetaskan secara alami, proses ini membutuhkan waktu yang lebih
lama yakni sekitar 25 hingga 35 hari. Untuk itu, menetaskan secara manual akan lebih
menguntungkan dalam budidaya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Setelah telur mulai menetas, maka wajib dilakukan pemeliharaan secara intensif agar
proses ternak bisa berhasil. Pemeliharaan yang dilakukan adalah memberi pakan.
Pakan yang digunakan juga merupakan pakan khusus dan minum yakni jagung yang
digiling dengan halus. Pakan ini diberikan hingga anakan berusia 2 bulan. Baru setelah
lewat dua bulan, anakan dapat dipindahkan ke kandang dewasa.
Tahapan terakhir dalam beternak ayam kampung adalah proses penjualan. Setelah
berumur 3 bulan, maka anakan ayam kampung sudah bisa di jual ke pasaran. Namun,
jangan hanya berpatokan dengan umur saja. Berat atau bobot tubuh ayam juga
tentunya akan menentukan nilai jual.
Biasanya bobot ayam yang sudah ideal untuk dijual dan dikonsumsi adalah antara 1-2
kg, tergantung dengan permintaan di pasaran. Tentunya kamu harus mengikuti bobot
standar yang biasa ada di pasaran. Selain daging, komoditas lain yang dapat dijual dari
ayam kampung adalah telurnya.
Namun anda juga bisa memanfaatkan beberapa pakan alternatif lain, seperti jagung,
bungkil kedelai, keong, tepung tulang, tepung ikan, tepung udang, ulat kecil, ampas tahu,
limbah kedelai, dll, yang nantinya bisa dicampur dengan bekatul sebagai makanan
selingan sentrat. Pemberian pakan alternatif juga akan membantu menghemat biaya.
Pemberian pakan juga sebaiknya tepat waktu yakni 3 hari sekali, pada saat pagi, siang
dan sore. Yang juga penting adalah, kamu harus selalu menyiapkan dedaunan sayuran
yang digantung di dalam kandang. Ini berfungsi untuk mencegah ayam kelaparan jika
kamu terlambat memberi makan. Selain itu, pemberian pakan yang kurang nutrisi,
seperti misalnya hanya bekatul dan nasi kering saja, akan sangat menghambat
pertumbuhan ayam itu sendiri.