INISIASI Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja)
dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu
dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22
persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang
diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal
baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga
kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat
akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi.
Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang
2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan
kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani
operasi caesar.
Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi
5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu
ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat
6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk
mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat
7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu
pertama selesai.
8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin
9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui
bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang
menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan
karena hypothermia (kedinginan).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih
stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik
ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari
lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat
kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi
ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan
6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan
alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu
hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
perdarahan ibu.
Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih
kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa
sukacita/bahagia.
Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat
2. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi
dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
7. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM;
bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai
( Kausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
8. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE
PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit 30
MENIT atau 1 JAM lagi.
9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal,
10. RAWAT GABUNG BAYI: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24
11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot
atau empeng.
2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan secepatnya terutama kepala
tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat
diikat.
3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit
serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.
menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam
(UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, Klaus and Kennel 2001;
7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg MENDEKATKAN BAYI KE
PUTING tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan
puting ibu, beri tambahan WAKTU melekat padadada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan
dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan
9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan
10. RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24
jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa
minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli
2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya;
bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk
bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu
dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu
berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi
topi.
8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM;
bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai
setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Klausand
Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
9. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE
PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi
jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa
minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng