Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

MK IMPLEMENTASI PROMOSI KESEHATAN

DI PUSKESMAS BAHU

“ PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELITUS “

DI SUSUN OLEH :

EKLESIA IMBING

( 7113 3311 9009 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

D-IV PROMOSI KESEHATAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA. Karena berkar
dan rahmat-Nya maka laporan kegiatan praktek belajar lapangan ( PBL) ini terselesaikan.
Kelompok mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah di
berikan baik secara langsung selama penyusunan laporan kegiatan ini sehingga selesai secara
khusus rasa terimaksih tersebut kami sampaikan kepada

1. Ibu Jane kolompoy, SKM.Mkes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan dorang dalam menyusun laporan ini.
2. Bapak Dr. djiro Robert Lanes selaku kepala puskesmas bahu yang telah menerima
kami mahasiswa untuk melakukan praktek belajar lapangan ( PBL) di puskesmas bahu
3. Ibu Celine Maria, SKM selaku pembimbing lapangan yang telah banyak membantu
kami dalam menentukan msalah yang terjadi di lapangan
4. Dan semua pihak yang telah turut mambantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Kelompok menyadari bahaawa laporan ini masih jauh dari sempurna dari segi materi maupun
penyajiannya untuk itu, saran dan masukan yang membangun sangat di butuhkan dan sangat di
harapkan dalam menyempurnakan laporan ini

Harapannya semoga laporan ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menanmbah
wawasan bagi pembaca dan khusus bagi kelompok

Manado 15 november 2001

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ……………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..

1. Latar belakang
1.1. Karakter klien
1.2. Data yang perlu di kaji lebih lanjut …………………………………………….
1.3. Masalah yang di temukan……………………………………………………...

2. Rencana program promkes pada PUSKESMAS BAHU


2.1. Tujuan umum…………………………………………………………………….
2.2. Tujuan khusus …………………………………………………………………..

3. Implementasi
3.1. SAP ……………………………………………………………………………..
3.2. Sasaran ………………………………………………………………………….
3.3. Metode ………………………………………………………………………….
3.4. Strategi………………………………………………………………………….
3.5. Media dan alat ………………………………………………………………….
3.6. Waktu dan tempat ………………………………………………………………

4. Monitoring dan evaluasi ……………………………………………………………


5. Dokumentasi ……………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Kesehetan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, karena dengan manusia
serta lingkungan yang sehat maka akan di harapkan dapat mampu menekan anagka penyakit
atau penularan penyakit yang akan terjadi.

Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk


tahu, mau, dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Banyak permasalahan kesehatan
di Indonesia dapat di cegah melalui kegiatan promosi kesehatan namun proses perubahan
perilaku di masyarakat tidaklah mudah, maka perlu di kembangkan kegiatan promosi
kesehatan serta strategi yang dapat mendung upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat.

Diabetes melitus (DM) saat ini merupakan penyakit yang menyebabkan kematian di
dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2016 menunjukkan, 70 persen
dari total kematian di dunia yaitu sekitar 425 orang dan lebih dari setengah beban penyakit
diakibatkan diabetes. Sebanyak 90 sampai 95 persen dari kejadian diabetes adalah diabetes
tipe 2, sedangkan kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah. Menurut Internasional of Diabetic
Federation bahwa telah terjadi peningkatan kasus Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2017
terjadi peningkatan kasus Diabetes Melitus menjadi 425 juta kasus, tingkat prevalensi global
penderita diabetes melitus di Asia Tenggara pada tahun 2017 adalah sebesar 8,5%.
Diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 11,1% pada tahun 2045 dimana
Indonesia berada di urutan ke-6 setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico
dengan jumlah penderita diabetes melitus sebesar 10,3 juta penderita (IDF, 2017). Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 secara nasional menunjukkan bahwa prevalensi
diabetes melitus adalah 2,0%. meningkat dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi 2,0% pada
tahun 2018. Prevalensi diabetes melitus berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada
penduduk umur ≥15 tahun yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 10,6%.
 Tujuan

1.memampukan masyarakat dalam memilihara dan meningkatkan kesehatan mereka

2.memcipatakan suatau keadaan yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan

1.1. Karakter klien

Nama : drs. Jony ratag


Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : bahu. Lingkungan II
Nomor telfon : 0821-9672-7744
Riwayat penyakit : Diabetes

1.2. Data yang perlu di kaji

Diabetes melitus (DM) saat ini merupakan penyakit yang menyebabkan kematian di dunia.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2016 menunjukkan, 70 persen dari total
kematian di dunia yaitu sekitar 425 orang dan lebih dari setengah beban penyakit diakibatkan
diabetes. Sebanyak 90 sampai 95 persen dari kejadian diabetes adalah diabetes tipe 2, sedangkan
kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah. Menurut Internasional of Diabetic Federation bahwa telah
terjadi peningkatan kasus Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2017 terjadi peningkatan kasus
Diabetes Melitus menjadi 425 juta kasus, tingkat prevalensi global penderita diabetes melitus di
Asia Tenggara pada tahun 2017 adalah sebesar 8,5%. Diperkirakan akan mengalami peningkatan
menjadi 11,1% pada tahun 2045 dimana Indonesia berada di urutan ke-6 setelah Cina, India,
Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico dengan jumlah penderita diabetes melitus sebesar 10,3 juta
penderita (IDF, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 secara nasional
menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus adalah 2,0%. meningkat dari 1,5% pada tahun
2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018. Prevalensi diabetes melitus berdasarkan hasil pengukuran
gula darah pada penduduk umur ≥15 tahun yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 10,6%.

1.3. Masalah yang di temukan

Adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke
dalam sel, sehingga glukosa menumpuk. Pasien juga kurang memperhatikan pola hidup yang
sehat, terutama pada pola makan, terlalu banyak mengkonsumsi makan yang manis-manis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran umum
1. Keadaan geografis
Puskesmas Bahu terletak di JL.P. BUNAKEN NO 103 BAHU. MANADO

Deskripsi :

Kepala puskesmas : Dr. djiro Robert lanes

Kepala tata usaha : Cerlin Maria Montung,SKM

Puskesmas bahu memiliki fasilitas rawat inap persalinan

2. Hasil-hasil pengkajian
10 november 2021, pkm puskesmas bahu sedang menerima mahasiswa dari
poltekkes kemenkes manado untuk melaksanakan kegiatan pbl ( praktik belajar
lapangan) dan setiap masiswa wajib memiliki satu pasien untuk di lakukan
pengkajian dari hasil pengkajian di lakukan

 Fase pertama : kajian sosial

Eklesia : syalom selamat pagi bapak, mohon maaf menganggu waktu


bapak sebentar, sebelumnya perkenalkan saya Eklesia imbing
masiswa dari poltekkes manado pak.

Bpk. Jony : iya selamat pagi dek, ada yang bisa bapak bantu ?

Eklesia : jadi di sini pak, saya sedang melaksanakan praktek belajar


lapangan, saya dan teman-teman saya di mendapatkan tugas untuk
melakukan pengkajian kepada pasien yang dating pada hari ini,
apakah saya bisa minta waktu bapak sebentar saja?

Bpk jony : iya boleh dek, dengan senang hati

Eklesia : baik, terimakasih sebelumnya bapak, sebelumnya pak, disini saya


memiliki beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada
bapak, dan saya ingin menanyakan identitas bapak

Bpk jony : nama saya : drs jony ratag

Alamat : bahu, lingkungan II

Eklesia : bapak, apakah saya bisa minta nomor handphone bapak?


Bpk. Jony : iya dek bisa, 0821-9672-7744

Eklesia : apakah saya bisa menghubungi bapak jika ada yang belum
sempat saya tanyakan kepada bapak? Apakah bapak bersedia ?

Bpk jony : iya dek, dengan senang hati saya akan membantu

Eklesia : terimakasih bapak

 Fase kedua : epidemiologi

Eklesia : bapak bisa saya tau, bapak sedang mengidap penyakit apa?

Bpk jony : saya sedang sakit diabetes, dan hari ini saya dating untuk
melakukan control rutin dan mengambil obat dek

Eklesia : baik pak, sebelumnya bisa saya tau umur bapak sekarang berapa
tahun yah pak?

Bpk jony : 78 tahun dek

Eklesia : baik bapak

 Fase ketiga : diagnosis perilaku dan lingkungan

Eklesia : sebelumnnya gejala- gejala apa yang bapak rasakan, sehingga


memutuskan untuk datang k fasilitas kesehatan?

Bpk jony : yang sering saya rasakan yaitu, rasa haus, dan terkadang suka
buang air kecil yang sudah berlebihan, serta saya merasa sering
kelelahan

Eklesia : baik bapak, apakah di rumah bapak, sering melakukan pola hidup
yang sehat, terutama di pola makan?

Bpk jony : saya tidak terlalu suka berolahraga, pola makan saya sebelumnya
sangat tidak teratur, tetapi setelah saya mengidap penyakit
diabetes, saya berupaya untuk mengontrol menu makan saya

Eklesia : baik, terimakasih yah pak, semangat untuk bapak semoga lekas
sembuh yah pak .
 Fase empat : pendidikan dan organisasi

Eklesia : sebelumnya apakah bapak mengetahui makan apa saja makanan


yang harus bapak hindari?

Bpk jony : saya hanya menghindari makanan yang berlemak

Eklesia : oh iya bapak, kalau dari saya, bapak bisa mengkonsumsi buah
apa, karela buah apel ini adalah salah satu buah yang baik untuk
penderita diabetes

Bpk jony : iyaa baik dek

Eklesia : iya bapak, kemudian buah apel juga mudah untuk di dapatkan,
jadi bapak bisa mengkonsumsinya .

Di lingkungan tempat tinggal bapak, apakah sering diadakan


kegitan penyuluhan kesehatan?

Bpk jony : saya kurang mengetahui dek, karna saya jarang mendengrkan
informasi tentang penyuluhan kesehatan

Eklesia : iya terimakasih untuk informasinya bapak

 Fase lima : diagnosis administrative dan kebijakan

Eklesia : bapak, apakah bapak memiliki kartu bpjs?

Bpk jony : iya dek, saya dan seluruh anggota keluarga saya memiliki kartu
bpjs, karena itu sangat membantu meringankan biaya pengobatan
saya

Eklesia : baik bapak, terimkasih untuk informasi yang bapak berikan,


semoga bapak cepat sembuh

Bpk jony : iya terimakasih kembali dek .

Dari hasil pengakajian di atas di temukan bahwa :

 Bapak jony tidak pernah melakakan olahraga dan


 Tidak mengatur pola makan yang sehat.
 Fase 6 implementasi

3.1. Satuan acara penyuluhan ( SAP)

Masalah :

Sub pokok bahasan :

Sasaran : bapak Jony ratag dan keluarga

Penyuluh : Eklesia imbing

Jam / waktu :

Hari / tanggal :

tujuan umum : setelah memberikan penyuluhan sangat di


harapkan kepada keluarga bapak jony ratag untuk
dapat di pahami apa yang telah di sampaikan

Tujuan khusus : setelah memberikan penyuluhan di harapkan


keluarga bapak jony ratag bisa memahami :

1. Penyebab terjadinya diabetes


2. Tanda dan gejala diabetes

3.2. sasaran : keluarga bapak jony ratag

3.3. metode : a. ceramah dan

b. Tanya jawab

3.4. media : poster


Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan : Menjawab salam,
1. Memberikan salam , mendengarkan dan
memperkenalkan diri, dan berpartisipasi aktif, serta
mengkomunikasikan tujuan memperhatikan

2 15 menit Pelaksanaan : penyuluhan secara berurutan


dan teratur
Materi :
1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Memperhatikan
diabetes mellitus
2. Menjelaskan tentang klasifikasi 2. Memperhatikan
diabetes mellitus
3. Menjelaskan manifestasi klinik 3. Memperhatikan
dari diabetes mellitus
4. Menjelaskan tentang komplikasi 4. Memperhatikan
yang dapat timbul dari diabetes
melitus 5. memperhatikan
5. Menjelaskan tentang pengeloloaan
dari diabetes melitus
3 5 menit Penutup :
1. memberikan kesempatan betranya 1. menenyakan hal
2. menyampaikan terimakasih atas yang belum jelas
waktu yang telah diberikan 2. mengucap salam
dan menjawab
Fase tujuh : Evaluasi proses

 Melihat kembali tujuan umum dan khusus apakah telah tercapaiatau tidak

Input yang meliputi :


 materi edukasi apakah sasaran memahami materi yang di berikan
 media yang di gunakan apakah sudah efektif
 sasaran apakah sasaran mampu membentuk perubahan perilaku menjadi lebih baik
 apakah kegiatan program mengalami hambatan dan apakah terlealisasikan sesuai dengan
rencana
 apakah metode yang digunakan sudah cocok sesuai dengan sasaran
Output yang meliputi :
 apakah sasaran menerima pesan/atau materi dengan baik dan mau untuk merubah
perilaku
 apakah sasaran memanfaatkan media poster untuk meningkatkan pengetahuan
fase delapan : Evaluasi dampak
 Melalau evaluasi asa dampak yang terjadi bahwa keluarga yang tidak memperhatikan
kondisi tubuh akan menyebabkan hal yang buruk akan terjadi
Fase sembilah : Evaluasi Hasil
 Melihat hasil yang di dapat bahwa keluarga mampu mengubah perilaku buruk menjadi
perilaku yang lebih baik dan mulai meningkatkan pola hidup sehat.
Diabetes (Kencing Manis)

Pengertian Apa itu diabetes melitus?

Diabetes melitus (atau biasa disebut diabetes saja) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya
kadar gula (glukosa) di dalam darah. Kondisi ini juga sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing
manis.

Gula yang berada di dalam darah seharusnya diserap oleh sel-sel tubuh untuk kemudian diubah menjadi
energi. Insulin adalah hormon yang bertugas untuk membantu penyerapan glukosa dalam sel-sel tubuh
untuk diolah menjadi energi, sekaligus menyimpan sebagian glukosa sebagai cadangan energi.

Apabila terjadi gangguan pada insulin, seseorang berisiko tinggi mengalami diabetes. Diabetes dapat
disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

Kurangnya produksi insulin oleh pankreas

Gangguan respons tubuh terhadap insulin

Adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin

Apabila kondisi ini diabaikan dan kadar gula darah dibiarkan tinggi tanpa dikendalikan, diabetes bisa
melahirkan berbagai komplikasi membahayakan.

Jenis-jenis diabetes melitus

Berdasarkan ketiga kondisi penyebabnya tersebut, dijelaskan dalam studi Introduction to Diabetes
Melitus terdapat beberapa jenis penyakit diabetes yang umum dialami, yaitu:
1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan kerusakan sel-sel yang memproduksi
hormon insulin di dalam pankreas. Akibatnya, tubuh kekurangan insulin. Kurangnya produksi insulin
dapat meningkatkan kadar glukosa darah.

Biasanya gejala penyakit gula ini lebih sering terdeteksi pada usia yang lebih muda, terutama pada masa
kanak-kanak atau remaja.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Kondisi lebih sering terjadi pada
orang dewasa, terutama yang berumur di atas 30 tahun.

Kondisi ini biasanya terjadi karena kemampuan produksi insulin yang melemah atau berkurangnya
kemampuan tubuh dalam merespons insulin. DM tipe 2 umumnya terjadi karena masalah gaya hidup.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestational adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada wanita hamil. Kondisi ini
dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan
baik, penyakit gula ini biasanya sembuh total setelah melahirkan.

Tanda & gejala. Apa saja tanda dan gejala diabetes melitus?

Penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada awalnya. Banyak orang yang
tidak sadar sudah lama memiliki diabetes melitus karena tidak ada gejala yang mengganggu. Meski
begitu, gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul lebih cepat dibandingkan dengan tipe 2 yang cenderung
memburuk perlahan-lahan. Berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus yang perlu
Anda ketahui:

1. Sering merasa haus atau lapar


2. Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam (poliuria)
3. Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
4. Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih Luka
diabetes sulit sembuh
5. Pandangan kabur
6. Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina
7. Berat badan turun tiba-tiba

Gejala lainnya dari penyakit kencing manis yang harus Anda waspadai adalah:

1. Mual atau muntah


2. Mulut kering
3. Gusi sering bengkak dan luka
4. Kaki sering sakit, kesemutan, dan mati rasa
5. Bercak hitam dan sisik pada kulit
Disfungsi seksual, seperti gangguan ereksi

Mengetahui gejala diabetes melitus lebih awal akan memudahkan Anda untuk mengendalikan penyakit
gula ini dan mencegah terjadinya komplikasi diabetes yang berbahaya.

Kapan saya harus pergi ke dokter?

Kebanyakan orang sering kali tidak menyadari terkena penyakit diabetes melitus sampai gula darahnya
sudah telanjur melonjak naik dan menyebabkan berbagai gejala yang berat. Itu sebabnya, jika Anda
mengalami gejala di atas atau memiliki kecurigaan tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan
dokter.

Penyebab

Apa saja penyebab diabetes?

Sebelum mengetahui penyebab diabetes, Anda perlu tahu bagaimana glukosa diproses oleh tubuh.
Glukosa sangat penting untuk tubuh karena bekerja sebagai sebagai sumber energi bagi sel-sel, jaringan,
dan organ tubuh, terutama otak. Glukosa sebenarnya berasal dari makanan yang Anda makan, sebagian
akan digunakan oleh sel-sel tubuh dan sebagian disimpan sebagai cadangan energi di dalam hati (liver).
Jenis glukosa yang disimpan di hati disebut dengan glikogen. Jika Anda belum makan, otomatis kadar
gula darah akan rendah. Untuk mencegah hal tersebut, liver akan memecah glikogen menjadi glukosa dan
menyeimbangkan kadar gula darah tetap normal.

Penyebab pasti diabetes melitus baik tipe 1 atau 2 belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli dari
American Diabetes Association menduga bahwa tingginya kadar gula dalam darah yang menyebabkan
beberapa jenis penyakit diabetes disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Kondisi autoimun

Kondisi autoimun yang menyebabkan diabetes melitus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas menghasilkan hormon insulin.

Hormon insulin berperan penting dalam penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh. Ketika terjadi gangguan
pada pankreas, produksi insulin bisa berkurang atau bahkan terhenti. Alhasil, kadar gula dalam darah
meningkat karena tanpa bantuan insulin glukosa tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh dengan baik.

2. Resistensi insulin

Kencing manis terjadi karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh tidak merespons insulin dengan benar.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan resistensi insulin.

Resistensi insulin sendiri membuat sel tubuh tidak bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah
menjadi energi. Hal ini memberi sinyal bahwa tubuh kekurangan gula, sehingga memecah kembali
glikogen.
Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk dan menyebabkan kadar gula darah tinggi, atau disebut
hiperglikemia.

Faktor risiko

Apa saja faktor risiko kondisi ini?

Faktor risiko adalah faktor-faktor yang membuat Anda lebih berisiko terjangkit penyakit diabetes.
Mengutip dalam laman Mayo Clinic, berikut berbagai hal yang bisa membuat Anda berisiko tinggi
terkena penyakit gula adalah:

Riwayat penyakit keluarga

1. Terkena infeksi virus tertentu


2. Adanya kerusakan sel sistem kekebalan tubuh (auto-antibodi)
3. Kekurangan vitamin D
4. Berusia di atas 45 tahun
5. Obesitas alias kegemukan
6. Malas gerak

Riwayat medis keluarga

1. Prediabetes
2. Memiliki riwayat penyakit PCOS
3. Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
4. Mengidap diabetes sebelum masa hamil
5. Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa diketahui penyebabnya
6. Obesitas sebelum kehamilan
7. Hamil di usia lebih dari 30 tahun

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?

Beberapa orang mungkin memang mengalami gejala penyakit ini sehingga memeriksakan diri ke dokter.
Namun, sebagian penderita bisa tidak mengalami gejala sama sekali sehingga penyakit ini sulit terdeteksi
sejak awal. Oleh karena itu, untuk menegakkan diagnosis kencing manis, dokter tidak hanya bergantung
pada hasil pemeriksaan fisik biasa. Diperlukan sejumlah tes untuk mengetahui kadar gula atau glukosa
dalam darah. Tes yang umum dilakukan untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus, di antaranya:

Tes gula darah sewaktu: tes gula darah yang bisa dilakukan kapan saja. Tes gula darah puasa: tes gula
darah yang dilakukan setelah berpuasa selama kurang lebih 8 jam.

Tes gula darah oral: Anda perlu berpuasa semalaman sebelum melakukan tes ini, selanjutnya tes
dilakukan 2 jam setelah Anda makan pertama. Kadar gula yang tetap tinggi setelah makan menunjukkan
Anda memiliki diabetes.
Tes glikohemoglobin atau HbA1C: tes HbA1C yang dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai gula
darah selama beberapa bulan terakhir. Tes ini biasanya akan dilakukan secara rutin beberapa kali dalam
setahun setelah dinyatakan positif terdiagnosis diabetes.

Pengobatan

Bagaimana cara mengobati kencing manis?

Diabetes melitus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa
hidup sehat. Jangan dulu berputus asa, karena penyakit ini masih bisa diatasi dan dikendalikan. Salah
satunya, dengan menjalani pengobatan diabetes. Pengobatan tersebut tergantung dengan jenis penyakit
kencing manis yang dialami, berikut beberapa pilihan obat penyakit gula:

1. Suntik insulin

Ketika Anda mengalami diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel yang memproduksi
insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka dari itu, dokter biasanya akan
meresepkan suntikan insulin. Beberapa jenis insulin yang mungkin diberikan, antara lain:

Insulin aksi cepat: bekerja cepat untuk menurunkan gula darah.

1. Insulin aksi lambat: kebalikan dari aksi cepat, insulin ini bekerja perlahan-lahan dalam
menurunkan kadar gula darah.
2. Insulin aksi intermediate: meskipun lama waktu penyuntikkan insulin jenis ini relatif panjang,
insulin aksi intermediate biasanya dikombinasikan dengan aksi yang lebih cepat, sehingga
mampu memaksimalkan manfaat dari penyuntikkan.

2. Obat-obatan

Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak mampu menggunakan insulin yang ada
sebagaimana mestinya. Tak semua orang dengan penyakit gula memerlukan obat. Dalam beberapa kasus,
dokter mungkin hanya meminta pasien untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti
rutin berolahraga dan menjalani diet khusus. ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan
meresepkan sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah. Beberapa obat
diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah:

1. Metformin
2. Pioglitazone
3. Obat golongan sulfonilurea
4. Agonis
5. Repaglinide
6. Acarbose
7. Sitagliptin
8. Nateglinide
3. Menjalani pola hidup sehat

Jika Anda mengalami diabetes tipe 2, pengobatan utama yang biasanya dianjurkan dokter adalah
mengubah pola hidup. Perubahan gaya hidup ini biasanya meliputi pola makan sehat dan olahraga secara
teratur. Pola makan yang diterapkan juga bisa berupa memilih makanan yang rendah gula.

Pengobatan rumahan Apa saja yang bisa saya untuk mengendalikan diabetes?

Selama menjalani pengobatan, dokter biasanya akan meminta Anda untuk lebih banyak mengonsumsi
makanan bergizi, rendah lemak, dan kalori untuk mengontrol kadar gula darah. Begitu pun dengan
melakukan olahraga teratur guna mencapai berat badan ideal. Berikut panduan pola hidup sehat untuk
diabetes melitus:

1. Mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang panggang, oatmeal, biji-bijian
utuh, dan makanan lain, seperti kacang-kacangan, ikan, dan daging rendah lemak.
2. Mengganti gula Anda dengan pemanis rendah kalori dan mengandung kromium untuk
meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh.
3. Memperbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, seperti brokoli dan bayam dan buah-buahan yang
bisa diolah menjadi jus tanpa gula.
4. Melakukan olahraga ringan yang cocok untuk pasien diabetes, seperti berjalan, berenang,
bersepeda di dekat rumah Anda.
5. Berolahraga minimal tiga kali seminggu selama sekitar 30-45 menit atau 5-10 menit di awal
untuk kemudian menambah intensitas olahraga secara bertahap.
6. Tes gula darah Anda sebelum, selama, dan sesudah olahraga. Pastikan Anda gula darah tidak
lebih rendah dari 70 mg/dL.
7. Melalukan beberapa aktivitas lain agar tetap aktif bergerak, contohnya membersihkan rumah dan
berkebun.
8. Rajin cek dan mencatat kadar gula darah Anda setiap hari. Kadar gula darah pasien diabetes
melitus harus dipantau secara rutin, yaitu sebelum dan setelah makan serta menjelang tidur.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah diabetes melitus?

Penyakit diabetes tipe 1 sangat sulit untuk dicegah karena berhubungan erat dengan faktor genetik dan
kondisi autoimun. Namun, untungnya diabetes tipe 2 masih dapat dicegah.

Cara mencegah penyakit kencing manis bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti:

1. Miliki berat badan ideal

Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Menjalani diet (pola makan) rendah
kalori dan lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk mencegah diabetes.

2. Banyak makan buah dan sayur

Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, Anda dapat mengurangi risiko terjangkit
penyakit kencing manis
3. Mengurangi konsumsi gula

Untuk menjaga kadar gula darah normal, Anda harus membatasi konsumsi gula, tapi bukan berarti Anda
jadi antigula. Anda bisa mengganti gula pasir dengan pemanis rendah gula dan mengontrol asupan kalori
sehari-hari.

4. Aktif berolahraga

Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk memaksimalkan pencapaian
target berat badan ideal.

Selain keempat cara di atas, Anda mungkin juga bisa rutin periksa ke dokter atau melakukan cek gula
darah sendiri di rumah apabila memiliki faktor-faktor yang membuat Anda berisiko. Dengan begitu, Anda
bisa lebih cepat mendeteksi dan mengantisipasi kencing manis
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai