Anda di halaman 1dari 10

Peluang Usaha dan Tips Penting

Ternak Ayam Kampung

Ayam kampung mungkin memang tidak sepopuler ayam broiler. Tapi jangan salah,
meskipun konsumsi daging ayam di pasaran masih didominasi oleh ayam broiler, ayam
kampung juga memiliki segmen pasar tersendiri yang semakin meningkat. Tentu saja
ini menjadi suatu peluang usaha yang bagus. Beternak ayam kampung memiliki banyak
sisi positif tersendiri yang membedakannya dari ayam broiler. Simak seluk beluk
peluang usaha dan tips ternak ayam kampung untuk pemula dalam artikel berikut ini.

Peluang Usaha Ternak Ayam Kampung


Selain ayam broiler atau ayam negeri, kita juga mengenal jenis ayam kampung. Jenis
ayam lokal ini biasanya banyak diternakkan di wilayah perkampungan atau pedesaan. 
Karena itulah, biasanya metode beternak ayam jenis ini, termasuk pemberian pakannya,
terbilang masih alami tanpa bahan-bahan kimia tambahan seperti yang digunakan
dalam mengembangbiakkan ayam broiler, sehingga ayam kampung relatif aman untuk
dikonsumsi.
Walaupun demikian, ayam kampung masih kalah populer dibandingkan ayam broiler.
Hal ini terbukti dari masih rendahnya tingkat konsumsi ayam kampung yang jauh di
bawah ayam broiler. Menurut Data Statistik Peternakan, pada tahun 2017 ayam
kampung hanya menyumbang 12,86% dari total konsumsi daging unggas nasional.

Ayam broiler selama ini lebih banyak diternakkan karena siklus hidup dan masa
panennya lebih cepat dibandingkan ayam kampung, sehingga bisa menghasilkan
keuntungan lebih cepat. Umumnya peternak ayam broiler bisa memanen ayamnya
dalam masa 30 – 35 hari saja. Bandingkan dengan ayam kampung yang mesti
menunggu 2 sampai 3 bulan untuk mendapatkan bobot panen optimal. Namun, kamu
bisa mendapatkan keuntungan yang melimpah bila dibandingkan menjual ayam broiler.
Jika ayam broiler dijual Rp 35 ribu – Rp 40 ribu, ayam kampung bisa Rp 50 ribu – Rp 80
ribuan.

Beberapa tahun belakangan ini, ayam kampung telah mendapatkan kembali tempat
tersendiri di kalangan konsumen daging ayam, seiring dengan adanya opini yang
berkembang di masyarakat, yang menyatakan bahwa mengkonsumsi daging ayam
kampung jauh lebih sehat karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan
dengan ayam broiler. Selain itu, rasa daging ayam kampung lebih nikmat dan gurih,
walaupun tekstur dagingnya lebih alot sehingga perlu waktu memasak yang lebih lama.

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat, termasuk dalam hal
konsumsi makanan, juga berpengaruh terhadap meningkatnya konsumsi ayam
kampung. Terbukti, ayam kampung saat ini semakin diminati, baik dagingnya maupun
telurnya. Tentunya hal ini memunculkan sebuah peluang usaha, yaitu usaha ternak
ayam kampung.
Lambat laun permintaan pasar akan pasokan daging ayam kampung pun terus
meningkat. Sayangnya permintaan ayam kampung yang makin tinggi ternyata tidak
terpenuhi oleh peternak, karena saat ini kebanyakan peternak ayam kampung hanya
menjadikan usaha ini sebagai usaha rumahan. Ada yang dikandangkan, ada pula yang
hanya dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah.
Dibandingkan dengan usaha ayam broiler, masih belum banyak yang mengembangkan
usaha ternak ayam kampung ini secara intensif untuk menjadi sumber penghasilan
berkelanjutan dengan produksi yang berskala besar.

Kelebihan Beternak Ayam Kampung


Dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa fakta dan kelebihan
usaha ayam kampung :

 Metode ternak lebih alami


Di banyak daerah, ayam kampung adalah hewan ternak yang paling mudah dijumpai.
Banyak rumah tangga yang memelihara ayam kampung untuk dijual daging dan
telurnya. Namun ada pula yang hanya sebatas dipelihara di sekitar rumah. Ayam
kampung memang dikenal sebagai ayam lokal Indonesia.

Bagi masyarakat di pedesaan, memelihara ayam kampung sudah menjadi tradisi turun
temurun. Usaha ayam kampung secara intensif sebenarnya cocok dilakukan di
pedesaan. Dengan lingkungan yang sejuk, sumber pakan ayam yang melimpah, dan
sumber daya manusia yang sudah telaten, desa akan menjadi lokasi usaha yang tepat
untuk beternak ayam kampung. 
Karena sudah sedemikian populer, menjadikan ayam kampung sebagai komoditi usaha
tentunya tidak akan begitu sulit. Kebanyakan orang sudah tahu siklus hidupnya,
bagaimana perawatannya, dan bagaimana mengembangbiakkan ayam ini untuk
memperbanyak populasinya.
Namun demikian, diperlukan peningkatan pengetahuan yang lebih komprehensif. Mulai
dari bibit ayam yang baik, kandungan pakan yang tepat, vitamin dan obat-obatan,
urusan kandang, sampai pada cara pemasaran. 

Banyak peternak yang membesarkan ayam kampung tanpa memahami apakah ayam
yang dipeliharanya itu lebih cocok menjadi ayam kampung pedaging atau petelur. Oleh
karena itu, usaha ternak secara intensif tak cukup hanya dengan menggunakan teknik
budidaya sederhana seperti yang selama ini dilakukan di pedesaan.

 Peluang pasar luas dan berkelanjutan


Permintaan daging ayam kampung terus meningkat. Konsumen daging ayam kampung
seperti memiliki kelas tersendiri. Rumah makan dan restoran makin banyak yang
menyajikan menu daging ayam kampung. Rumah tangga pun kini banyak yang juga
mengkonsumsi ayam kampung sebagai alternatif selain ayam broiler. Hal ini tidak
terlepas dari kualitas daging ayam kampung yang memang berbeda dibandingkan ayam
broiler. 
Selain daging, telur ayam kampung juga adalah komoditi pasar unggulan. Di
masyarakat, telur ayam kampung digunakan sebagai suplemen penambah stamina.
Meskipun dengan harga yang lebih mahal dan ukuran yang lebih kecil dibandingkan
telur ayam ras, telur ayam kampung memiliki segmen konsumen tersendiri.
Jika direncanakan dengan baik, peternak juga bisa menggarap penjualan bibit ayam
kampung sekaligus. Namun, untuk bisa menjalankan usaha ini, diperlukan pengetahuan
khusus mengenai pembibitan ayam. 
Beberapa peternak ayam kampung yang telah menggeluti usaha ini secara intensif,
menggunakan mesin tetas telur yang bekerja secara otomatis. Dengan demikian
produksi bibit atau anak ayam bisa berlangsung lebih efisien dan efektif.

 Harga jual tinggi, persaingan tidak terlalu berat


Kualitas daging dan telur ayam kampung yang berbeda membuat harga daging dan
telur ayam kampung lebih tinggi dibandingkan ayam broiler. Hal ini tentu bagus bagi
orang yang bisa melihatnya sebagai peluang bisnis.

Pembudidaya ayam kampung secara intensif berskala besar masih sedikit jumlahnya,
sehingga belum imbang dengan permintaan pasar yang semakin besar. Kebanyakan
peternak ayam kampung saat ini masih berskala rumahan yang jumlahnya hanya
berkisar belasan maupun puluhan, sehingga tak cukup menutupi kebutuhan pasar. Lain
halnya dengan ayam broiler yang banyak diternakkan dalam skala besar yang bisa
mencapai ribuan ekor. 
Di Indonesia, kebanyakan peternak ayam kampung yang sudah besar berada di Pulau
Jawa, sedangkan di luar Jawa masih sangat minim. Peternak di luar Jawa biasanya
membeli bibit ayam muda dari peternak di pulau ini.  
  
Peternak ayam kampung pemula bisa jadi tak perlu waktu lama untuk bisa
mendapatkan pangsa pasar yang mumpuni di kota-kota besar, terlebih lagi di luar Jawa.

 Dilindungi oleh Peraturan Pemerintah


Usaha peternakan ayam kampung oleh rakyat ini dilindungi oleh pemerintah
melalui Perpres No.77/2007, di mana pemerintah menjamin bahwa usaha ayam
kampung hanya boleh dikembangkan oleh peternakan rakyat, mulai dari pembibitan
sampai pembesaran.
Melalui kebijakan ini, pemerintah mengarahkan usaha ayam kampung agar menjadi
peternakan rakyat, bukan untuk digarap oleh industri. Lain halnya dengan peternakan
ayam broiler yang banyak dikerjakan oleh perusahaan besar dengan populasi ratusan
ribu ekor. 
Dengan kondisi tersebut, maka peternak skala kecil tak perlu khawatir akan tertindas
oleh perusahaan bermodal besar. Harga ayam kampung juga akan terjaga dan tidak
mengalami fluktuasi yang berarti. Peternak bisa leluasa mengembangkan usaha dan
memenuhi kebutuhan pasar baik daging ayam kampung, telur, bahkan bibit anak ayam.

 Pemeliharaan mudah, bergizi tinggi


Proses pemeliharaan ayam kampung juga tidak serumit ayam broiler. Tidak adanya
penggunaan bahan kimia membuat ayam kampung memiliki kondisi kesehatan yang
lebih terjaga dan alami. Alhasil, banyak orang yang lebih gemar mengkonsumsi ayam
kampung karena tidak adanya penggunaan bahan kimia untuk membantu
perkembangan tubuh atau dagingnya.
Ayam kampung juga mudah untuk dipelihara karena daya tahan tubuhnya yang lebih
kuat dan dapat hidup bebas di alam liar tanpa perhatian khusus selayaknya ayam
negeri. 
Pemberian pakan berupa biji-bijian serta vitamin saja sudah cukup membuat unggas ini
tumbuh dengan semestinya. Jadi, peternak tidak perlu mengeluarkan usaha ekstra
untuk menjaga ayam kampung peliharaannya agar tetap sehat.
Ayam kampung memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibanding ayam negeri. Kuliner
dari ayam kampung juga banyak diminati karena memiliki cita rasa yang lebih khas dan
kuat. Memakan daging ayam kampung dapat memberikan kandungan protein, vitamin,
lemak, dan fosfor yang amat penting dibutuhkan tubuh.

Cara Membudidayakan Ayam Kampung


Berikut ini adalah 6 tahapan dalam beternak ayam kampung yang bisa dimulai dalam
skala kecil dengan modal yang tidak terlalu besar.
1. Menyiapkan Kandang Ayam

Tahap awal dalam beternak ayam adalah mempersiapkan kandang. Jika kondisi
lingkungan sekitar memungkinkan, sebaiknya siapkan lokasi kandang yang berjarak
tidak terlalu jauh dari rumah agar lebih mudah dalam pengawasan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyiapkan kandang adalah :

 Buat kandang tertutup yang mengelilingi lokasi agar ayam tidak berkeliaran dan
menganggu tetangga.
 Kandang bisa dibuat dengan menggunakan bambu yang dianyam atau dipaku.
 Dinding kandang harus rapat agar tidak bisa dimasuki hewan liar, seperti anjing
atau hewan buas lainnya.
 Tinggi kandang minimal 3 meter, karena jika dibawah 3 meter dikhawatirkan
ayam masih dapat terbang untuk melewatinya.
 Sekat kandang menjadi dua bagian, dimana satu bagian untuk ayam dewasa dan
bagian lain untuk ayam yang baru ditetaskan.
 Setelah kandang siap, maka tahapan beternak selanjutnya sudah bisa dimulai.
 Seminggu sebelum ditempati, sebaiknya kandang dibersihkan dan disemprot
menggunakan pestisida untuk menghindari parasit agar tidak mengganggu proses
beternak.

2. Memilih Indukan Ayam

Cara beternak ayam yang selanjutnya adalah melakukan pemilihan indukan yang
kemudian akan menghasilkan telur dan anakan ayam kampung yang kelak bisa
dikembangbiakkan dan mulai dijual. Indukan yang baik akan menghasilkan keturunan
yang baik. Oleh sebab itu, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :

 Indukan jantan harus memiliki suara kokokan yang lantang, bulu yang mengkilap,
fisik yang sehat dan tidak mengalami kecacatan. Selain itu, pejantan juga harus aktif
bergerak dan cukup agresif.
 Untuk indukan betina, pilihlah yang memiliki warna yang menarik, ukuran tubuh
sudah besar dan siap untuk dikawinkan, bulu mengkilap, sehat dan tidak cacat, serta
memiliki gerakan yang aktif.
 Setelah memastikan indukan siap bereproduksi, kamu bisa langsung
memasukkan semua indukan dalam kandang.
 Tahap selanjutnya adalah mengawinkan kedua indukan agar sang betina dapat
bertelur dan proses budidaya dapat terus berlanjut.
 Dalam satu kandang, kamu bisa mengisi 10 betina dan 1 jantan.
3. Mengawinkan Indukan Ayam

Cara beternak ayam kampung selanjutnya memasuki proses pengawinan indukan.


Setelah indukan dilepas di kandang, maka selama beberapa hari mereka akan
beradaptasi dengan lingkungannya.
Jangan lupa untuk memberikan pakan tambahan. Proses perkawinan akan dilakukan
oleh kedua indukan jika keduanya telah siap kawin. Proses perkawinan ini tidak bisa
dipercepat karena berlangsung secara alamiah. Kamu hanya bisa menunggu hingga
kedua indukan melakukan perkawinan.
Setelah kedua indukan melakukan perkawinan, kamu tetap harus memberikan pakan
secara teratur sebanyak 3 kali dalam sehari. Pakan yang diberikan dapat berupa pelet
yang dikombinasikan dengan jagung giling atau jagung pipilan. Keberhasilan
perkawinan dapat terlihat dari perilaku ayam betina yang biasanya akan lebih rewel,
yaitu akan terus berkokok. Ini menandakan bahwa sudah saatnya induk ayam tersebut
bertelur.
Maka itu, yang perlu kamu lakukan dalam tahap ini adalah memisahkannya dan
memindahkannya ke lokasi kandang sebelah sebagai tempat sementara untuk sang
betina bertelur. Biasanya ayam akan bertelur paling sedikit 5 butir dan bisa mencapai 14
biji telur untuk sekali bertelur.

4. Menetaskan Telur Ayam

Tahapan berikutnya dalam beternak ayam adalah proses penetasan telur. Biasanya,
proses penetasan ini dilakukan secara manual atau buatan. Jika ditetaskan melalui cara
buatan, waktu yang dibutuhkan lebih singkat yakni hanya 14-20 hari.
Sedangkan jika ditetaskan secara alami, proses ini membutuhkan waktu yang lebih
lama yakni sekitar 25 hingga 35 hari. Untuk itu, menetaskan secara manual akan lebih
menguntungkan dalam budidaya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

 Buatlah kotak penetasan dengan ukuran yang sudah ditentukan.


 Beri lampu tambahan dengan daya 10 watt.
 Kamu bisa menggunakan lampu bohlam atau lampu neon.
 Letakkan telur di bawah lampu, kemudian biarkan hingga telur menetas.
 Setelah 14-20 hari maka telur akan mulai menetas
 Pada tahap ini, perawatan dan pemeliharaan intensif harus mulai dilakukan.
5. Memelihara Anakan Ayam

Setelah telur mulai menetas, maka wajib dilakukan pemeliharaan secara intensif agar
proses ternak bisa berhasil. Pemeliharaan yang dilakukan adalah memberi pakan.
Pakan yang digunakan juga merupakan pakan khusus dan minum yakni jagung yang
digiling dengan halus. Pakan ini diberikan hingga anakan berusia 2 bulan. Baru setelah
lewat dua bulan, anakan dapat dipindahkan ke kandang dewasa.

6. Menjual Anakan Ayam

Tahapan terakhir dalam beternak ayam kampung adalah proses penjualan. Setelah
berumur 3 bulan, maka anakan ayam kampung sudah bisa di jual ke pasaran. Namun,
jangan hanya berpatokan dengan umur saja. Berat atau bobot tubuh ayam juga
tentunya akan menentukan nilai jual.
Biasanya bobot ayam yang sudah ideal untuk dijual dan dikonsumsi adalah antara 1-2
kg, tergantung dengan permintaan di pasaran. Tentunya kamu harus mengikuti bobot
standar yang biasa ada di pasaran. Selain daging, komoditas lain yang dapat dijual dari
ayam kampung adalah telurnya.

Tips Beternak Ayam Kampung untuk Pemula


Selain mengikuti tahapan beternak yang telah disebutkan di atas, ada juga beberapa
tips yang perlu diperhatikan untuk pemula :

 Menentukan saat yang tepat untuk memulai beternak


Hal ini merupakan kunci sukses pertama pada usaha ternak ayam kampung, terutama
bagi peternak skala kecil (<1000 ekor). Saat yang tepat bisa ditentukan dengan
memperhitungkan lama waktu tahapan beternak, sehingga bisa diprediksi bahwa panen
akan dapat dilakukan saat harga ayam sedang melonjak tinggi, umumnya saat
mendekati hari raya Idul Fitri.
Dengan menargetkan panen di momentum tersebut, maka tahapan ternak bisa dimulai
sekitar 4 bulan sebelumnya. Dengan perhitungan waktu ini, hampir bisa dipastikan
bahwa peternak akan memperoleh keuntungan yang optimal ketimbang yang asall-
asalan memulai tahapan beternak di sembarang waktu. Perlu diketahui bahwa harga
daging ayam biasanya anjlok ketika hari raya Idul Adha, sehingga sebaiknya hindari
panen disaat tersebut.

 Memastikan bahwa yang dipilih adalah bibit unggul


Tentu saja hampir semua peternak ayam sudah tahu mengenai hal ini. Tetapi yang lebih
penting adalah jenis dan keturunan ayam itu sendiri. Misalnya, jika kamu membesarkan
ayam buras dari keturunan wareng, maka berat badan maksimalnya hanya berkisar 1,5
hingga 2 kg saja, sekalipun diberi makan banyak. Lain halnya bila kamu memelihara
ayam buras rambon, maka bisa dipastikan ukuran badannya lebih cepat membesar
dengan maksimal bisa mencapai 4 sampai 5 kg.
Untuk itu, ketika kamu membeli DOC (anakan ayam) maka sebaiknya juga meneliti
seperti apakah indukannya dan ayam jantan yang mengawininya, agar kamu tidak
mendapatkan bibit ayam yang ukuran tubuhnya tidak bisa membesar.
Pemilihan bibit unggul ini memiliki pengaruh yang cukup besar pada perkembangan
usaha ternak ayam, karena ayam yang berasal dari bibit unggul bisa memiliki masa
panen yang lebih cepat dan risiko kematian yang lebih rendah. Dengan begitu, modal
membuka bisnis akan segera tergantikan saat menggunakan ayam kampung super ini.

 Pemberian pakan yang tepat waktu dan bernutrisi tinggi


Pakan ayam adalah sumber makanan yang nantinya diserap tubuh ayam dan yang akan
memacu perkembangan dan pertumbuhannya. Pakan ayam yang baik adalah yang
mengandung kadar protein tinggi. Yang paling mudah dibeli tentu adalah sentrat (pur
ayam).

Namun anda juga bisa memanfaatkan beberapa pakan alternatif lain, seperti jagung,
bungkil kedelai, keong, tepung tulang, tepung ikan, tepung udang, ulat kecil, ampas tahu,
limbah kedelai, dll, yang nantinya bisa dicampur dengan bekatul sebagai makanan
selingan sentrat. Pemberian pakan alternatif juga akan membantu menghemat biaya.
Pemberian pakan juga sebaiknya tepat waktu yakni 3 hari sekali, pada saat pagi, siang
dan sore. Yang juga penting adalah, kamu harus selalu menyiapkan dedaunan sayuran
yang digantung di dalam kandang. Ini berfungsi untuk mencegah ayam kelaparan jika
kamu terlambat memberi makan. Selain itu, pemberian pakan yang kurang nutrisi,
seperti misalnya hanya bekatul dan nasi kering saja, akan sangat menghambat
pertumbuhan ayam itu sendiri.

 Kondisi kandang yang luas, sejuk dan kering


Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan diternak. Jangan
sampai terlalu sempit, karena ayam kampung bersifat lebih aktif ketimbang ayam
broiler. Kandang perlu dipagari dengan waring (pembatas berbentuk jaring yang
biasanya digunakan untuk kandang ayam), agar ayam bisa keluar untuk bermain-main
di pelataran kandang.
Saat musim hujan, sebaiknya ayam tetap didalam kandang sembari lampu dan
penghangat terus dinyalakan. Kandang harus dijaga agar tetap hangat dan kering agar
tidak mudah ditumbuhi jamur dan bakteri patogen. Selain itu, kandang juga sebaiknya
diberi penghalang angin, agar suasana di dalam kandang tetap nyaman saat angin
berhembus terlalu kencang.
Sedangkan saat cuaca panas di siang hari, agar suhu dalam kandang tetap sejuk, atur
lubang ventilasi dengan baik. Bila perlu tambahkan kipas angin atau blower udara.

 Pisahkan ayam yang sakit di kandang karantina


Para peternak pemula mungkin belum memahami bahwa jika ada ayam yang sakit
maka harus segera dipisahkan agar tidak menulari ayam lainnya. Oleh karena itu, perlu
ada kandang karantina.

 Memahami segmen pasar


Dalam beternak ayam, pelaku usaha harus memahami dengan betul segmen pasar
untuk penjualan ayam kampung ini. Selain penjual di pasar, pembeli ayam kampung
adalah pengusaha kuliner, yaitu pemilik restoran atau tempat makan. Oleh karena itu,
pelaku usaha harus jeli dalam mencari peluang untuk memperluas pasar.

 Tentukan media promosi yang tepat


Seperti halnya jenis usaha lainnya, berpromosi juga penting agar bisnis dapat berjalan
lancar. Di zaman serba digital ini, pemilik usaha bisa memanfaatkan media sosial agar
bisa memasarkan produk dan menunjukkan testimoni dari pembeli sebelumnya.

Perhitungan Modal dan Biaya Operasional


Sama halnya dengan membuka usaha di bidang lainnya, bisnis ayam kampung juga
memerlukan modal yang harus disiapkan. Namun, modal yang dibutuhkan untuk
memulai bisnis ini terbilang tidak besar. Selain itu, tidak perlu waktu lama untuk bisa
balik modal, tergantung dari strategi dalam menjalankan usahanya.
Pada tahap awal, ada dua jenis kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pebisnis ayam
kampung, yakni modal awal dan biaya operasional. Untuk lebih jelasnya, simak
uraiannya berikut ini :

 Biaya membeli/menyewa kandang : Rp 3.000.000 


 Tempat makan dan minum : Rp 600.000
 Alat pemanas : Rp 800.000
 Terpal : Rp 400.000 
 Bibit unggul : Rp 8000 x 550 ekor = Rp 4.400.000 
 Pakan ayam : Rp 6.000.000 
 Obat/vitamin: Rp 300.000 
 Kebutuhan lain-lain : Rp 1.000.000
Dengan demikian, total modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ayam kampung :
Rp 16.500.000
Total biaya operasional = total modal – harga bibit unggul. Dengan perhitungan sebagai
berikut : Rp  16.500.000 – Rp 4.400.000 = Rp 12.100.000
Tentunya, uraian modal untuk memulai bisnis ayam kampung yang diuraikan di atas
hanya berupa perkiraan saja. Biaya tersebut bisa jadi lebih besar atau lebih kecil saat
memulai bisnis sesungguhnya.
Untuk itu, agar kebutuhan modal tidak membengkak, usahakan untuk melakukan riset
harga di pasaran terlebih dahulu agar bisa mendapatkan harga terbaik untuk setiap
jenis barang yang dibutuhkan.
Setelah itu, mulailah perhitungan keuntungan bisnis ayam ternak saat masa panen tiba.
Biasanya, masa panen ayam kampung adalah 2 sampai 3 bulan setelah membeli
bibitnya.
Misalkan jumlah ayam 550 ekor, dan sebut saja yang beresiko untuk mati adalah 50
ekor, maka dengan harga jual ayam kampung Rp 80.000 per ekornya, didapat
perhitungan seperti ini :

 Jumlah ayam yang berhasil dipanen = 500 x 80.000 = Rp 40.000.000 


 Keuntungan bersih = Rp 40.000.000 – Rp 12.100.000= Rp 27.900.000 
 Keuntungan per bulan = Rp 27.900.000 / 3 bulan= Rp 9 jutaan.
Berdasarkan perhitungan tersebut, bisa dipastikan jika bisnis ayam kampung dapat
mengembalikan modal yang telah dikeluarkan hanya dalam waktu kurang dari dua
bulan saja. Dalam kata lain, sejak masa panen pertama, pemilik usaha sudah bisa
menikmati kembali dana yang telah dijadikan modal sekaligus keuntungannya.

Anda mungkin juga menyukai